Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“PERBEDAAN INTELIGENSI, BAKAT, MINAT”

DOSEN PENGAMPU:

Dra. Rosdiana, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2:


EVI VERAWATI SIHOMBING 1193171004

RUTINA DIVA ULLYDO SARAGI 1193171005

ALDINA DHEA AMANDA WAHANI 1193171011

LITA TRY PASURIDA 1193171021

PENDIDIKAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktunya. Adapun judul dari makalah
kami “Perbedaan Inteligensi, Bakat dan Minat”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan tugas terhadap kelompok kami. Oleh
karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan khususnya penulis.

Medan, Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. INTELEGENSI

A. Definisi Intelegensi
1. Alferd Binet (1857-1911) dan Theodeore Simon
Intelegensi adalah kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan,
kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan
kemampuan untuk mengkritik diri sendiri.

2. Lewis Madison ( 1916)


Intelegensi sebagai kemampuan seseorang berfikir abstrak.

3. George D. Stoddard (1941)


Intelegensi sebagai bentuk kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan :
 Mengandung kesukaran
 Kompleks, yang mengandung bermacam jenis tugas yang harus diatasi dengan baik dalam
arti bahwa individu yang inteligen mampu menyerap kemampuan baru dan memadukannya
dengan kemampuan yang sudah dimiliki untuk kemudian digunakan dalam menghadapi
masalah.
 Abstrak, mengandung simbol-simbol yang memerlukan analisis dan interpretasi.
 Ekonomis, yang dapat diselesaikan dengan menggunakan proses mental yang efisien dari
segi penggunakan waktu.
 Diarahkan pada satu tujuan, yaitu bukan dilakukan tanpa maksud melainkan mengikuti
suatu arah atau target yang jelas.
 Mempunyai nilai sosial, yaitu cara dan hasil pemecahan masalah yang dapat diterima oleh
nilai dan norma sosial.
 Berasal dari sumbernya, yaitu pola fikir yang membangkitkan kreativitas untuk
menciptakan sesuatu yang baru.

4. Wechlsler (1965)
Intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mencapai suatu tujuan, untuk
berpikir secara rasional dan untuk berhubungan dengan lingkungan secara efektif.

5. Walters dan Gardner (1986)


Intelegensi adalah serangkaian kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan
masalah atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.

6. Flynn (1987)
Intelegensi adalah kemampuan untuk berfikir secara abstrak dan kesiapan belajar dari
pengalaman.

Maka dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Intelegensi adalah
kemampuan yang dibawa sejak lahir yang dapat digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap
kebutuhan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi


Menurut M. Ngalim Purwanto (2004: 55-56), ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi intelegensi yang mengakibatkan terjadinya perbedaan antara intelegensi
seseorang dengan yang lain. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi
seseorang, yaitu :
1. Pembawaan
pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir batas kesanggupan
kita, yakni dapat tindaknya seseorang memecahkan suatu soal, pertama-tama ditentukan oleh
pembawaan kita.

2. Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan, Tiap organ
(fisik dan psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing.

3. Pembentukan
pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan
intelegensi.

4. Minat dan pembawaan yang khas


minat mengarahkan pembuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dan dorongan bagi
pembawaan itu. Dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar.

5. Kebebasan
kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode juga bebas dalam
memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.

Sedangkan menurut Bayley, faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan intelektual


individu, yaitu:
a. Keturunan
b. Latar belakang sosial ekonomi
c. Lingkungan hidup
d. Kondisi fisik
e. Iklim emosi

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi intelegensi seseorang. Maka sebagai seorang pendidik seorang guru harus
mampu membantu mempengaruhi kemampuan intelektual siswa agar dapat berfungsi secara
maksimal dan mencoba melengkapi program pengajaran yang ditujukan bagi mereka yang
lambat dalam belajar.
B. BAKAT

A. Definisi Bakat
Chaplin (1972) dan Reber (1988) mendeskripsikan bahwa Bakat (aptitude) adalah
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang (Muhibbin syah, 2010:133). Sedangkan menurut Semiawan, dkk, (1984:1),
Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan
atau dilatih. Sementara menurut Wijaya (1988:66) bakat adalah suatu kondisi pada
seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu
kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus, misalnya: berupa kemampuan
berbahasa, kemampuan bermain musik, dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang
bersifat umum ataupun khusus. Namun bakat juga harus disertai dengan latihan khusus
untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.
Sri Milfayetti (2015: 62) menyebutkan karakteristik individu yang di golongkan
berbakat secara akademik adalah :
1. Kemampuan untuk belajar tinggi
2. Kekuatan dan kepekaan fikiran
3. Keingin tahuan dan dorongan

B. Jenis-jenis Bakat
1. Kinetik Fisik (Bodily Kinesthic)
Bakat dalam menggunakan badan untuk memecahkan masalah dan mengekspresikan ide
serta perasaan.

2. Bahasa (Linguistic)
Bakat untuk menggunakan kata-kata, baik oral maupun verbal, secara efektif.

3. Logika dan Matematis (Logical-Mathematical)


Bakat untuk mengerti dan menggunakan angka secara efektif, termasuk mempunyai
kemampuan kuat untuk mengerti logika.

4. Musikalitas (Musical)
Bakat untuk memahami musik melalui berbagai cara.

5. Pemahaman Alam (Naturalist Intelligence)


Mengenali dan menggolongkan dunia tumbuhan dan binatang, termasuk dalam
memahami fenomena alam.

C. MINAT

A. Definisi Minat
1. Tampubolon (1991: 41)
Minat adalah suatu perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada
motivasi.

2. Djali (2008: 121)


Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri.

3. Mohamad Surya (2003: 100)


Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek
.
4. Slameto (2003: 180)
Minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh.

Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpukan minat adalah suatu proses
pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan
individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya.
B. Jenis - Jenis Minat
Menurut Guilford (1956) ada beberapa jenis minat, yaitu :
1. Minat vokasional, merujuk pada bidang – bidang pekerjaan.
 Minat profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial.
 Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan,akuntansi,
kesekretariatan dan lain – lain.
 Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain – lain.

2. Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi. Misalnya
petualang, hiburan, apresiasi, ketelitian dan lain – lain.

Menurut Milton (1961:397) minat dibagi menjadi dua yaitu:


1. Minat subyektif , Perasaan yang menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman tertentu
yang bersifat menyenangkan.
2. Minat obyektif, Reaksi yang merangsang kegiatan dalam lingkungannya.

Menurut Samsudin (1961: 8) minat jika dilihat dari segi timbulnya terdiri dari dua macam
yaitu:
1. Minat spontan, minat yang timbul dengan sendirinya secara langsung.
2. Minat yang disengaja, minat yang dimiliki karena dibangkitkan atau ditimbulkan

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa


Muhibbin Syah (2003: 132) membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat
menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yang meliputi :
 aspek fisiologis
kondisi jasmani dan tegangan otot (tonus) yang menandai tingkat kebugaran tubuh
siswa, hal ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam pembelajaran.

 aspek psikologis
Aspek psikologis merupakan aspek dari dalam diri siswa yang terdiri dari, intelegensi,
bakat siswa, sikap siswa, minat siswa, motivasi siswa.

2. Faktor Eksternal Siswa


 Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial terdiri dari sekolah, keluarga, masyarakat dan teman sekelas
 Lingkungan Nonsosial
Lingkungan sosial terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, faktor materi pelajaran,
waktu belajar, keadaan rumah tempat tinggal, alat-alat belajar.

3. Faktor Pendekatan Belajar


Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa
dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.

Sedangkan menurut Crow (1973:22), ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat.
Faktor-faktor tersebut adalah :
1. The Factor Inner Urge
Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan
keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. Misalnya
kecenderungan terhadap belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu
terhadap ilmu pengetahuan.

2. The Factor Of Social Motive


Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh
faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial, missal seseorang berminat pada
prestasi tinggi agar dapat status sosial yang tinggi pula.

3. Emosional Factor
Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek misalnya perjalanan
sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan
perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan
tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang
berkembang.

D. PERBEDAAN INTELEGENSI, BAKAT DAN MINAT


Intelegensi dan Bakat merupakan kemampuan yang berasal dari hereditas (pembawaan).
Cepat atau lambatnya seseorang misalnya dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dipengaruhi
tingkat intelegensinya dan bakatnya. Akan tetapi tingkat intelegensi seseorang dapat berubah
karena dipengaruhi faktor-faktor tentu, misalnya orang yang rajin mengasah kemampuan
akademiknya dengan berlatih terus menerus akan mengalami peningkatan IQ. Sedangkan bakat
akan terus ada dalam diri seseorang, apakah ia latih atau tidak kemampuan bakat seseorang akan
selalu sama (bersifat permanen). Intelegensi dan bakat merupakan kemampuan yang berasal dari
genetik, sementara minat merupakan kemampuan yang berupa kemauan seseorang yang tinggi
terhadap sesuatu yang dipengaruh oleh lingkungannya. Minat sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sebab dapat berubah karena perubahan trend maupun perubahan hobby seseorang
(berorientasi pada hobby). Akan tetapi minat akan berpengaruh besar dalam perkembangan
intelegensi dan bakat seseorang sebab dengan memiliki minat akan membangkitkan motivasi
seseorang dalam mengasah kemampuan yang ada pada dirinya.
Maka berdasarkan penjelasan diatas maka point-point perbedaan dan persamaan
intelegensi, bakat dan minat dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut :

Intelegensi Bakat Minat


Pembawaan (Hereditas) Pembawaan (Hereditas) Lingkungan
Lepas dari aspek suka atau Lepas dari aspek suka atau Orientasi pada hobi/
tidak suka tidak suka kesukaan semata
Permanen, tetapi dapat
Tidak mudah berubah dan Mudah berubah sesuai
berubah jika dipengaruhi
bersifat permanen dengan tren yang ada
faktor-faktor tertentu
Genetik lebih dominan Genetik lebih dominan Genetik tidak dominan
Membutuhkan latihan Membutuhkan latihan Membutuhkan latihan
Tidak selalu berdasarkan
Membutuhkan motivasi Membutuhkan motivasi
motivasi
E. KETERKAITAN INTELEGENSI, BAKAT DAN MINAT DALAM PROSES
BELAJAR SISWA
Intelegensi, bakat dan minat pada hakikatnya memiliki persamaan dalam konsep
perkembangan. Intelegensi dan bakat yang tidak diasah atau dilatih tidak akan mengalami
kemajuan. Sementara tanpa adanya minat dalam mengembangkan intelegensi dan bakat akan
mempengaruhi perkembangan atau tidak akan mengalami kemajuan sama sekali sebab minat
merupakan indikator motivasi anak didik dalam mempelajari dan menunjukkan kinerja yang
tinggi dalam proses belajar. Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali
dengan adanya minat untuk hal tersebut atau hal yang berkaitan dengan bidang yang akan
ditekuni, misalnya seni, musik, hitung menghitung, bahasa, dan lain-lain merupakan hasil
interaksi antara bakat bawaan dan faktor lingkungan serta didukung dengan faktor kepribadian
dan sikap kerja seseorang.
Intelegensi, bakat dan minat memiliki hubungan satu sama lain, dimana jika salah satunya
tidak terpenuhi maka akan mempengaruhi yang lain. Hal ini dapat kita cermati dari hasil
penelitian Heller, Monks, dan Passow (Wimbarti : 2000), bahwa dari 100 anak yang memiliki IQ
tinggi di California yang diteliti sejak tahun 1920 hingga sekarang diantara mereka ada yang
menjadi orang terkenal, diantaranya senator, sebagian menerima hadiah nobel untuk Iptek,
menjadi bintang film terkenal, sutradara tersohor, novelis dan lain-lain. Namun ada juga diantara
mereka yang menjadi pembersih kantor, tukang sapu jalan, dan pekerja kasar lainnya. Dengan
demikian orang-orang yang memiliki kemampuan IQ yang tinggi tidak selamanya akan berhasil
dalam hidupnya. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Harjito dkk., (1993) pada siswa
SMA di Indonesia yang memperoleh prestasi belajar rendah atau yang mempunyai permasalahan
kesukaran belajar di sekolah. Hasilnya menunjukkan tidak selamanya siswa yang memiliki
prestasi belajar rendah dan memiliki kesukaran belajar berasal dari siswa yang memiliki
inteligensi rendah. Kenyataan menunjukkan beberapa siswa yang memiliki IQ diatas rata-rata
memiliki prestasi belajar yang rendah dan beberapa memiliki permasalahan dalam belajar.
Maka dapat disimpulkan bahwa Intelegensi, bakat dan minat pada peserta didik harus
dikembangkan secara bersamaan dan bertahap. Sebab ketiganya memiliki keterkaitan satu sama
lain. Seorang anak didik yang tahu akan kapasitas intelegensi, bakat dan minatnya sejak dini
akan mampu menjadikan bakat tersebut sebagai bekal untuk memperoleh kekuatan saat mereka
dewasa nanti dan akan membuka peluang bagi mereka untuk menjadi orang yang sukses.
Adapun guru sebagai fasiliatator pembelajaran yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
siswa sebaiknya dapat mengenali kemampuan seperti apa yang dimiliki oleh siswanya.
Untuk meningkatkan kemampuan intelegensi, bakat dan minat peserta didik dengan baik
maka seorang pendidik harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dorongan. Dorongan secara berlebihan (pemaksaan) pada anak didik dapat melunturkan
motivasi anak untuk mengembangkan diri mereka.
2. Pujian. Pujian yang berlebihan tanpa kendali emosi dapat membawa anak terjebak ke dalam
sikap lupa diri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

 Milfayetty, Sri, dkk. 2018. Psikologi Pendidikan. Medan: Unimed Press.

Anda mungkin juga menyukai