Anda di halaman 1dari 18

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung pada beberapa bagian tertentu

yang terdiri dari sejumlah sel yang baru saja dihasilkan melalui proses

pembelahan sel di meristem. Pertumbuhan (menurut batasan di atas, yaitu

pertambahan ukuran) mudah dirancukan dengan pembelahn sel di meristem.

Pembelahan sel itu sendiri tidak menyebabkan pertambahan ukuran, namun

produk pembelahan sel itulah yang tumbuh dan menyebabkan pertumbuhan ujung

akar dan ujung tajuk mempunyai meristem (Salisbury dan Ross, 1995).

Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang

memperlajari tenteng proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan

yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Laju laju proses metbolisme

ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan mikro disekitar tumbuhan tersebut.

Dengan mempelajari fisiologi tumbuhan,kita alkn lrebuh dapat menghasilkan

karbohidrat dari bahan baku anorganik berupa air dan karbon dioksida,mengapa

tumbuhan membutuhkan banyak air,bagaimana biji berkecambah,mengapa

tumbuhan layu jika kekeringan,dan lain-lain. Fenomena-fenomena seperti ini

melibatkan suatu rangkaian reaksi biokimia yang panjang (Lakitan, 2004).

Fisiologi tumbuhan sebenarnya merupakan terapan dari fisika dan kimia

modern untuk memahami tumbuhan. Untuk itulah maka kemajuan dalam fisiologi

tumbuhan hamper seluruhnya bergantung pada kemajuan di bidang ilmu fisika

dan kimia. Kini teknologi ilmu fisika terapan menyambungkan peralatan untuk

membanatu penelitian di bidang fisiologi tumbuhan serta pengetahuan dasar yang

dipakai untuk menafsirkan berbagai hasilnya (Salisbury dan Ross, 1995).


2

Benih adalah perangkat struktural dan fisiologis yang berperan sebagai

unit penyebaran yang menyediakan cadangan makanan yang menopang tanaman

muda. Benih tumbuhan terdiri dari embio,endosperma,cadangan makanan lainnya,

dan pelindung yang terdiri dari kulit benih. Pada benih tertentu terdapat juga

struktur tanaman seperti koleoptil, plumula, mesokotil, scutellum, radikal dan

koleorhiza (Bewley and Black, 1983).

Benih sayuran di tanaman kacang-kacangan atau dikotil memiliki jaringan

penyimpanan cadangan makanan yang disebut kotiledon. Pada tanaman kacang-

kacangan, benih terdiri dari kulit benih radikal, plumula, mikrofil, hilum, lensa

dan kotiledon. Cadangan makanan yang disimpan dalam biji adalah karbohidrat,

lemak, protein, dan mineral (Sumpena, 2005).

Rangsangan cahaya pada perkecambahan merupakan suatu peristiwa yang

melibatkan fitrokom. Biji dan cirri peka terhadap cahaya akan berkecambah jika

dikenai caahaya merah. Tetapi rangsangan ini dapat dihilangkan oleh perlakuan

dengan cahaya merah jauh berikutnya. Hal tersebut merupakan pemberian cahaya

terakhir yang menentukan perkecambahan (Andani dan Purbayanti, 1991).

Secara umum,fisiologi merupakan ilmu kuantitatif karena menggambarkan

perilaku spesies tanaman. Fisiologi tumbuhan merupakan cabang ilmu biologi

yang mempelajari proses pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan pada tumbuhan

berlangsung terbatas pada beberapa bagian tertentu, yang terdiri dari sejumlah sel

yang baru saja dihasilkan melalui proses pembelahan sel di meristem

(Mohr and Schopper, 1995)

Dalam arti luas permeabilitas mencakup pertukaran total zat antara sel dan

sekitarnya. Permeasi mencakup baik proses tansfor teraktif dan difusi. Jadi

permeabilitas merupakan proses transfer yang protoplas dengan substansi saat


3

memasuki sel. Permeabilitas dalam pengertian yang terakhir sehingga sama

dengan 1/R,dimana R menunjukkan resistensi difusi sel (Steward, 1959).

Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur

lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun.

Apabila digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan terbentuk

kurva sigmoid (bentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang

lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di

dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh

kombinasi pengaruh faktor keturunan dan lingkungan (Salisbury dan Ross, 1992).

Beberapa cara tersedia dalam pendekatan pada sistem seperti sistem

tanaman dengan produk biomassa yang meningkat secara sigmoid dengan waktu

untuk mendapatkan faktor-faktor dan proses hipotetik. Menerapkan fenomena

yang sudah dikenal cukup baik kepada suatu sistem yang sedang dipelajari

merupakan suatu pendekatan yang umum dilakukan. Pada suatu waktu, distribusi

zat dalam setiap tempat dalam ruangan akan menunjukkan hubungan yang

berbentuk sigmoid (Pradhan, 2001).

Kedelai mempunyai peran yang cukup penting dalam pola konsumsi

bahan pangan di beberapa negara di dunia sebagai sumber protein nabati. Di

Indonesia kedelai merupakan bahan baku utama industri pengolahan pangan

seperti tahu,tempe,kecap dan lain-lain. Kedelai mempunyai kegunaan yang luas

dalam tatanan kehidupan manusia. Penanaman kedelai dapat meningkatkan

kesuburan tanah karena akar-akarnya dapat mengikat Nitrogen bebas (N2) dari

udara dengan bantuan bakteri rhizobium Sp.,sehingga unsur nitrogen bagi

tanaman tersedia dalam tanah (Rukmana dan Yuniarsih, 1996).

Tujuan Percobaan
4

Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan

dan perkembangan pada tanaman jagung (Zea mays L.) dan kedelai

(Glycine max L. Merill).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program

Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


5

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Menurut Rukmana (1998) dalam sistematika Tumbuhan, kedudukan

tanaman jagung diklsifikasikan sebagai berikut: Kingdong: Plantae, Divisio:

Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyldoneae, Ordo:

Graminae, Familia: Graminaceae, Genus: Zea, Spesies: Zea mays L.

Jagung termasuk ordo zea dan famili poaceae atau graminae. Tanaman ini

mempunyai tinggi batang antara 60-300 cm. Btangny berbentuk bulat agak pipih,

beruas-ruas, dan umumnya tidak bercabng (Danarti, 1999).

Seperti halnya pada jenis rumput-rumput yang lain, akar tanaman jagung

dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi tanah yang sesuai untuk

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dari hasil penelitian disebutkan bahwa

pertumbuhan tanaman jagung akarnya pada umur 4 minggu dapat mencapai

kedalaman 45 cm (Warisno, 1998).

Daun jagung tumbuh di setip ruas batang. Daun ini berbentuk pipa

mempunyai lebar 4-15 cm dan panjang 30-15 cm serta didukung oleh pelepah

daun yang memnyelubungi batang. Daun mempunyi 2 jenis bunga yang berumah

satu. Bunga ini muncul dari ketiak daun yang terletak pada pertengahan batang

(Danarti, 1999).

Pada setuao tanaman jagung biasanya terdapat bunga jantan dan bunga

betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung

tanaman, sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol jagung (Warisno, 1998).

Syarat Tumbuh Jagung (Zea mays L.)

Iklim
6

Untuk tanaman jagung, intensitas cahaya matahari yang intensif dan

banyak dan cukuo sangat dibutuhkan selain untuk berfotosintesis, juga untuk

bereproduksi, karena tanpa intensitas cahaya yang cukup, bunga tidak dapat

berhasil menjadi buah (Rochani, 1996).

Keadaan suhu yang baik untuk pertumbuhan sweet corn ialah 21-30 oC.

Namun pada suhu rendah sampai 16oC dan suhu tinggi sampai 35oC, sweet corn

masih dapat tumbuh. Suhu optimum untuk perkecambahan benih antara 21-27oC

(Tim Penulis PS, 2000).

Tanah

Jagung menghendaki tanah yang gembur, subur, berdrainase baik dengan

pH 5,6-7,2. Tanah yang bertekstur berat, harus diolah sehingga aerasi dan

drainasenya baik (Danarti, 1999).

Jagung hibrida dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi yang

memiliki ketinggian sekitar 1000 m dpl. Umumnya jagung yang ditanam di

daerah dengan ketinggian kurang dari 800 m dpl memberikan basil yang tinggi

(Warisno, 1998).

Botani Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill)

Menurut Adisarwanto (2009) tanaman kedelai (Glycine max L. Merill)

diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermtophyta,

Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyldoneae, Ordo: Rosales, Famili:

Rosaceae, Genus: Glycine, Spesies: Glycine max L. Merill.

Sruktur akar tanaman kedelai (Glycine max L. Merill) mempunyai

kemampuan membentuk bintil-bintil (nodula-nodula) akar. Bentil-bentil akar

bentuk nya bulat atau tidak beraturan. Akar tanaman kedelai terdiri dari akar

lembaga (radicula), akar tunggang (radix primarial) dan akar cabang (radix

lateralis) berupa akar serabut (Rukmana dan Yuniarsih , 1996).


7

Bunga berwarna putih, ungu pucat, atau ungu, dapat menyerbuk sendiri.

Polongnya yang berkembang dengan kelompok, biasanya mengandung 2-3 biji

yang berbentuk bundar atau pipih, dan sangat kaya akan protein dan minyak.

Warna biji berbeda-beda menurut kultivar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Daun kedelai mempunyi ciri-ciri antara lain helai daun (lamina) oval dan

tata letaknya pada tangkai daun bersifat majemuk berdaun tiga (trifoliolatus).

Daun berfungsi untuk proses asimilasi, respirasi, dan transpirasi

(Rukmana dan Yuniarsih, 1996).

Buah kedelai berbentuk polong, setiap buah berisi 1-4 biji. Rata-rata berisi

2 biji. Polong kedelai mempunyai bulu, berawarna kuning-kecoklatan atau abu-

abu. Polong yang sudah masak berwarna lebih tua (Suprapto, 1999).

Tanaman kedelai termasuk berbatang semak yang dapat mencapai

ketinggian antara 30 – 100 cm. Batang ini beruas-ruas dan memiliki percabangan

antara 3 – 6 cabang (Rukmana dan Yuniarsih, 1996).

Biji kedelai berkeping dua yang terbungkus oleh kulit biji. Embrio terletak

di antara keeping biji. Warna kulit biji bermacam-macam, ada yang kuning, hitam,

hijau atau coklat. Pusar biji atu hilum adalah jaringan bekas biji kedelai yng

menempel pada daging buah (Suprapto, 1999).

Syarat Tumbuh

Iklim

Taman kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah

yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30oC. Bila tumbuh pada suhu

tanah yang rendah (15oC) proses perkecambahan menjdi sangat lambat, bisa

mencapai 2 minggu. Di samping suhu tanah, suhu lingkungan berpengaruh bila

suhu 40Oc pada masa tanaman berbunga, bunga tersebut akan rontok. Suhu terlalu
8

rendah 10oC dpat menghambat pembungaan. Suhu lingkungan optimal untuk

pertumbuhan yitu 24-25oC (Adisarwanto, 2009).

Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibanding iklim sangat lembab.

Curah hujan optimum antara 100-200 mm/bulan. Varietas kedelai biji besar cocok

ditanam di lahan dengan ketinggian 300-400 m di atas permukaan laut

(Danarti, 1999).

Tanah

Tanaman kedelai sebenarnya dapat tumbuh di semua jenis tanah. Namun

demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal,

kedelai harus ditanam pada jenis tanah bertekstur lempung berpasir atau liat

berpasir (Adisarwanto, 2009).

Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan kacang kedelai adalah

tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), aerasi dan

drainasenya baik, serta mempunyai kisaran pH 5.8 – 6.5. Untuk tanah yang ber-

pH lebih rendah daripada 5.8 perlu dilakukan pengapuran. Fungsi pengapuran

adalah untuk meningkatkan nitrogen sebagai ion ammonium dan nitrat agar

tersedia bagi tanaman, membantu memperbaiki kegemburan, serta meningkatkan

pH tanah mendekati pH netral (Ashari, 1995).

Kurva Sigmoid

Grafik perubahan ukuran seiring pertumbuhan umur tanaman disebut

kurva pertumbuhan. Berdasarkan bentuk kurva ini maka pertumbuhan tanaman

dibagi dalam 3 fase yaitu fase logaritmik, fase linier, dan fase asimptotik

(penuaan) (Lakitan, 2004).

Suatu hasil pengamatan pertumbuhan tanaman yang paling sering

dijumpai khusunya pada tanaman setahun adalah biomassa tanaman yang

menunjukkann pertambahan mengikuti berbentuk S dengan waktu yang


9

dikenal dengan nama model sigmoid. Biomassa tanaman mula-mula (pada awal

pertumbuhan) menigkat perlahan, kenudian cepat dan akhirnya perlahan sampai

konstan, biasanya pada laju maksimum selama beberapa waktu lamanya

(Salisbury dan Ross, 1995).

Pola pertumbuhan sepanjang suatu generasi secara khas dicirikn oleh suatu

fungsi pertumbuhan yang disebut Kurva Sigmoid. Jangka waktunya mungkin

bervariasi kurang dari beberapa hari smpai bertahun-tahun, tergantung pada

organisme tetapi pola kumpulan sigmoid tetap merupakan ciri semua organisme,

organ, jaringan, bahkan penyusun sel. Apabila massa tumbuhan, volume, luas

daun, tinggi atau penimbunan bahan kimia digambarkan dalam kurva berbentuk S

atau kurva sigmoid (Gardner, 1999).

Pertumbuhan

Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan daripada dideskripsikan.

Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran sel. Pertumbuhan tanaman

ditunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik.

Pembuatan kurva sigmoid atau laju pertumbuhan juga dipengaruhi oleh beberapa

faktor tumbuh, misal: Faktor Eksternal: 1. Iklim 2. Biologis 3. Edafatik. Faktor

Internal: 1. Ketahanan terhadap tekanan iklim, tanah, dan biologis 2. Laju

fotosintesis 3. Respirasi 4. Klorofil 5. Aktivitas Enzim

(Salisbury dan Ross, 1995).

Pertumbuhan dan perkembangan adalah merupakan proses penting dalam

kehidupan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan

berlangsung terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya

meristem, hasil asimilasi, hormon, serta lingkungan yang mendukung

(Gardner, 1999).
10

Perkembangan

Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu. Tiga fase

utama biasanya mudah dikenali, yaitu fase logaritmik, fase linier dan fase

penuaan. Pada fase logaritmik ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada

awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran

organisme. Semakin besar organisme, semakin cepat ia tumbuh. Pada fase linier,

pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju

pertumbuhan yang menurun, saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan

mulai menua (Prawiranata, 1981).


11

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan,

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut pda tanggal

19 Oktober 2012 pukul 13:00 sampai 14:50 WIB.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah benih jagung

(Zea mays L.) dan benih kacang kedelai (Glycine max L. Merill) sebagai objek

percobaan, air sebagai pembasah tanah, topsoil, pasir dan kompos sebagai media

tanam dengan perbandingan 2 : 1: 1, polybag sebagai wadah penanaman, dan

label sebagai penanda pada polybag.

Adapun alat yang digunakan adalah cangkul untuk mengolah lahan, batu

bata sebagai lanjaran polybag, meteran sebagai alat untuk mengukur, penggaris

sebagai alat untuk mengukur tinggi tanaman, pacak sebagai penanda batas, tali

plastik untuk mengikuti pacak yang satu dengan lainnya, gembor sebagai alat

untuk menyiram tanaman, kalkulator sebagai alat bantu hitung, buku untuk tempat

mencatat data, dan alat tulis untuk menulis data.

Prosedur Percobaan

- Diisi media kedalam polybag, yaitu campuran top soil, pasir, dan kompos

dengan perbandingan 2:1:1

- Direndam benih yang hendak di tanam dalam air selama 15 menit

- Dibersihkan lahan dari gulma dan di susun dengan batu bata sebanyak 4 buah

dengan 2 batu bata sebagai

- lanjaran tiap polybag


12

- Ditanam benih yang sudah di rendam pada polibag sebanyak 3 benih

- Diamati jumlah daun dan tinggi tanaman tiap minggu, dibuat grafiknya.
13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Komoditi : Jagung (Zea mays L.)

Parameter : Tinggi Tanaman (cm) dan Jumlah Daun (helai)

Tanggal MST Tinggi Tanaman Jumlah Daun


1
2
3
4
5
6
7

Komoditi : Kedelai (Glycine max L. Merill)

Parameter : Tinggi Tanaman (cm) dan Jumlah Daun (helai)

Tanggal MST Tinggi Tanaman Jumlah Daun


1
2
3
4
5
6
7
14

Tinggi Tanaman

140
120
100
80
60 Rataan
40
20
0
MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Jumlah Daun

40
35
30
25
20
Rataan
15
10
5
0
MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pembahasan
15

Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tinggi tanaman mengalami

kenaikan, kenaikan mula-mula tidak begitu cepat, namun lama kelamaan terus

meningkat yaitu dari rata-rata 7,0 cm menjadi 66,55 cm. Kenaikan ini

menunjukkan ukuran kumulatif dari waktu ke waktu, dimana tanaman pada saat

ini berada pada fase logaritmik. Hal ini sesuai dengan literatur Prawiranata (1981)

yang menyatakan bahwa kurva menunujukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi

dari waktu. Fase logaritmik berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada awalnya,

tapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran organisme.

Dari hasil pengamatan pada jumlah daun dapat diketahui bahwa

pertumbuhan jumlah daun lambat pada awalnya, tetapi kemudian meningkat, yang

merupakan fase pertama dalam pertumbuhan. Fase selanjutnya yaitu pertumbuhan

daun berlangsung secara konstan dimana rata-rata kedua sampel tetap pada

minggu ke- 8 dan ke-12 pengamatan, yaitu 17 daun. Fase ini dinamakan fase

linier. Hal ini sesuai dengan literatur Salisbury dan Ross (1992) yang menyatakan

bahwa pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur

lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun.

Apabila digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan terbentuk

kurva sigmoid (bentuk S).

Dari hasil percobaan yang dilakukan diketahui bahwa terjadi penambahan

rataan jumlah daun dari minggu awal, yaitu 1,5 hingga pada minggu terakhir

rataan jumlah daun menjadi 17. Peristiwa ini menunjukkan terjadinya proses

difrensiasi dan pematangan struktur dasar menjadi tingkat yang lebih tinggi atau

kompleks. Hal ini sesuai dengan literatur Salisbury and Ross (1992) yang

menyatakan bahwa perkembangan merupakan peristiwa yang sering bersanding

dengan pertumbuhan, dan dapat didefinisikan sebagai serangkaian perubahan atau


16

kemajuan dan diferensiasi dan pematangan dari struktur dasar menjadi bagian

yang lebih tinggi atau kompleks.

Dari hasil percobaan diketahui bahwa pertumbuhan tanaman kacang

kedelai dibagi menjadi 3 fase pertumbuhan, yaitu:

- Fase logaritmik, merupakan fase pertumbuhan awal lajunya lambat yang

terjadi pada minggu ke-1 hingga ke-4 pengamatan dengan rata-rata tinggi

tanaman 7-15,35 cm.

- Fase linear, terjadi penambahan berat dan panjang yang konstan berlangsung

dari minggu ke-5 sampai ke-9 pengamatan dengan penambahan tinggi

tanaman 21,9-55,15 cm.

- Fase penuaan, dimana pertumbuhan relatif lambat terjadi pada minggu ke- 10

sampai minggu ke-12 pengamatan dengan penambahan tinggi

tanaman 60,9-66,55 cm.

Hal ini sesuai dengan literatur Salisbury dan Ross (1992) yang menyatakan bahwa

kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang ideal. Tiga fase utama biasanya

mudah dikenali: fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan.

Dari hasil percobaan diketahui bahwa pertumbuhan kacang kedelai jika

digambarkan dalam grafik akan membentuk kurva sigmoid (bentuk S). Kurva ini

menggambarkan baik pertumbuhan tinggi tanaman maupun jumlah daun.

Keduanya dalam bentuk sigmoid. Hal ini sesuai dengan literatur Jain (2000) yang

menyatakan bahwa suatu hasil pengamatan pertumbuhan tanaman yang paling

sering ditemukan khusunya pada tanaman setahun adalah biomassa tanaman yang

menunjukan pertumbuhan mengikuti bentuk “S” dengan waktu yang dikenal

dengan model sigmoid.


17

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tinggi tanaman mengalami

kenaikan terus meningkat yaitu dari rata-rata 7,0 cm menjadi 66,55 cm.

2. Dari hasil pengamatan pada jumlah daun dapat diketahui bahwa pertumbuhan

jumlah daun berlangsung secara konstan dimana rata-rata kedua sampel tetap

pada minggu ke- 8 dan ke-12 pengamatan, yaitu 17 daun.

3. Dari hasil percobaan yang dilakukan diketahui bahwa terjadi penambahan

rataan jumlah daun dari minggu awal, yaitu 1,5 hingga pada minggu terakhir

rataan jumlah daun menjadi 17.

4. Dari hasil percobaan diketahui bahwa pertumbuhan tanaman kacang kedelai

dibagi menjadi 3 fase pertumbuhan, yaitu: Fase logaritmik (minggu ke-1

hingga ke-4), Fase linear (minggu ke-5 sampai ke-9), Fase penuaan (minggu

ke- 10 sampai minggu ke-12)

5. Dari hasil percobaan diketahui bahwa pertumbuhan kacang kedelai jika

digambarkan dalam grafik akan membentuk kurva sigmoid (bentuk S).

Saran

Sebaiknya pengambilan data kacang kedelai (Glycine max (L.) Merr.)

tepat pada waktunya dan sebaiknya praktikan melakukan perawatan tanaman

secara intensif agar diperoleh hasil yang optimal dan dapat sesuai dengan fase-

fase pertumbuhan.
18

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto. T. 2005. Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta

Andani, S dan E. D. Purbayanti. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM


Press, Yogyakarta

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press, Jakarta

Bewley, J. D and M. Black. 1983. Physiology and Biochemistry of seeds. Berlin


Heidelberg, New York

Buckman, H. O. And N. C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. PT. Brahtara Karya


Aksara, Jakarta

Fither, A. H. 1981. Kacang Kedelai. UGM Press, Yogyakarta


.
Goldsworthy, P. R. dan Fisher. 1992. Fisiologi Tumbuhan Budidaya Tropik.
UGM Press, Yogyakarta

Jain, V. K. 2000. Fundamentals of Plant Physiology. Chand and Company, New


Delhi

Kaushik, M. P. 2004. Modren Botany. MC. Graw Hill Publishing Company


Limited, New Delhi

Lakitan, B. 2004. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. IPB Press, Bogor

Mohr, H and Schopper. 1995. Plant Phisiology. Springer, New York

Pradhan, S. 2001. Plant Physiologi. HAR – ANAND Publishing ltd, New York

Prawiranata, W. 1981. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. ITB Perss, Bogor

Purwono, R. dan H. Purnamawati. 2002. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan


Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta

Rukmana, H. dan R. Yuniarsih., 1996. Kacang Hijau. Penerbit


Kanisius, Yogyakarta

Salisbury, F. B., dan C. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press, Bandung

_________________________. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press, Bandung

Steenis, C. G. G. J. V., 2003. Flora. Pradnya Paramita, Jakarta

Steward, F. C. 1959. Plant Physiology. Academic Press, New York

Sumpena, U. 2005. Benih Sayuran. Penebar Swadaya, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai