PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia terus meningkat selain jumlah penduduk yang terus bertambah dengan
laju peningkatan 2% per tahun, juga adanya perubahan pola konsumsi penduduk
yang non bers ke beras . Di lain pihak terjadi penciutan lahan sawah subur akibat
konversi lahan untuk kepentingan selain pertanian, jug fenomena produktivitas padi
meningkat. Kebutuhan beras saat ini mencapai 27,95 juta ton, sedangkan produksi
dalam negeri sebesar 2,16 juta ton. Hal ini disebabkan antara lain oleh penerapan
pola tanam yang kurang baik, penerapan teknologi budidaya yang belum
Dari data BPS (2014), produksi beras Nasional dari dua tahun terakhir
menunjukkan peningkatan sebesar 57,16 juta ton pada tahun 2012. Pada tahun
2013, produksi padi Nasional meningkat menjadi 59.88 juta ton, sedangkan di
Sumatera Utara juga mengalami peningkatan sebesar 2,53 % dari 3.265.834 ton
pada tahun 2012 menjadi 3.340.794 ton pada tahun 2013. Tahun 2014, diperkirakan
produksi padi Sumatera Utara akan naik, karena didukung oleh bertambahnya
Oleh karena itu untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan pangan,
2
pertanian di lahan kering merupakan salah satu alternatif yang potensial untuk
dikembangkan. Padi gogo merupakan salah satu tanaman pangan yang berpotensi
Dalam dekade terakhir, provinsi ini hanya mampu meningkatkan luas panen sekitar
varietas tanaman yang lebih responsif terhadap pupuk. Penggunaan pupuk secara
tepat meliputi tepat jenis, tepat dosis, tepat bentuk, tepat waktu, cara pemberian dan
tepat harga. Masalah pupuk menjadi semakin terasa penting karena semakin
tingginya harga pupuk sebagai akibat dari dikuranginya subsidi biaya produksi
pupuk oleh pemerintah. Di satu sisi penggunaan pupuk merupakan aspek teknik
budidaya yang sangat penting, sedangkan pada sisi lain peningkatan penggunaan
Pupuk merupakan salah satu masukan utama pada usaha tani padi. Untuk
dengan dosis yang cukup tinggi, mencapai 300 kg Urea/Ha. Bahkan pada beberapa
daerah, dosisnya mencapai 400 – 500 kg Urea atau setara dengan 184 – 230 kg
N/Ha. Padahal berdasarkan anjuran, N cukup diberikan 90 – 120 kg/Ha atau setara
Tujuan Penulisan
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Akar padi adalah akar serabut yang sangat efektif dalam penyerapan hara,
tetapi peka terhadap kekeringan. Padi dapat beradaptasi pada lingkungan tergenang
(anaerob) karena pada akarnya terdapat saluran aerenchyma yang berbentuk seperti
pipa yang memanjang hingga ujung daun. Aerenchyma berfungsi penyedia oksigen
Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu
dengan yang lainnya dipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di dalamnya
berongga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek.
Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini
praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri. Tinggi
tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi bila malai belum
keluar, dan sesudah malai keluar tingginya diukur dari permukaan tanah Tinggi
dengan urat daun sejajar dan memiliki pelepah daun. Pada buku bagian atas ujung
dari pelepah daun menunjukkan percabangan dimana batang yang pendek adalah
lidah daun (ligule), dan bagian yang terpanjang dan terbesar adalah kelopak daun
Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6
buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua
kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik dengan dua buah kepala putik
yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu
(Malyana, 2010).
Buah padi sering kita sebut gabah. Gabah adalah ovary yang telah masak,
bersatu dengan lemma, dan palea. Buah ini merupakan penyerbukan dan
yaitu calon batang dan calon daun; 2) Endosperm, merupakan bagian dari buah atau
bij padi yang besar; 3) Bekatul, yaitu bagian buah padi yang berwarna cokelat
(Mubaroq, 2013).
Syarat Tumbuh
Iklim
dengan 45ᴼ LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan
empat bulan. rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000
tumbuh dengan baik pada suhu 23 0 C ke atas. Temperatur yang rendah dan kelembaban
yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu proses pembuahan yang
mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi akibat tidak membukanya bakal
biji. Temperatur yang rendah pada waktu pengisian biji juga dapat menyebabkan
(Soraya, 2012).
6
mm/bukan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Curah hujan yang baik
akan memberikan dampak yang baik dalam pengairan, sehingga genangan air yang
Tanah
Padi harus ditanam di lahan yang berhumus, struktur remah dan cukup
mengandung air dan udara, tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat,
berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan
cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50% (Soraya, 2012).
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah
dan diperlukan air dalam jumlah yang cukup yang ketebalan lapisan atasnya sekitar
terutama untuk akar. Udara akan mengisi pori-pori tanah bersama dengan air yang
siap dimanfaatkan oleh akar tanaman. Keseimbangan antara udara dan air sangat
diperlukan bagi tanah pertanian, sebab tanah yang kekurangan air atau udara tidak
Pupuk Urea
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar
tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk
urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia CO(NH 2)2,
merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap
air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat.
Pupuk Urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg
7
higroskopis (mudah menyerap air), berbentuk kristal, berwarna putih, reaksi dalam
tanah asam lemah. Ia mengandung nitrogen lebih banyak dari natrium nitrat dan
(Silalahi, 2015).
Tingkat serapan N pada tanaman padi sangat dipengaruhi umur, kondisi saat
aplikasi dan proses fotosintesis tanaman. Respon pemberian pupuk N pada tanaman
juga tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan bentuk/jenis pupuk ( padat/cair )
tanaman dan bobot biomas tanaman.Semakin besar pemberian N, tinggi dan bobot
yang kerdil dan daun berwarna hijau kekuning-kuningan yang berbentuk huruf V
dari ujung daun menuju tulang daun dan dimulai dari daun bagian bawah. Selain
itu, tongkol padi menjadi kecil dan kandungan protein dalam biji rendah.Pemberian
pupuk yang tepat selama pertumbuhan tanaman padi dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan pupuk. Karena sifat pupuk N yang umumnya mobile, maka untuk
efektif dalam penggunaan amonium meskipun sebagian besar diambil dalam bentuk
protein, dan disamping itu juga merupakan bagian integral dari khlorofil karena
hasil tanaman padi ditentukan oleh fotosintesis yang terjadi setelah pembungaan
tanaman akan N lebih tinggi dibandingkan dengan unsur hara lainnya, selain itu N
Jarak Tanam
tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami banyak persaingan dalam hal
mengambil air, unsur-unsur hara, dan cahaya matahari. Jarak tanam yang tepat
fotosintesis. Dalam jarak tanam yang tepat, tanaman akan memperoleh ruang
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi padi antara lain melalui
pengaturan jarak tanam. Jarak tanam dipengaruhi oleh sifat varietas padi yang
ditanam dan kesuburan tanah. Varietas padi yang memiliki sifat menganak tinggi
membutuhkan jarak tanam lebih lebar jika dibandingkan dengan varietas yang
hasil padi. Jarak tanam bergantung pada kesuburan tanah, musim, dan varietas yang
ditanam. Varietas dengan daya menganak yang tinggi ditanam dengan jarak tanam
yang lebih lebar sebaliknya varietas yang mempunyai daya menganak rendah
ditanam pada jarak tanam yang rapat dan tidak renggang. Pertanaman pada musim
kemarau dalam keadaan kekurangan air, lebih baik menggunakan jarak tanam yang
9
lebih rapat. Semakin rapat pertanaman, maka pertumbuhan gulma akan terhambat
karena faktor cahaya dan faktor penting lainnya yang membantu perkecambahan
gulma tidak dapat mencapai tanah akibat terhalangi oleh tanaman pokoknya,
kompetisi antara tanaman yang sangat kuat dalam memperoleh cahaya, ruang
gerak, air, dan unsur hara. Kebutuhan air tanaman padi ditentukan oleh beberapa
faktor seperti jenis tanah, kesuburan tanah, iklim (basah atau kering), umur
tanaman, dan varietas padi yang ditanam, dan sebagainya. Kebutuhan air terbanyak
untuk tanaman padi pada saat penyiapan lahan sampai tanam dan memasuki fase
Adapun percobaan ini dilakukan pada bulan Februari 2017 sampai dengan
± 25 meter dpl.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah meteran untuk
mengukur lahan, cangkul yang digunakan untuk membersihkan lahan, pacak untuk
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanah sebagai
media tanam yang digunakan, benih padi gogo sebagai bahan percobaan, pupuk
Urea, KCL, TSP dan Pupuk Organik Cair (POC) sebagai bahan untuk memupuk
Prosedur Praktikum
- Diberikan pupuk TSP dan KCL masing – masing 75 kg/ha dan 50 kg/ha.
penyiangan.
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan
12
Sebelum lahan diolah, terlebih dahulu lahan dibersihkan dari gulma, sisa-
sisa tanaman, dan bahan-bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
Pembuatan Plot
1,5 x 1,5 m
Persiapan Benih
Biji telah terlebih dahulu diseleksi direndam dengan air selama 10 menit
Untuk benih yang dipakai, pilih biji bereas, berwarna cerah, tidak cacat dan tidak
keriput. Biji yang sudah dikupas segera ditanam, jika tidak akan menurunkan daya
tumbuh.
Penanaman
30 cm x 30 cm
Pemupukan Dasar
Pupuk dasar diberikan sekaligus pada saat tanam. Pupuk yang diberikan
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyulaman
13
setelah tanam (MST). Bahan penyulaman diambil dari bibit tanaman cadangan
Penyiangan
secara manual yaitu dengan mencabut seluruh gulma yang tumbuh di areal
Panen
Panen pada padi ditandai dengan warna bulir sudah menguning sebesar 90 –
Parameter Amatan
Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman padi diambil satu minggu sekali dan pengukuran tinggi padi
mulai dilakukan pada saat tanaman padi berumur 1 MST hingga 8 MST.
Pengukuran dilakukan dari pangkal batang hingga ujung daun yang paling tinggi.
Hasil
Hasil
Perlakuan Dimana
Dari percobaan diperoleh hasil tinggi tanaman padi gogo selama 10 MST
57,106 cm. Dilihat dari data, tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan J1U2 yaitu
Dari data yang diperoleh dapat dilihat grafik tinggi tanaman padi gogo
Dari percobaan diperoleh hasil jumlah anakan padi gogo per rumpun mulai
dari 7 MST sampai dengan 10 MST yaitu 4,26 dimana pada perlakuan J2U3
merupakan rataan jumlah anakan tertinggi dan perlakuan J1U2 merupakan rataan
Dari data yang diperoleh dapat dilihat grafik jumlah anakan per rumpun
sebagai berikut.
Dari percobaan diperoleh hasil rataan umur berbunga tanaman padi gogo
adalah 52 sampai 54 hari dimana perlakuan J2U1 merupakan tanaman yang lama
PERLAKUA Ulangan
N I II Total Rataan
J1U1 53.6 54.8 108.4 54.2
J1U2 52.4 53.4 105.8 52.9
J1U3 52.8 53.4 106.2 53.1
J2U1 53.2 53.2 106.4 53.2
J2U2 53.6 53.6 107.2 53.6
J2U3 53.2 53.6 106.8 53.4
Dari data yang diperoleh dapat dilihat grafik umur berbunga tanaman padi
Dari percobaan diperoleh hasil bahwa rataan panjang malai tanaman padi
gogo per rumpun dimana pada perlakuan J1U1 merupakan tanaman yang malainya
Ulangan
PERLAKUAN
I II Total Rataan
J1U1 28.4 28.38 56.78 28.39
J1U2 21.57667 29.28 50.85667 25.42833
J1U3 26.825 26.62 53.445 26.7225
J2U1 24.88 26.82 51.7 25.85
J2U2 22.5 20.48 42.98 21.49
J2U3 27.5 25.96 53.46 26.73
Dari data yang diperoleh dapat dilihat grafik panjang malai tanaman padi
Dari percobaan diperoleh hasil bahwa rataan panjang malai tanaman padi
gogo per rumpun dimana pada perlakuan J1U2 merupakan tanaman yang jumlah
PERLAKUAN Ulangan
I II Total Rataan
J1U1 4.8 5.4 10.2 5.1
J1U2 4.8 8.2 13 6.5
J1U3 4 6 10 5
J2U1 4.4 6.4 10.8 5.4
J2U2 3.8 8.2 12 6
J2U3 3.6 6.8 10.4 5.2
Dari data yang diperoleh dapat dilihat grafik jumlah malai tanaman padi
Pembahasan
17
Berdasaran data yang diperoleh dapat diketahui bahwa jumlah anakan per
rumpun terbanyak terdapat pada perlakuan J2U3 dengan rataan 4,26cm dan data
jumlah anakan per rumpun terendah terdapat pada perlakuan J1U2. Perlakuan J2U3
memiliki jarak tanamam 30cm x 30cm dengan penggunaan pupuk urea 200kg/Ha.
puppuk urea sebanyak 150kg/Ha. Jarak tanam dan penggunaan pupuk sangat
mempengaruhi kompetisi dimana semakin rapat jarak tanam maka kompetisi akan
tanaman akan lambat dan tidak maksima. Hal ini sesuai dengan literature Sauki et
al., (2014) yang menyatakan Penggunaan jumlah bibit perlubang tanam yang
banyak akan menimbulkan kompetisi antara tanaman yang sangat kuat dalam
memperoleh cahaya, ruang gerak, air, dan unsur hara. Kebutuhan air tanaman padi
ditentukan oleh beberapa faktor seperti jenis tanah, kesuburan tanah, iklim (basah
atau kering), umur tanaman, dan varietas padi yang ditanam, dan sebagainya.
Berdasaran data yang diperoleh dapat diketahui bahwa tinggi tanaman per
rumpun yang tertinggi ada pada perlkuan J1U2 dengan rataan 57,106 cm. Jarak
150kg/Ha. Sedangkan data tinggi tanaman per rumpun terendah terdpat pada
pelakuan J2U3 yaitu 52,26 cm. Pada perlakuan ini jarak tanam yang digunakan
adalah 30cm x 30cm dengan pupuk menggunakan pupuk urea 200kg/Ha. Hal ini
kerapatan poplasi yang akan menyebabkan kompetisi pada cahaya, air bahkan
unsur hara. Hal ini sesuai dengan Ikhwani et al., (2013) yang menyatakan
untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami banyak persaingan dalam hal
mengambil air, unsur-unsur hara, dan cahaya matahari. Dalam jarak tanam yang
Berdasaran data yang diperoleh dapat diketahui bahwa umur berbunga yang
paling cepat yaitu pada perlakuan J1U2 dengan rataan 52,9 hari. Jarak tanam pada
sedangkan yang paling lambat berunga yaitu perlakuan J1U1 yaitu 54,2 hari.
Perlakuan J1U1 memiliki jarak tanam 25cm x 25cm dengan pupuk urea 100kg/Ha.
kerapatan tanam (jarak tanam) merupakan factor yang sangat mempengaruhi hal ini
karena terjadi kompetisi pada air dan cahaya. Cahaya merupakan salah satu factor
yang mempengaruhi umur berbunga. Hal ini sesuai dengan Mulisari (2009) yang
dan hasil padi. Jarak tanam bergantung pada kesuburan tanah, musim, dan varietas
yang ditanam.
tertinggi berada pada perlakuan J1U3 dengan rataan 256,72cm dimana jarak
200kg/Ha. Sedangkan data panjang malai terendah ada pada perlakuan J2U2 yaitu
30cm x 30cm dengan penggunaan pupuk urea sebanyak 150kg/Ha. Unsur hara
Untung menatasi kekurangan unsure hara N dapat digunakan pupuk urea. Hal ini
sesuai dengan Kuyik (2013) yang menyatakan bahwa Nitrogen yang tersedia bagi
merupakan bagian integral dari khlorofil karena hasil tanaman padi ditentukan oleh
meningkatnya panjang tongkol dan diameter tongkol padi, sehingga berat tongkol
meningkat.
terbanyak ada pada perlakuan J1U2 dengan rataan 6,5 malai/rumpun. Jarak tanam
Sedangkan data jumlah malai terendah ada pada perlakuan J1U3 yaitu dengan
penggunaan pupuk urea sebanyak 200kg/Ha. Penggunaan pupuk N adalah hal yang
sangat penting bagi tanaman karena akan meningkatkan hasil produksi tanaman
tersebut. Akan tetapi peggunaan pupuk urea secara berlebihan malah tidak baik
Hal ini sesuai dengan literature Triadiati et al., (2012) yang menyatakan
KESIMPULAN
1. Jumlah anakan perumpun terbanyak terdapat pada perlakuan J2U3 dengan rataan
4,26 dan jumlah anakan perrumpun terendah terdapat pada perlakuan J1U2
2. Tinggi tanaman per rumpun tertinggi terdapat pada perlakuan J1U2 dengan
rataan 57,10cm dan yang teredah tedapat pada perlakuan J2U3 yaitu dengan
rataan 52,26cm.
3. Umur berbunga tercepat terdapat pada perlakauan J1U2 dengan rataan 52,9 hari
sedangkan umur berbungan terlama terdapat pada perlakuan J1U1 dengan rataan
54,2 hari.
4. Panjang malai tertinggi terdapat pada perlakuan J1U3 dengan rataan 26,72cm
sedangkan panjang malai terendah terdapat pada perlakuan J2U2 dengan rataan
21,49cm.
5. Jumlah malai terbanyak terdapat pada perlakuan J1U2 dengan rataan yaitu 6,5
malai, sedangkan jumlah malai tersedikit terdapa pada perlakuan J1U3 dengan
rataan 5 malai.
DAFTAR PUSTAKA
Azwir dan Ridwan. 2009. Peningkatan Produktivitas Padi Sawah Dengan Perbaikan
Teknologi Budidaya. Jurnal Akta Agrosia Vol.12 No. 2.
21
Kurniadi, D. 2005. Pengartuh Kombinasi Dosis Pupuk Majemuk NPK Phonska dan
Pupuk N Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza
sativa L) Varietas IR 64. Fakultas Pertanian UNPAD. Bandung.
Mayang, H. 2014. Serapan Hara N, P dan K PadaTanaman Padi (Zea mays L.) di
Desa Dutohe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. FP UNIBRAW.
Malang.
Muliasari, A. A. 2009. Optimasi Jarak Tanam Dan Umur Bibit Pada Padi Sawah.
Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Putra, A. D. 2014. Aplikasi Pupuk Urea Dan Pupuk Kandang Kambing Untuk
Meningkatkan N-Total Pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala Dan Kaitannya
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi (Zea mays L.). FP USU. Medan.
Sauki, A., Agung dan Roedy. 2014. Pengaruh Jarak Tanam Dan Waktu
Penggenangan Pada Metode Sri (System Of Rice Intensification) Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi. FP UNIBRAW. Malang.
Sitohang, Luthfi dan Lollie. 2014. Evaluasi Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Padi Gogo (Oryza sativa L.) Pada Beberapa Jarak Tanam Yang
Berbeda. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 2 No. 2.
Soraya, M. 2012. Pengaruh Cara Aplikasi Jerami Padi Dan Dosis Pupuk NPK
Terhadap Sifat Kimia Tanah, Populasi Keong Mas Dan Produksi
Tanaman Padi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Suryani, G. G. 2013. Pengaruh Bionutrien AMA1 Dan AMA2 Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Padi. FMIPA UPI. Bandung.