Anda di halaman 1dari 22

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan beras sebagai salah satu sumber pangan utama penduduk

Indonesia terus meningkat selain jumlah penduduk yang terus bertambah dengan

laju peningkatan 2% per tahun, juga adanya perubahan pola konsumsi penduduk

yang non bers ke beras . Di lain pihak terjadi penciutan lahan sawah subur akibat

konversi lahan untuk kepentingan selain pertanian, jug fenomena produktivitas padi

sawah irigasi cenderung turun (Azwir dan Ridwan, 2009).

Tantangan melanjutkan swasembada beras semakin terasa dengan

menurunnya laju peningkatan produksi beras, sedangkan permintaan terus

meningkat. Kebutuhan beras saat ini mencapai 27,95 juta ton, sedangkan produksi

dalam negeri sebesar 2,16 juta ton. Hal ini disebabkan antara lain oleh penerapan

pola tanam yang kurang baik, penerapan teknologi budidaya yang belum

optimal,terjadinya kemarau panjang, banjir, serangan hama dan penyakit tanaman

serta menyusutnya areal sawah produktif akibat pembangunan lahan industri,

perdagangan, pemukiman dan jalan raya (Kurniadi, 2005).

Dari data BPS (2014), produksi beras Nasional dari dua tahun terakhir

menunjukkan peningkatan sebesar 57,16 juta ton pada tahun 2012. Pada tahun

2013, produksi padi Nasional meningkat menjadi 59.88 juta ton, sedangkan di

Sumatera Utara juga mengalami peningkatan sebesar 2,53 % dari 3.265.834 ton

pada tahun 2012 menjadi 3.340.794 ton pada tahun 2013. Tahun 2014, diperkirakan

produksi padi Sumatera Utara akan naik, karena didukung oleh bertambahnya

produksi tanaman per hektar (Hasyim, 2015).

Produksi pangan khususnya beras harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.

Oleh karena itu untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan pangan,
2

pertanian di lahan kering merupakan salah satu alternatif yang potensial untuk

dikembangkan. Padi gogo merupakan salah satu tanaman pangan yang berpotensi

untuk dikembangkan di lahan kering. Dewasa ini perkembangan produksi dan

produktivitas padi gogo di Sumatera Utara cukup memprihatinkan.

Dalam dekade terakhir, provinsi ini hanya mampu meningkatkan luas panen sekitar

1,06% dan peningkatan produktivitas sebesar 1,60% per tahun

(Siregar et al., 2013).

Salah satu teknologi budidaya yang perlu diperhatikan dalam usaha

meningkatkan produksi tanaman adalah penggunaan pupuk secara tepat dan

varietas tanaman yang lebih responsif terhadap pupuk. Penggunaan pupuk secara

tepat meliputi tepat jenis, tepat dosis, tepat bentuk, tepat waktu, cara pemberian dan

tepat harga. Masalah pupuk menjadi semakin terasa penting karena semakin

tingginya harga pupuk sebagai akibat dari dikuranginya subsidi biaya produksi

pupuk oleh pemerintah. Di satu sisi penggunaan pupuk merupakan aspek teknik

budidaya yang sangat penting, sedangkan pada sisi lain peningkatan penggunaan

pupuk tidak sebanding dengan kenaikan produksi tanaman (Kurniadi, 2005).

Pupuk merupakan salah satu masukan utama pada usaha tani padi. Untuk

meningkatkan produksinya, umumnya petani memberkan pupuk terutama urea

dengan dosis yang cukup tinggi, mencapai 300 kg Urea/Ha. Bahkan pada beberapa

daerah, dosisnya mencapai 400 – 500 kg Urea atau setara dengan 184 – 230 kg

N/Ha. Padahal berdasarkan anjuran, N cukup diberikan 90 – 120 kg/Ha atau setara

dengan 200 – 260 kg Urea/Ha. Pemberian pupuk N yang berlebihan ini

menyebabkan efisiensi pupuk menurun serta membahayakan tanaman dan

lingkungan (Soplanit dan Nukuhaly, 2012).


3

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui cara

budidaya tanaman padi gogo (Oryza sativa L.)

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat

memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

serta sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Berdasarkan literatur Malyana (2010), tanaman padi dalam sistematika

tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Kingdom : Plantae;

Divisio : Spermatophyta; Sub divisio : Angiospermae; Kelas : Monocotyledoneae;

Ordo : Poales; Famili : Graminae; Genus : Oryza Linn; Species : Oryza sativa L.

Akar padi adalah akar serabut yang sangat efektif dalam penyerapan hara,

tetapi peka terhadap kekeringan. Padi dapat beradaptasi pada lingkungan tergenang

(anaerob) karena pada akarnya terdapat saluran aerenchyma yang berbentuk seperti

pipa yang memanjang hingga ujung daun. Aerenchyma berfungsi penyedia oksigen

bagi daerah perakaran (Simanjuntak, 2015).

Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu

dengan yang lainnya dipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di dalamnya

berongga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek.

Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini

praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri. Tinggi

tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi bila malai belum

keluar, dan sesudah malai keluar tingginya diukur dari permukaan tanah Tinggi

tanaman adalah suatu sifat baku (keturunan) (Soraya, 2012).

Tanaman padi memiliki daun yang berbentuk lanset (sempit memanjang)

dengan urat daun sejajar dan memiliki pelepah daun. Pada buku bagian atas ujung

dari pelepah daun menunjukkan percabangan dimana batang yang pendek adalah

lidah daun (ligule), dan bagian yang terpanjang dan terbesar adalah kelopak daun

(auricle) (Simanjuntak, 2015).


5

Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.

Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6

buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua

kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik dengan dua buah kepala putik

yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu

(Malyana, 2010).

Buah padi sering kita sebut gabah. Gabah adalah ovary yang telah masak,

bersatu dengan lemma, dan palea. Buah ini merupakan penyerbukan dan

pembuahan yang mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :1)Embrio (lembaga),

yaitu calon batang dan calon daun; 2) Endosperm, merupakan bagian dari buah atau

bij padi yang besar; 3) Bekatul, yaitu bagian buah padi yang berwarna cokelat

(Mubaroq, 2013).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman padi tumbuh di daerah tropis / subtropis pada 45ᴼ LU sampai

dengan 45ᴼ LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan

empat bulan. rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000

mm/tahun (Malyana, 2010).

Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Tanaman padi dapat

tumbuh dengan baik pada suhu 23 0 C ke atas. Temperatur yang rendah dan kelembaban

yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu proses pembuahan yang

mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi akibat tidak membukanya bakal

biji. Temperatur yang rendah pada waktu pengisian biji juga dapat menyebabkan

rusaknya pollen dan menunda pembukaan tepung sari

(Soraya, 2012).
6

Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik, rata-rata 200

mm/bukan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Curah hujan yang baik

akan memberikan dampak yang baik dalam pengairan, sehingga genangan air yang

diperlukan tanaman padi di sawah dapat tercukupi (Mubaroq, 2013).

Tanah

Padi harus ditanam di lahan yang berhumus, struktur remah dan cukup

mengandung air dan udara, tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat,

berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan

cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50% (Soraya, 2012).

Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah

dengan kandungan fraksi pasir, debu dan lempung denganperbandingan tertentu

dan diperlukan air dalam jumlah yang cukup yang ketebalan lapisan atasnya sekitar

18-22 cm dengan pH 4-7 (Suryadi, 2013).

Di dalam udara terkandung zat asam yang diperlukan untuk pernafasan,

terutama untuk akar. Udara akan mengisi pori-pori tanah bersama dengan air yang

siap dimanfaatkan oleh akar tanaman. Keseimbangan antara udara dan air sangat

diperlukan bagi tanah pertanian, sebab tanah yang kekurangan air atau udara tidak

baik bagi tanaman (Soraya, 2012).

Pupuk Urea

Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar

tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk

urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia CO(NH 2)2,

merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap

air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat.

Pupuk Urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg
7

Urea mengandung 46 kg NitrogenUrea, CO(NH2)2 kadar N-nya 45-46% bersifat

higroskopis (mudah menyerap air), berbentuk kristal, berwarna putih, reaksi dalam

tanah asam lemah. Ia mengandung nitrogen lebih banyak dari natrium nitrat dan

akan mengalahi hidrolisa dalam tanah menghasilkan amonium karbonat

(Silalahi, 2015).

Tingkat serapan N pada tanaman padi sangat dipengaruhi umur, kondisi saat

aplikasi dan proses fotosintesis tanaman. Respon pemberian pupuk N pada tanaman

juga tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan bentuk/jenis pupuk ( padat/cair )

yang diberikan. Pemberian N bertingkat sangat berpengaruh terhadap tinggi

tanaman dan bobot biomas tanaman.Semakin besar pemberian N, tinggi dan bobot

biomas tanaman semakin besar (Putra, 2014).

Defisiensi N pada tanaman padi akan memperlihatkan gejala pertumbuhan

yang kerdil dan daun berwarna hijau kekuning-kuningan yang berbentuk huruf V

dari ujung daun menuju tulang daun dan dimulai dari daun bagian bawah. Selain

itu, tongkol padi menjadi kecil dan kandungan protein dalam biji rendah.Pemberian

pupuk yang tepat selama pertumbuhan tanaman padi dapat meningkatkan efisiensi

penggunaan pupuk. Karena sifat pupuk N yang umumnya mobile, maka untuk

mengurangi kehilangan N karena pencucian maupun penguapan, sebaiknya N

diberikan secara bertahap (Mayang, 2014).

Tanaman padi membutuhkan nitrogen sepanjang hidupnya dan sangat

efektif dalam penggunaan amonium meskipun sebagian besar diambil dalam bentuk

nitrat. Nitrogen yang tersedia bagi tanaman dapat mempengaruhi pembentukan

protein, dan disamping itu juga merupakan bagian integral dari khlorofil karena

hasil tanaman padi ditentukan oleh fotosintesis yang terjadi setelah pembungaan

pemupukan N mengakibatkan meningkatnya panjang tongkol dan diameter tongkol


8

padi, sehingga berat tongkol meningkat.(Kuyik, 2013).

Nitrogen (N) merupakan unsur hara yang paling penting. Kebutuhan

tanaman akan N lebih tinggi dibandingkan dengan unsur hara lainnya, selain itu N

merupakan faktor pembatas bagi produktivitas tanaman. Kekurangan N akan

menyebabkan tumbuhan tidak tumbuh secara optimum, sedangkan kelebihan N

selain menghambat pertumbuhan tanaman juga akan menimbulkan pencemaran

terhadap lingkungan (Triadiati,et al., 2012).

Jarak Tanam

Penggunaaan jarak tanam pada dasarnya adalah memberikan kemungkinan

tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami banyak persaingan dalam hal

mengambil air, unsur-unsur hara, dan cahaya matahari. Jarak tanam yang tepat

penting dalam pemanfaatan cahaya matahari secara optimal untuk proses

fotosintesis. Dalam jarak tanam yang tepat, tanaman akan memperoleh ruang

tumbuh yang seimbang (Ikhwani et al., 2013).

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi padi antara lain melalui

pengaturan jarak tanam. Jarak tanam dipengaruhi oleh sifat varietas padi yang

ditanam dan kesuburan tanah. Varietas padi yang memiliki sifat menganak tinggi

membutuhkan jarak tanam lebih lebar jika dibandingkan dengan varietas yang

memiliki daya menganaknya rendah (Sitohang et al., 2014).

Kerapatan tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan

hasil padi. Jarak tanam bergantung pada kesuburan tanah, musim, dan varietas yang

ditanam. Varietas dengan daya menganak yang tinggi ditanam dengan jarak tanam

yang lebih lebar sebaliknya varietas yang mempunyai daya menganak rendah

ditanam pada jarak tanam yang rapat dan tidak renggang. Pertanaman pada musim

kemarau dalam keadaan kekurangan air, lebih baik menggunakan jarak tanam yang
9

lebih rapat. Semakin rapat pertanaman, maka pertumbuhan gulma akan terhambat

karena faktor cahaya dan faktor penting lainnya yang membantu perkecambahan

gulma tidak dapat mencapai tanah akibat terhalangi oleh tanaman pokoknya,

disamping itu kemampuan kompetisi tanaman akan sangat dipengaruhi oleh

varietas dan jarak tanam yang digunakan (Muliasari, 2009).

Penggunaan jumlah bibit perlubang tanam yang banyak akan menimbulkan

kompetisi antara tanaman yang sangat kuat dalam memperoleh cahaya, ruang

gerak, air, dan unsur hara. Kebutuhan air tanaman padi ditentukan oleh beberapa

faktor seperti jenis tanah, kesuburan tanah, iklim (basah atau kering), umur

tanaman, dan varietas padi yang ditanam, dan sebagainya. Kebutuhan air terbanyak

untuk tanaman padi pada saat penyiapan lahan sampai tanam dan memasuki fase

bunting sampai pengisian bulir (Sauki et al., 2014).

BAHAN DAN METODE


10

Tempat dan Waktu Percobaan

Adapun percobaan ini dilakukan pada bulan Februari 2017 sampai dengan

bulan Juni 2017 di Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan Program Studi

Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada ketinggian

± 25 meter dpl.

Alat dan Bahan Percobaan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah meteran untuk

mengukur lahan, cangkul yang digunakan untuk membersihkan lahan, pacak untuk

menandai tanaman, parang untuk membersihkan lahan, gembor untuk menyiram

tanaman, spanduk bekas, timbangan untuk menimbang dosis pupuk yang

digunakan, botol aqua untuk merendam benih pupuk.

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanah sebagai

media tanam yang digunakan, benih padi gogo sebagai bahan percobaan, pupuk

Urea, KCL, TSP dan Pupuk Organik Cair (POC) sebagai bahan untuk memupuk

tanaman, air untuk menyiram tanaman, spanduk untuk batas lahan.

Prosedur Praktikum

- Dipersiapkan lahan untuk penanaman padi gogo.

- Dipersiapkan media tanam untuk penanaman padi gogo.

- Ditanam benih padi dengan cara ditugal.

- Dilakukan pemupukan Urea untuk 14 HST, 42 HST dan 55 HST dengan

dosis 37,5 kg/ha, 75 kg/ha, dan 37,5 kg/ha.

- Diberikan pupuk TSP dan KCL masing – masing 75 kg/ha dan 50 kg/ha.

- Dilakukan pemeliharaan termasuk penyiraman, penyulaman dan

penyiangan.

- Diamati perkembangan padi dengan mengamati peubah tanaman.


11

- Dicatat di buku data setiap seminggu sekali.

PELAKSANAAN PERCOBAAN

Persiapan Lahan
12

Sebelum lahan diolah, terlebih dahulu lahan dibersihkan dari gulma, sisa-

sisa tanaman, dan bahan-bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman

dengan menggunakan cangkul.

Pembuatan Plot

Setelah tanah diolah pembuatan plot-plot dapat dilakukan dengan ukuran

1,5 x 1,5 m

Persiapan Benih

Biji telah terlebih dahulu diseleksi direndam dengan air selama 10 menit

Untuk benih yang dipakai, pilih biji bereas, berwarna cerah, tidak cacat dan tidak

keriput. Biji yang sudah dikupas segera ditanam, jika tidak akan menurunkan daya

tumbuh.

Penanaman

. Lubang tanam dibuat dengan cara menugal dengan kedalaman 2 cm

menggunakan tangan sebanyak 5 biji/lubang tanam dengan jarak tanam padi

30 cm x 30 cm

Pemupukan Dasar

Pupuk dasar diberikan sekaligus pada saat tanam. Pupuk yang diberikan

sesuai dengan perlakuan yaitu TSP dan KCL masing-masing 10 gr.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan sore hari terutama dan penyiraman tidak dilakukan

saat hujan turun di lapangan.

Penyulaman
13

Penyulaman dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh dan

pertumbuhannya tidak normal. Dan penyulaman ini dilakukan 1 (satu) minggu

setelah tanam (MST). Bahan penyulaman diambil dari bibit tanaman cadangan

yang telah disediakan.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma dilahan, dan penyiangan

pertama diakukan pada saat tanaman berumur 14 HST. Penyiangan dilakukan

secara manual yaitu dengan mencabut seluruh gulma yang tumbuh di areal

pertanaman dengan menggunakan tangan dan membersihkan gulma-gulma

disekitar parit drainase dengan cangkul.

Panen

Panen pada padi ditandai dengan warna bulir sudah menguning sebesar 90 –

95% dan tangkai bulir sudah benar – benar merunduk.

Parameter Amatan

Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman padi diambil satu minggu sekali dan pengukuran tinggi padi

mulai dilakukan pada saat tanaman padi berumur 1 MST hingga 8 MST.

Pengukuran dilakukan dari pangkal batang hingga ujung daun yang paling tinggi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


14

Hasil

Hasil

Perlakuan Dimana

J1U1 J2U1 J1 = 25cm x25cm U1= 100 kg

J1U2 J2U2 J2= 30cm x 30cm U2 = 150 kg

J1U3 J2U3 U3 = 200 kg

Dari percobaan diperoleh hasil tinggi tanaman padi gogo selama 10 MST

57,106 cm. Dilihat dari data, tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan J1U2 yaitu

52,95 dan terendah adalah 52,26 pada perlakuan J2U3.

PERLAKUA MST Rataan


N
2 3 4 5 6 7 8 9 10
J1U1 17.57 27.5 37.41 46.49 56.12 65.7 74.1 79.4 92.2 55.16
J1U2 18.38 29.1 43.1 50.62 57.65 64.85 73.65 83.1 93.5 57.106
J1U3 17.87 28.2 42.5 49.8 60.5 69.86 75.25 80.3 84.73 56.55
3
J2U1 18.26 28.6 35.3 43.46 50.65 70.3 79.7 86.4 96.8 56.609
J2U2 17.95 27 32.17 50.15 54.4 65.25 73.1 81.3 90.9 54.69
J2U3 17.27 26.7 35.45 46.29 52.4 64.1 71.7 75.4 81.1 52.26
Rataan 17.88 27.8 37.65 47.80 55.28 66.68 74.58 80.98 89.87 55.4
5

Dari data yang diperoleh dapat dilihat grafik tinggi tanaman padi gogo

adalah sebagai berikut

Dari percobaan diperoleh hasil jumlah anakan padi gogo per rumpun mulai

dari 7 MST sampai dengan 10 MST yaitu 4,26 dimana pada perlakuan J2U3

merupakan rataan jumlah anakan tertinggi dan perlakuan J1U2 merupakan rataan

jumlah anakan tertendah.


15

Tabel 2. Jumlah anakan per rumpun


PERLAKUAN MST Rataan
7 8 9 10
J1U1 2.8 3.1 3.7 4.1 3.425
J1U2 2.2 2.3 3.2 3.6 2.825
J1U3 2.9 3.2 3.6 4.2 3.475
J2U1 2.7 3.2 3.8 4 3.425
J2U2 2.7 2.7 3.4 4.5 3.325
J2U3 2.1 3.2 5.075 6.7 4.26875
Rataan 2.566667 2.95 3.795833 4.516667 3.457292

Dari data yang diperoleh dapat dilihat grafik jumlah anakan per rumpun

sebagai berikut.

Dari percobaan diperoleh hasil rataan umur berbunga tanaman padi gogo

adalah 52 sampai 54 hari dimana perlakuan J2U1 merupakan tanaman yang lama

berbunga sedangkan perlakuan J2U2 merupakan tanaman tercepat berbunga.

Tabel 3. Umur berbunga

PERLAKUA Ulangan
N I II Total Rataan
J1U1 53.6 54.8 108.4 54.2
J1U2 52.4 53.4 105.8 52.9
J1U3 52.8 53.4 106.2 53.1
J2U1 53.2 53.2 106.4 53.2
J2U2 53.6 53.6 107.2 53.6
J2U3 53.2 53.6 106.8 53.4

Dari data yang diperoleh dapat dilihat grafik umur berbunga tanaman padi

gogo sebagai berikut.

Dari percobaan diperoleh hasil bahwa rataan panjang malai tanaman padi

gogo per rumpun dimana pada perlakuan J1U1 merupakan tanaman yang malainya

paling panjang dan perlakuan J2U2 tanaman yang terendah.

Tabel 4. Panjang malai


16

Ulangan
PERLAKUAN
I II Total Rataan
J1U1 28.4 28.38 56.78 28.39
J1U2 21.57667 29.28 50.85667 25.42833
J1U3 26.825 26.62 53.445 26.7225
J2U1 24.88 26.82 51.7 25.85
J2U2 22.5 20.48 42.98 21.49
J2U3 27.5 25.96 53.46 26.73

Dari data yang diperoleh dapat dilihat grafik panjang malai tanaman padi

gogo sebagai berikut.

Dari percobaan diperoleh hasil bahwa rataan panjang malai tanaman padi

gogo per rumpun dimana pada perlakuan J1U2 merupakan tanaman yang jumlah

malainya paling banyak dan perlakuan J1U3 tanaman yang terendah

Tabel 5. Jumlah malai

PERLAKUAN Ulangan
I II Total Rataan
J1U1 4.8 5.4 10.2 5.1
J1U2 4.8 8.2 13 6.5
J1U3 4 6 10 5
J2U1 4.4 6.4 10.8 5.4
J2U2 3.8 8.2 12 6
J2U3 3.6 6.8 10.4 5.2

Dari data yang diperoleh dapat dilihat grafik jumlah malai tanaman padi

gogo sebagai berikut.

Pembahasan
17

Berdasaran data yang diperoleh dapat diketahui bahwa jumlah anakan per

rumpun terbanyak terdapat pada perlakuan J2U3 dengan rataan 4,26cm dan data

jumlah anakan per rumpun terendah terdapat pada perlakuan J1U2. Perlakuan J2U3

memiliki jarak tanamam 30cm x 30cm dengan penggunaan pupuk urea 200kg/Ha.

perlakuan J1U2 menggunakan jarak tanam 25cm x 25cm dengan penggunaan

puppuk urea sebanyak 150kg/Ha. Jarak tanam dan penggunaan pupuk sangat

mempegaruhi pertumbuhan dan perkembangan padi. Jarak tanam akan

mempengaruhi kompetisi dimana semakin rapat jarak tanam maka kompetisi akan

semakin besar yang kemudian menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan

tanaman akan lambat dan tidak maksima. Hal ini sesuai dengan literature Sauki et

al., (2014) yang menyatakan Penggunaan jumlah bibit perlubang tanam yang

banyak akan menimbulkan kompetisi antara tanaman yang sangat kuat dalam

memperoleh cahaya, ruang gerak, air, dan unsur hara. Kebutuhan air tanaman padi

ditentukan oleh beberapa faktor seperti jenis tanah, kesuburan tanah, iklim (basah

atau kering), umur tanaman, dan varietas padi yang ditanam, dan sebagainya.

Berdasaran data yang diperoleh dapat diketahui bahwa tinggi tanaman per

rumpun yang tertinggi ada pada perlkuan J1U2 dengan rataan 57,106 cm. Jarak

tanam pada perlakuan J1U2 yaitu 25 cm x 25 cm dan menggunakan pupuk urea

150kg/Ha. Sedangkan data tinggi tanaman per rumpun terendah terdpat pada

pelakuan J2U3 yaitu 52,26 cm. Pada perlakuan ini jarak tanam yang digunakan

adalah 30cm x 30cm dengan pupuk menggunakan pupuk urea 200kg/Ha. Hal ini

dipengaruhi karena perbedaan jarak tanam. Jarak tanam berhubungan dengan

kerapatan poplasi yang akan menyebabkan kompetisi pada cahaya, air bahkan

unsur hara. Hal ini sesuai dengan Ikhwani et al., (2013) yang menyatakan

Penggunaaan jarak tanam pada dasarnya adalah memberikan kemungkinan tanaman


18

untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami banyak persaingan dalam hal

mengambil air, unsur-unsur hara, dan cahaya matahari. Dalam jarak tanam yang

tepat, tanaman akan memperoleh ruang tumbuh yang seimbang.

Berdasaran data yang diperoleh dapat diketahui bahwa umur berbunga yang

paling cepat yaitu pada perlakuan J1U2 dengan rataan 52,9 hari. Jarak tanam pada

perlakuan J1U2 yaitu 25 cm x 25 cm dan menggunakan pupuk urea 150kg/Ha.

sedangkan yang paling lambat berunga yaitu perlakuan J1U1 yaitu 54,2 hari.

Perlakuan J1U1 memiliki jarak tanam 25cm x 25cm dengan pupuk urea 100kg/Ha.

kerapatan tanam (jarak tanam) merupakan factor yang sangat mempengaruhi hal ini

karena terjadi kompetisi pada air dan cahaya. Cahaya merupakan salah satu factor

yang mempengaruhi umur berbunga. Hal ini sesuai dengan Mulisari (2009) yang

menyatakan Kerapatan tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan

dan hasil padi. Jarak tanam bergantung pada kesuburan tanah, musim, dan varietas

yang ditanam.

Berdasaran data yang diperoleh dapat diketahui bahwa panjang malai

tertinggi berada pada perlakuan J1U3 dengan rataan 256,72cm dimana jarak

tanamnya adalah 25cm x 25cm dengan penggunakan pupuk urea sebanyak

200kg/Ha. Sedangkan data panjang malai terendah ada pada perlakuan J2U2 yaitu

21,49cm. Perlakuan J1U3 menggunakan jarak tanamn 25cmx25cm dengan pupuk

urea sebanyak 200kg/Ha. sedangkan perlakuan J2U2 menggunakan jarak tanam

30cm x 30cm dengan penggunaan pupuk urea sebanyak 150kg/Ha. Unsur hara

terutama unsure N sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan padi.

Untung menatasi kekurangan unsure hara N dapat digunakan pupuk urea. Hal ini

sesuai dengan Kuyik (2013) yang menyatakan bahwa Nitrogen yang tersedia bagi

tanaman dapat mempengaruhi pembentukan protein, dan disamping itu juga


19

merupakan bagian integral dari khlorofil karena hasil tanaman padi ditentukan oleh

fotosintesis yang terjadi setelah pembungaan pemupukan N mengakibatkan

meningkatnya panjang tongkol dan diameter tongkol padi, sehingga berat tongkol

meningkat.

Berdasaran data yang diperoleh dapat diketahui bahwa jumlah malai

terbanyak ada pada perlakuan J1U2 dengan rataan 6,5 malai/rumpun. Jarak tanam

pada perlakuan J1U2 yaitu 25 cm x 25 cm dan menggunakan pupuk urea 150kg/Ha.

Sedangkan data jumlah malai terendah ada pada perlakuan J1U3 yaitu dengan

rataan 5 malai/rumpun. J1U3 memiliki jarak tanam 25cm x 25cm dengan

penggunaan pupuk urea sebanyak 200kg/Ha. Penggunaan pupuk N adalah hal yang

sangat penting bagi tanaman karena akan meningkatkan hasil produksi tanaman

tersebut. Akan tetapi peggunaan pupuk urea secara berlebihan malah tidak baik

bagi tanaman karena dapat menghambat perumbuhan dan perkembangan tanaman.

Hal ini sesuai dengan literature Triadiati et al., (2012) yang menyatakan

Kekurangan N akan menyebabkan tumbuhan tidak tumbuh secara optimum,

sedangkan kelebihan N selain menghambat pertumbuhan tanaman juga akan

menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.

KESIMPULAN

1. Jumlah anakan perumpun terbanyak terdapat pada perlakuan J2U3 dengan rataan

4,26 dan jumlah anakan perrumpun terendah terdapat pada perlakuan J1U2

dengan rataan 2,82.


20

2. Tinggi tanaman per rumpun tertinggi terdapat pada perlakuan J1U2 dengan

rataan 57,10cm dan yang teredah tedapat pada perlakuan J2U3 yaitu dengan

rataan 52,26cm.

3. Umur berbunga tercepat terdapat pada perlakauan J1U2 dengan rataan 52,9 hari

sedangkan umur berbungan terlama terdapat pada perlakuan J1U1 dengan rataan

54,2 hari.

4. Panjang malai tertinggi terdapat pada perlakuan J1U3 dengan rataan 26,72cm

sedangkan panjang malai terendah terdapat pada perlakuan J2U2 dengan rataan

21,49cm.

5. Jumlah malai terbanyak terdapat pada perlakuan J1U2 dengan rataan yaitu 6,5

malai, sedangkan jumlah malai tersedikit terdapa pada perlakuan J1U3 dengan

rataan 5 malai.

DAFTAR PUSTAKA

Azwir dan Ridwan. 2009. Peningkatan Produktivitas Padi Sawah Dengan Perbaikan
Teknologi Budidaya. Jurnal Akta Agrosia Vol.12 No. 2.
21

Hasyim, H. 2015. Agribisnis Padi Sawah Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan


Petani Pada Pengembangan Wilayah Di Kabupaten Serdang Bedagai
Provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Ikhwani, Gagad, Eman dan Makarim. 2013. Peningkatan Produktivitas Padi


Melalui Penerapan Jarak Tanam Jajar Legowo. Iptek Tanaman Pangan
Vol. 8 No. 2.

Kurniadi, D. 2005. Pengartuh Kombinasi Dosis Pupuk Majemuk NPK Phonska dan
Pupuk N Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza
sativa L) Varietas IR 64. Fakultas Pertanian UNPAD. Bandung.

Kuyik, A. R. 2013. Respons Tanaman Padi Manis


(Zea mays saccharata L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik. FP UNILA.
Lampung.

Mayang, H. 2014. Serapan Hara N, P dan K PadaTanaman Padi (Zea mays L.) di
Desa Dutohe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. FP UNIBRAW.
Malang.

Malyana, S. 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik


Terhadap Kadar N, P, Dan K Tanah, Serapan N, P, Dan K Serta
Pertumbuhan Padi Dengan Sistem SRI. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Mubaroq, I. A. 2013. Kajian Potensi Bionutrien Caf Dengan Penambahan Ion


Logam Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Padi.
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Muliasari, A. A. 2009. Optimasi Jarak Tanam Dan Umur Bibit Pada Padi Sawah.
Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Putra, A. D. 2014. Aplikasi Pupuk Urea Dan Pupuk Kandang Kambing Untuk
Meningkatkan N-Total Pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala Dan Kaitannya
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi (Zea mays L.). FP USU. Medan.

Sauki, A., Agung dan Roedy. 2014. Pengaruh Jarak Tanam Dan Waktu
Penggenangan Pada Metode Sri (System Of Rice Intensification) Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi. FP UNIBRAW. Malang.

Silalahi, N. K. 2015. Pengaruh Pupuk KandangKelinci Dan Pupuk Urea Terhadap


Ketersediaan N–Total Pada Pertumbuhan Tanaman Padi
(Zea mays L.)Pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala. FP USU. Medan.

Simanjuntak, C. 2015. Pertumbuhan Dan Produksi Padi Sawah Pada Beberapa


Varietas Dan Pemberian Pupuk NPK. Universitas Sumatera Utara. Medan.
22

Sitohang, Luthfi dan Lollie. 2014. Evaluasi Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Padi Gogo (Oryza sativa L.) Pada Beberapa Jarak Tanam Yang
Berbeda. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 2 No. 2.

Soplanit dan Nukuhaly. 2012. Pengaruh Pengelolaan Hara Npk Terhadap


Ketersediaan N Dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Di Desa
Waelo Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru. Jurnal Agrologia
Vol. 1, No. 1.

Soraya, M. 2012. Pengaruh Cara Aplikasi Jerami Padi Dan Dosis Pupuk NPK
Terhadap Sifat Kimia Tanah, Populasi Keong Mas Dan Produksi
Tanaman Padi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Suryani, G. G. 2013. Pengaruh Bionutrien AMA1 Dan AMA2 Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Padi. FMIPA UPI. Bandung.

Triadiati, Akbar dan Sarlan. 2012. Pertumbuhan Dan Efisiensi Penggunaan


Nitrogen Pada Padi (Oryza sativa L.) Dengan Pemberian Pupuk Urea Yang
Berbeda. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Departemen Pertanian,
Subang, Jawa Barat. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai