PERCOBAAN 3
GENERATOR DC
B
2
1 2
B 2
70
3.1.4 Rangkaian Percobaan Generator DC Penguat Kompon Pendek
2 1
B 2
B 2
3.2.1.2 Berbeban
Tabel 3.2 Data Percobaan Berbeban
No Beban
If (A) IL (A) n (rpm) Vt (V) Ea (V) Rf (Ω)
. (W)
1. 40 0.14 0.1 1495 43.7 43.9 72.9
2. 60 0.15 0.17 1495 37.7 37.8 113.5
3. 100 0.16 0.2 1495 45.4 45.7 161
3.2.2.2 Berbeban
Tabel 3.7 Data Percobaan Berbeban
No Beban Ea (V)
If (A) IL (A) n (rpm) Vt (V) Rf (Ω)
. (W)
1. 40 0.27 0.25 1492 66.9 66.8 74.6
2. 60 0.25 0.21 1492 61.5 62.2 75.5
3. 100 0.20 0.20 1492 57.0 57.5 77.7
3.2.4.1 Berbeban
Tabel 3.10 Data Percobaan Berbeban
No Beban Ea (V)
If (A) IL (A) n (rpm) Vt (V) Rf (Ω)
. (W)
1. 40 0.015 0.015 1491 61.4 61.2 83.4
2. 60 0.019 0.019 1492 42.7 43 83.3
3. 100 0.024 0.024 1490 60.5 61 72.3
3.2.5.2 Berbeban
Tabel 3.12 Data Percobaan Berbeban
No Beban Ea (V)
If (A) IL (A) n (rpm) Vt (V) Rf (Ω)
. (W)
1. 40 0.22 0.1 1490 66.9 67.45 89.4
2. 60 0.12 0.19 1490 48.4 49.5 96.4
3. 100 0.17 0.19 1490 55 55.4 155
50
40
30
20
10
0
0.04 0.1 0.12 0.14 0.17
If(A)
Dari tabel 3.14 dapat dibuat grafik hubungan antara beban dengan Vt
Grafik P – Vt
120
100
80
60
40
20
0
43.7 37.7 45.4
P (Watt)
45
40
35
30
25
20
15
10
0
0.1 0.17 0.2
IL (A)
Grafik P dan Rf
180
160
140
120
100
Rf (ohm)
80
60
40
20
0
30 40 50 60 70 80 90 100 110
P (W)
P (W)
Grafik If – Ia
Dari tabel 3.15 didapatkan grafik hubungan antara arus eksitasi (If) dengan
Arus armatur seperti berikut ini:
10
0
0.14 0.19
If (A)
Grafik Ia – Ea
Dari tabel 3.16 dapat dicari nilai Ia dengan rumus berikut:
I a=I f + I L
Saat beban 40 W
I a=I f + I L
I a=0.16+ 0.09
I a=0.25 A
Saat beban 60 W
I a=I f + I L
I a=0.19+ 0.21
I a=0.4 A
46
45.5
45
44.5
44
43.5
43
42.5
0.16 0.19 0.19
Ia (A)
Grafik P dan Rf
60
50
40
Rf (ohm)
30
20
10
0
30 40 50 60 70 80 90 100 110
P (W)
P (W)
Grafik Ia – Ea
Dari tabel 3.17 dapat dicari nilai Ia dapat dengan rumus berikut:
I a=I f + I L
Saat beban 40 W
I a=I f + I L
I a=0.16+ 0.08
I a=0.24 A
Saat beban 60 W
I a=I f + I L
I a=0.17+ 0.2
I a=0.37 A
50
40
30
20
10
0
0.24 0.37 0.4
Ia (A)
Dari gambar 3.16 didapatkan grafik hubungan arus armatur dengan tegangan
armatur untuk percobaan karakteristik pengaturan seperti diatas, dari data grafik
dapat dilihat semakin besar nilai arus Ia nilai tegangan armature Ea tetap konstan,
sesuai dengan percobaan saat nilai arus Ia sebesar 0,24 A, 0.37 A, dan 0,4 A
maka tegangan armature Ea tetap sebesar 50.1. Hal ini sudah sesuai dengan grafik
ideal hubungan Ia dengan Ea, yang mana menunjukkan semakin besar nilai arus Ia
maka nilai tegangan armature Ea tetap konstan.
Grafik Ia – If
Dari tabel 3.16 dapat dibuat grafik hubungan antara arus armatur dengan
arus eksitasi seperti berikut:
0.19
0.18
0.18
0.17
0.17
0.16
0.16
0.15
0.24 0.37 0.4
Ia (mA)
Grafik P - Rf
Grafik P dan Rf
90
80
70
60
50
Rf (ohm)
40
30
20
10
0
30 40 50 60 70 80 90 100 110
P (W)
P (W)
100
80
60
40
20
0
0.04 0.14 0.23 0.32 0.4
If(A)
Series 1
68
66
64
62
60
58
56
54
52
40 60 100
Grafik Beban - Vt
Vt (V)
Beban (W)
66
64
62
60
Column2
58
56
54
52
0.2 0.21 0.25
IL (A)
Grafik P dan Rf
78
77.5
77
76.5
76
Rf (ohm)
75.5
75
74.5
74
73.5
73
30 40 50 60 70 80 90 100 110
P (W)
P (W)
Dari tabel 3.20 dapat dicari nilai Io dapat dicari dengan rumus:
I a=I f + I L
Saat beban 40 W
Ia = I f + I L
Ia = 0.15 + 0.15
Ia = 0.3
Saat beban 60 W,
Ia = I f + I L
Ia = 0.19 + 0.19
Ia = 0.38
Series 1
1.8
1.6
1.4
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.3 0.38 0.48
Ia (A)
Grafik P dan Rf
100
90
80
70
60
Rf (ohm)
50
40
30
20
10
0
30 40 50 60 70 80 90 100 110
P (W)
P (W)
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.09 0.18 0.23 0.32 0.36
If (A)
Dari tabel 3.22 dapat dibuat grafik hubungan antara Beban – Vt.
Grafik Beban – Vt
Series 1
70
60
50
40
30
20
10
0
40 60 100
Beban (W)
Grafik P dan Rf
86
84
82
80
78
Rf (ohm)
76
74
72
70
68
66
30 40 50 60 70 80 90 100 110
P (W)
P (W)
Dari Gambar 3.41 didapatkan grafik hubungan P beban dengan nilai Rf untuk
percobaan kompon pendek berbeban. Dari percobaan dapat dilihat semakin besar
nilai P beban, maka nilai Rf juga akan semakin besar. Pada nilai P 40 W nilai
Rfnya 83,4 Ω. Pada nilai P 60 W nilai Rfnya 83,4 Ω. Pada nilai P 100 W nilai
Rfnya 72,3 Ω. Hal ini tidak sesuai dengan grafik ideal hubungan P dengan Rf
yang mana semakin besar nilai P beban maka nilai Rf akan semakin besar.
Series 1
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0.1 0.14 0.2 0.3 0.36
If(A)
70
60
50
40
30
20
10
0
40 60 100
P (Watt)
70
60
50
40
30
20
10
0
0.1 0.19 0.19
IL (A)
Berdasarkan grafik gambar 3.36 dapat dilihat bahwa grafik percobaan tidak sesuai
dengan grafik idealnya. Pada data percobaan pertama didapatkan data IL sebesar
0.1 A dengan nilai tegangan Vt adalah 66.9 V, kemudian nilanya turun ketika nilai
IL sebesar 48.4 A nilai tegangan Vt sebesar 48.4 V, dan kemudian kembali naik
pada nilai arus 0.19 A dengan nilai Vt sebesar 55 V. Ketidaksesuaian pada data
kedua dikarenakan pembacaan alat ukur yang kurang tepat dan adjustment tang
ampere yang kurang presisi.
.
Grafik P - Rf
Grafik P dan Rf
180
160
140
120
100
Rf (ohm)
80
60
40
20
0
30 40 50 60 70 80 90 100 110
P (W)
P (W)
Dari Gambar 3.49 didapatkan grafik hubungan P beban dengan nilai Rf untuk
percobaan karakteristik pengaturan. Dari percobaan dapat dilihat semakin besar
nilai P beban, maka nilai Rf juga akan semakin besar. Pada nilai P 40 W nilai
Rfnya 84,4 Ω. Pada nilai P 60 W nilai Rfnya 96,4 Ω. Pada nilai P 100 W nilai
Rfnya 155 Ω. Hal ini tidak sesuai dengan grafik ideal hubungan P dengan Rf yang
mana semakin besar nilai P beban maka nilai Rf akan semakin besar.
Ketidaksesuaian ini diakibatkan tidak adanya indikator parameter kecerahan nyala
lampu yang sama antara 3 variasi beban lampu.
Rf
Vf Vt
Ea
Persamaan :
Ia = I L
Vt = Ea - IaRa
Vf
If =
Rf
Dimana Vt merupakan tegangan terminal generator dan If adalah arus
yang mengalir ke terminal generator. Ea merupakan tegangan internal yang
terbentuk dalam generator dan Ia merupakan arus armature generator.
Dengan menggunakan Hukum Kirchoff . Vt = E a - IaRa. Karakteristik
tegangan terminal ditunjukkan dengan grafik sebagai berikut :
Vt (volt)
IL (A)
Rf
Ea IL Vt
Lf
Persamaan :
Ia = I f + I L
Vt = Ea - IaRa
Vf
If =
Rf
Dimana Ia merupakan arus armature, sedangkan Vt merupakan tegangan
pada terminal. Berdasarkan Hukum Kirchoff, tegangan pada generator adalah Vt
= Ea- IaRa.
Build up tegangan pada generator ini tergantung pada fluks membuat
pada generator, sehingga pada awalnya tegangan terminal yang keluar akan
bernilai kecil dan akan membesar seiring meningkatnya If. Semaikn besar If, maka
akan memperbesar Ea. Dengan Ea = K.φ.T.ω.I, sehingga Vt akan naik.
Bentuk karakteristik tegangan terminal generator DC Shunt :
Vt (volt)
IL (A)
Ea Vt
Ia Rs Ls Is
Ra
IF
Ea
Rf
Vt
Lf
Persamaan :
Fnn =Nf . If + Nse . Io – Fns
Ea Rf
Vt
IL
Lf
Persamaan :
If = Va / Rf