Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN ONKOLOGI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA


KANKER KOLON

Dosen Pembimbing :
Ners. Herman, M. Kep

Disusun Oleh :
Apolonius Vio I1032191023
Ariq Julian Iswara I1032191024
Maria Audrey Lettia Vania I1032191025

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usus besar atau yang biasa disebut kolon merupakan organ pada sistem pencernaan manusia
yang merupakan lanjutan dari usus halus. Apabila direntangkan, panjang usus besar bisa
mencapai 1,5 - 2 meter. Usus besar memiliki struktur dinding yang sejenis dengan usus halus
dan memiliki fungsi utama yaitu untuk melakukan penyerapan makanan hingga membuangnya
keluar tubuh. Sedangkan rektum adalah kelanjutan atau ujung dari usus besar dekat anus, usus
besar dan rektum ini membentuk suatu pipa panjang yang berotot.
Ada berbagai macam penyakit yang dapat menyerang usus, salah satunya kanker usus atau
kanker kolon. Kanker kolon adalah kondisi di mana tumbuh sel tumor ganas pada usus besar. Usus
manusia terdiri dari beberapa bagian, salah satu bagian usus yang berperan penting dalam
penyerapan cairan adalah usus besar. Pertumbuhan jaringan yang tidak normal di bagian usus
inilah yang dikenal dengan kanker kolon atau kanker kolorektal. Kanker kolorektal merupakan
jenis keganasan di daerah kolon atau usus besar dan rektumnya yang sering dijumpai di saluran
pencernaan.
Ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih berisiko terkena kanker kolon misalnya
berjenis kelamin pria, berusia di atas 50 tahun, memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus
besar, memiliki riwayat merokok (masih atau pernah merokok). Faktor risiko lain yang juga
berperan dalam meningkatkan risiko kanker usus besar adalah riwayat polip usus, obesitas, pola
makan tidak sehat (tinggi lemak, rendah serat dan protein), serta kurang aktivitas fisik.
Seperti yang telah disebutkan, usia tua menjadi salah satu faktor risiko kanker usus besar.
Akan tetapi, sebuah penelitian mengungkap bahwa kasus kanker kolon usia muda semakin
meningkat. Penelitian lain menunjukkan bahwa antara tahun 1974 – 2013, diagnosis kanker kolon
meningkat 1 – 2% pada usia 20 – 39 tahun dan sekitar 0,5 – 1% pada usia 40 – 54 tahun. Kenaikan
ini terjadi setiap tahunnya dan melihat persentase tersebut, timbulnya gejala kanker usus pada
remaja bisa saja terjadi. Kurang olahraga, diet tidak sehat, obesitas, merokok, dan alkohol juga
dapat meningkatkan kemungkinan mengalami kanker usus besar di segala usia, termasuk remaja
dan dewasa muda.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kita simpulkan bahwa betapa pentingnya
pengetahuan tentang salah satu kelainan atau penyakit pada manusia yaitu kanker kolon, teutama
bagi kehidupan kita dan terutama bagi para tenaga medis. Maka dari itu, permasalahan yang
akan kami bahas dalam asuhan keperawatan onkologi pada klien dengan kanker kolon adalah :
1. Apa definisi dari kanker kolon?
2. Apa etiologi dari kanker kolon?
3. Apa manifestasi klinis dari kanker kolon?
4. Apa pemeriksaan penunjang untuk kanker kolon?
5. Apa penatalaksanaan dari kanker kolon?
6. Apa pengkajian dalam Asuhan Keperawatan pada penderita kanker kolon?
7. Apa analisa data dalam Asuhan Keperawatan pada penderita kanker kolon?
8. Apa diagnosa dalam Asuhan Keperawatan pada penderita kanker kolon?
9. Apa intervensi dalam Asuhan Keperawatan pada penderita kanker kolon?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dalam makalah asuhan keperawatan pada klien dengan kanker
kolon, sebagai berikut :
1. Memaparkan pengkajian dalam Asuhan Keperawatan pada penderita kanker kolon.
2. Memaparkan analisa data dalam Asuhan Keperawatan pada penderita kanker kolon.
3. Memaparkan diagnosa dalam Asuhan Keperawatan pada penderita kanker kolon.
4. Memaparkan intervensi dalam Asuhan Keperawatan pada penderita kanker kolon.

1.4 Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


Dalam makalah asuhan keperawatan ini, ada 2 tujuan yang kami tentukan yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum dan tujuan khususnya adalah :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum makalah asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kolon yaitu mampu
menjelaskan dan memberikan asuhan keperawatan onkologi pada klien dengan kanker
kolon.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus makalah asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kolon adalah :
• Mengetahui definisi dari kanker kolon.
• Mengetahui etiologi dari kanker kolon.
• Mengetahui manifestasi klinis dari kanker kolon.
• Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk kanker kolon.
• Mengetahui penatalaksanaan dari kanker kolon.
• Mengidentifikasi pengkajian pada penderita kanker kolon.
• Mengidentifikasi analisa data pada penderita kanker kolon.
• Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada penderita kanker kolon.
• Mengidentifikasi intervensi keperawatan pada penderita kanker kolon.
• Memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen.

1.5 Metode Penulisan


Dalam penulisan karya tulis atau asuhan keperawatan ini, kami menggunakan metode deduktif
dimana makalah ini berdasarkan kajian teori yang relevan dari penelitian-penelitian yang sudah
ada sebelumnya, kemudian dianalisis untuk mengangkat atau menegakan sebuah diagnosa didalam
asuhan keperawatan ini.
BAB II
KONSEP PENYAKIT

2.1 Definisi Kanker Kolon


Kanker kolon suatu bentuk keganasan dari masa abnormal atau neoplasma yang muncul
dari jaringan ephitel di kolon (Haryono, 2010). Kanker kolorektal ditunjukan pada tumor ganas
yang ditemukan di kolon dan rektum. Kolon dan rectum adalah bagian dari usus besar pada
sistem pencernaan yang disebut traktus gastrointestinal. Lebih jelasnya kolon berada di bagian
proksimal usus besar dan rektum dibagian distal sekitar 5 – 7 cm diatas anus. Kolon dan rektum
merupakan bagian dari saluran pencernaan atau saluran gastrointestinal di mana fungsinya
adalah untuk menghasilkan energi bagi tubuh dan membuang zat-zat yang tidak berguna
(Penzzoli, et all, 2007). Kanker kolorektal merupakan suatu tumor malignant yang muncul pada
jaringan ephitelial dari kolon atau rektum. Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma
yang berkembang dari polip adenoma (Wijaya dan Putri, 2013).

2.2 Etiologi Kanker Kolon


Menurut Soebachman pada tahun 2011, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kejadian kanker kolon atau kanker kolorektal, yaitu :
1. Usia : Risiko terkena kanker kolon meningkat dengan bertambahnya usia.
Kebanyakan kasus terjadi pada orang yang berusia 50 tahun keatas. Jarang ditemukan
penderita kanker kolon yang usianya dibawah 50 tahun. Kalaupun ada, bisa dipastikan
dalam sejarah keluarganya ada yang terkena kanker kolon juga.
2. Polip : Adanya polip pada kolon, khususnya polip jenis adenomatosa. Jika polip ini
langsung dihilangkan pada saat ditemukan, tindakan tersebut akan mengurangi risiko
terjadinya kanker kolon di kemudian hari.
3. Riwayat Kanker : Seseorang yang pernah terdiagnosis mengidap kanker kolon
(bahkan pernah dirawat untuk kanker kolon ) berisiko tinggi terkena kanker kolon lagi
dikemudian hari. Wanita yang pernah mengidap kanker ovarium (indung telur),
kanker uterus, dan kanker payudara juga memiliki risiko yang besar untuk terkena
kanker kolon.
4. Faktor Keturunan atau Genetika : Sejarah adanya kanker kolon dalam keluarga,
khususnya pada keluarga dekat. Orang yang keluarganya punya riwayat penyakit FAP
(Familial Adenomatous Polyposis) atau polip adenomatosa familial memiliki risiko
untuk terkena kanker kolon sebelum usia 40 tahun bila FPA-nya tidak diobati.
Penyakit lain dalam keluarga adalah HNPCC (Hereditary Non Polyposis Colorectal
Cancer), yakni penyakit kanker kolorektal nonpolip yang menurun dalam keluarga
atau sindrom Lynch.
5. Penyakit kolitis atau radang kolon ulseratif yang tidak diobati.
6. Kebiasaan Merokok : Perokok memiliki risiko jauh lebih besar untuk terkena kanker
kolon dibandingkan dengan yang bukan perokok.
7. Kebiasan Makan : Pernah diteliti bahwa kebiasaan mengkonsumsi banyak daging
merah dan sedikit mengkonsumsi buah, sayuran dan ikan turut meningkatkan risiko
terjadinya kanker kolon. Ini karena daging merah seperti sapi, kambing dan lain-lain
banyak mengandung zat besi. Jika sering mengonsumsi daging merah berarti akan
kelebihan zat besi.
8. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung pewarna, apalagi jika
pewarnanya adalah pewarna dengan bahan kimia atau tidak layak konsumsi.
9. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet.
10. Kurangnya Aktivitas Fisik : Orang yang kurang beraktivitas akan lebih berisiko untuk
terkena kanker kolon.
11. Berat badan yang berlebihan atau obesitas.
12. Infeksi virus tertentu seperti HPV (Human Papiloma Virus) turut andil dalam
terjadinya kanker kolon.
13. Kontak dengan zat-zat kimia tertentu misalnya logam berat, toksin, dan ototoksin serta
gelombang elektromagnetik.
14. Kebiasaan Mengkonsumsi Minuman Beralkohol : Usus mengubah alkohol menjadi
asetilaldehida yang meningkatkan risiko terkena kanker kolon.
15. Bekerja sambil duduk seharian misalnya para eksekutif, pegawai administrasi atau
pengemudi kendaran umum.

2.3 Manifestasi Klinis Kanker Kolon


Gejala umum dari kanker kolon ditandai dengan ada perubahan kebiasaan pada buang air
besar. Gejala tersebut meliputi :
1. Diare atau sembelit
2. Perut terasa penuh
3. Ditemukannya darah pada feses, baik merah terang atau sangat gelap, baik bercampur
dengan feses ataupun darah segar yang menetes.
4. Feses yang dikeluarkan lebih sedikit dari biasanya dan merasa tidak tuntas saat BAB.
5. Sering mengalami sakit perut, kram perut, atau perasaan penuh atau kembung.
6. Kehilangan berat badan tanpa alasan yang diketahui.
7. Merasa sangat lelah sepanjang waktu.

2.4 Pemeriksaan Penunjang Untuk Kanker Kolon


Ada beberapa macam pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendeteksi
kanker kolon, yaitu :
1. Endoskopi : Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupun
kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan
jelas pada endoskopi dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.
2. Radiologi : Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah foto dada
dan foto kolon (barium enema). Pemeriksaan dengan barium enema mungkin dapat
memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasi letaknya. Tes ini mungkin
menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran
tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini.
Enema barium secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
3. Ultrasonografi (USG) : Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya
metastasis atau kelainan di bagian abdomen.
4. Histopatologi : Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa
tempat untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran
histopatologi karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma dan perlu ditentukan
differensiasi.
5. Laboratorium : Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun
demikian setiap klien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb nya. Dapat
menunjukkan anemia, dan melihat apakah ada perubahan pada sel darah merah dan
sel darah putih, trombosit meningkat atau berkurang.
6. CT-Scan dan MRI : Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan
evaluasi respons pada pengobatan.
7. Biopsi : Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan dan
dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya.
2.5 Penatalaksanaan
1. Pembedahan : Pembedahan adalah satu satunya cara yang secara luas diterima sebagai
penanganan kuratif untuk kanker kolorektal.
2. Radioterapi : Terapi radiasi penanganan kanker dengan X-ray berenergi tinggi untuk
membunuh sel kanker.
3. Kemoretapi : Kemoterapi sangat efektif digunakan bila tumor sangat sedikit dan
berada pada fase proliferasi.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus :
Klien bernama Tn. Muklis berusia 55 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
abdomen yang muncul secara terus menerus. Klien juga mengalami diare atau sembelit, BAB
bercampur dengan darah, perut kembung, dan sering merasa BAB tidak tuntas. Selain itu, klien
juga mengalami perubahan berat badan dari yang sebelumnya 70kg menjadi 50kg dalam
setahun belakangan. Klien dibawa ke rumah sakit oleh istrinya setelah klien mengalami nyeri
hebat dibagian abdomen. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD 110/90 mmHg, Nadi 70x /
menit, Respirasi 26x / menit, Suhu 37,5℃.
Identitas Klien
Nama Klien : Tn. Muklis
Jenis kelamin : Laki-laki
No.RM :-
Usia : 55 Tahun
Tgl.MRS : 10 Januari 2021
Tgl.Pengkajian : 10 Januari 2021
Alamat : Jl. Bunga Gang Mawar Nomor 10, Pontianak.
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Agama : Muslim
Suku : Jawa
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : PNS
Lama Bekerja : 30 Tahun
Sumber Informasi : Ny. Ana (Istri)
Kontak Keluarga Dekat : 089876543210

3.1 Pengkajian
1. Keadaan Umum : Saat masuk rumah sakit Tn. Muklis di diagnosa mengalami kanker
kolon. Saat pengkajian, pemeriksaan TTV didapat TD 110/90 mmHg, Nadi 70x /
menit, Respirasi 26x / menit, Suhu 37,5℃.
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Klien mengalami kanker kolon dengan keluhan nyeri
abdomen. Ketika nyeri hebat muncul, klien langsung dibawa ke rumah sakit oleh istri
klien.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : - Tidak Ada –
4. Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga tidak ada yang mengalami kanker kolon atau
yang serupa.
5. Diet : Kebiasaan makan daging merah berlebihan tanpa diimbangi dengan serat.
6. Pemeriksaan Fisik : Klien tampak sakit dan meringis, terdapat perubahan nadi dan
perubahan napas, pernapasan dangkal.
7. Eliminasi : Mengalami diare atau sembelit, BAB bercampur dengan darah, perut
kembung, dan sering merasa BAB tidak tuntas.

3.2 Analisa Data


Etiologi
No. Data Masalah
(Pathway)
1. Data Subjektif :
• Klien mengatakan nyeri pada
bagian abdomen dan hilang
timbul.
• Klien mengatakan bertambah
nyeri pada saat bergerak.
Data Objektif : Tingkat Nyeri Nyeri Akut – D.0077
• Klien tampak meringis dan
gelisah menahan rasa nyeri.
• Skala nyeri klien 8.
• Klien tampak melindungi
atau memegang daerah yang
terasa nyeri.
2. Data Subjektif :
• Klien mengatakan merasa
demam. Kontrol Risiko Risiko Infeksi – 0142
Data Objektif :
• Suhu klien 37,5℃.
3. Data Subjektif :
• Klien mengeluh tidak
nyaman dan tidak rileks.
• Klien mengatakan nyeri pada Gangguan Rasa Nyaman
Tingkat Nyeri
abdomen dan hilang timbul. – D.0074
Data Objektif :
• Klien tampak meringis dan
gelisah menahan rasa nyeri.
4. Data Subjektif :
• Klien mengatakan tidak
nafsu makan dan lidah terasa
pahit.
• Klien mengatakan tubuhnya Ketidakseimbangan
lemas. Nutrisi : Kurang Dari
Eliminasi Usus
Data Objektif : Kebutuhan Tubuh –
• Klien tampak lemas. 00002
• Klien terlihat tidak mampu
menghabiskan porsi
makannya.
• BB klien turun ± 20kg.
3.3 Daftar Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut (D.0077) b.d Agen Pencedera Fisiologis d.d
Data Subjektif :
• Klien mengatakan nyeri pada bagian abdomen dan hilang timbul.
• Klien mengatakan bertambah nyeri pada saat bergerak.
Data Objektif :
• Klien tampak meringis dan gelisah menahan rasa nyeri.
• Skala nyeri klien 8.
• Klien tampak melindungi atau memegang daerah yang terasa nyeri.
2. Risiko Infeksi (0142) b.d Penyakit Kronis d.d
Data Subjektif :
• Klien mengatakan merasa demam.
Data Objektif :
• Suhu klien 37,5℃.
3. Gangguan Rasa Nyaman (D.0074) b.d Gejala Penyakit d.d
Data Subjektif :
• Klien mengeluh tidak nyaman dan tidak rileks.
• Klien mengatakan nyeri pada abdomen dan hilang timbul.
Data Objektif :
• Klien tampak meringis dan gelisah menahan rasa nyeri.
4. Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (00002) b.d Enggan
Makan d.d
Data Subjektif :
• Klien mengatakan tidak nafsu makan dan lidah terasa pahit.
• Klien mengatakan tubuhnya lemas.
Data Objektif :
• Klien tampak lemas.
• Klien terlihat tidak mampu menghabiskan porsi makannya.
• BB klien turun ± 20kg.
3.4 Intervensi Keperawatan
Nama pasien : Tn. Muklis
Tempat Tanggal Lahir : 1 Januari 1966
Nomor Rekam Medik :-
Unit/Ruang : Ruang Kamboja

TANGGAL DIAGNOSA
NO TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. 10 Januari 2021 Nyeri Akut (D.0077) Tujuan Jangka Panjang : Setelah dilakukan Terapi Latihan : Manajemen Nyeri (I.08238)
b.d Agen Pencedera intervensi selama 2 x 24 jam, diharapkan Nyeri
Fisiologis. Akut dapat teratasi dengan kriteria hasil : Observation :
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Tingkat Nyeri (L.08066) frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
• Identifikasi skala nyeri.
Skala
Outcome 1 2 3 4 5 NA • Identifikasi respons nyeri non verbal.
Keseluruhan • Identifikasi faktor yang memperberat dan
Keluhan memperingan nyeri.
 • Identifikasi pengaruh budaya terhadap respons
nyeri.
Meringis.  nyeri.
Gelisah.  • Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.
Berfokus • Monitor keberhasilan terapi komplementer
pada diri  yang sudah diberikan.
sendiri. • Monitor efek samping penggunaan analgesik.
Pola napas.  Nursing :
Tekanan • Berikan teknik nonfarmakologi untuk

darah. mengurangi rasa nyeri (misalkan terapi musik,
Nafsu pijat, hipnotis, imajinasi terbimbing, dll).

makan. • Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
Pola tidur.  nyeri.
• Fasilitasi istirahat dan tidur.
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri.
Education :
• Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.
• Jelaskan strategi meredakan nyeri.
• Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
• Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat.
• Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri.
Collaboration :
• Kolaborasi pemberian analgesik jika perlu
2. 10 Januari 2021 Risiko Infeksi Tujuan Jangka Panjang : Setelah dilakukan Terapi Latihan : Pencegahan Infeksi (I.14539)
(0142) b.d Penyakit intervensi selama 2 x 24 jam, diharapkan Risiko
Observation :
Kronis. Infeksi dapat teratasi dengan kriteria hasil :
• Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
Kontrol Nyeri (L.08063) sistemik.
Skala Nursing :
Outcome 1 2 3 4 5 NA • Batasi jumlah pengunjung.
Keseluruhan • Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Melaporkan dengan pasien dan lingkungan pasien.
nyeri  • Pertahankan tingkat aseptik pada pasien
terkontrol. berisiko tinggi.
Kemampuan
mengenali  Education :
onset nyeri. • Jelaskan tanda dan gejala infeksi.
Kemampuan • Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar.
mengenali • Ajarkan cara memeriksa luka atau luka operasi.

penyebab • Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi.
nyeri. • Anjurkan meningkatkan asupan cairan.
Kemampuan
menggunakan

teknik non
farmakologi.
Dukungan
orang 
terdekat.
Keluhan

nyeri.
Penggunaan

analgesik.
3. 10 Januari 2021 Gangguan Rasa Tujuan Jangka Panjang : Setelah dilakukan Terapi Latihan : Terapi Relaksasi (I.09326)
Nyaman (D.0074) intervensi selama 1 x 24 jam, diharapkan
Observation :
b.d Gejala Penyakit. Gangguan Rasa Nyaman dapat teratasi dengan
kriteria hasil : • Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
efektif digunakan.
Tingkat Nyeri (L.08066) • Identifikasi kesediaan, kemampuan dan
penggunaan teknik sebelumnya.
Skala
Outcome 1 2 3 4 5 NA • Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
tekanan darah dan suhu sebelum dan sesudah
Keseluruhan
latihan.
Keluhan
 • Monitor respons terhadap terapi relaksasi.
nyeri.
Meringis.  Nursing :
Gelisah.  • Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
Berfokus gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang
pada diri  nyaman, jika memungkinkan.
sendiri. • Berikan informasi tertulis tentang persiapan
Pola napas.  dan prosedur teknik relaksasi.
Tekanan
 • Gunakan pakaian longgar.
darah. • Gunakan nada suara lembut dengan irama
lambat dan berirama.
Nafsu
 • Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
makan. dengan analgesik atau tindakan medis lain jika
Pola tidur.  sesuai.
Education :
• Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia.
• Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang
dipilih.
• Anjurkan mengambil posisi nyaman.
• Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi.
• Anjurkan sering mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih.
• Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi.
4. 10 Januari 2021 Ketidakseimbangan Tujuan Jangka Panjang : Setelah dilakukan Terapi Latihan : Manajemen Nutrisi (1100)
Nutrisi : Kurang intervensi selama 2 x 24 jam, diharapkan
Dari Kebutuhan Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang Dari Observation :
Tubuh (00002) b.d Kebutuhan Tubuh dapat teratasi dengan kriteria • Identifikasi alergi atau intoleransi makanan
Enggan Makan. hasil : yang dimiliki pasien.
• Monitor kalori dan asupan makanan.
Eliminasi Usus (0501) • Monitor kecenderungan terjadinya penurunan
Skala dan kenaikan berat badan.
Outcome 1 2 3 4 5 NA Nursing :
Keseluruhan • Tentukan status gizi pasien dan kemampuan
Pola pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi.
 • Tentukan apa yang menjadi preferensi
eliminasi.
Kontrol makanan bagi pasien.
 • Instruksikan pasien mengenai kebutuhan
gerakan usus.
Warna feses.  nutrisi.
Jumlah feses. 
Feses lembut • Bantu pasien dalam menentukan pedoman atau
dan  piramida makanan yang paling cocok dalam
berbentuk. memenuhi kebutuhan nutrisi dan preferensi.
Kemudahan
 • Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
BAB. dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi.
Tekanan  • Berikan obat-obatan sebelum makan.
sfingter. Education :
Otot untuk • Anjurkan keluarga untuk membawa makanan
mengeluarkan  favorit pasien sementara berada di rumah sakit
feses. atau fasilitas perawatan yang sesuai.
Pengeluaran • Anjurkan pasien mengenai modifikasi diet
feses tanpa  yang diperlukan.
bantuan. • Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan diet
Suara bising untuk kondisi sakit.

usus. • Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan
Darah dalam makanan tertentu berdasarkan perkembangan

feses. atau usia.
Konstipasi.  • Anjurkan pasien untuk memantau kalori dan
Diare.  intake makanan.
Nyeri pada

saat BAB
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Usus besar atau yang biasa disebut kolon merupakan organ pada sistem pencernaan manusia
yang merupakan lanjutan dari usus halus. Sedangkan rektum adalah kelanjutan atau ujung dari
usus besar dekat anus, usus besar dan rektum ini membentuk suatu pipa panjang yang berotot.
Ada berbagai macam penyakit yang dapat menyerang usus, salah satunya kanker usus atau kanker
kolon. Kanker kolon adalah kondisi di mana tumbuh sel tumor ganas pada usus besar. Usus
manusia terdiri dari beberapa bagian, salah satu bagian usus yang berperan penting dalam
penyerapan cairan adalah usus besar. Pertumbuhan jaringan yang tidak normal di bagian usus
inilah yang dikenal dengan kanker kolon atau kanker kolorektal. Kanker kolorektal merupakan
jenis keganasan di daerah kolon atau usus besar dan rektumnya yang sering dijumpai di saluran
pencernaan.

4.2 Saran
Dengan adanya makalah asuhan keperawatan ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tentang asuhan keperawatan kanker kolon. Juga diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan
yang lebih berkualitas dan professional agar terciptanya perawat yang professional, terampil,
inovatif, dan bermutu yang dapat memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh
berdasarkan kode etik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

• Bulechek, et all. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). Oxford : Elsevier.


• Diyono. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Jakarta : EGC.
• Doenges, M. 2012, Rencana Asuahan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta, EGC.
• International, N. 2017. NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-
2020. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• Japaries, Willie. 2012. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta : EGC.
• Moorhead, S, et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Oxford : Elsevier
• Mutaqqin, Arif. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Gangguan
Gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medika.
• Smeltzer & Bare. 2013. Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah Bruner & Suddarth Edisi
8. Jakarta : EGC.
• Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Strandar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta :
DPP PPNI.
• Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Strandar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta :
DPP PPNI.
• Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Strandar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta :
DPP PPNI.
• Wijaya, et all. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai