Anda di halaman 1dari 118

KATA PENGANTAR

Kita panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan izin-Nyalah kita diberi kemudahan dalam meyelesaikan segala
aktivitas. Laporan ini merupakan tugas besar yang harus diselesaikan karena
merupakan syarat bagi mahasiswa untuk mengikuti ujian akhir semester.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas besar ini, diantaranya :
1. Bapak Adi Mawardin, S.T., M.Eng. Selaku dosen assistensi.
2. Teman – teman angkatan 2019.
3. Beserta pihak – pihak yang secara tidak langsung membantu saya dalam
penyelesaian tugas ini.
Demikianlah pengantar dari saya dan apabila dalam penyusunan laporan ini
terdapat kesalahan perhitungan ataupun penulisan baik yang disengaja ataupun tidak
saya selaku penulis mohon maaf yang sebesar – besarnya. Sekian. Dan terima kasih

Sumbawa, 7 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN HIDROLOGI


Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan
dan distribusi air di bumi, baik di atas, pada maupun di bawah permukaan bumi,
tentang sifat fisik, kimia air serta reaksinya terhadap lingkungan dan
hubungannnya dengan kehidupan. Atau secara umum dapat dikatakan bahwa
Hidrologi adalah ilmu yang menyangkut masalah kuantitas dan kualitas air di
bumi, dan dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Hidrologi Pemeliharaan
Menyangkut pemasangan alat – alat ukur berikut penentuan jaringan stasiun
pengamatannya, pengumpulan data hidrologi, pengolahan data mentah dan
publikasi.
2. Hidrologi Terapan
Ilmu yang langsung berhubungan dengan penggunaan hukum – hukun yang
berlaku menurut ilmu – ilmu murni pada kejadian praktis dalam kehidupan.
Dan menyangkut analisis hidrologi. ( Joyce Marthe dan Wanny, 1991 : 1 – 2 )
1.2 SIKLUS HIDROLOGI
2

4
3
1
1
1

1
5
8 7 1
9 8 6
7
1010
daratanlaut

Gambar 1.1 Gambar Daur Siklus Hidrologi


Keterangan :
1. Penguapan
2. Awan hujan
3. Penguapan kembali
4. Hujan
5. Aliran Limpasan
6. Aliran permukaan
7. Aliran antara
8. Infiltrasi
9. Perkolasi
10. Aliran air tanah
Siklus hidrologi merupakan gerakan air laut ke udara dalam bentuk uap
yang diakibatkan oleh panas matahari yang kemudian di bawa kedaratan oleh
angin dan kemudian jatuh sebagai hujan ke permukaan tanah. Air huajn yang
jatuh ke permukaan tanah tersebut ada yang mengalir ke permukaan tanah dan ada
masuk ke dalam tanah dan menjadi air tanah dan air – air tersebut nantinya juga
akan kembali menuju laut lagi dan terjadi penguapan kembali oleh matahari.
( Sosrodarsono dan Takeda, 2003 : 2 )

1.3 ILMU – ILMU PENUNJANG LAIN


Karena kompleksnya sistem sirkulasi air serta luasnya ruang lingkup
kehidupan, maka di dalam melakukan analisis hidrologi diperlukan pula ilmu –
ilmu pengetahuan lain seperti :
1. Meteorologi
Ilmu yang memepelajari tentang cuaca di bumi.
2. Klimatologi
Ilmu yang mempelajari tentang iklim yang ada di bumi.
3. Geografi dan Agronomi
Ilmu yang digunakan untuk mengetahui ciri – ciri fisik dari permukaan bumi
dan dunia tumbuh – tumbuhan.
4. Geologi dan Ilmu Tanah
Ilmu yang mempelajari komposisi dari kerak bumi yang berperan pada
distribusi air permukaan, air bawah permukaan dan air tanah dalam.
5. Hidrolika
Ilmu yang mempelajari gerakan air beraturan dalam sistem sederhana.
6. Oceanogarfi dan Limnologi
Ilmu yang berkaitan dengan laut dan danau.
7. Statistik
Ilmu yang mempelajari tentang teknik memproses data numerik menjadi
informasi yang sangat berguna dalam penelitian ilmiah, pengambilan
keputusan dan lain sebagainya.
( Joyce Marthe dan Wanny, 1991 : 5 – 6 )

1.4 SEJARAH PERKEMBANGAN HIDROLOGI DI INDONESIA


Ilmu hidrologi di dunia sebenarnya telah ada sejak orang mulai
mempertanyakan dari mana asal mula air yang berada di sekitar kita yaitu
tepatnya pada abad ke -16. Pada zaman Leonardo Da Vinci dan Bernad Palissy
pengenalan tentang hidrologi mulai dikenal, mereka menemukan konsep siklus
Hidrologi secara benar, melalui penyelidikan ( hubungan infiltrasi sampai kepada
terjadinya mata iar ). Ketidakmampuan orang dahulu dalam menetapkan
pengertian yang tepat karena di dasari pada anggapan bahwa tanah terlalu kedap
sehingga tidak mungkin air masuk ke dalam tanah karena jumlah hujan tidak
cukup banyak untuk dapat menimbulkan air yang sebesar seperti yang sering kita
lihat di sungai, danau dan laut. Seiring dengan perkembangan zaman dan akhirnya
dengan ditemukannya alat pengukur dan pengembangan hidrolika, maka
membuka kemungkinan dilaksanakannya percobaan - percobaan Hidrologi.
( Joyce Marthe dan Wanny, 1991 : 6 )
Perkembangan hidrologi di indonesia tidak diketahui dengan jelas. Pada
pendidikan tinggi pada tahun 60 – an mata kuliah hidrologi masih merupakan
mata kuliah lain seperti irigasi, bangunan tenaga air. Dan mulai awal tahun 70 –
an ilmu hidrologi mulai berkembang dengan pesat, diantaranya ditandai dengan
cukup banyaknya penemuan ilmiah dalam bentuk seminar, loka karya yang
mempersoalkan ilmu Hidrologi secara kualitatif dan kuantitatif dan kemudian
menjadi pesat. Dan seiring dengan berjalannya waktu, munculnya organisasi
seperti Himpunan Ahli Teknik Hidrolik Indonesia( HATHI ) di Indonesia sangat
mendukung perkembangan tersebut. Dan pada bulan januari tahun 2001 HATHI
melakukan seminar tentang “ Peningkatan Profesionalisme dan Penerapan
Teknologi Air Dalam Pembangunan Daerah “ yang berlangsung di Jakarta. Dan
ini menandakan semakin berperannya HATHI dalam perkembangan ilmu – ilmu
hidrolik di Indonesia.
( Sumber : Internet ( Jurnal dan berbagai seminar HATHI ))

1.5 PENGGUNAAN HIDROLOGI DALAM PERENCANAAN TEKNIK


Dalam praktik para teknis yang berkepentingan dengan perencanaan dan
pembangunan air tidak dapat mengakibatkan Hidrologi sebagai alat penganalisa
jumlah air. Pada suatu kota dimensi sumber – sumber daya air daerah – daerah
pengaliran sungai semakin luas maka tidak hanya berperanan dalam perencanaan
bangunan air saja, tetapi juga ikut menentukan macam dan luas daerah pertanian
serta pedalaman dan daerah lainnya. Hidrologi adalah suatu alat pembantu dalam
perencanaan teknik hidrolika. Ilmu ini sebanding dengan mekanika terapan dan
mekanika fluida. Tetapi kedudukan dan posisi secara keseluruhan berbeda karena
hidroligi penuh dengan kerumitan dan sistemnya maha luas. Makin luas sistem
maka makin bervariasinya nilai ukur/parameter fisik, sehingga secara praktis tidak
mungkin menetapkan/menaksir nilai – nilai ukur di tiap titik. Misalnya untuk
suatu DAS mempunyai formasi/susunan geologi dan susunan tanah yang berbeda
sehingga sangat sulit memperkirakan lithologi di suatu titik sembarang tanpa
adanya data - data pemboran. ( Joyce Marthe dan Wanny, 1991 : 7 - 8 )
BAB II

MENENTUKAN CURAH HUJAN RATA – RATA DAERAH


DENGAN METODE POLIGON THIESSEN

Landasan Teori
Metode ini biasa digunakan untuk daerah – daerah dimana distribusinya
dari pengamat hujan tidak tersebar merata. Dan hasilnya lebih teliti. Adapun
caranya, yaitu :
a. Stasiun pengamat digambar pada peta, dan ditarik garis hubung masing –
masing stasiun.
b. Garis bagi tegak lurus dari garis hubung tersebut membentuk poligon –
poligon mengelilingi tiap – tiap stasiun, dan hindari bentuk poligon segitiga
tumpul.
c. Sisi tiap poligon merupakan batas - batas daerah pengamat yang
bersangkutan.
d. Hitung luas tiap poligon yang terdapat didalam DAS dan luas DAS seluruhnya
dengan planimeter dan luas tiap poligon dinyatakan sebagai persentase dari
luas DAS seluruhnya. Dan menghitung luas juga bisa menggunakan kertas
milimeter blok.
e. Faktor bobot dalam menghitung hujan rata – rata daerah di dapat dengan
mengalikan hujan rata – rata area yang didapat dengan mengalikan presipitasi
tiap stasiun pengamat dikalikan dengan persentase luas daerah yang
bersangkutan.
Rumus umum :

R =
A R  A R ......... ............ A R
1 1 2 2 n n ..........................................
( 2.1 )
A  A  ................... A
1 2 n

Keterangan :

R = curah hujan daerah ( mm )


n = jumlah titik – titik ( pos ) pengamatan
R1, R 2,..... ,Rn = curah hujan ditiap titik pengamatan
A1, A 2,..... ,An = bagian daerah yang mewalkili tiap titik pengamatan

Perhitungan Luas kotak dalam km2


Diketahui :
Skala Peta adalah 1 : 50000
Luas daerah stasiun 4 = 348 x 0,25 km2 0,5
= 87 km2

Luas daerah stasiun 6 = 280 x 0,25 km2 0,5


= 70 km2
Luas daerah stasiun 10 = 373 x 0,25 km2
= 93,25 km2
Contoh perhitungan curah hujan rata – rata pada tahun 1998 adalah :

( 41,8 x 87 + 49,1 x 70 + 89 x 93,25)


R =
( 87+70+93,25 )

= 250,25 mm
Jadi, curah hujan rata – rata untuk tahun 1983 adalah 108,134 mm
 Untuk perhitungan curah hujan pada tahun yang lain mengikuti
Data curah hujan
Data - data curah hujan harian
Curah Hujan Diberbagai Stasiun
No Tahun
Stasiun 4 Stasiun 6 Stasiun 10
1 1998 41.8 49.1 89
2 1999 87.2 138.7 92
3 2000 85 210.4 60
4 2001 76.7 58.4 54.5
5 2002 26.5 72.9 54.2
6 2003 53.5 72.3 45.4
7 2004 250 52 57.4
8 2005 106.7 70 59
9 2006 76.1 81 52.5
10 2007 61.4 56.8 54.5
11 2008 68 59 51
12 2009 320 95.1 53.3
13 2010 75.3 151 50.1
14 2011 104 42.9 63
15 2012 84.8 25.3 49.2

Keterangan :
Luas stasiun 4 = 87 km2
Luas stasiun 6 = 70 km2
Luas stasiun 10 = 93,25km2
Jadi, luas total seluruh stasiun adalah 250,25 km2
Perhitungan
Perhitungan rata - rata curah hujan dengan metode Polygon Thiessen
Curah Hujan Diberbagai Stasiun
No Tahun Rata-Rata Curah Hujan
Stasiun 4 Stasiun 6 Stasiun 10
1 1998 41.8 49.1 89 61.43
2 1999 87.2 138.7 92 103.39
3 2000 85 210.4 60 110.76
4 2001 76.7 58.4 54.5 63.31
5 2002 26-Jan 72.9 54.2 49.80
6 2003 53.5 72.3 45.4 55.74
7 2004 250 52 57.4 122.85
8 2005 106.7 70 59 78.66
9 2006 76.1 81 52.5 68.68
10 2007 61.4 56.8 54.5 57.54
11 2008 68 59 51 59.15
12 2009 320 95.1 53.3 157.71
13 2010 75.3 151 50.1 87.08
14 2011 104 42.9 63 71.63
15 2012 84.8 25.3 49.2 54.89
JUMLAH 1517 1234.9 885.1 1202.63

Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :


1. Curah hujan rata - rata maksimum terjadi pada tahun 2009 dengan rata - rata curah
hujan sebesar 151.71 mm
2. Curah hujan rata rata - rata minimum terjadi pada tahun 2002 dengan rata - rata curah
hujan sebesar 49.80 mm
BAB III

PENGUJIAN RAPS ( Rest Adjusted PARTiAL Sums ) TERHADAP


MASING – MASING STASIUN HUJAN

Landasan Teori
Pengujian RAPS ini digunakan untuk menguji ketidakpanggahan antar
data pada stasiun itu sendiri dengan mendeteksi pergeseran nilai rata – rata (mean )
Rumus umum :


Yi = Data stasiun.............................................................................
n ( 3.1 )

( Y - Y )
n
i 2

Dy2 = i1
............................................................................... ( 3.2 )
n
k

Sk* = ( Yi - Y )  Sk * sebelumnya, k 1,2,3,........n........................( 3.3 )


i 1

Sk .........................
Sk** = .......................................... Dy =  Dy 2 ( 3.4 )
*
Dy

Keterangan :
n = banyak tahun
Yi = data curah hujan ke- i

Y = rata – rata curah hujan


Sk*, Sk**, Dy = nilai statistik
Nilai Statistik ( Q )
Q = maks | Sk** |.............................................................................( 3.5 )
0<k<n

Nilai Statistik ( R )
R = maks | Sk** | - min | Sk** |......................................................(3.6 )
0<k<n 0<k<n
Keterangan :
Q dan R = nilai statistik
2.2 Perhitungan
Diketahui :
Contoh data curah hujan stasiun 6 pada tahun 1998 sebesar 49,1 mm
Banyak tahun 15
Jumlah curah hujan pada stasiun 6 sebesar 1234,9 mm
Ditanyakan :
Lakukan pegujian RAPS dan beri kesimpulan !
Penyelesaian :

1234,9
Y= 15
= 82,33 mm

(49,1 – 82,33) 2
Dy2
= 15

= 73,60 mm2

Sk* = ( 49,1 – 82,33 ) + 0 , Sk* sebelumnya = 0


= -33,23 mm

-33,23
Sk** =
47,19
= -0,70

Menentukan nilai statistik stasiun 6


Q = 3,20
R = 3,20 – 0,000
= 3,20

 Menentukan konsistensi
Maka :
Q
n = 3.20 = 0.83
√ 15
Q
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Dengan cara interpolasi diperoleh :
Q ((1,42 -1,29) x ( 15 - 10
=1,29+
n ))
( 20 - 10 )
= 1,355
Sehingga :
Q Q
berdasarkan hitungan < berdasarkan tabel ( 99 % )
n n

0,83 < 1,355 konsisten

R 3.20
n = √ 15 = 0.83

R
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


R ((1,6 -1,38 ) x ( 15 - 10
= 1,38
n + ))
( 20 - 10 )
= 1,490

Sehingga :
R
berdasarkan hitungan< R berdasarkan tabel ( 99 % )
n n

0,83 < 1,490 konsisten

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun 6 Sk** maksimum
terjadi pada tahun 2000 dengan nilai 3,20 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
2012 dengan nilai 0,000 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.
2.3 Data dan Hasil Perhitungan
Tabel I
Hasil perhitungan RAPS stasiun 6
No Tahun Curah SK* DY2 SK** I SK** I
Hujan
( mm )
1 1998 49.1 -33.23 73.60 -0.70 0.70
2 1999 138.7 23.15 211.86 0.49 0.49
3 2000 210.4 151.22 1093.52 3.20 3.20
4 2001 58.4 127.29 38.17 2.70 2.70
5 2002 72.9 117.87 5.92 2.50 2.50
6 2003 72.3 107.84 6.70 2.29 2.29
7 2004 52 77.51 61.31 1.64 1.64
8 2005 70 65.19 10.13 1.38 1.38
9 2006 81 63.86 0.12 1.35 1.35
10 2007 56.8 38.33 43.44 0.81 0.81
11 2008 59 15.01 36.28 0.32 0.32
12 2009 95.1 27.78 10.88 0.59 0.59
13 2010 151 96.45 314.40 2.04 2.04
14 2011 42.9 57.03 103.63 1.21 1.21
15 2012 25.3 0.00 216.80 0.00 0.00
Total 2226.76 2226.76
Hasil akar 47.19
Rata - Rata 82.33

Diketahui :
N = 15
|Sk**| ( max ) = 3,20
|Sk**| ( min ) = 0,000
Q = 3,20
R = 3,20 – 0,000
= 3,20
 Menentukan konsistensi

Maka :
Q
n = 3.20 = 0.83
√ 15
Q
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Dengan cara interpolasi diperoleh :
Q ((1,42 -1,29) x ( 15 - 10
=1,29+
n ))
( 20 - 10 )
= 1,355
Sehingga :
Q Q
berdasarkan hitungan < berdasarkan tabel ( 99 % )
n n

0,83 < 1,355 konsisten

R 3.20
n = √ 15 = 0.83

R
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


R ((1,6 -1,38 ) x ( 15 - 10
= 1,38
n + ))
( 20 - 10 )
= 1,490

Sehingga :
R
berdasarkan hitungan< R berdasarkan tabel ( 99 % )
n n

0,83 < 1,490 konsisten

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun 6 Sk** maksimum
terjadi pada tahun 2000 dengan nilai 3,20 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
2012 dengan nilai 0,000 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.
Tabel II
Hasil perhitungan RAPS stasiun 10
No Tahun Curah Hujan SK* DY2 SK** I SK** I
( mm )
1 1998 89 29.99 59.97 2.29 2.29
2 1999 92 62.99 72.57 4.81 4.81
3 2000 60 63.98 0.07 4.89 4.89
4 2001 54.5 59.47 1.35 4.54 4.54
5 2002 54.2 54.67 1.54 4.18 4.18
6 2003 45.4 41.06 12.34 3.14 3.14
7 2004 57.4 39.45 0.17 3.01 3.01
8 2005 59 39.45 0.00 3.01 3.01
9 2006 52.5 32.94 2.82 2.52 2.52
10 2007 54.5 28.43 1.35 2.17 2.17
11 2008 51 20.43 4.27 1.56 1.56
12 2009 53.3 14.72 2.17 1.12 1.12
13 2010 50.1 5.81 5.29 0.44 0.44
14 2011 63 9.81 1.06 0.75 0.75
15 2012 49.2 0.00 6.41 0.00 0.00
Total 885.1 171.40
Hasil akar 13.09
Rata - Rata 59.01

Diketahui :
N = 15
|Sk**| ( max ) = 4.89
|Sk**| ( min ) = 0,000
Q = 4.89
R = 4.89- 0,000
= 4.89
 Menentukan konsistensi

Maka :
Q
n = 4,89 = 1,26
√ 15
Q
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Dengan cara interpolasi diperoleh :
Q ((1,42 -1,29) x ( 15 - 10
=1,29+
n ))
( 20 - 10 )
= 1,355
Sehingga :
Q Q
berdasarkan hitungan < berdasarkan tabel ( 99 % )
n n

1,26 < 1,355 konsisten

R 4,89
n = √ 15 = 1,26

R
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


R ((1,6 -1,38 ) x ( 15 - 10
= 1,38
n + ))
( 20 - 10 )
= 1,490

Sehingga :
R
berdasarkan hitungan< R berdasarkan tabel ( 99 % )
n n

1,26 < 1,490 konsisten

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun 10 Sk** maksimum
terjadi pada tahun 2000 dengan nilai 4.89 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
2012 dengan nilai 0,000 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.
Tabel III
Hasil perhitungan RAPS stasiun 4
No Tahun Curah Hujan SK* DY2 SK** I SK** I
( mm )
1 1998 41.8 -59.33 234.70 -0.78 0.78
2 1999 87.2 -73.27 12.94 -0.96 0.96
3 2000 85 -89.40 17.35 -1.18 1.18
4 2001 76.7 -113.83 39.80 -1.50 1.50
5 2002 26.5 -188.47 371.34 -2.48 2.48
6 2003 53.5 -236.10 151.26 -3.10 3.10
7 2004 250 -87.23 1477.42 -1.15 1.15
8 2005 106.7 -81.67 2.07 -1.07 1.07
9 2006 76.1 -106.70 41.78 -1.40 1.40
10 2007 61.4 -146.43 105.25 -1.93 1.93
11 2008 68 -179.57 73.19 -2.36 2.36
12 2009 320 39.30 3193.51 0.52 0.52
13 2010 75.3 13.47 44.49 0.18 0.18
14 2011 104 16.33 0.55 0.21 0.21
15 2012 84.8 0.00 17.79 0.00 0.00
Total 1517 5783.43
Hasil akar 76.05
Rata - Rata 101.13

Diketahui :
N = 15
|Sk**| ( max ) = 3.10
|Sk**| ( min ) = 0,000
Q = 3.10
R = 3.10– 0,000
= 3.10
 Menentukan konsistensi

Maka :
Q
n = 3,10 = 0,80
√ 15
Q
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n
Dengan cara interpolasi diperoleh :
Q ((1,42 -1,29) x ( 15 - 10
=1,29+
n ))
( 20 - 10 )
= 1,355
Sehingga :
Q Q
berdasarkan hitungan < berdasarkan tabel ( 99 % )
n n

0,80 < 1,355 konsisten

R 3,10
n = √ 15 = 0,80

R
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


R ((1,6 -1,38 ) x ( 15 - 10
= 1,38
n + ))
( 20 - 10 )
= 1,490

Sehingga :
R
berdasarkan hitungan< R berdasarkan tabel ( 99 % )
n n

0,80 < 1,490 konsisten

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun 4 Sk** maksimum
terjadi pada tahun 2003 dengan nilai 3.10 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
2012 dengan nilai 0,000 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.
Q R
Tabel nilai dan
n n

Q R
N N N
90 % 95 % 99 % 90 % 95 % 99 %
10 1,05 1,14 1,29 1,21 1,28 1,38
20 1,10 1,22 1,42 1,34 1,43 1,6
30 1,12 1,24 1,46 1,40 1,50 1,70
40 1,13 1,26 1,50 1,42 1,53 1,74
50 1,14 1,27 1,52 1,44 1,55 1,78
100 1,17 1,29 1,55 1,50 1,62 1,86
1,22 1,36 1,63 1,62 1,75 2,00

Kesimpulan
Q Q Q
Harga untuk masing – masing stasiun hujan ( syarat : hitungan <
n n n tabel )

Q Q
hitungan tabel
No Stasiun N n
1 6 0,83 1,355
2 10 1,26 1,355
3 4 0,80 1,355

R R R
Harga untuk masing – masing stasiun hujan ( syarat : hitungan < n tabel )
n n

R R
hitungan tabel
No Stasiun N n
1 6 0,83 1,490
2 10 1,26 1,490
3 4 0,80 1,490

Dan berdasarkan tabel tersebut seluruh nilai statistiknya konsisten karena memenuhi
Q R Q R
syarat yaitu
n dan n dalam hitungan < n dan n dalam tabel 99 %
BAB IV

PENGUJIAN VARIANSI ( F ) DAN PENGUJIAN ABNORMAL (


IWAI ) TERHADAP DATA STASIUN F

4.1 Pengujian Variansi ( F )


4.1.1 Landasan Teori
Pengujian variansi digunakan untuk menghitung F cross, lalu
membandingkan dengan F tabel. Yang diuji adalah ketidak
tergantungan/keseragaman. Uji analistis variasi dapat bersifat satu arah ( one
way ) atau dua arah ( two way ).
Rumus umum :
 Data curah hujan tiap bulan
Xi
jumlah bulan
=
 Data curah hujan tahun
Xj
tiap
= jumlah ta hun

 seluruh data curah hujan


Xij
jumlah tah un x jumlah
= bulan
 Untuk tahunan
( Xi – Xij )2
k ( Xi – Xij )2
 Untuk bulanan
( Xj – Xij )2
n ( Xj – Xij )2
 Uji variansi
( X – Xi – Xj + Xij )

Keterangan :
Xi = rata – rata curah hujan tiap tahun ( mm )
Xj = rata – rata curah hujan tiap bulan pada tiap tahun ( mm )
Xij = rata – rata seluruh curah hujan tiap bulan dan tiap tahun ( mm )
k = jumlah bulan ( untuk perhitungan tahunan )
n = jumlah tahun ( untuk perhitungan bulanan )
X = data curah hujan ( mm )
4.1.2 Perhitungan
Diketahui :
Contoh perhitungan untuk bulan januari tahun 1995 :
X = 115,016 mm curah hujan bulan januari tahun 1995
Xi = 118,669 mm rata – rata curah hujan tahun 1995
Xj = 226,586 mm rata – rata curah hujan bulan januari pada tiap tahun
Xij = 103,224 mm rata – rata curah hujan seluruh data
Ditanyakan :
Lakukan pegujian variansi!
 Untuk tahunan
( Xi – Xij ) = ( 118,669 – 103,224 ) = 15,445
( Xi – Xij )2 = 238,558
k ( Xi – Xij )2 = 12 x 238,558
= 2862,7
 Untuk bulanan
( Xj – Xij ) = ( 226,586 – 103,224 ) = 123,362
( Xj – Xij )2 = 15218,183
n ( Xi – Xij )2 = 12 x 15218,183
= 182618,197
 Uji variansi
( X – Xi – Xj + Xij ) = ( 115,016 – 116,669 - 226,586 + 103,224 )
= -127,015
( X – Xi – Xj + Xij )2 = 16132,886
 Perhitungan F score ( two way )
A = ∑ ( X – Xi – Xj + Xij )2
= 190090,4289
B = ( k – 1 ) ∑ K ( Xi – Xij )2
= ( 12 – 1 ) x 26051,816
= 286569,97 ( tahunan )
C = ( n – 1 ) ∑ N ( Xi – Xij )2
= ( 12 – 1 ) 777708,371
= 8554792,1 ( bulanan )

F berdasarkan hitungan < F berdasarkan tabel

B 286569,97
A  190090,428 1,507 < 4,46.........................diterima ( tahunan )
9

C 8554792,1
A  190090,4289  > 4,46...................ditolak ( bulanan )
45,0038
Keterangan :
Nilai F berdasarkan tabel diperoleh dari tabel distribusi F dan sudah
terlampir dalam bab ini.
Jadi, berdasarkan hasil F score diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai
F tahunan dapat diterima sedangkan nilai F bulanan tidak dapat diterima.
4.2 Pengujian Abnormal ( Cara IWAI )
4.2.1 Landasan Teori
Pada perhitungan curah hujan yang mungkin, harga – harga yang
terbesar / terkecil itu telah dimasukkan dalam daftar harga pengamatan.
Hasil perhitungan itu akan sangat berbeda jika data itu tidak dimasukkan
dalam perhitungan kemungkinan. Jika tidak ada hal yang istimewa maka
data – data tersebut tidak boleh disingkirkan. Jika disingkirkan maka
penentuannya tidak boleh diambil secara subyektif.
Pemeriksaan penyingkiran / penghapusan data – data ini hanya
berlaku untuk harga – harga maksimum atau minimum. Jika terdapat lebih
dari 2 harga yang kira – kira abnormal, maka harus dipertimbangkan bahwa
peristiwa itu telah terjadi oleh karena suatu sebab. Misalnya : harga
abnormal itu ( harga yang akan diperikasa ) X ε dan laju abnormalitasnya (
rate of abnormality ) itu adalah ε, maka harga penyingkirannya yang terbatas
εo yang sesuai dengan laju risikonya βo dinyatakan dengan persamaan
berikut :
εo = 1 – ( 1 – εo )1/n...................................................................................4.1
Dimana n : banyaknya data
Jika, ε > εo Xε tidak dapat disingkirkan
Dalam perhitungan sebenarnya harga ε untuk Xε itu diperkirakan dengan ( n
– 1 ) data, yakni sisa banyaknya data tanpa data yang akan diperiksa dan
kemudian dibandingkan dengan εo. Jika harga Xε tidak dapat disingkirkan
maka perkiraan harus dilakukan dengan n data, termasuk X ε. Biasanya harga
βo diambil 5 %.
Rumus umum perhitungan cara iwai :
xb
ξ = c log ............................................................................ 4.2
xo  b
keterangan :
log ( xo + b ) adalah harga rata – rata dari log ( xi + b ) dengan (i = 1,........n )
dan dinyatakan dengan ( xo ; b, c dan xo ) diperkirakan dari rumus – rumus
berikut.
Harga perkiraan
1 pertama dari xo :
Log x = n log x
..................................................................... 4.3
n
o i
i 1

Perkiraan harga b :
1
b = nb
m i 1 i , m 
n...............................................................
4.4
10
xx-x2
bi = s t o .......................................................... 4.5
2x o - ( xs  xt )

Perkiraan harga xo :
Xo = log ( xo + b )
= 1 n
n i
1
log ( xi  b )...............................................................4.6

Perkiraan harga c :
1 ( log xi  b ) 2
2
n
=
c ( n -1) i 1 xo  b

= 2n 2
X-X 2
o
........................................................ 4.7
( n -1)

= n
2 1 n ...........................................................
X i 1
( log  b ))2 4.8
( xi
Keterangan :
xs = harga pengamatan dengan nomor urutan m dari yang terbesar
xt = harga pengamatan dengan nomor urutan m dari yang terkecil
n = banyak data
n
m  : angka bulat ( dibbulatkan ke angka yang terdekat )
10
Kadang – kadang jika harga b sangat kecil untuk mempermudah
perhitungan harga b dapat diambil b = 0.
Jika tetapan – tetapan tersebut diatas telah didapat, maka curah hujan yang
mungkin yang sesuai dengan kemungkinan lebih sembarang dapat dihitung
dengan rumus berikut :

Log ( x + b ) = log ( xo + b ) 1
ξ.............................................4.9
+ c
Keterangan : harga ξ diperoleh dari rumus persamaan 4.2 atau tabel variabel
normal ξ yang sesuai dengan W ( x ) utama yang sudah terlampir dalam bab
ini.
Rumus iwai untuk memperkirakan harga abnormal :
Log ( xε + b ) = log ( xo + b ) ± γε Sx.................................................................4.10
Dimana :
2
Sx =.............................................................................................4.11
X - X 2O

2 1 n
X = n i 1
 ( log  b ))2
( xi

X0
1 n log ( xi  b )
= 
n i 1

Keterangan : harga γε diperoleh dari tabel koefisien yang sesuai derajat


abnormalitas, ε = 1/T. Dan tabel tersebut sudah terlampir dalam bab ini.
4.2.2 Hasil dan Perhitungan
DATA CURAH HUJAN BULANAN MAX TAHUNAN
Derajat Xi Log ( Xi ) Xi + b Log( Xi + b ) (Log( Xi + b ))2
1 1461,016 3,165 782,655 2,894 8,373
2 1424,032 3,154 745,671 2,873 8,252
3 1268,000 3,103 589,639 2,771 7,676
4 1252,032 3,098 573,671 2,759 7,610
5 1252,000 3,098 573,639 2,759 7,610
6 1144,000 3,058 465,639 2,668 7,118
7 1139,032 3,057 460,671 2,663 7,094
8 1132,032 3,054 453,671 2,657 7,058
9 1119,016 3,049 440,655 2,644 6,991
10 1036,000 3,015 357,639 2,553 6,520
11 1022,032 3,009 343,671 2,536 6,432
Total 33,859 29,776 80,735
1/n x total 3,078 2,707 7,340
Keterangan :
Nilai yang dihilangkan atau yang dipakai untuk pengamatan adalah nilai
maksimum yaitu data pada tahun 1998 dengan besar curah hujan total 1615,016
mm.
Xε = 1615,016
1
1. X = n log ( x
b)
o
n 
i 1
i

1
= x 29,776
11
= 2,707
2 1 n n i 1
X =  ( log ( xi
 b ))2
1
= 80,735
11
= 7,340

2. Menghitung
1 harga b
Log x = n log x
o
n
i 1
i

1
= x 33,859
11
= 3,0781
Xo = 1196,989
2Xo = 2393,979
Xo2 = 1432784,572

n 11
m= = = 1,1  1 ( dibulatkan ke yang terdekat )
10 10
Tabel perhitungan nilai b
No Xs Xt XsXt Xs + Xt XsXt - Xo2 2Xo-( Xs + Xt ) bt
1 1461,016 1022,032 1493205,1 2483,048 60420,532 -89,068 -678,361
Total -678,361

- 678,361
Sehingga dari tersebut didapatkan nilai b 1 n = -678,361
b =i
m i 1 1
=

4. Menghitung harga 1/c

1 ( log xi  b ) 2
2
n
=
c ( n -1) i 1 xo  b

2n 2
= X-X 2
o
( n -1)

2 x 11
= 7,304 - 2,7072
(11 -1)

= 1,4832 x 0,110481
= 0,16386
5. Perhitungan curah hujan harian yang mungkin
Tabel perhitungan curah hujan harian yang
mungkin
Perhitungan curah hujan harian yang mungkin
1/T ξ ( 1/c )ξ Xo + ( 1/c)ξ X+b X
0,1 0,9062 0,1484984 2,855396 716,7967 1395,15768
0,02 1,4522 0,2379711 2,9448687 880,782496 1559,14348
1/100 1,645 0,2695651 2,9764627 947,245804 1625,60678
1/200 1,8214 0,2984717 3,0053692 1012,43989 1690,80087
1/500 1,20352 0,1972201 2,9041176 801,895247 1480,25623

6. Perhitungan hujan abnormal

Log ( xε + b ) = log ( xo + b ) ± γε Sx
2
Sx = X-X 2
O

= 7,304 - 2,707 2

= 0,110481
Sehingga didapatkan persamaan :
Log ( xε + b ) = log ( xo + b ) ± γε Sx
Log ( xε – 678,361 ) = 2,707 + 0,110481 γε
Tabel perhitungan harga abnormal
Perhitungan Harga Abnormal
ε(%) F(100 - ε ) T = 1/ε γε 0,1104 γε log (Xε – 678,361 ) (Xε – 678,361 ) Xε
0,05 99,95 2000 4,038 0,446 3,153 1422,390 2100,751
0,25 99,75 400 3,307 0,365 3,072 1181,020 1859,381
0,5 99,5 200 2,984 0,330 3,037 1087,857 1766,218
1,25 98,75 80 2,541 0,281 2,988 971,917 1650,278
2,5 97,5 40 2,188 0,242 2,949 888,443 1566,804
5 95 20 1,809 0,200 2,907 806,784 1485,145
12,5 87,5 8 1,243 0,137 2,844 698,594 1376,955
25 75 4 0,721 0,080 2,786 611,644 1290,005

 Mencari nilai ε untuk Xε =


1615,016 Dengan cara interpolasi
diperoleh :

ε = 1,25 + (( 2,5 -1,25 ) x (1615,016 -1650,278


))
= 1,77 % (1566,084 -1650,278 )
 Mencari nilai βo ( batas penyingkiran )
Dipakai βo = 5 %
βo = 1 – ( 1 – βo )1/n
= 1 – ( 1 – 0,05)1/11
= 0,465 %

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai ε = 1,77 % dan nilai εo


= 0,465 %.
Dan berdasarkan syarat didepan :
ε > εo, 1,77 % > 0,465 %....................( tidak dapat disingkirkan )

Maksudnya adalah karena nilai ε lebih besar daripada nilai εo berarti


harga maksimum yang nilainya sebesar 1615,016 tidak dapat disingkirkan.
Mengingat laju risiko untuk menggunakan curah hujan maximum ini
adalah lebih besar dari 5 %, maka harga maximum ini tidak dapat
disingkirkan. Jadi, dalam perhitungan kemungkinan harus digunakan data
n = 12. Dan sebaliknya apabila εo lebih besar daripada ε maka harga ini
dapat disingkirkan, karena laju risikonya untuk menggunakan 1615,016
adalah lebih kecil dari 5 %.
BAB v

MENGHITUNG HUJAN RANCANGAN


PERIODE ULANG TERTENTU

5.1 Landasan Teori


Jika suatu data hidrologi ( x ) mencapai suatu harga tertentu ( xi ) atau
kurang dari ( xi ) yang diperkirakan maka akan terjadi sekali dalam T tahun, maka
T tahun ini dianggap sebagai periode ulang dari ( xi ). Periode ulang curah hujan
merupakan kemungkinan terjadinya curah hujan tertentu.
Contoh : T30 = 300 mm
Kemungkinan rata – rata terjadinya curah hujan 300 mm selama 30 tahun sekal.i
Periode ulang adalah periode tertentu yang mungkin terjadi banjir rencana ulang.
Metode yang digunakan :
5.1.1 Cara grafis
Perhitungan dengan metode grafis dibagi menjadi :
m
a. Weibull : Tr ..................................................... 1
= n
1

b. Hazen : Tr 2m -1..........................................................
2n 2
=
m - 0,375....................................................
n  0,25 3
c. Bloom : Tr
=
m - 0,44......................................................................
d. Gringorten : Tr = 4
n  0,12
m - 0,4..............................................................
e. Cunnane : Tr = 5
n  0,2
Dimana Tr : Periode Ulang ( % )
Dari rumus tersebut akan didapatkan besarnya curah hujan sesuai dengan
periode ulang T yang dikehendaki berdasarkan P = 1/T dan hasilnya
diperoleh dari plot data pada kertas log normal.
5.1.2 Cara Analitis
1. Gumbel
Rumus yang digunakan :
1
XT =b yt...............................................................................6
+ a
S
a = ;b = X - Yn .S
Sn
Sn
T -1
YT = - ln ( - ln ( ))...............................................................7
T
Dimana :
XT = curah hujan maksimum untuk periode ulang T.
X = curah hujan rata – rata ( mm )
YT = variasi pengurangan untuk periode T.
Yn = variasi pengurangan karena jumlah sampel n
2. Log person tipe III ( apabila memenuhi syarat
) Rumus :

Log XT = log x + KT Sd........................................................8

n
( log xi - log x)2
Sd =.................................................................................9
 n -1
i 1

log x

log xi..................................................................
=  i 1 n 10
n
n ( log xi - log x)3
Cs

= i 1 ........................................... 11
( n -1) ( n - 2 ) Sd3

Dimana :
KT = koefisien penambahan karena faktor kepencengan
Log XT = logaritma curah hujan maksimal untuk periode ulang T
Log X = logaritma rata – rata curah hujan
Sd = standar deviasi
Cs = koesfisien kepencengan distribusi data
5.1.3 Uji kecocokan
1. Uji Chi - kuadrat
Q

 ( Oi - Ei )
2 ................................................ 12
X2h = i 1
Ei

Dimana :
X2h = parameter chi kuadrat hitungan
Q= jumlah sub kelompok
Oi = jumlah nilai pengamatan pada sub
Ei = jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke – i

Uji chi kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan


distribusi peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi
statistik sampel data yang dianalisa atau dengan kata lain apakah
distribusi yang telah dipilih benar atau dapat digunakan untuk
menghitung sampel data. Pengambilan keputusan uji ini menggunakan
parameter X2h , oleh karena itu disebut “ uji chi kuadrat “.

3. Uji Smirnov – Kolmogorov


Pengujian kecocokan Smirnov – Kolmogorof sering juga disebut uji
kecocokan ( non parametik test ), karena pengujiannya tidak
menggunakan fungsi distribusi tertentu. Dan pengujian ini
dimaksudkan untuk mencocokkan apakah sebaran yang telah dibuat
pada perhitungan sebelumnya benar yaitu berupa garis yang telah
dibuat pada kertas distribusi peluang.
Adapun caranya, yaitu :
a. Mengurutkan data dan menentukan besarnya peluang dari masing
masing data tersebut.
b. Menentukan peluang masing – masing peluang teoritis dari hasil
pengamatan penggambaran data.
c. Dari kedua nilai peluang tersebut, kemudian kita menentukan
selisih besarnya peluang pengamatan dengan peluang teoritis.
d. Berdasarkan tabel nilai kritis uji ( Smirnov – Kolmogorof ),
setelah itu kita bisa menentukan Do.
Do = I P – P’ I
D
Dmaks
100
=
e. Bila D < Do, maka distribusi teoritis atau sebaran yang telah
digunakan / dibuat untuk menentukan persamaan distribusi dapat
diterima.

5.2 Perhitungan
1. Metode Grafis
 Data Curah Hujan Rancangan cara Weibull
m
Tr = x 100 %
n
1
1
P = x 100 %
T
Dengan :
m = pangkat kejadian
n = jumlah kejadian
P = peluang kejadian
T = kala ulang
Contoh :

Untuk m = 1 ; Tr = m
x 100 %
n
= 1
x 100 %
1
25 1
= 3,846
Dan seterunya untuk data berikutnya
 Data Curah Hujan Rancangan cara Hazen
2m -1
Tr = x 100 %
2n
1
P = x 100 %
T
Dengan :
m = pangkat kejadian
n = jumlah kejadian
P = peluang kejadian
T = kala ulang
Contoh :
2m -1
Untuk m = 1 ; Tr = x 100 %
2n

= ( 2 x 1) -1
2 x 25 x 100 %
=2
Dan seterunya untuk data berikutnya
 Data Curah Hujan Rancangan cara Gringorten

Tr = m - 0,44 x 100 %
n  0,12
1
P = x 100 %
T
Dengan :
m = pangkat kejadian
n = jumlah kejadian
P = peluang kejadian
T = kala ulang
Contoh :

Untuk m = 1 ; Tr = m -
x 100 %
0,44
n  0,12
=
x 100 %
1- 0,44
25 
0,12
= 2,229
Dan seterunya untuk data berikutnya

 Data Curah Hujan Rancangan cara Blom

Tr = m - 0,375 x 100 %
n  0,25
1
P = x 100 %
T
Dengan :
m = pangkat kejadian n = jumlah kejadian P=
peluang kejadian T
= kala ulang
Contoh :

Untuk m = 1 ; Tr =

= m- x 100 %
0,375
n  0,25
x 100 %
1- 0,375
25  0,25
= 2,475
Dan seterunya untuk data berikutnya
 Data Curah Hujan Rancangan cara Cunnane

Tr = m - 0,4 x 100 %
n  0,2
1
P = x 100 %
T
Dengan :
m = pangkat kejadian
n = jumlah kejadian
P = peluang kejadian
T = kala ulang
Contoh :

Untuk m = 1 ; Tr = m - 0,4
x 100 %
n  0,2
= 1 - 0,4
x 100 %
25 
0,2
= 2,381

Dan seterunya untuk data berikutnya


Tabel hasil pengujian dengan metode grafis floating position
No Curah Hujan Tr ( % )
Rata - rata Weibull Hazen Gringorten Blom Cunnane
1 71,250 3,846 2,000 2,229 2,475 2,381
2 75,700 7,692 6,000 6,210 6,436 6,349
3 76,898 11,538 10,000 10,191 10,396 10,317
4 78,755 15,385 14,000 14,172 14,356 14,286
5 79,268 19,231 18,000 18,153 18,317 18,254
6 79,999 23,077 22,000 22,134 22,277 22,222
7 80,128 26,923 26,000 26,115 26,238 26,190
8 82,263 30,769 30,000 30,096 30,198 30,159
9 84,926 34,615 34,000 34,076 34,158 34,127
10 87,000 38,462 38,000 38,057 38,119 38,095
11 87,118 42,308 42,000 42,038 42,079 42,063
12 89,241 46,154 46,000 46,019 46,040 46,032
13 89,560 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
14 90,216 53,846 54,000 53,981 53,960 53,968
15 91,371 57,692 58,000 57,962 57,921 57,937
16 95,933 61,538 62,000 61,943 61,881 61,905
17 97,679 65,385 66,000 65,924 65,842 65,873
18 97,709 69,231 70,000 69,904 69,802 69,841
19 100,226 73,077 74,000 73,885 73,762 73,810
20 100,934 76,923 78,000 77,866 77,723 77,778
21 101,666 80,769 82,000 81,847 81,683 81,746
22 103,723 84,615 86,000 85,828 85,644 85,714
23 105,104 88,462 90,000 89,809 89,604 89,683
24 111,098 92,308 94,000 93,790 93,564 93,651
25 112,387 96,154 98,000 97,771 97,525 97,619
2. Metode Analitis
 Analisa pemilihan Agihan
Tabel analisis pemilihan agihan ( gumbel )
No Xi ( Xi - X ) ( Xi - X )2 ( Xi - X )3 ( Xi - X )4
1 71,250 -19,556 382,440 -7479,028 146260,453
2 75,700 -15,106 228,195 -3447,153 52073,177
3 76,898 -13,908 193,445 -2690,514 37420,845
4 78,755 -12,051 145,233 -1750,242 21092,639
5 79,268 -11,538 133,127 -1536,024 17722,736
6 79,999 -10,807 116,786 -1262,086 13639,085
7 80,128 -10,678 114,018 -1217,471 13000,048
8 82,263 -8,543 72,978 -623,433 5325,816
9 84,926 -5,880 34,573 -203,283 1195,275
10 87,000 -3,806 14,487 -55,143 209,885
11 87,118 -3,688 13,599 -50,147 184,926
12 89,241 -1,565 2,450 -3,835 6,002
13 89,560 -1,246 1,553 -1,935 2,412
14 90,216 -0,590 0,348 -0,205 0,121
15 91,371 0,565 0,319 0,180 0,102
16 95,933 5,127 26,285 134,763 690,921
17 97,679 6,872 47,230 324,588 2230,715
18 97,709 6,903 47,645 328,875 2270,079
19 100,226 9,420 88,737 835,906 7874,262
20 100,934 10,128 102,579 1038,939 10522,529
21 101,666 10,860 117,947 1280,945 13911,500
22 103,723 12,917 166,839 2154,986 27835,085
23 105,104 14,298 204,426 2922,840 41790,101
24 111,098 20,292 411,747 8354,977 169535,380
25 112,387 21,581 465,753 10051,563 216925,929
Total 2270,152 3132,740 7108,063 801720,022
Rata - rata 90,806

Menentukan nilai Cv, Cs dan Ck berdasarkan tabel analisi Gumbel


Curah hujan rata – rata ( x ).

 Xi
X = n

2270,152
= n
= 90,806
Standar Deviasi ( Sd )

 ( Xi - X )2
Sd = ( n -1 )
3132,740
=
( 25 -1)

= 11,425
Koefisien Variasi ( Cv )
Sd
Cv =
X

11,425
= 90,806

= 0,125
Koefisien kepencengan / kemiringan ( Cs )
n

n ( Xi - X )3
i 1
Cs =
( n -1)( n - 2 )Sd3

25 x 7108,063
= 24 x 23 x 11,4253

= 0,216
Koefisien Kurtosis ( ketajaman )
n

n 2
( Xi - X ) 4

i 1
Ck =
( n -1)( n - 2 )( n - 3 )Sd4
252 x 801720,022
=
24 x 23 x 22 x 11,4254
= 2,42

Menentukan Jenis sebaran


No Jenis Sebaran Kriteria Hasil Hitungan
1 Normal Cs = 0
Ck = 3
2 Log Normal Cs = 3 Cv Cs = 0,216
Cs > 0
3 Gumbel Cs = 1,1306 Cv = 0,125
Cv = 5,4002
4 Log person Kecuali Ck = 2,42
Tipe III Kriteria 1,2,3

Jadi, berdasarkan nilai Cs, Cv dan Ck yang diperoleh maka tidak ada
kriteria yang terpenuhi, sehingga dipakai sebaran Log Pearson tipe III.
 Metode analisis log pearson tipe III
Tabel hasil pegujian log pearson tipe III
No Xi log Xi ( logXi- logX ) ( logXi- logX )2 ( logXi- logX )3
1 71,250 1,853 -0,105 0,011 -0,0012
2 75,700 1,879 -0,079 0,006 -0,0005
3 76,898 1,886 -0,072 0,005 -0,0004
4 78,755 1,896 -0,062 0,004 -0,0002
5 79,268 1,899 -0,059 0,003 -0,0002
6 79,999 1,903 -0,055 0,003 -0,0002
7 80,128 1,904 -0,054 0,003 -0,0002
8 82,263 1,915 -0,043 0,002 -0,0001
9 84,926 1,929 -0,029 0,001 0,0000
10 87,000 1,940 -0,019 0,000 0,0000
11 87,118 1,940 -0,018 0,000 0,0000
12 89,241 1,951 -0,008 0,000 0,0000
13 89,560 1,952 -0,006 0,000 0,0000
14 90,216 1,955 -0,003 0,000 0,0000
15 91,371 1,961 0,003 0,000 0,0000
16 95,933 1,982 0,024 0,001 0,0000
17 97,679 1,990 0,032 0,001 0,0000
18 97,709 1,990 0,032 0,001 0,0000
19 100,226 2,001 0,043 0,002 0,0001
20 100,934 2,004 0,046 0,002 0,0001
21 101,666 2,007 0,049 0,002 0,0001
22 103,723 2,016 0,058 0,003 0,0002
23 105,104 2,022 0,064 0,004 0,0003
24 111,098 2,046 0,088 0,008 0,0007
25 112,387 2,051 0,093 0,009 0,0008
Total 2270,152 48,870 -0,082 0,072 -0,0006
Rata - Rata 90,806 1,955 -0,003 0,003 0,0000
 Perhitungan parameter statistik log person tipe III
Nilai rata – rata

 log Xi
X= n

48,870
= 25
= 1,955

Standar Deviasi
 ( log Xi - log X )2
Sd ( log ) = ( n -1 )

0,072
=
( 25 -1 )

= 0,054
Koefisien Kepencengan / kemiringan
n

n  ( log Xi - log X )3
i 1
Cs =
( n -1)( n - 2 )Sd3

25 x ( - 0,0006 )
= 24 x 23 x 0,0543

= - 0,172
Koefisien Variasi
Sd
Cv =
X
0,054
=
1,955
= 0,0276
 Mencari nilai K berdasakan tabel distribusi Log pearson tipe III
1. Periode ulang 5 tahun ( P = 20 % )
Cs = -0,1 K = 0,836
Cs = -0,172 K = .........
Cs = -0,2 K = 0,850

Interpolasi nilai K = 0,836 + ( - 0,172 - ( - 0,1)) x ( 0,850 - 0,836)


- 0,2 - ( - 0,1)
= 0,84608
2. Periode ulang 10 tahun ( P = 10 % )
Cs = -0,1 K = 1,270
Cs = -0,172 K = .........
Cs = -0,2 K = 1,258

Interpolasi nilai K = 1,270 + ( - 0,172 - ( - 0,1)) x (1,258 -1,270)


- 0,2 - ( - 0,1)
= 1,261
3. Periode ulang 20 tahun ( P = 5 % )
Interpolasi untuk mencari T20 tahun antara 10 tahun dan 25
tahun
Cs = -0,1 T10 : K = 1,27
T20 : K = .................
T25 : K = 1,761

( 20 - 10 )
Interpolasi nilai K = 1,27+ x (1,761 -1,270)
( 25 -10 )
= 1,6
Cs = -0,2 T10 : K = 1,258
T20 : K = .................
T25 : K = 1,68

( 20 - 10 )
Interpolasi nilai K = 1,258+ x (1,68 -1,258)
( 25 -10 )
= 1,54
Cs = -0,1 K = 1,6
Cs = -0,172 K = .........
Cs = -0,2 K = 1,54

Interpolasi nilai K = 1,6+ ( - 0,172 - ( - 0,1)) x (1,54 -1,6)


- 0,2 - ( - 0,1)
= 1,56
4. Periode ulang 50 tahun ( P = 2 % )
Cs = -0,1 K =2
Cs = -0,172 K = .........
Cs = -0,2 K = 1,945

Interpolasi nilai K = 2+ ( - 0,172 - ( - 0,1)) x (1,945 - 2)


- 0,2 - ( - 0,1)
= 1,96

5. Periode ulang 100 tahun ( P = 1 % )


Cs = -0,1 K = 2,252
Cs = -0,172 K = .........
Cs = -0,2 K = 2,178
Interpolasi nilai K = 2,252 + ( - 0,172 - ( - 0,1)) x ( 2,178 - 2,252)
- 0,2 - ( - 0,1)
= 2,2

6. Periode ulang 500 tahun ( P = 0,2 % )


Interpolasi untuk mencari T20 tahun antara 10 tahun dan 25
tahun
Cs = -0,1 T200 : K = 2,482
T500 : K = .................
T1000 : K = 3,95

( 20 - 10 )
Interpolasi nilai K = 2,782+ x ( 3,95 - 2,482)
( 25 -10 )
= 3,76
Cs = -0,2 T200 : K = 2,388
T500 : K = .................
T1000 : K = 2,81

( 20 - 10 )
Interpolasi nilai K = 2,388+ x ( 2,81 - 2,388)
( 25 -10 )
= 2,67
Cs = -0,1 K = 3,76
Cs = -0,172 K = .........
Cs = -0,2 K = 2,67

Interpolasi nilai K = 3,76 + ( - 0,172 - ( - 0,1)) x ( 2,67 - 3,76)


- 0,2 - ( - 0,1)
= 2,97

7. Periode ulang 1000 tahun ( P = 0,1 % )


Cs = -0,1 K = 3,95
Cs = -0,172 K = .........
Cs = -0,2 K = 2,81

Interpolasi nilai K = 3,95 = 3,13


+
( - 0,172 - ( - 0,1)) - 0,2 - ( - 0,1)
x ( 2,81 - 3,95)
 Perhitungan curah hujan dengan cara analitis log pearson tipe III
Rumus :
Log XT = log X + K Sd ( log )
1. Periode ulang 5 tahun
Log XT = 1,955 + ( 0,84068 x 0,054 )
= 2,0004
XT = 100,1 mm
2. Periode ulang 10
tahun
Log XT = 1,955 + ( 1,261 x 0,054 )
= 2,023
XT = 105,4 mm
3. Periode ulang 20
tahun
Log XT = 1,955 + ( 1,56 x 0,054 )
= 2,04
XT = 109,6 mm
4. Periode ulang 50
tahun
Log XT = 1,955 + ( 1,96 x 0,054 )
= 2,06
XT = 115 mm
5. Periode ulang 100 tahun
Log XT = 1,955 + ( 2,2 x 0,054 )
= 2,07
XT = 117,5 mm
6. Periode ulang 500 tahun
Log XT = 1,955 + ( 2,97 x 0,054 )
= 2,11
XT = 128,8 mm
7. Periode ulang 1000 tahun
Log XT = 1,955 + ( 3,13 x 0,054 )
= 2,12
XT = 131,8 mm
 Pengujian Chi kuadrat
1. Penentuan jumlah kelas dengan persamaan Sturgest :
K = 1 + 3,322 log n
= 1 + 3,322 log ( 25 )
= 1 + 4,6446
= 5,6446  6
2. Penentuan range atau jumlah kelas
R = nilai data terbesar – nilai data terkecil
= 112,387 – 71,250
= 41,137 mm
3. Penentuan interval kelas
R
I =
k

41,137
= 6
= 6,856
4. Pembagian Interval
P1 = nilai data terkecil + Interval kelas
= 71,250 + 6,856
= 78,106 mm
P2 = 78,106 + 6,856
= 84,962 mm
P3 = 84,962 + 6,856
= 91,818 mm
P4 = 91,818 + 6,856
= 98,674 mm
P5 = 98,674 + 6,856
= 105,53 mm
P6 = 105,53 + 6,856
= 112,386 mm
Tabel analisa sebaran
Interval ( p ) Oi Ei ( Oi - Ei ) ( Oi - Ei )2
P < 78,106 3 4,167 1,167 1,362
78,106< P < 84,962 6 4,167 -1,833 3,360
84,962< P < 91,818 6 4,167 -1,833 3,360
91,818< P < 98,674 3 4,167 1,167 1,362
98,674< P < 105,53 5 4,167 -0,833 0,694
105,53< P < 112,386 2 4,167 2,167 4,696
Jumlah 25 25,002 0,002 14,833

5. Menentukan Ei ( sebaran )
n
Ei =
k

25
= 6

= 4,167
6. Mencari derajat kebebasan
Dk = k – ( p + 1 )
=6–(2+1)
=3
P = 2 untuk distribusi normal
Dengan menggunakan derajat kepercayaan ( α ) = 5
% dan nilai Dk = 3 sehingga berdasarkan tabel nilai
kritis untuk distribusi chi - kuadrat ( uji satu sisi )
diperoleh nilai derajat kepercayaan sebesar 7,815.
7. Uji kecocokan
Untuk derajat kebebasan ( α ) = 5 %
X2 hitungan < X2 tabel
 ( Oi - Ei )2
= < 7,815
Ei
14,833
= < 7,815
25
0,6 < 7,815
Jadi, dari hasil pengujian chi - kuadrat, maka persamaan log
pearson tipe III yang digunakan untuk cara analitis dianggap
benar dan dapat diterima.
 Uji Smirnov – Kolmogorof
Uji smirnov kolmogorof
No Xi p = m/( n+1) p' ( grafis ) selisih
m x 100 % ( p - p' )
1 71,250 3,846 5,4 1,554
2 75,700 7,692 9 1,308
3 76,898 11,538 14 2,462
4 78,755 15,385 15 0,385
5 79,268 19,231 18 1,231
6 79,999 23,077 22 1,077
7 80,128 26,923 27 0,077
8 82,263 30,769 30 0,769
9 84,926 34,615 34 0,615
10 87,000 38,462 38 0,462
11 87,118 42,308 42 0,308
12 89,241 46,154 46 0,154
13 89,560 50,000 50 0,000
14 90,216 53,846 53 0,846
15 91,371 57,692 56,5 1,192
16 95,933 61,538 61 0,538
17 97,679 65,385 65 0,385
18 97,709 69,231 68,5 0,731
19 100,226 73,077 73 0,077
20 100,934 76,923 76 0,923
21 101,666 80,769 79 1,769
22 103,723 84,615 75 9,615
23 105,104 88,462 81 7,462
24 111,098 92,308 92 0,308
25 112,387 96,154 95 1,154
Menentukan Δ maks :
 maks berdasarkan tabel dan
Δ maks
= grafik 100

9,165
= 100

= 0,096
Dari perhitungan di tabel didapat :
D max = 0,096 dan data pada m = 22
Untuk derajat kepercayaan 5 % dan n = 25
Didapatkan nilai D0 = 0,27 berdasarkan tabel nilai kritis Do untuk uji smirnov
– kolmogorof.
Dan karena nilai D max lebih kecil dari Do ( 0,096 < 0,27 ) maka persebaran
yang telah digunakan untuk cara Weibull yaitu berupa garis lurus yang telah
dibuat dapat diterima dan dianggap benar untuk menentukan curah hujan
rancangan pada periode ulang tertentu untuk cara grafis.
BAB VI
HIDROGRAF BANJIR RANCANGAN

6.1 Landaan Teori


Hidrograf adalah diagram yang menggambarkan variasi debit atau
permukaan air menurut waktu. Sedangkan hidrograf satuannya adalah suatu
limpasan langsung yang di akibatkan oleh suatu volume hujan efektif, yang
terbagi dalam ruang dan waktu.
Hidrograf satuan klasik tidak bisa dibuat karena tidak ada alat atau
keterbatasan alat dan tidak ada AWLR. Oleh karena itu, dibuatlah hidrograf
satuan sintesis/ tiruan. Hidrograf satuan sintesis adalah hidrograf satuan yang
diturunkan karena tidak mempunyai data AWLR dan data hujan jam – jaman
( kareana alat yang digunakan adalah untuk mengukur hujan secara manual atau
harian ).
Untuk membuat hidrograf banjir pada sungai – sungai yang sedikit
sekali dilakukan observasi hidrograf banjirnya, maka perlu dicari karakteristik
atau parameter daerah pengaliran tersebut terlebih dahulu. Misalnya, waktu untuk
mencapai puncak hidrograf, lebar dasar, luas kemiringan, panjang alur terpancang,
koefisien limpasan, dan sebagainya. Dalam hal ini, biasanya digunakan hidrograf
– hidrograf sintetik, dimana parameter – parameternya harus disesuaikan terlebih
dahulu dengan karakteristik dengan pengaliran yang ditinjau.
Ada dua cara / metode yang diguanakan untuk membuat hidrograf
satuan sintetik, antara lain :
1. Hidrograf satuan sintetik SNYDER
Ditemukan oleh F.F. SNYDER pada tahun 1938 dari Amerika Serikat.
2. Hidrograf satuan sintetik NAKAYASU
Ditemukan oleh NAKAYASU ( dari jepang ) yang telah menyelidiki hidrograf
satuan pada beberapa sungai dijepang.
6.1.1 Hidrograf satuan sintetik NAKAYASU
Langkah – langkah dan rumus yang digunakan dalam pengerjaan
dengan metode NAKAYASU adalah sebagai berikut :
1. Mencari nilai waktu konsentrasi ( tg )
 Untuk L < 15 km
Tg = 0,21L0,7................................................................................1
 Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L.......................................................................2
Dimana :
L : panjang alur sungai ( km )
Tg : waktu konsentrasi ( jam )
2. Mencari nilai waktu satuan hujan ( tr )
Tr = 0,5 Tg ( jam ).................................................................................3
3. Mencari nilai tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr ( jam )..........................................................................4
4. Mencari waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dari debit puncak
sampai menjadi 30 % dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α Tg ( jam )....................................................................................5
Dimana :
Untuk daerah pengaliran biasa, α = 2
Untuk bagian naik hidrograf yang lambat, bagian menurun yang cepat
( terjadi pada daerah yang sangat landai ), α = 1,5
Untuk bagian naik hidrograf yang sangat cepat, bagian menurun yang
lambat ( terjadi pada daerah curam ), α = 3
5. Mencari nilai debit puncak banjir ( Qp )
Qp yang dimaksud disini bukanlah debit maksimum pada penggambaran
hidrograf

Qp = C A Ro
( m3 / dt )....................................................6
3,6 ( 0,3 Tp  T0,3
)
Dimana :
C = koefisien pengaliran limpasan
A = luas DAS ( Km2 )
Ro = hujan satuan ( 1 mm )
6. Menetukan bagian lengkung naik ( rising Climb ) hidrograf satuan ( Qa )
1 2,4
Qa = Qp ( ) ................................................................................ 7
Tp
7. Menentukan bagian lengkung turun ( decreasing limb ) hidrograf satuan
( Qd ).
 Qd > 0,3 Qp

Qd = 0,3 Qp ^ ( t - Tp )...........................................................................8
T0,3

 0,3 Qp > Qd > 0,32 Qp

Qd = 0,3 Qp ^ (
( t - Tp )  ( 0,5
).............................................. 9
2
.T0,3 ) 1,5 T0,3
 0,3 Qp > Qd

Qd = 0,3 Qp ^ ( t - Tp )  ( 0,5
)................................................10
.T ) 2 T0,3
0,3

Gambar hidrograf banjir rancangan metode NAKAYASU

Q
0,8 Tr Tg Debit Puncak ( Qp )

lengkung naik ( Qa ) lengkung turun ( Qp )

Qp 0,3 Qp
0,32 Qp

Tp T0,3 1,5 T0,3


8. Menghitung sebaran hujan jam – jaman ( RT )

R 24 t
RT = ) ( )2/ 3....................................................................... 11
t T
(
Dimana : RT = intensitas hujan rata – rata dalam T jam
R24 = curah hujan efektif dalam 1 hari
t = waktu konsentrasi hujan
T = waktu mulai hujan
9. Menghitung nisbah jam – jaman ( Rt )
Rt = T RT – ( T – 1 ) ( RT – 1 )........................................... 12
Dimana : Rt = persentase intensitas hujan rata – rata dalam t jam
RT - 1 = nilai intensitas hujan dalam t jam
= nilai RT sebelumnya
9. Menghitung hujan efektif ( Rc )
Rc = Rt x Rn................................................................................13
Rn = C R.......................................................................................14
Dimana : C = koefisien pengaliran
R = hujan rancangan periode ulang
11. Dibuat ordinat hidrograf satuan
Sehingga diperoleh nilai Q total = base flow + Σ Rc
Dibuat grafik yang menghubungkan t sebagai sumbu x dengan Q total
sebagai sumbu y dan di peroleh hidrograf satuan sintetik dengan metode
NAKAYASU.
( Sumber : Soemarto. 1987.” Hidrologi Teknik “ Usaha Nasional, Surabaya )
6.1.2 Perhitungan
 Untuk Periode Ulang 100 Tahun
Diketahui :
Base Flow = 20,377 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km
α = 2,0316
C = 0,48
Luas DAS ( A ) = 79,185 km2
Hujan rancangan periode ulang 100 tahun = 117,5 mm
1. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam
2. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam
3. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam
Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam
4. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam
Diambil T0,3 = 3 jam
5. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp
3,6 ( 0,3 Tp  T0,3
= )
0,48 x 79,185 x 1
= 3,6 ( 0,3x2  3 )
= 2,932 m3/ dt
6. Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan
digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
a. Sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 , t = durasi 5 jam
t T
b. Nisbah hujan jam – jaman ( Rt )
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
RT = RT sebelumnya
c. Re = Rt x Rn
R100 = C x R100
= 0,48 x 117,5
= 56,4 mm
R 24 ) (
Jam ke – 1 : =( 2/3
5 5 )
RT
1
= 0,585 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 1 x 0,585 R24 – ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24
Re = Rt x R100
= 0,585 x 56,4
= 32,994 mm
R 24 ) (
Jam ke – 2 : =( 2/3
5 5 )
RT
2
= 0,368 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 2 x 0,368 R24 – ( 2-1 ) (0,585 R24 )
= 0,151 R24
Re = Rt x R100
= 0,151 x 56,4
= 8,5164 mm
3
R )(
Jam ke – 3 : RT = 24 5
( 5
)2/3
= 0,2811 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 3 x 0,2811 R24 – ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24
Re = Rt x R100
= 0,107 x 56,4
= 6,0348 mm
R 24 ) (
Jam ke – 4 : =( 2/3
5 5 )
RT
4
= 0,2320 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 4 x 0,2320 R24 – ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24
Re = Rt x R100
= 0,085 x 56,4
= 4,794 mm

Jam ke – 5 : RT = R 24 5
( ) ( )2/3
5 5
= 0,2 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 5 x 0,2 R24 – ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24
Re = Rt x R100
= 0,072 x 56,4
= 4,0608 mm
 Untuk Periode Ulang 5 Tahun
Diketahui :
Base Flow = 20,377 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km
α = 2,0316
C = 0,48
Luas DAS ( A ) = 79,185 km2
Hujan rancangan periode ulang 5 tahun = 100,1 mm
7. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam
8. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam
9. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam
Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam
10. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam
Diambil T0,3 = 3 jam
11. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp
3,6 ( 0,3 Tp  T0,3
= )
0,48 x 79,185 x 1
= 3,6 ( 0,3x2  3 )
= 2,932 m3/ dt
12. Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan
digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
c. Sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 , t = durasi 5 jam
t T
d. Nisbah hujan jam – jaman ( Rt )
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
RT = RT sebelumnya
e. Rc = Rt x Rn
R5 = C x R5
= 0,48 x 100,1
= 48,048 mm
R 24 ) (
Jam ke – 1 : =( 2/3
5 5 )
RT
1
= 0,585 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 1 x 0,585 R24 – ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24
Re = Rt x R5
= 0,585 x 48,048
= 28,108 mm
R 24 ) (
Jam ke – 2 : =( 2/3
5 5 )
RT
2
= 0,368 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 2 x 0,368 R24 – ( 2-1 ) (0,585 R24)
= 0,151 R24
Re = Rt x R5
= 0,151 x 48,048
= 7,2552 mm
R 24 ) (
Jam ke – 3 : =( 2/3
5 5 )
RT
3
= 0,2811 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 3 x 0,2811 R24 – ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24
Re = Rt x R5
= 0,107 x 48,048
= 5,141 mm
Ja m ke – 4 : RT =(
R 24
) ( 2/3
5 5 )
4
= 0,2320 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 4 x 0,2320 R24 – ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24
Re = Rt x Rn
= 0,085 x 48,048
= 4,084 mm
R 24 ) (
Jam ke – 5 : =( 2/3
5 5 )
RT
5
= 0,2 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 5 x 0,2 R24 – ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24
Re = Rt x Rn
= 0,072 x 48,048
= 3,459 mm
 Untuk Periode Ulang 10 Tahun
Diketahui :
Base Flow = 20,377 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km
α = 2,0316
C = 0,48
Luas DAS ( A ) = 79,185 km2
Hujan rancangan periode ulang 10 tahun = 105,4 mm
13. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam
14. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam
15. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam
Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam
16. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam
Diambil T0,3 = 3 jam
17. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp
3,6 ( 0,3 Tp  T0,3
= )
0,48 x 79,185 x 1
= 3,6 ( 0,3x2  3 )
= 2,932 m3/ dt
18. Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan
digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
e. Sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 , t = durasi 5 jam
t T
f. Nisbah hujan jam – jaman ( Rt )
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
RT = RT sebelumnya
g. Re = Rt x Rn
R10 = C x R10
= 0,48 x 105,4
= 50,592 mm
R ) ( 2/3
Jam ke – 1 : RT = 24 5 )
( 5
1
= 0,585 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 ) R24
= 1 x 0,585 R24 – ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24
Rc = Rt x R10
= 0,585 x 50,592
= 29,596 mm
R 24 ) (
Jam ke – 2 : =( 2/3
5 5 )
RT
2
= 0,368 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 2 x 0,368 R24 – ( 2-1 ) (0,585 R24 )
= 0,151 R24
Re = Rt x R10
= 0,151 x 50,592
= 7,639 mm
R 24 ) (
Jam ke – 3 : =( 2/3
5 5 )
RT
3
= 0,2811 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 3 x 0,2811 R24 – ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24
Re = Rt x R10
= 0,107 x 50,592
= 5,413 mm
R 24 ) (
Jam ke – 4 : =( 2/3
5 5 )
RT
4
= 0,2320 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 4 x 0,2320 R24 – ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24
Re = Rt x R10
= 0,085 x 50,592
= 4,3 mm
Jam k e – 5 : RT
R 24 5 5
=(
5 )( )2/3
= 0,2 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 5 x 0,2 R24 – ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24
Re = Rt x R10
= 0,072 x 50,592
= 3,642 mm
 Untuk Periode Ulang 20 Tahun
Diketahui :
Base Flow = 20,377 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km
α = 2,0316
C = 0,48
Luas DAS ( A ) = 79,185 km2
Hujan rancangan periode ulang 20 tahun = 109,6 mm
19. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam
20. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam
21. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam
Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam
22. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam
Diambil T0,3 = 3 jam
23. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp
3,6 ( 0,3 Tp  T0,3
= )
0,48 x 79,185 x 1
= 3,6 ( 0,3x2  3 )
= 2,932 m3/ dt
24. Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan
digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
g. Sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 , t = durasi 5 jam
t T
h. Nisbah hujan jam – jaman ( Rt )
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
RT = RT sebelumnya
i. Re = Rt x Rn
R20 = C x R20
= 0,48 x 109,6
= 52,608 mm
R 24 ) (
Jam ke – 1 : =( 2/3
5 5 )
RT
1
= 0,585 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 1 x 0,585 R24 – ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24
Re = Rt x R20
= 0,585 x 52,608
= 30,775 mm
2
R )(
Jam ke – 2 : RT = 24 5
( 5
)2/3
= 0,368 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 2 x 0,368 R24 – ( 2-1 ) (0,585 R24 )
= 0,151 R24
Re = Rt x R20
= 0,151 x 52,608
= 7,9438 mm
R 24 ) (
Jam ke – 3 : =( 2/3
5 5 )
RT
3
= 0,2811 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 3 x 0,2811 R24 – ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24
Re = Rt x R20
= 0,107 x 52,608
= 5,629 mm

Jam ke – 4 : RT = R 24 5 2/3
( )( )
5 4
= 0,2320 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 4 x 0,2320 R24 – ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24
Re = Rt x R20
= 0,085 x 52,608
= 4,47168 mm
R ) ( 2/3
Jam ke – 5 : RT = 24 5 )
( 5
5
= 0,2 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 5 x 0,2 R24 – ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24
Re = Rt x R20
= 0,072 x 52,608
= 3,787 mm
 Untuk Periode Ulang 50 Tahun
Diketahui :
Base Flow = 20,377 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km
α = 2,0316
C = 0,48
Luas DAS ( A ) = 79,185 km2
Hujan rancangan periode ulang 50 tahun = 115 mm
25. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam
26. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam
27. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam
Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam
28. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam
Diambil T0,3 = 3 jam
29. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp
3,6 ( 0,3 Tp  T0,3
= )
0,48 x 79,185 x 1
= 3,6 ( 0,3x2  3 )
= 2,932 m3/ dt
30. Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan
digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
i. Sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 , t = durasi 5 jam
t T
j. Nisbah hujan jam – jaman ( Rt )
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
RT = RT sebelumnya
k. Re = Rt x Rn
R50 = C x R50
= 0,48 x 115
= 55,2 mm
R 24 ) (
Jam ke – 1 : =( 2/3
5 5 )
RT
1
= 0,585 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 1 x 0,585 R24 – ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24
Re = Rt x R50
= 0,585 x 55,2
= 32,292 mm
R 24 ) (
Jam ke – 2 : =( 2/3
5 5 )
RT
2
= 0,368 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 2 x 0,368 R24 – ( 2-1 ) (0,585 R24 )
= 0,151 R24
Re = Rt x R50
= 0,151 x 55,2
= 8,3352 mm
R ) ( 2/3
Jam ke – 3 : RT = 24 5 )
( 5
3
= 0,2811 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 3 x 0,2811 R24 – ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24
Re = Rt x R50
= 0,107 x 55,2
= 5,9064 mm
R 24 ) (
Jam ke – 4 : =( 2/3
5 5 )
RT
4
= 0,2320 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 4 x 0,2320 R24 – ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24
Re = Rt x R50
= 0,085 x 55,2
= 4,692 mm
R 24 ) (
Jam ke – 5 : =( 2/3
5 5 )
RT
5
= 0,2 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 5 x 0,2 R24 – ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24
Re = Rt x R50
= 0,072 x 55,2
= 3,9744 mm
 Untuk Periode Ulang 500 Tahun
Diketahui :
Base Flow = 20,377 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km
α = 2,0316
C = 0,48
Luas DAS ( A ) = 79,185 km2
Hujan rancangan periode ulang 500 tahun = 128,8 mm
31. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam
32. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam
33. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam
Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam
34. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam
Diambil T0,3 = 3 jam
35. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp
3,6 ( 0,3 Tp  T0,3
= )
0,48 x 79,185 x 1
= 3,6 ( 0,3x2  3 )
= 2,932 m3/ dt
36. Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan
digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
k. Sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 , t = durasi 5 jam
t T
l. Nisbah hujan jam – jaman ( Rt )
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
RT = RT sebelumnya
m. Re = Rt x Rn
R500 = C x R
= 0,48 x 128,8
= 61,824 mm
R 24 ) (
Jam ke – 1 : =( 2/3
5 5 )
RT
1
= 0,585 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 1 x 0,585 R24 – ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24
Rc = Rt x R500
= 0,585 x 61,824
= 36,167 mm
R 24 ) (
Jam ke – 2 : =( 2/3
5 5 )
RT
2
= 0,368 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 2 x 0,368 R24 – ( 2-1 ) (0,585 R24 )
= 0,151 R24
Re = Rt x R500
= 0,151 x 61,824
= 9,335 mm
R 24 ) (
Jam ke – 3 : =( 2/3
5 5 )
RT
3
= 0,2811 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 3 x 0,2811 R24 – ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24
Re = Rt x R500
= 0,107 x 61,824
= 6,615 mm
4
R )(
Jam ke – 4 : RT = 24 5
( 5
)2/3
= 0,2320 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 4 x 0,2320 R24 – ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24
Re = Rt x R500
= 0,085 x 61,824
= 5,25504 mm
R 24 ) (
Jam ke – 5 : =( 2/3
5 5 )
RT
5
= 0,2 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 5 x 0,2 R24 – ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24
Re = Rt x R500
= 0,072 x 61,824
= 4,451 mm
 Untuk Periode Ulang 1000 Tahun
Diketahui :
Base Flow = 20,377 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km
α = 2,0316
C = 0,48
Luas DAS ( A ) = 79,185 km2
Hujan rancangan periode ulang 1000 tahun = 131,8 mm
37. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam
38. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam
39. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam
Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam
40. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam
Diambil T0,3 = 3 jam
41. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp
3,6 ( 0,3 Tp  T0,3
= )
0,48 x 79,185 x 1
= 3,6 ( 0,3x2  3 )
= 2,932 m3/ dt
42. Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan
digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
m. Sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 , t = durasi 5 jam
t T
n. Nisbah hujan jam – jaman ( Rt )
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
RT = RT sebelumnya
o. Re = Rt x Rn
R1000 = C x R
= 0,48 x 131,8
= 63,264 mm
R ) ( 2/3
Jam ke – 1 : RT = 24 5 )
( 5
1
= 0,585 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 1 x 0,585 R24 – ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24
Re = Rt x R1000
= 0,585 x 63,264
= 37,009 mm
R 24 ) (
Jam ke – 2 : =( 2/3
5 5 )
RT
2
= 0,368 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 2 x 0,368 R24 – ( 2-1 ) (0,585 R24)
= 0,151 R24
Rc = Rt x R1000
= 0,151 x 63,264
= 9,552 mm
R 24 ) (
Jam ke – 3 : =( 2/3
5 5 )
RT
3
= 0,2811 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 3 x 0,2811 R24 – ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24
Re = Rt x R1000
= 0,107 x 63,264
= 6,769 mm
R 24 ) (
Jam ke – 4 : =( 2/3
5 5 )
RT
4
= 0,2320 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 4 x 0,2320 R24 – ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24
Re = Rt x R1000
= 0,085 x 63,264
= 5,377 mm
RT R 24
Jam ke – 5 : = (
5
5
)(
5 )2/3
= 0,2 R24
Rt = T x RT – ( T – 1 ) (RT – 1 )
= 5 x 0,2 R24 – ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24
Re = Rt x R1000
= 0,072 x 63,264
= 4,555 mm
43. Limpasan sebelum mencapai debit pencak ( Qo ) / lengkung naik
Interval 0 < t < Tp
0< t < 2
t 2,4
Qo = Qp ( )
Tp
t 2,4
= 2,932 ( )
Tp
44. Limpasan saat lengkung turun 1 ( Qd1
) Interval Tp < t < Tp + T0,3
2<t<2+3
2<t<5

Qd1 = Qp x 0,3 ^ t-2


( T0.3 )

Qd1 = 2,932 x 0,3 ^ t-2


( 3 )

45. Limpasan saat lengkung turun II ( Qd2 )


Interval Tp + T0,3 < t < ( Tp + T0,3 + (1,5 x T0,3 ) )
2 + 3 < t < ( 2 + 3 + (1,5 x 3 ) )
5 < t < 9,5
( t - 2 )  ( 0,5 x T0,3 )
Qd2 = Qp x 0,3 ^ 1,5 x T0,3
( )

( t - 2 )  1,5
Qd2 = 2,932 x 0,3 ^ 4,5
( )

46. Limpasan saat lengkung turun III ( Qd3


) Interval : t > Tp + T0,3 + 1,5 T0,3

t > 2 + 3 + 1,5 t > 2 + 3 + 4,5


(3)
t > 9,5
Qd3 = Qp x 0,3 ^ (

( t - Tp )  (1,5 x T0,3 )
2 x T0,3 )

Qd3 = 2,932 x 0,3 ^ ( t - 2 )  4,5 )


( 6

1. Kurva naik
Interval 0 < t <
2
Jam Ke-
0 0
1 0,55551
2 2,932

2. Kurva turun I
Interval 2 < t <
5
Jam ke -
3 1,963
4 1,314
5 0,880

3. Kurva turun II
Interval 5< t < 9,5
Jam ke-
6 0,673
7 0,515
8 0,394
9 0,302

4. Kurva III
Interval t > 9,5
Jam ke -
10 0,23869
11 0,19529
12 0,15979
13 0,13074
14 0,10697
15 0,08752
16 0,07161
17 0,05859
18 0,04794
19 0,03922
20 0,03209
21 0,02626
22 0,02148
23 0,01758
24 0,01438
11. Langkah perhitungan tabel hidrograf banjir untuk kala ulang 100 tahun
Kolom ke – 2 Qp = diambil dari nilai Qo, Qd1, Qd2 dan Qd3
Kolom ke – 3 Re1 = 32,994Qp
Kolom ke – 4 Re2 = 8,5164Qp
Kolom ke – 5 Re3 = 6,0348Qp
Kolom ke – 6 Re4 = 4,794Qp
Kolom ke – 7 Re5 = 4,068Qp
Kolom ke - 9 Q total = Base flow + Re1 + Re 2 + Re3 + Re 4 + Re 5
Dan hasilnya tersedia dalam tabel berikut
12. Tabel hasil perhitungan
TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 100 TAHUN

Jam Qp R1 R2 R3 R4 R5 Base flow Q Total


(t) ( M3/dt ) 32,994 8,516 6,035 4,794 4,068 ( M3/dt ) ( M3/dt )
0 0,0000 0,0000 20,3770 20,3770
1 0,5555 18,3285 0,0000 20,3770 38,7055
2 2,9320 96,7384 4,7307 0,0000 20,3770 121,8461
3 1,9628 64,7599 24,9689 3,3524 0,0000 20,3770 113,4582
4 1,3139 43,3524 16,7150 17,6940 2,6631 0,0000 20,3770 100,8016
5 0,8796 29,0215 11,1896 11,8450 14,0560 2,2598 20,3770 88,7489
6 0,6731 22,2088 7,4907 7,9294 9,4096 11,9274 20,3770 79,3428
7 0,5151 16,9953 5,7323 5,3082 6,2991 7,9846 20,3770 62,6964
8 0,3942 13,0057 4,3866 4,0621 4,2168 5,3451 20,3770 51,3934
9 0,3017 9,9527 3,3569 3,1085 3,2269 3,5782 20,3770 43,6002
10 0,2387 7,8753 2,5689 2,3788 2,4694 2,7382 20,3770 38,4076
11 0,1953 6,4435 2,0327 1,8204 1,8897 2,0954 20,3770 34,6587
12 0,1598 5,2720 1,6631 1,4404 1,4461 1,6035 20,3770 31,8022
13 0,1307 4,3135 1,3607 1,1786 1,1443 1,2271 20,3770 29,6012
14 0,1070 3,5292 1,1133 0,9643 0,9362 0,9710 20,3770 27,8911
15 0,0875 2,8876 0,9109 0,7890 0,7660 0,7945 20,3770 26,5250
16 0,0716 2,3626 0,7453 0,6455 0,6267 0,6500 20,3770 25,4072
17 0,0586 1,9330 0,6098 0,5282 0,5128 0,5318 20,3770 24,4926
18 0,0479 1,5816 0,4989 0,4321 0,4196 0,4351 20,3770 23,7444
19 0,0392 1,2940 0,4082 0,3536 0,3433 0,3560 20,3770 23,1321
20 0,0321 1,0588 0,3340 0,2893 0,2809 0,2913 20,3770 22,6312
21 0,0263 0,8663 0,2733 0,2367 0,2298 0,2383 20,3770 22,2214
22 0,0215 0,7088 0,2236 0,1937 0,1880 0,1950 20,3770 21,8861
23 0,0176 0,5799 0,1829 0,1584 0,1538 0,1595 20,3770 21,6117
24 0,0144 0,4745 0,1497 0,1296 0,1259 0,1305 20,3770 21,3872
0,1225 0,1061 0,1030 0,1068 20,3770 20,8153
0,0868 0,0843 0,0874 20,3770 20,6354
0,0689 0,0715 20,3770 20,5174
0,0585 20,3770 20,4355
Dan untuk kala ulang 5, 10, 20, 50, 500 dan 1000 tahun mengikuti rumus
diatas.
TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 5 TAHUN

Jam Qp R1 R2 R3 R4 R5 Base flow Q Total


(t) ( M3/dt ) 28,108 7,255 5,141 4,084 3,459 ( M3/dt ) ( M3/dt )
0 0,0000 0,0000 20,3770 20,3770
1 0,5555 15,6143 0,0000 20,3770 35,9913
2 2,9320 82,4127 4,0303 0,0000 20,3770 106,8200
3 1,9628 55,1697 21,2722 2,8559 0,0000 20,3770 99,6749
4 1,3139 36,9324 14,2403 15,0734 2,2687 0,0000 20,3770 88,8919
5 0,8796 24,7238 9,5330 10,0906 11,9743 1,9215 20,3770 78,6202
6 0,6731 18,9199 6,3817 6,7550 8,0160 10,1418 20,3770 70,5914
7 0,5151 14,4785 4,8836 4,5220 5,3662 6,7892 20,3770 56,4166
8 0,3942 11,0797 3,7372 3,4605 3,5923 4,5449 20,3770 46,7916
9 0,3017 8,4788 2,8599 2,6481 2,7490 3,0425 20,3770 40,1554
10 0,2387 6,7091 2,1885 2,0265 2,1037 2,3283 20,3770 35,7331
11 0,1953 5,4893 1,7317 1,5508 1,6098 1,7817 20,3770 32,5404
12 0,1598 4,4913 1,4169 1,2271 1,2319 1,3635 20,3770 30,1077
13 0,1307 3,6747 1,1593 1,0040 0,9748 1,0434 20,3770 28,2332
14 0,1070 3,0066 0,9485 0,8215 0,7976 0,8256 20,3770 26,7768
15 0,0875 2,4600 0,7761 0,6721 0,6526 0,6755 20,3770 25,6132
16 0,0716 2,0127 0,6350 0,5499 0,5339 0,5527 20,3770 24,6612
17 0,0586 1,6468 0,5195 0,4499 0,4369 0,4522 20,3770 23,8823
18 0,0479 1,3474 0,4251 0,3681 0,3574 0,3700 20,3770 23,2450
19 0,0392 1,1024 0,3478 0,3012 0,2924 0,3027 20,3770 22,7236
20 0,0321 0,9020 0,2846 0,2464 0,2393 0,2477 20,3770 22,2969
21 0,0263 0,7380 0,2328 0,2016 0,1958 0,2027 20,3770 21,9479
22 0,0215 0,6038 0,1905 0,1650 0,1602 0,1658 20,3770 21,6623
23 0,0176 0,4940 0,1559 0,1350 0,1311 0,1357 20,3770 21,4286
24 0,0144 0,4042 0,1275 0,1104 0,1072 0,1110 20,3770 21,2374
0,1043 0,0904 0,0877 0,0908 20,3770 20,7502
0,0739 0,0718 0,0743 20,3770 20,5970
0,0587 0,0608 20,3770 20,4965
0,0497 20,3770 20,4267
TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 10 TAHUN

Jam Qp R1 R2 R3 R4 R5 Base flow Q Total


(t) ( M3/dt ) 29,596 7,639 5,413 4,300 3,642 ( M3/dt ) ( M3/dt )
0 0,0000 0,0000 20,3770 20,3770
1 0,5555 16,4409 0,0000 20,3770 36,8179
2 2,9320 86,7755 4,2435 0,0000 20,3770 111,3960
3 1,9628 58,0904 22,3975 3,0070 0,0000 20,3770 103,8719
4 1,3139 38,8876 14,9937 15,8709 2,3887 0,0000 20,3770 92,5179
5 0,8796 26,0326 10,0372 10,6245 12,6076 2,0232 20,3770 81,7022
6 0,6731 19,9215 6,7193 7,1124 8,4399 10,6783 20,3770 73,2485
7 0,5151 15,2450 5,1419 4,7613 5,6500 7,1484 20,3770 58,3236
8 0,3942 11,6663 3,9349 3,6436 3,7823 4,7854 20,3770 48,1894
9 0,3017 8,9276 3,0112 2,7883 2,8944 3,2035 20,3770 41,2020
10 0,2387 7,0643 2,3043 2,1337 2,2149 2,4515 20,3770 36,5457
11 0,1953 5,7799 1,8233 1,6328 1,6950 1,8760 20,3770 33,1841
12 0,1598 4,7290 1,4918 1,2920 1,2971 1,4356 20,3770 30,6226
13 0,1307 3,8693 1,2206 1,0571 1,0264 1,0986 20,3770 28,6490
14 0,1070 3,1658 0,9987 0,8649 0,8398 0,8693 20,3770 27,1155
15 0,0875 2,5902 0,8171 0,7077 0,6871 0,7113 20,3770 25,8903
16 0,0716 2,1193 0,6686 0,5790 0,5622 0,5819 20,3770 24,8879
17 0,0586 1,7340 0,5470 0,4737 0,4600 0,4761 20,3770 24,0678
18 0,0479 1,4187 0,4476 0,3876 0,3763 0,3896 20,3770 23,3968
19 0,0392 1,1608 0,3662 0,3171 0,3079 0,3187 20,3770 22,8477
20 0,0321 0,9497 0,2996 0,2595 0,2519 0,2608 20,3770 22,3985
21 0,0263 0,7771 0,2451 0,2123 0,2061 0,2134 20,3770 22,0310
22 0,0215 0,6358 0,2006 0,1737 0,1686 0,1746 20,3770 21,7303
23 0,0176 0,5202 0,1641 0,1421 0,1380 0,1428 20,3770 21,4842
24 0,0144 0,4256 0,1343 0,1163 0,1129 0,1169 20,3770 21,2829
0,1099 0,0951 0,0924 0,0956 20,3770 20,7700
0,0778 0,0756 0,0782 20,3770 20,6087
0,0618 0,0640 20,3770 20,5029
0,0524 20,3770 20,4294
TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 20 TAHUN

Jam Qp R1 R2 R3 R4 R5 Base flow Q Total


(t) ( M3/dt ) 30,775 7,944 5,629 4,418 3,787 ( M3/dt ) ( M3/dt )
0 0,0000 0,0000 20,3770 20,3770
1 0,5555 17,0958 0,0000 20,3770 37,4728
2 2,9320 90,2323 4,4129 0,0000 20,3770 115,0222
3 1,9628 60,4045 23,2912 3,1270 0,0000 20,3770 107,1997
4 1,3139 40,4367 15,5919 16,5042 2,4541 0,0000 20,3770 95,3640
5 0,8796 27,0697 10,4377 11,0485 12,9526 2,1037 20,3770 83,9893
6 0,6731 20,7151 6,9874 7,3962 8,6709 11,1035 20,3770 75,2501
7 0,5151 15,8523 5,3471 4,9513 5,8046 7,4330 20,3770 59,7653
8 0,3942 12,1310 4,0919 3,7890 3,8858 4,9759 20,3770 49,2506
9 0,3017 9,2833 3,1313 2,8995 2,9736 3,3310 20,3770 41,9958
10 0,2387 7,3457 2,3963 2,2189 2,2756 2,5491 20,3770 37,1624
11 0,1953 6,0101 1,8961 1,6980 1,7414 1,9507 20,3770 33,6733
12 0,1598 4,9174 1,5514 1,3436 1,3326 1,4928 20,3770 31,0148
13 0,1307 4,0234 1,2693 1,0993 1,0545 1,1424 20,3770 28,9658
14 0,1070 3,2919 1,0385 0,8994 0,8627 0,9039 20,3770 27,3735
15 0,0875 2,6934 0,8497 0,7359 0,7059 0,7396 20,3770 26,1015
16 0,0716 2,2037 0,6952 0,6021 0,5775 0,6051 20,3770 25,0607
17 0,0586 1,8030 0,5688 0,4926 0,4725 0,4951 20,3770 24,2092
18 0,0479 1,4752 0,4654 0,4031 0,3866 0,4051 20,3770 23,5124
19 0,0392 1,2070 0,3808 0,3298 0,3163 0,3314 20,3770 22,9424
20 0,0321 0,9876 0,3116 0,2698 0,2588 0,2712 20,3770 22,4760
21 0,0263 0,8080 0,2549 0,2208 0,2118 0,2219 20,3770 22,0943
22 0,0215 0,6611 0,2086 0,1806 0,1733 0,1815 20,3770 21,7821
23 0,0176 0,5409 0,1706 0,1478 0,1418 0,1485 20,3770 21,5266
24 0,0144 0,4426 0,1396 0,1209 0,1160 0,1215 20,3770 21,3176
0,1142 0,0989 0,0949 0,0994 20,3770 20,7845
0,0809 0,0776 0,0814 20,3770 20,6169
0,0635 0,0666 20,3770 20,5071
0,0545 20,3770 20,4315
TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 50 TAHUN

Jam Qp R1 R2 R3 R4 R5 Base flow Q Total


(t) ( M3/dt ) 32,292 8,335 5,906 4,692 3,974 ( M3/dt ) ( M3/dt )
0 0,0000 0,0000 20,3770 20,3770
1 0,5555 17,9385 0,0000 20,3770 38,3155
2 2,9320 94,6801 4,6303 0,0000 20,3770 119,6874
3 1,9628 63,3820 24,4388 3,2811 0,0000 20,3770 111,4789
4 1,3139 42,4300 16,3601 17,3176 2,6065 0,0000 20,3770 99,0912
5 0,8796 28,4040 10,9520 11,5929 13,7569 2,2078 20,3770 87,2908
6 0,6731 21,7363 7,3316 7,7607 9,2094 11,6529 20,3770 78,0679
7 0,5151 16,6337 5,6106 5,1953 6,1650 7,8009 20,3770 61,7825
8 0,3942 12,7290 4,2935 3,9757 4,1271 5,2222 20,3770 50,7244
9 0,3017 9,7409 3,2856 3,0424 3,1583 3,4959 20,3770 43,1001
10 0,2387 7,7078 2,5143 2,3282 2,4169 2,6752 20,3770 38,0194
11 0,1953 6,3064 1,9895 1,7817 1,8495 2,0472 20,3770 34,3513
12 0,1598 5,1598 1,6278 1,4098 1,4153 1,5666 20,3770 31,5564
13 0,1307 4,2217 1,3319 1,1535 1,1199 1,1989 20,3770 29,4029
14 0,1070 3,4542 1,0897 0,9438 0,9163 0,9486 20,3770 27,7296
15 0,0875 2,8262 0,8916 0,7722 0,7497 0,7762 20,3770 26,3928
16 0,0716 2,3123 0,7295 0,6318 0,6134 0,6351 20,3770 25,2991
17 0,0586 1,8919 0,5969 0,5169 0,5019 0,5196 20,3770 24,4042
18 0,0479 1,5479 0,4883 0,4229 0,4106 0,4251 20,3770 23,6720
19 0,0392 1,2665 0,3996 0,3460 0,3360 0,3478 20,3770 23,0729
20 0,0321 1,0362 0,3269 0,2831 0,2749 0,2846 20,3770 22,5828
21 0,0263 0,8478 0,2675 0,2317 0,2249 0,2329 20,3770 22,1817
22 0,0215 0,6937 0,2188 0,1895 0,1840 0,1905 20,3770 21,8536
23 0,0176 0,5676 0,1791 0,1551 0,1506 0,1559 20,3770 21,5852
24 0,0144 0,4644 0,1465 0,1269 0,1232 0,1275 20,3770 21,3655
0,1199 0,1038 0,1008 0,1044 20,3770 20,8058
0,0849 0,0825 0,0854 20,3770 20,6298
0,0675 0,0699 20,3770 20,5143
0,0572 20,3770 20,4342
TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 500 TAHUN

Jam Qp R1 R2 R3 R4 R5 Base flow Q Total


(t) ( M3/dt ) 36,167 9,335 6,615 5,255 4,451 ( M3/dt ) ( M3/dt )
0 0,0000 0,0000 20,3770 20,3770
1 0,5555 20,0911 0,0000 20,3770 40,4681
2 2,9320 106,0416 5,1857 0,0000 20,3770 131,6043
3 1,9628 70,9878 27,3702 3,6747 0,0000 20,3770 122,4097
4 1,3139 47,5216 18,3225 19,3952 2,9194 0,0000 20,3770 108,5357
5 0,8796 31,8125 12,2657 12,9838 15,4088 2,4726 20,3770 95,3204
6 0,6731 24,3446 8,2111 8,6918 10,3152 13,0503 20,3770 84,9899
7 0,5151 18,6298 6,2835 5,8186 6,9053 8,7363 20,3770 66,7505
8 0,3942 14,2565 4,8085 4,4527 4,6226 5,8484 20,3770 54,3657
9 0,3017 10,9098 3,6797 3,4074 3,5375 3,9151 20,3770 45,8265
10 0,2387 8,6327 2,8159 2,6075 2,7071 2,9960 20,3770 40,1362
11 0,1953 7,0632 2,2282 1,9954 2,0716 2,2927 20,3770 36,0281
12 0,1598 5,7790 1,8231 1,5789 1,5853 1,7545 20,3770 32,8978
13 0,1307 4,7283 1,4916 1,2919 1,2544 1,3426 20,3770 30,4858
14 0,1070 3,8687 1,2204 1,0570 1,0263 1,0624 20,3770 28,6118
15 0,0875 3,1653 0,9985 0,8648 0,8397 0,8692 20,3770 27,1146
16 0,0716 2,5898 0,8170 0,7076 0,6871 0,7112 20,3770 25,8897
17 0,0586 2,1189 0,6684 0,5789 0,5622 0,5819 20,3770 24,8874
18 0,0479 1,7337 0,5469 0,4737 0,4599 0,4761 20,3770 24,0674
19 0,0392 1,4185 0,4475 0,3876 0,3763 0,3895 20,3770 23,3964
20 0,0321 1,1606 0,3661 0,3171 0,3079 0,3187 20,3770 22,8474
21 0,0263 0,9496 0,2996 0,2594 0,2519 0,2608 20,3770 22,3983
22 0,0215 0,7769 0,2451 0,2123 0,2061 0,2134 20,3770 22,0308
23 0,0176 0,6357 0,2005 0,1737 0,1686 0,1746 20,3770 21,7301
24 0,0144 0,5201 0,1641 0,1421 0,1380 0,1428 20,3770 21,4841
0,1342 0,1163 0,1129 0,1169 20,3770 20,8573
0,0951 0,0924 0,0956 20,3770 20,6601
0,0756 0,0782 20,3770 20,5308
0,0640 20,3770 20,4410
TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 1000 TAHUN

Jam Qp R1 R2 R3 R4 R5 Base flow Q Total


(t) ( M3/dt ) 37,009 9,552 6,769 5,377 4,555 ( M3/dt ) ( M3/dt )
0 0,0000 0,0000 20,3770 20,3770
1 0,5555 20,5589 0,0000 20,3770 40,9359
2 2,9320 108,5104 5,3062 0,0000 20,3770 134,1936
3 1,9628 72,6404 28,0065 3,7602 0,0000 20,3770 124,7841
4 1,3139 48,6279 18,7484 19,8467 2,9870 0,0000 20,3770 110,5870
5 0,8796 32,5531 12,5508 13,2860 15,7654 2,5303 20,3770 97,0627
6 0,6731 24,9114 8,4019 8,8941 10,5539 13,3553 20,3770 86,4935
7 0,5151 19,0635 6,4296 5,9540 7,0651 8,9405 20,3770 67,8296
8 0,3942 14,5884 4,9203 4,5563 4,7296 5,9850 20,3770 55,1566
9 0,3017 11,1638 3,7652 3,4867 3,6193 4,0066 20,3770 46,4187
10 0,2387 8,8337 2,8814 2,6682 2,7697 3,0660 20,3770 40,5960
11 0,1953 7,2276 2,2800 2,0419 2,1195 2,3463 20,3770 36,3923
12 0,1598 5,9135 1,8654 1,6157 1,6220 1,7955 20,3770 33,1892
13 0,1307 4,8384 1,5263 1,3219 1,2834 1,3740 20,3770 30,7211
14 0,1070 3,9587 1,2488 1,0816 1,0501 1,0872 20,3770 28,8034
15 0,0875 3,2390 1,0217 0,8849 0,8592 0,8896 20,3770 27,2714
16 0,0716 2,6501 0,8360 0,7241 0,7030 0,7278 20,3770 26,0179
17 0,0586 2,1683 0,6840 0,5924 0,5752 0,5955 20,3770 24,9923
18 0,0479 1,7741 0,5596 0,4847 0,4706 0,4872 20,3770 24,1532
19 0,0392 1,4515 0,4579 0,3966 0,3850 0,3986 20,3770 23,4667
20 0,0321 1,1876 0,3746 0,3245 0,3150 0,3262 20,3770 22,9049
21 0,0263 0,9717 0,3065 0,2655 0,2578 0,2669 20,3770 22,4453
22 0,0215 0,7950 0,2508 0,2172 0,2109 0,2183 20,3770 22,0693
23 0,0176 0,6505 0,2052 0,1777 0,1725 0,1787 20,3770 21,7616
24 0,0144 0,5322 0,1679 0,1454 0,1412 0,1462 20,3770 21,5099
0,1374 0,1190 0,1155 0,1196 20,3770 20,8684
0,0973 0,0945 0,0979 20,3770 20,6667
0,0773 0,0801 20,3770 20,5344
0,0655 20,3770 20,4425
Tabel Debit Puncak berdasarkan Periode Ulang
Periode Curah Debit
Ulang Hujan Puncak
( Tahun ) ( mm ) ( M3/dt )
5 100,1 106,820
10 105,4 111,396
20 109,6 115,022
50 115,0 119,687
100 117,5 121,846
500 128,8 131,604
1000 131,8 134,194
BAB VII

PENELUSURAN BANJIR MELALUI WADUK

Landasan Teori
Penelusuran banjir merupakan peramalan hidrograf di suatu titik pada
suatu aliran atau bagan yang didasarkan atas pengamatan hidrograf dititik lain.
Hidrograf banjir dapat ditelusuri melalui waduk.
Tujuan dari penulusuran banjir adalah sebagai berikut :
1. Peramalan jangka pendek.
2. Perhitungan hidrograf satuan pada berbagai titik disepanjang sungai dari
hidrograf satuan disuatu titik disungai itu.
3. Peramalan terhadap kelakukan sungai setelah terjadi perubahan keadaan
palung sungai ( misalnya karena adanya pembangunan bendungan ).
4. Derivasi hidrograf sintetik.
Penelusuran melalui waduk, dimana penampangnya merupakan fungsi
langsung dari aliran keluar ( out flow ). Penyelesaiannya dapat ditempuh dengan
cara eksak. Penelusuran banjir melalui waduk, mencari keluaran aliran ( out flow )
yang melalui fasilitas keluaran yaitu berupa bangunan pelimpah ( spillway ).
Metode yang digunakan
Metode yang digunakan dalam penusuran banjir memalui waduk
adalah dengan menggunakan metode Maskingum.
a. Cara Analisis
Prosedur perhitungan penelusuran banjir melalui waduk, dimensi
pelimpah ( spillway ) sudah ditetapkan sebagai berikut :
1. Dibuat lengkung kapasitas waduk yang dimulai dari elevasi puncak
ambang pelimpah ( spillway ).
2. Ditentukan besarnya pias waktu ( Δt ) untuk perhitungan
penelusuran banjir. Hitung besaran – besaran berikut, kemudian
masukkan hasilnya dalan tabel.
S
 t
dengan : S ( storage ) = volume tampungan waduk ( m3 )
 Q = C B 0,85 H3/2
Dengan :
Q = debit keluaran yang melewati spillway ( m3/dt )
C = koefisien debit spillway ( m1/2/dt )
B = lebar ambang bangunan pelimpah ( m )
H = ketinggian aliran diatas mercu suar spillway (m )
Q
 Ψ S dan φ S Q
- t 2+
t =
= 2
3. Dibuat tabel dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Inflow ( I ) adalah hidrograf banjir rencana yang diperoleh dari
metode sintetik NAKAYASU ( perhitungan soal No. 5 )
b. Untuk langkah pertama Outflow ( Q ) = nilai yang ditetapkan
besarnya.
c. Dihitung nilai H dengan menggunakan interpolasi berdasarkan
nilai Q pada lanhkah ( 3.b ).

d. Kolom I1  I 2
; Ψ; φ dikosongkan
2
Untuk langkah waktu kedua dan seterusnya.
I1  I
e. Dihitung nilai 2
dari debit Inflow ( I )
2
f. Dihitung nilai Ψ dengan menggunakan interpolasi berdasarkan
nilai H pada langkah ( 3.c ).
g. Dihitung nilai φ dengan rumusan :

φ = ( I1  I 2 ) + Ψ
2
h. Dihitung niali Q ( outflow ) dengan cara interpolasi berdasarkan
nilai φ yang diperoleh pada langkah ( 3.g )
i. Ulangi langkah ( c ) hingga ( h ) untuk langkah selanjutnya.
Data atau nilai yang digunakan untuk interpolasi pada tabel tersebut .
4. Dibuat grafik hidrograf Interflow ( I ) dan out flow ( Q ) dengan :
- Waktu sebagai sumbu X
- Inflow ( I ) dan out flow ( Q ) sebagai sumbu Y
( Sumber : Soemarto. 1987. “ Hidrologi Teknik “. Usaha Nasional. Surabaya )
Perhitungan

Data inflow diperoleh dari dari data Q total pada perhitungan Nomor 5 :
Untuk kala ulang 100 tahun
Jam ( t ) Inflow ( m3/dt )
0 20,377
1 38,7055
2 121,8461
3 113,4582
4 100,8016
5 88,74889
6 79,34281
7 62,69644
8 51,3934
9 43,60021
10 38,40764
11 34,65874
12 31,80221
13 29,60118
14 27,8911
15 26,52495
16 25,40718
17 24,49264
18 23,74437
19 23,13215
20 22,63123
21 22,22139
22 21,88606
23 21,61169
24 21,38721

Hubungan antara tinggi muka air dengan volume air :

H(m) Volume ( x 10^6 m 3 )


0,200 0,402
0,400 0,722
0,600 1,062
0,800 1,452
1,000 1,802
1,200 2,202
1,400 2,672
1,600 3,102
1,800 3,622
2,000 4,152
2,200 4,672
2,400 5,202
2,600 5,782
2,800 6,322
3,000 6,902
3,200 7,482
3,400 8,082
3,600 8,702
3,800 9,352
4,000 10,002
4,200 10,602
4,400 11,312
4,600 12,022
4,800 12,722
5,000 13,452

Data pendukunga lainnya :


Q = C B 0,85 H 3/2
B = 8,25 m
C = 2,006 ( m1/2/dt )
Qo = 2,007 (m3/dt ) ( debit outflow pada saat t = 0 )

 Langkah penyelesaian
Δt = selisih waktu yang diguanakan pad aperhitungan nomor 4
= 1 jam
= 3600 detik
Kolom ke – 1 = H ( tinggi muka air ) sudah ditentukan
Kolom ke – 2 = S ( storage ) volume
S
Kolom ke – 3 = S
=
t 3600 dt

Contoh perhitungan
:H = 0,2 m S 0,402 x
= 111,528 m3/dt
t = 106
3600
Dan seterusnya untuk H berikutnya..................

Kolom ke – 4 Q = C B 0,85 H3/2

Contoh perhitungan :
H = 0,2 m Q = 2,006 x 8,25 x 0,85 x ( 0,2 )3/2
= 1,258 m3/dt
Dan seterusnya dapat dilihat dalam tabel ..................
Q
Kolom ke – 5
2
Kolom ke – 6 Ψ S Q
= t - 2
S Q
Kolom ke – 7 φ +
t 2
=
Dan hasilnya tersedia dalam dalam tabel berikut
Tabel Perhitungan tinggi muka air - storage - debit ( H - S - Q )

S/Δt Ψ υ
H Volume Q Q/2
3
(m) (106 m3) ( M /dt ) ( M3/dt ) ( M3/dt )
0,2 0,402 111,528 1,258 0,629 110,899 112,157
0,4 0,722 200,417 3,559 1,779 198,637 202,196
0,6 1,062 294,861 6,538 3,269 291,592 298,130
0,8 1,452 403,194 10,066 5,033 398,162 408,227
1,0 1,802 500,417 14,067 7,034 493,383 507,450
1,2 2,202 611,528 18,492 9,246 602,282 620,774
1,4 2,672 742,083 23,302 11,651 730,432 753,734
1,6 3,102 861,528 28,470 14,235 847,293 875,763
1,8 3,622 1005,972 33,971 16,986 988,987 1022,958
2,0 4,152 1153,194 39,788 19,894 1133,301 1173,088
2,2 4,672 1297,639 45,903 22,951 1274,688 1320,590
2,4 5,202 1444,861 52,302 26,151 1418,710 1471,012
2,6 5,782 1605,972 58,974 29,487 1576,485 1635,459
2,8 6,322 1755,972 65,908 32,954 1723,018 1788,926
3,0 6,902 1917,083 73,095 36,547 1880,536 1953,631
3,2 7,482 2078,194 80,525 40,262 2037,932 2118,457
3,4 8,082 2244,861 88,191 44,095 2200,766 2288,956
3,6 8,702 2417,083 96,085 48,043 2369,041 2465,126
3,8 9,352 2597,639 104,203 52,101 2545,538 2649,740
4,0 10,002 2778,194 112,537 56,268 2721,926 2834,463
4,2 10,602 2944,861 121,081 60,541 2884,320 3005,402
4,4 11,312 3142,083 129,832 64,916 3077,167 3206,999
4,6 12,022 3339,306 138,784 69,392 3269,913 3408,698
4,8 12,722 3533,750 147,933 73,967 3459,783 3607,717
5,0 13,452 3736,528 157,275 78,637 3657,890 3815,165
 Langkah penyelesaian tabel berikutnya
Kolom ke - 1 Waktu
Kolom ke – 2 Debit inflow waduk ( m3/ dt )

Kolom ke – 3 I1  I
2

2
Contoh perhitungan

I1  I 2 20,377  38,706
I= 2 3
= 2  29,541 m /dt
Kolom ke – 4 dikosongkan dahulu
Kolom ke – 5 dikosongkan dahulu
Kolom ke – 6 ( Q ), diisi dengan nilai Q aat T = 0, yaitu 2,007 (m3/ dt )
Dari soal
Kolom ke – 7 ( H ) dihitung dengan cara interpolasi berdasarkan tabel
hubungan antara debit dengan elevasi tampungan
Contoh perhitungan :

H = Ho + (( Q - )(H-H))
Q0 1 0

Q1 - Q0

= 0,2 +(( 2,007 -1,258 ) ( 0,4 - 0,2)


3,559 -1,258
= 0,265 m
Kolom ke – 4 ψ dihitung dengan cara interpolasi berdasarkan nilai H yang
diperoleh dan caranya sama seperti contoh diatas.

Kolom ke – 5 φ = I1  I 2
2 )+Ψ
( Contoh perhitungan :
I1  I 2
Φ = ) + Ψ = 29,541 + 139,547
2
(
= 168,998 (m3/ dt )
Dan seterusnya .................
Kolom ke – 6 Q ( out flow )
Dihitung dengan cara interpolasi berdasarkan nilai φ yang diperoleh dari
hitungan dan cara interpolasi sama seperti contoh diatas.Dan selanjutnya dari
nilai φ tersebut diperoleh nilai H dengan cara interpolasi juga dan begitu
seterusnya sampai 24 jam. Dan hasilnya dalam tabel dibawah ini.
Tabel Perhitungan Penelusuran banjir Lewat Waduk Dengan Bangunan Pelimpah
Untuk Kala Ulang 100 Tahun
jam ke Inflow ( I ) (I1+i2)/2 Ψ υ OutFlow (Q) H
3 3 3 3
( t) ( M /dt ) ( M /dt ) ( M /dt ) ( M /dt ) (m)
0 20,377 2,007 0,265
1 38,706 29,541 139,457 168,998 2,711 0,326
2 121,846 80,276 166,288 246,563 4,936 0,492
3 113,458 117,652 241,627 359,279 8,497 0,711
4 100,802 107,130 350,782 457,912 12,069 0,900
5 88,749 94,775 445,843 540,618 15,362 1,059
6 79,343 84,046 525,256 609,302 18,044 1,180
7 62,696 71,020 591,258 662,278 19,993 1,262
8 51,393 57,045 642,284 699,329 21,334 1,318
9 43,600 47,497 677,995 725,492 22,280 1,358
10 38,408 41,004 703,212 744,216 22,958 1,386
11 34,659 36,533 721,258 757,791 23,474 1,407
12 31,802 33,230 734,317 767,548 23,887 1,423
13 29,601 30,702 743,661 774,362 24,176 1,434
14 27,891 28,746 750,187 778,933 24,369 1,441
15 26,525 27,208 754,564 781,772 24,489 1,446
16 25,407 25,966 757,282 783,248 24,552 1,448
17 24,493 24,950 758,696 783,646 24,569 1,449
18 23,744 24,119 759,077 783,196 24,550 1,448
19 23,132 23,438 758,646 782,084 24,503 1,446
20 22,631 22,882 757,582 780,463 24,434 1,444
21 22,221 22,426 756,029 778,456 24,349 1,441
22 21,886 22,054 754,107 776,160 24,252 1,437
23 21,612 21,749 751,908 773,657 24,146 1,433
24 21,387 21,499 749,511 771,011 24,034 1,428
Tabel Perhitungan Penelusuran banjir Lewat Waduk Dengan Bangunan Pelimpah
Untuk Kala 5 tahun
jam ke Inflow ( I ) (I1+i2)/2 Ψ υ OutFlow (Q) H
3 3 3 3
( t) ( M /dt ) ( M /dt ) ( M /dt ) ( M /dt ) (m)
0 20,377 2,007 0,265
1 35,991 28,184 139,457 167,641 2,676 0,323
2 106,820 71,406 164,965 236,371 4,620 0,471
3 99,675 103,247 231,751 334,998 7,719 0,667
4 88,892 94,283 327,279 421,563 10,603 0,827
5 78,620 83,756 410,959 494,715 13,553 0,974
6 70,591 74,606 481,162 555,768 15,954 1,085
7 56,417 63,504 539,814 603,318 17,810 1,169
8 46,792 51,604 585,508 637,112 19,083 1,225
9 40,155 43,474 618,029 661,503 19,965 1,261
10 35,733 37,944 641,537 679,482 20,616 1,288
11 32,540 34,137 658,866 693,003 21,105 1,309
12 30,108 31,324 671,898 703,222 21,475 1,324
13 28,233 29,170 681,747 710,918 21,753 1,336
14 26,777 27,505 689,165 716,670 21,961 1,344
15 25,613 26,195 694,709 720,904 22,114 1,351
16 24,661 25,137 698,789 723,927 22,224 1,355
17 23,882 24,272 701,703 725,975 22,298 1,358
18 23,245 23,564 703,677 727,240 22,344 1,360
19 22,724 22,984 704,897 727,881 22,367 1,361
20 22,297 22,510 705,514 728,025 22,372 1,361
21 21,948 22,122 705,653 727,775 22,363 1,361
22 21,662 21,805 705,412 727,217 22,343 1,360
23 21,429 21,545 704,874 726,420 22,314 1,359
24 21,237 21,333 704,106 725,439 22,278 1,357
Tabel Perhitungan Penelusuran banjir Lewat Waduk Dengan Bangunan Pelimpah
Untuk kala 10 tahun
jam ke Inflow ( I ) (I1+i2)/2 Ψ υ OutFlow (Q) H
3 3 3 3
( t) ( M /dt ) ( M /dt ) ( M /dt ) ( M /dt ) (m)
0 20,377 2,007 0,265
1 36,818 28,597 139,457 168,054 2,686 0,324
2 111,396 74,107 165,368 239,475 4,716 0,478
3 103,872 107,634 234,759 342,393 7,956 0,680
4 92,518 98,195 334,436 432,631 11,050 0,849
5 81,702 87,110 421,582 508,692 14,116 1,002
6 73,248 77,475 494,576 572,051 16,589 1,114
7 58,324 65,786 555,462 621,248 18,509 1,201
8 48,189 53,257 602,739 655,996 19,766 1,253
9 41,202 44,696 636,230 680,926 20,668 1,290
10 36,546 38,874 660,258 699,131 21,327 1,318
11 33,184 34,865 677,805 712,670 21,816 1,338
12 30,623 31,903 690,853 722,757 22,181 1,353
13 28,649 29,636 700,575 730,211 22,451 1,365
14 27,115 27,882 707,760 735,642 22,648 1,373
15 25,890 26,503 712,995 739,498 22,787 1,379
16 24,888 25,389 716,710 742,100 22,881 1,382
17 24,068 24,478 719,218 743,696 22,939 1,385
18 23,397 23,732 720,757 744,490 22,968 1,386
19 22,848 23,122 721,522 744,644 22,973 1,386
20 22,399 22,623 721,671 744,294 22,961 1,386
21 22,031 22,215 721,333 743,548 22,934 1,385
22 21,730 21,881 720,615 742,495 22,896 1,383
23 21,484 21,607 719,600 741,207 22,849 1,381
24 21,283 21,384 718,358 739,742 22,796 1,379
Tabel Perhitungan Penelusuran banjir Lewat Waduk Dengan Bangunan Pelimpah
Untuk kala 20 tahun
jam ke Inflow ( I ) (I1+i2)/2 Ψ υ OutFlow (Q) H
3
( t) ( M /dt ) ( M3/dt ) ( M3/dt ) ( M3/dt ) (m)
0 20,377 2,007 0,265
1 37,473 28,925 139,457 168,382 2,695 0,325
2 115,022 76,247 165,687 241,935 4,793 0,483
3 107,200 111,111 237,142 348,253 8,144 0,691
4 95,364 101,282 340,109 441,391 11,403 0,867
5 83,989 89,677 429,988 519,664 14,544 1,022
6 75,250 79,620 505,120 584,740 17,085 1,136
7 59,765 67,508 567,655 635,163 19,012 1,222
8 49,251 54,508 616,151 670,659 20,296 1,275
9 41,996 45,623 650,362 695,985 21,213 1,313
10 37,162 39,579 674,773 714,352 21,877 1,341
11 33,673 35,418 692,474 727,892 22,367 1,361
12 31,015 32,344 705,525 737,869 22,728 1,376
13 28,966 29,990 715,141 745,131 22,991 1,387
14 27,374 28,170 722,140 750,310 23,178 1,395
15 26,101 26,738 727,132 753,869 23,308 1,400
16 25,061 25,581 730,432 756,013 23,399 1,404
17 24,209 24,635 732,615 757,250 23,451 1,406
18 23,512 23,861 733,799 757,659 23,468 1,406
19 22,942 23,227 734,191 757,418 23,458 1,406
20 22,476 22,709 733,960 756,669 23,426 1,405
21 22,094 22,285 733,243 755,528 23,378 1,403
22 21,782 21,938 732,150 754,088 23,317 1,401
23 21,527 21,654 730,771 752,426 23,247 1,398
24 21,318 21,422 728,956 750,378 23,160 1,394
Tabel Perhitungan Penelusuran banjir Lewat Waduk Dengan Bangunan Pelimpah
Untuk kala 50 tahun
jam ke Inflow ( I ) (I1+i2)/2 Ψ υ OutFlow (Q) H
3
( t) ( M /dt ) ( M3/dt ) ( M3/dt ) ( M3/dt ) (m)
0 20,377 2,007 0,265
1 38,316 29,346 139,457 168,803 2,706 0,326
2 119,687 79,001 166,098 245,099 4,891 0,489
3 111,479 115,583 240,208 355,791 8,385 0,705
4 99,091 105,285 347,406 452,691 11,859 0,890
5 87,291 93,191 440,832 534,023 15,105 1,047
6 78,068 82,679 518,919 601,598 17,743 1,166
7 61,782 69,925 583,855 653,780 19,686 1,250
8 50,724 56,253 634,094 690,348 21,009 1,305
9 43,100 46,912 669,339 716,251 21,946 1,344
10 38,019 40,560 694,305 734,865 22,619 1,372
11 34,351 36,185 712,245 748,431 23,110 1,392
12 31,556 32,954 725,321 758,274 23,494 1,407
13 29,403 30,480 734,780 765,260 23,790 1,419
14 27,730 28,566 741,469 770,036 23,992 1,427
15 26,393 27,061 746,043 773,104 24,122 1,432
16 25,299 25,846 748,982 774,828 24,195 1,435
17 24,404 24,852 750,633 775,484 24,223 1,436
18 23,672 24,038 751,261 775,299 24,215 1,435
19 23,073 23,372 751,084 774,456 24,180 1,434
20 22,583 22,828 750,276 773,104 24,122 1,432
21 22,182 22,382 748,982 771,364 24,049 1,429
22 21,854 22,018 747,315 769,333 23,963 1,426
23 21,585 21,719 745,370 767,090 23,868 1,422
24 21,365 21,475 743,222 764,697 23,766 1,418
Tabel Perhitungan Penelusuran banjir Lewat Waduk Dengan Bangunan Pelimpah
Untuk kala 500 tahun
jam ke Inflow ( I ) (I1+i2)/2 Ψ υ OutFlow (Q) H
3
( t) ( M /dt ) ( M3/dt ) ( M3/dt ) ( M3/dt ) (m)
0 20,377 2,007 0,265
1 40,468 30,423 139,457 169,880 2,733 0,328
2 131,604 86,036 167,146 253,183 5,142 0,506
3 122,410 127,007 248,041 375,048 9,002 0,740
4 108,536 115,473 366,045 481,518 13,021 0,948
5 95,320 101,928 468,497 570,425 16,526 1,111
6 84,990 90,155 553,899 644,054 19,334 1,235
7 66,750 75,870 624,720 700,590 21,379 1,320
8 54,366 60,558 679,211 739,769 22,797 1,379
9 45,827 50,096 716,972 767,068 23,867 1,422
10 40,136 42,981 743,201 786,183 24,676 1,453
11 36,028 38,082 761,507 799,589 25,244 1,475
12 32,898 34,463 774,345 808,808 25,634 1,490
13 30,486 31,692 783,173 814,865 25,891 1,500
14 28,612 29,549 788,974 818,523 26,046 1,506
15 27,115 27,863 792,477 820,340 26,123 1,509
16 25,890 26,502 794,218 820,720 26,139 1,510
17 24,887 25,389 794,581 819,970 26,107 1,509
18 24,067 24,477 793,862 818,340 26,038 1,506
19 23,396 23,732 792,302 816,034 25,940 1,502
20 22,847 23,122 790,093 813,215 25,821 1,497
21 22,398 22,623 787,394 810,017 25,686 1,492
22 22,031 22,215 784,332 806,546 25,539 1,487
23 21,730 21,880 781,007 802,888 25,384 1,481
24 21,484 21,607 777,504 799,111 25,224 1,474
Tabel Perhitungan Penelusuran banjir Lewat Waduk Dengan Bangunan Pelimpah
Untuk kala ulang 1000 tahun
jam ke Inflow ( I ) (I1+i2)/2 Ψ υ OutFlow (Q) H
3 3 3 3
( t) ( M /dt ) ( M /dt ) ( M /dt ) ( M /dt ) (m)
0 20,377 2,007 0,265
1 40,936 30,656 139,457 170,113 2,739 0,329
2 134,194 87,565 167,374 254,939 5,197 0,510
3 124,784 129,489 249,743 379,231 9,136 0,747
4 110,587 117,686 370,095 487,781 13,274 0,960
5 97,063 103,825 474,507 578,332 16,835 1,125
6 86,494 91,778 561,497 653,275 19,668 1,249
7 67,830 77,162 633,608 710,769 21,748 1,335
8 55,157 61,493 689,021 750,515 23,186 1,395
9 46,419 50,788 727,329 778,117 24,335 1,440
10 40,596 43,507 753,782 797,289 25,147 1,471
11 36,392 38,494 772,143 810,637 25,712 1,493
12 33,189 34,791 784,925 819,716 26,096 1,508
13 30,721 31,955 793,619 825,575 26,344 1,518
14 28,803 29,762 799,230 828,992 26,489 1,523
15 27,271 28,037 802,503 830,541 26,555 1,526
16 26,018 26,645 803,986 830,631 26,559 1,526
17 24,992 25,505 804,072 829,577 26,514 1,524
18 24,153 24,573 803,063 827,636 26,432 1,521
19 23,467 23,810 801,204 825,014 26,321 1,517
20 22,905 23,186 798,694 821,879 26,188 1,512
21 22,445 22,675 795,691 818,367 26,039 1,506
22 22,069 22,257 792,327 814,585 25,879 1,500
23 21,762 21,915 788,706 810,621 25,711 1,493
24 21,510 21,636 784,910 806,546 25,539 1,487
BAB VIII

PENELUSURAN BANJIR MELALUI SUNGAI

8.1 Landasan Teori

Penulusuran banjir yaitu perkiraan hidrograf disuatu titik sungai


berdasarkan hidrograf yang diketahui disebelah hulunya.
Adapun yang diketahui dari penelusuran banjir, yaitu :
1. Sarana peringatan dini pada pengamatan banjir.
2. Untuk menentukan dimensi dan rancangan bangunan – bangunan hidrolik
( misalnya : tangul, dan dinding penahan ).
3. Perhitungan hidrograf satuan untuk berbagai titik disepanjang sungai dari
hidrograf satuan yang diketahui di berbagai hulu.
Pada dasarnya penelusuran melalui palung sungai adalah merupakan
persoalan aliran tidak lunak ( non steady flow ), sehingga dapat dicari
penyelesaiannya. Karena pengaruh gesekan tidak dapat diabaikan, maka
penyelesaian persamaan dasar alirannya akan sangat sulit. Dengan menggunakan
cara karakteristik atau finete element akan dapat diperoleh penyelesaian yang
memadai, akan tetapi masih memerlukan usaha yang sangat besar.
 Metode yang digunakan
Penelusuran banjir melalui sungai ini menggunakan metode maskingum,
metode ini hanya berlaku pada kondisi berikut :
1. Tidak ada anak sungai yang masuk ke dalam bagian memanjang palung sungai
yang ditinjau.
2. Penambahan atau kehilangan air oleh curah hujan, aliran masuk atau aliran
keluar air tanah dan evaporasi, kesemuanya ini diabaikan.
Cara analitis

I Inflow II
Out flow

Proses pengatusan

Proses penampungan

∑ Penampungan = ∑ Pengatusan
Pada bagian I inflow lebih besar dari pada outflow, berarti terjadi
penampungan di sungai yang di tinjau. Pada bagian II outflow lebih besar dari
pada out flow, berarti terjadi pengatusan.
Volume yang tertampung akan sama dengan volume yang diatus, persamaan
kontinuitas :

I–Q ds....................................................................................
= dt 1

Dimana :
I = debit yang masuk ke dalam permukaan bagian memanjang palung
sungai yang ditinjau ( m3/dt ).
Q = debit yang keluar dari akhir bagian memenajang palung sungai yang di
tinjau ( m3/dt ).
ds = besarnya tampungan ( storage ) dalambagian memanjang palung sungai
yang di tinjau ( m3/dt ).
dt = periode penelusuran ( detik, jam / hari ).
Jika perubahan waktu di tinjau untuk pias waktu menjadi Δt, maka :

Inflow I1  I 2...................................................................................................................................
2 2

Q1  Q 2..............................................................................................................................
2 3
= Outflow

I1  I 2
2
Q1  Q 2 t
- 2 s....................................................................
=

I1  I
2

2 Q1  Q 2
Δt - Δt = S2 – S1..............................................................................5
2
Dengan S adalah tampungan yang dihitung dengan rumus :
S1 = K { x I1 + ( 1 – x ) Q1 }...............................................................6
S2 = K { x I2 + ( 1 – x ) Q2 }................................................................7

I1  I
Maka : Q1  Q 2
Δt - Δt = K { x I2 + ( 1 – x ) Q2 }- K { x I1 + ( 1 – x )Q1 }
2 2
2
Dimana :
I1 = inflow yang lalu
I2 = inflow yang sekarang
Q1 = outflw yang lalu
Q2 = outflow yang sekarang

Didapatkan : Q2 = Co I2 + C1 I1 + C2 Q.....................................................8
Dengan notasi :

Co =
- k x  0,5
.................................................................................9
t k - kx 
C1 = 0,5 t
.................................................................................10
k x  0,5 t
k - kx  0,5
t

C2 =
k - k x  0,5 t.................................................................................
k - kx  0,5 t 11

Syarat yang harus dipenuhi adalah Co + C1 + C2 = 1


 Penentuan konstanta – konstanta pengukuran
Faktor x merupakan faktor penimbang ( weight ) yang besarnya antara 0
dan 1. Biasanya lebih kecil dari 0,5. untuk mendapatkan konstanta – konstanta
penelusuran x dan k, digambar grafik yang menggambarkan hubungan antara Δs
dengan XI + ( 1 – X ) Q, yaitu dengan memasukkan berbagai harga x sedemikian
rupa hingga diperoleh garis yang mendekati garis lurus (dengan cara coba – coba
).
Untuk mengetahui apakah garis yang didapatkan sudah mendekati gartis
lurus, digunakan komputer dengan mencari nilai koefisien korelasi terbesar. Nilai
x yang digunanakan adalah nilai x yang menghasilkan nilai koefisien yang
terbesar.
Bila koefisien korelasi ( r ) mempunyai harga lebih kecil dari 0,1, maka
tidak korelasi antara kedua faktor tersebut, sehingga tidak mungkin ditemukan
hubungan garis lurus.
Selain mendapatkan nilai r pada trendline dikomputer, juga didapatkan
persamaan garis lurus : y = mx + c
Nilai k sama dengan nilai gradien ( m
)K = m y = kx + c
Sehingga nilai x dan k sudah diperoleh untuk menghitung nilai Co, C1, dan C2.
( Sumber : 1987. “ Hidrologi Teknik”. Usaha Nasional . Surabaya )

8.2 Perhitungan
 Menghitung harga Δs
Δs = S2 – S1
Dengan :

S2 = I1  I 2 Δt
2

S1 = Q1  Q 2 Δt
2
Contoh perhitungan :
Δs = S2 – S1

I1  I 2
= 2 Δt - Q1  Q 2 Δt
2

10,16  10,16
= 2 10,16  10,16 ( 10800 )
( 10800 ) - 2
= 109782 – 109782
=0
Dan seterusnya ...................
Tabel Inflow dan Outflow
Waktu Inflow Outflow
0 10,160 10,160
3 10,160 10,160
6 15,443 12,802
9 21,742 13,716
12 29,769 20,523
15 33,020 26,518
18 31,090 30,378
21 26,924 30,480
24 24,384 25,400
27 15,240 23,978
30 12,700 18,491
33 11,481 15,951
36 10,566 12,192
39 10,160 11,379
42 10,160 10,770
45 10,160 10,262

Tabel Perhitungan Perubahan Δs yang ditampung pada segmen A-B


untuk selang waktu 3 jam dan akumulasi Δs

Inflow
jam (I) Outflow (Q) Akumulasi
((i1+i2)/2)*Δt ((Q1+Q2)/2)*Δt Δs
ke Δs
(m3/dt) (m3/dt)
0 10,160 10,160
3 10,160 10,160 109728,000 109728,000 0,000 0,000
6 15,443 12,802 138257,280 123992,640 14264,640 14264,640
9 21,742 13,716 200802,240 143195,040 57607,200 71871,840
12 29,769 20,523 278160,480 184891,680 93268,800 165140,640
15 33,020 26,518 339059,520 254020,320 85039,200 250179,840
18 31,090 30,378 346191,840 307238,400 38953,440 289133,280
21 26,924 30,480 313273,440 328635,360 -15361,920 273771,360
24 24,384 25,400 277063,200 301752,000 -24688,800 249082,560
27 15,240 23,978 213969,600 266639,040 -52669,440 196413,120
30 12,700 18,491 150876,000 229331,520 -78455,520 117957,600
33 11,481 15,951 130576,320 185988,960 -55412,640 62544,960
36 10,566 12,192 119054,880 151973,280 -32918,400 29626,560
39 10,160 11,379 111922,560 127284,480 -15361,920 14264,640
42 10,160 10,770 109728,000 119603,520 -9875,520 4389,120
45 10,160 10,262 109728,000 113568,480 -3840,480 548,640
 Dengan mencoba nilai x dari 0,1 sampai 0,9, dibuat suatu hubungan akumulasi
S = xI + ( 1 – x ) Q
Sehingga didapatkan nilai R2 untuk masing – masing nilai x adalah sebagai
berikut: :

Nilai x Nilai R2
0,1 0,9875
0,2 0,9836
0,3 0,9717
0,4 0,9525
0,5 0,9266
0,6 0,8954
0,7 0,8598
0,8 0,8231
0,9 0,7809

Dari tabel diatas didapatkan nilai R2 terbesar pada saat x = 0,1 sehingga untuk
mencari nilai k digunakan grafik hubungan Δs kumulatif dengan xI + ( 1 – x ) Q
pada saat x = 0,1 diperoleh nilai k = 14756 detik.
 Perhitungan nilai Co , C1 dan C2
- k x  0,5 t
Co
= k - kx  0,5
t

= - (14756 x 0,1)  0,5 (10800 )


(14756) - (14756 x 0,1)  0,5 (10800 )
= 0,21

k x  0,5 t
C1 =
k - kx  0,5
t
=
(14756 x 0,1 )  0,5 (10800 )
(14756 ) - (14756 x 0,1)  0,5 ( 10800 )
= 0,37

k - k x  0,5 t
C2 =
k - kx  0,5 t
(14756 ) - (14756 x 0,1 )  0,5 (10800 )
=
(14756 ) - (14756 x 0,1 )  0,5 ( 10800 )
= 0,422
 Uji Kontrol
Co + C1 + C2 = 1
0,21 + 0,37 + 0,422 = 1
1,002 = 1...............OK
 Contoh perhitungan
Diketahui : inflow ( I2 ) = 2,771 ( m3/dt )
Inflow ( I1 ) = 2,007 ( m3/dt )
Outflow( Q ) = 2,007 ( m3/dt )
Co = 0,21
C1 = 0,37
C2 = 0,422
Untuk kolom ke – 3 :
Co x I2 = 0,21 x 2,771
= 0,569
Untuk kolom ke – 4 :
C 1 x I1 = 0,37 x 2,007
= 0,743
Untuk kolom ke – 4 :
C2 x Q = 0,422 x 2,007
= 0,847
Outflow ( Q2 )
Q2 = Co I2 + C1 I1 + C2 Q
= 0,569 + 0,743 + 0,847
= 2,159 ( m3/dt )
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini
Tabel Perhitungan Debit Outflow ( Q2 ) untuk kala ulang 100 tahun
Waktu Inflow Outflow
Co x I2 C 1 x I1 C2 x Q
( jam ) (m3/dtk) (m3/dtk)
0 2,007 2,007
1 2,711 0,569 0,743 0,847 2,159
2 4,936 1,037 1,003 1,144 3,183
3 8,497 1,784 1,826 2,083 5,694
4 12,069 2,535 3,144 3,586 9,264
5 15,362 3,226 4,466 5,093 12,785
6 18,044 3,789 5,684 6,483 15,956
7 19,993 4,199 6,676 7,614 18,489
8 21,334 4,480 7,398 8,437 20,315
9 22,280 4,679 7,893 9,003 21,575
10 22,958 4,821 8,244 9,402 22,467
11 23,474 4,930 8,494 9,688 23,112
12 23,887 5,016 8,685 9,906 23,608
13 24,176 5,077 8,838 10,080 23,995
14 24,369 5,118 8,945 10,202 24,265
15 24,489 5,143 9,017 10,284 24,443
16 24,552 5,156 9,061 10,335 24,552
17 24,569 5,159 9,084 10,361 24,605
18 24,550 5,155 9,090 10,368 24,614
19 24,503 5,146 9,083 10,360 24,589
20 24,434 5,131 9,066 10,340 24,537
21 24,349 5,113 9,041 10,311 24,465
22 24,252 5,093 9,009 10,275 24,377
23 24,146 5,071 8,973 10,234 24,278
24 24,034 5,047 8,934 10,190 24,171
Tabel Mencari Hidrograf debit Keluar untuk kala ulang 5 tahun
Waktu Inflow Co x I2 C 1 x I1 C2 x Q Outflow
( jam ) (m3/dtk) (m3/dtk)
0 2,007 2,007
1 2,676 0,562 0,743 0,847 2,151
2 4,620 0,970 0,990 1,129 3,089
3 7,719 1,621 1,709 1,950 5,280
4 10,603 2,227 2,856 3,257 8,340
5 13,553 2,846 3,923 4,475 11,244
6 15,954 3,350 5,015 5,720 14,085
7 17,810 3,740 5,903 6,732 16,375
8 19,083 4,007 6,590 7,516 18,113
9 19,965 4,193 7,061 8,053 19,306
10 20,616 4,329 7,387 8,425 20,142
11 21,105 4,432 7,628 8,700 20,760
12 21,475 4,510 7,809 8,906 21,225
13 21,753 4,568 7,946 9,062 21,576
14 21,961 4,612 8,049 9,180 21,840
15 22,114 4,644 8,126 9,268 22,037
16 22,224 4,667 8,182 9,332 22,182
17 22,298 4,683 8,223 9,378 22,284
18 22,344 4,692 8,250 9,410 22,352
19 22,367 4,697 8,267 9,429 22,393
20 22,372 4,698 8,276 9,439 22,413
21 22,363 4,696 8,278 9,441 22,415
22 22,343 4,692 8,274 9,437 22,403
23 22,314 4,686 8,267 9,429 22,381
24 22,278 4,678 8,256 9,416 22,351
Tabel Mencari Hidrograf debit Keluar untukl kala ulang 10 tahun
Waktu Inflow Co x I2 C 1 x I1 C2 x Q Outflow
( jam ) (m3/dtk) (m3/dtk)
0 2,007 2,007
1 2,686 0,564 0,743 0,847 2,154
2 4,716 0,990 0,994 1,134 3,118
3 7,956 1,671 1,745 1,990 5,406
4 11,050 2,320 2,944 3,357 8,622
5 14,116 2,964 4,088 4,663 11,716
6 16,589 3,484 5,223 5,957 14,663
7 18,509 3,887 6,138 7,001 17,026
8 19,766 4,151 6,848 7,811 18,810
9 20,668 4,340 7,313 8,341 19,995
10 21,327 4,479 7,647 8,722 20,848
11 21,816 4,581 7,891 9,000 21,472
12 22,181 4,658 8,072 9,207 21,937
13 22,451 4,715 8,207 9,361 22,282
14 22,648 4,756 8,307 9,474 22,537
15 22,787 4,785 8,380 9,557 22,722
16 22,881 4,805 8,431 9,616 22,852
17 22,939 4,817 8,466 9,656 22,939
18 22,968 4,823 8,487 9,680 22,991
19 22,973 4,824 8,498 9,692 23,015
20 22,961 4,822 8,500 9,695 23,017
21 22,934 4,816 8,495 9,689 23,001
22 22,896 4,808 8,485 9,678 22,971
23 22,849 4,798 8,471 9,662 22,932
24 22,796 4,787 8,454 9,642 22,883
Tabel Mencari Hidrograf debit Keluar untuk kala ulang 20 tahun
Waktu Inflow Co x I2 C 1 x I1 C2 x Q Outflow
( jam ) (m3/dtk) (m3/dtk)
0 2,007 2,007
1 2,695 0,566 0,743 0,847 2,155
2 4,793 1,006 0,997 1,137 3,141
3 8,144 1,710 1,773 2,023 5,506
4 11,403 2,395 3,013 3,437 8,845
5 14,544 3,054 4,219 4,812 12,085
6 17,085 3,588 5,381 6,138 15,107
7 19,012 3,993 6,321 7,210 17,524
8 20,296 4,262 7,035 8,023 19,320
9 21,213 4,455 7,510 8,565 20,530
10 21,877 4,594 7,849 8,952 21,395
11 22,367 4,697 8,095 9,232 22,024
12 22,728 4,773 8,276 9,439 22,488
13 22,991 4,828 8,409 9,591 22,829
14 23,178 4,867 8,507 9,702 23,076
15 23,308 4,895 8,576 9,781 23,252
16 23,399 4,914 8,624 9,836 23,374
17 23,451 4,925 8,658 9,874 23,456
18 23,468 4,928 8,677 9,896 23,502
19 23,458 4,926 8,683 9,904 23,513
20 23,426 4,920 8,680 9,899 23,498
21 23,378 4,909 8,668 9,886 23,463
22 23,317 4,897 8,650 9,866 23,412
23 23,247 4,882 8,627 9,840 23,349
24 23,160 4,864 8,601 9,810 23,275
Tabel Mencari Hidrograf debit Keluar untuk kala ulang 50 tahun
Waktu Inflow Co x I2 C 1 x I1 C2 x Q Outflow
( jam ) (m3/dtk) (m3/dtk)
0 2,007 2,007
1 2,706 0,568 0,743 0,847 2,158
2 4,891 1,027 1,001 1,142 3,170
3 8,385 1,761 1,810 2,064 5,635
4 11,859 2,490 3,103 3,539 9,132
5 15,105 3,172 4,388 5,004 12,564
6 17,743 3,726 5,589 6,374 15,689
7 19,686 4,134 6,565 7,488 18,186
8 21,009 4,412 7,284 8,307 20,003
9 21,946 4,609 7,773 8,866 21,248
10 22,619 4,750 8,120 9,261 22,131
11 23,110 4,853 8,369 9,545 22,768
12 23,494 4,934 8,551 9,753 23,237
13 23,790 4,996 8,693 9,915 23,604
14 23,992 5,038 8,802 10,039 23,880
15 24,122 5,066 8,877 10,125 24,068
16 24,195 5,081 8,925 10,180 24,186
17 24,223 5,087 8,952 10,210 24,250
18 24,215 5,085 8,963 10,222 24,270
19 24,180 5,078 8,960 10,219 24,256
20 24,122 5,066 8,946 10,204 24,216
21 24,049 5,050 8,925 10,180 24,155
22 23,963 5,032 8,898 10,149 24,079
23 23,868 5,012 8,866 10,112 23,991
24 23,766 4,991 8,831 10,072 23,894
Tabel Mencari Hidrograf debit Keluar untuk kala ulang 500 tahun
Waktu Inflow Co x I2 C 1 x I1 C2 x Q Outflow
( jam ) (m3/dtk) (m3/dtk)
0 2,007 2,007
1 2,733 0,574 0,743 0,847 2,163
2 5,142 1,080 1,011 1,153 3,244
3 9,002 1,891 1,903 2,170 5,963
4 13,021 2,734 3,331 3,799 9,864
5 16,526 3,470 4,818 5,495 13,783
6 19,334 4,060 6,115 6,974 17,149
7 21,379 4,490 7,154 8,159 19,802
8 22,797 4,787 7,910 9,022 21,720
9 23,867 5,012 8,435 9,620 23,067
10 24,676 5,182 8,831 10,072 24,085
11 25,244 5,301 9,130 10,413 24,845
12 25,634 5,383 9,340 10,653 25,376
13 25,891 5,437 9,485 10,818 25,740
14 26,046 5,470 9,580 10,926 25,975
15 26,123 5,486 9,637 10,991 26,114
16 26,139 5,489 9,665 11,024 26,178
17 26,107 5,482 9,671 11,031 26,184
18 26,038 5,468 9,660 11,017 26,145
19 25,940 5,447 9,634 10,988 26,070
20 25,821 5,422 9,598 10,947 25,967
21 25,686 5,394 9,554 10,896 25,844
22 25,539 5,363 9,504 10,839 25,706
23 25,384 5,331 9,449 10,777 25,557
24 25,224 5,297 9,392 10,712 25,401
Tabel Mencari Hidrograf debit Keluar untuk kala ulang 1000 tahun
Waktu Inflow Co x I2 C 1 x I1 C2 x Q Outflow
( jam ) (m3/dtk) (m3/dtk)
0 2,007 2,007
1 2,739 0,575 0,743 0,847 2,165
2 5,197 1,091 1,013 1,156 3,261
3 9,136 1,919 1,923 2,193 6,034
4 13,274 2,788 3,380 3,856 10,024
5 16,835 3,535 4,911 5,602 14,048
6 19,668 4,130 6,229 7,104 17,463
7 21,748 4,567 7,277 8,300 20,144
8 23,186 4,869 8,047 9,178 22,093
9 24,335 5,110 8,579 9,784 23,473
10 25,147 5,281 9,004 10,269 24,554
11 25,712 5,399 9,304 10,612 25,316
12 26,096 5,480 9,513 10,850 25,844
13 26,344 5,532 9,656 11,013 26,201
14 26,489 5,563 9,747 11,117 26,427
15 26,555 5,576 9,801 11,178 26,556
16 26,559 5,577 9,825 11,206 26,609
17 26,514 5,568 9,827 11,208 26,602
18 26,432 5,551 9,810 11,189 26,550
19 26,321 5,527 9,780 11,154 26,461
20 26,188 5,499 9,739 11,107 26,345
21 26,039 5,468 9,690 11,051 26,209
22 25,879 5,435 9,634 10,989 26,058
23 25,711 5,399 9,575 10,921 25,896
24 25,539 5,363 9,513 10,850 25,726
Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,1

400000
300000 y = 14756x - 152444
R2 = 0, 9875
AS kumulatif

200000
100000

0
-100000 0
10 203040
X = 0,1 XI + ( 1 - X ) Q
Linear ( x = 0,1 )

Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,2

400000
300000 y = 14698x - 151420
R2 = 0, 9836
AS kumulatif

200000
100000

0
-100000 0
10 203040
X = 0,2 XI + ( 1 - X ) Q
Linear ( x = 0,2 )
Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,3

400000
300000 y = 14521x - 148282
R2 = 0, 9717
AS kumulatif

200000
100000
0
-100000 0

10 203040
X = 0,3 XI + ( 1 - X ) Q
Linear ( x = 0,3 )

Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,4

400000
300000 y = 14233x - 143181
200000 R2 = 0, 9525
AS kumulatif

100000
0
-100000 0
10 203040
X = 0,4
Linear ( x = 0,4 ) XI + ( 1 - X ) Q
Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,5

400000
y = 13847x - 136350
300000 R2 = 0, 9266
AS kumulatif

200000

100000
0
-100000 0
10 20 30 40
X = 0,5XI + ( 1 -X)Q
Linear ( x = 0,5 )

Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,6

400000
300000 y = 13379x - 128079
200000 R2 = 0, 8954
AS kumulatif

100000
0
-100000 0
10 20 30 40
X = 0,6XI + ( 1 -X)Q
Linear ( x = 0,6 )
Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,7

400000
y = 12849x - 118689
300000
AS kumulatif

R2 = 0, 8598

200000

100000

0
0 10 20 30 40
-100000
X = 0,7XI + ( 1 -X)Q
Linear ( x = 0,7 )

Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,8

400000
y = 12273x - 108501
300000
AS kumulatif

R2 = 0,8213
200000

100000

0
0 10 20 30 40
-100000
X = 0,8XI + ( 1 - X ) Q
Linear ( x = 0,8 )
Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,9

350000
300000 y = 11669x - 97820
250000 R2 = 0,7809
AS kumulatif

200000
150000
100000
50000
0
-50000 0

10 20 30 40
X = 0,9
XI + ( 1 - X ) Q
Linear ( x = 0,9 )

Anda mungkin juga menyukai