Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


“LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Dosen Pengampu :

Dedi Suselo S.E., M.M.

Disusun Oleh:

Dino Pratama (12403193102)


Irfan Alvin Pratama (12403193103)
Ikhsan (12403193115)

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
APRIL 2021
LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

A. Mengenal PSAK Bank Syariah


1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur
pembuatan laporan keuangan  agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan
keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite
Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI) tahun 1984. Standar Akuntansi di Indonesia merupakan terapan dari
beberapa standard akuntansi yang ada seperti:
 IAS (International Accounting Standards)
 IFRS ( International Financial Reporting Standards)
 GAAP (Generally Accepted Accounting Principles)
 ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik)
 PSAK syariah dan juga SAP ( Standar Akuntansi Pemerintahan)
Selain untuk keseragaman laporan keuangan, Standar akuntansi juga diperlukan
untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta
memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. PSAK-IFRS, SAK ETAP
ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
PSAK Syariah diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Syariah sedangkan SAP oleh
Komite Standar Akuntansi Pemerintah.
2. Sejarah Standar Akuntansi Syariah yang Berlaku di Indonesia
Terhitung Sejak 1992-2002 atau 10 tahun lembaga keuangan baik bank syariah
maupun entitas syariah yang lain tidak memiliki PSAK khusus yang mengatur
transaksi dan kegiatan berbasis syariah. PSAK 59 sebagai produk pertama DSAK –
IAI untuk entitas syariah perlu diajungkan jempol dan merupakan awal dari
pengakuan dan eksistensi keberadaan akuntansi syariah di Indonesia. PSAK ini
disahkan tanggal 1 Mei 2002, berlaku mulai 1 Januari 2003 atau pembukuan yang
berakhir tahun 2003 . hanya berlaku hanya dalam tempo 5 tahun. 

1
PSAK 59 dikhususkan untuk kegiatan transaksi syariah hanya di sektor perbankan
syariah, ini sangat ironis karena ketika itu sudah mulai menjamur entitas syariah
selain dari perbankan syariah, seperti asuransi syariah, pegadaian syariah, koperasi
syariah. Maka seiring tuntutan akan kebutuhan akuntansi untuk entitas syariah yang
lain maka komite akuntansi syariah dewan standar akuntasi keuangan (KAS DSAK)
menerbitkan enam pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) bagi seluruh
lembaga keuangan syariah (LKS) yang disahkan tanggal 27 Juni 2007 dan berlaku
mulai tanggal 1 Januari 2008 atau pembukuan tahun yang berakhir tahun 2008. 
Keenam PSAK itu adalah PSAK No 101 tentang penyajian laporan keuangan
syariah, PSAK No 102 tentang akuntansi Murabahah (Jual beli), PSAK No 103
tentang Akuntansi Salam, PSAK No 104 tentang Akuntansi Isthisna, PSAK No 105
tentang Akuntansi Mudarabah (Bagi hasil), dan PSAK No 106 tentang Akuntansi
Musyarakah (Kemitraan). 
Keenam PSAK merupakan standar akuntansi yang mengatur seluruh transaksi
keuangan syariah dari berbagai LKS. Dalam penyusunaan keenam PSAK, KAS
DSAK mendasarkan pada pernyataan akuntansi perbankan syariah indonesia (PAPSI)
Bank Indonesia. Selain itu, penyusunan keenam PSAK juga mendasarkan pada
sejumlah fatwa akad keuangan syariah yang diterbitkan oleh dewan syariah nasional
majelis ulama indonesia (DSN MUI). 
3. PSAK Syariah
PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik
entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini
pengembangan dilakukan dengan model PSAK umum namun psak ini berbasis
syariah dengan acuan fatwa MUI. PSAK Syariah berada dalam PSAK 100-106 yang
terdiri dari :
a. Kerangka Konseptual
b. Penyajian Laporan Keuangan Syariah
c. Akuntansi Murabahah
d. Musyarakah
e. Mudharabah
f. Salam

2
g. Istishna
4. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 101-109
1. PSAK 101 - Penyajian Laporan Keuangan Syariah
PSAK No. 101 ini berfungsi untuk mengatur penyajian dan pengungkapan
laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements)
untuk entitas syariah yang selanjutnya disebut “laporan keuangan”.
Pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi dan peristiwa
tertentu diatur dalam Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
2. PSAK 102 – Akuntansi Murabahah
Murabahah merupakan akad penyediaan barang berdasarkan prinsip jual beli,
dimana bank membelikan kebutuhan barang nasabah (investasi/modal kerja)
dan bank menjual kembali kepada nasabah ditambah dengan keuntungan yang
disepakati.
 Rukun Murabahah :
1) Subjek (penjual dan pembeli),
2) Objek, dan
3) Akad (shighat).
 Syarat Murabahah :
1) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah,
2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang diterapkan,
3) Kontrak harus bebas dari riba,
4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian, dan
5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya bila pembelian dilakukan secara hutang
Dalam akuntansi murabahah terdapat prinsip persaudaraan (ukhuwah)
yang esensi nya mempunyai semangat saling tolong menolong dan tidak
boleh mendapat keuntungan diatas kerugian orang lain.
3. PSAK 103 - Akuntansi Salam
Salam adalah akad pembelian suatu hasil produksi (komoditi) untuk
pengiriman yang ditangguhkan dengan pembayaran segera sesuai dengan

3
persyaratan tertentu atau penjualan suatu komoditi untuk pengiriman yang
ditangguhkan dengan pembayaran segera/di muka.
Salam adalah akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan
pengiriman di kemudian hari oleh penjual (muslam illaihi) dan
pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati sesuai
dengan syarat-syarat tertentu. 
 Rukun Salam :
1) Subjek : muslam (pembeli) dan muslam ilaih (penjual)
2) Akad (shighat)
3) Ma'qud alaih meliputi dua hal yaitu modal/harga dan muslam fiih -
(barang yang dipesan)
 Syarat Salam :
1) Modal/harga : harus jelas dan terukur, berapa harga barangnya,
berapa uang mukanya dan berapa lama, sampai pembayaran
terakhirnya.
2) Muslam fiih (barang yang dipesan) : harus jelas jenis, ciri-cirinya,
kualitas dan kuantitasnya.
Contoh, seorang pebisnis tepatnya petani sayuran organik
membutuhkan dana untuk membeli peralatan budidaya, namun masa
panen yang dinanti untuk menghasilkan uang pembeli peralatan masih
akan memakan waktu satu bulan ke depan. Nah, pebisnis tersebut bisa
saja meminjam sejumlah dana ke bank dengan meminta kepada bank
syariah untuk membeli hasil panen yang akan datang yang kemudian
bank akan menjualnya kembali kepada petani tersebut dengan cicilan
yang disepakati dalam jangka waktu tertentu. Untuk ini bank syariah
akan menerapkan persentase keuntungan tertentu sesuai kesepakatan.
Namun pada pembiayaan salam ini pada dasarnya bank dapat
bertindak sebagai pembeli atau penjual. Jika bertindak sebagai penjual
kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang
pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam paralel. Masih
melanjutkan contoh di atas, jika petani ingin menjual hasil panen yang

4
diperkirakan bisa dipetik satu bulan mendatang tersebut kepada
seorang pedagang namun pedagang belum memiliki uang, maka salam
paralel bisa diterapkan. Caranya adalah, kedua pihak yaitu petani dan
pedagang bisa pergi ke bank syariah dan mengajukan pembiayaan
salam. Bank Syariah akan memberikan uang tunai kepada petani dan
pedagang tersebut yang otomatis keduanya memiliki utang kepada
bank syariah, dan sesuai kesepakatan akan dicicil dan dilunasi dalam
jangka waktu tertentu. Bank akan menambahkan sejumlah persentase
keuntungan yang disepakati. Dengan demikian Lembaga keuangan
syariah dapat bertindak sebagai pembeli dan atau penjual dalam suatu
transaksi salam. Jika lembaga keuangan syariah bertindak sebagai
penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan
barang pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam paralel.
4. PSAK 104 – Akuntansi Istishna’
Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan dan penjual. Selain itu ada juga istishna paralel, yaitu suatu bentuk
akad istishna antara pemesan dan penjual kemudian untuk memenuhi
kewajibannya kepada penjual, penjual memerlukan pihak lain sebagai
pembeli.
Berdasarkan akad istishna’, pembeli menugaskan penjual untuk
menyediakan barang pesanan (mashnu’) sesuai spesifikasi yang
disyaratkan untuk diserahkan kepada pembeli, dengan cara pembayaran di
muka atau tangguh. 
Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual
di awal akad. Ketentuan harga barang pesanan tiak dapat berubah selama
jangka waktu akad. 
a. Akuntansi penjual 
Segmentasi akad jika proposal terpisah untuk setiap asset, dinegosiasikan terpisah
untuk setiap aset, dan biaya serta pendapatan tiap asset bisa di identifikasi.  Penyatuan

5
akad jika dinegosiasika sebagai satu paket, asset berhubungan erat sekali, dan
dilakukan serentak (berkesinambungan). 
Pendapatan : metode persentase penyelesaian dan metode akad selesai. 
Pendapatan istishna pembayara tangguh (lebih dari satu tahun) terdiri dari margin
keuntungan (jika dihitung secara tunai) dan selisih nilai akad dengan nilai tunai. 
Pengakuan taksiran rugi jika total biaya perolehan melebihi pendapatan. 
b. Akuntansi pembeli 
Beban istishna’ tangguhan : selisih antara harga beli dan biaya perolehan tunai. 
Beban istishna’ tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi
pelunasan hutang istishna’ 
Pernyataan ini berlaku efektif untuk laporan keuangan entitas yang mencakup
periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008. 
Pernyataan ini menggantikan PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah,
yang berhubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
transaksi istishna’. 
 Jika menggunakan metode persentase penyelesaian dan proses pelunasan
dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun dari penyerahan barang
pesanan, maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
- margin keuntungan pendapatan barang pesanan yang dihitung apabila
istishna dilakukan secara tunai diakui sesuai persentase penyelesaian
- Selisih antara nilai akad dengan nilai tunai pada saat penyerahan diakui
selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah
pembayaran. Proporsional yang dimaksud sesuai dengan paragraf 24-25
PSAK 102 : Akuntansi Murabahah
Meskipun istishna dilakukan dengan pembayaran tangguh, penjual harus
menentukan nilai tukar istishna pada saat penyerahan barang pesanan sebagai
dasar untuk mengakui margin keuntungan terkait dengan proses pembuatan
barang pesanan. Margin ini menunjukkan nilai tambah yang dihasilkan pada
proses pembuatan barang pesanan. Sedangkan yang dimaksud dengan nilai
akad dalam istishna dengan pembayaran langsung adalah harga yang
disepakati antara penjual dan pembeli akhir.

6
 Rukun Istishna’ :
1) Subjek : shaani’ (produsen atau penjual) dan mustashni’ (konsumen
atau pembeli)
2) Ma’qud ‘alaih (barang yang dipesan)
3) Akad (shighat)
 Syarat Istishna’ :
1) Jenis barang yang dibuat, macam, kadar, dan sifatnya jelas,
2) Barang berlaku muamalat di antara manusia, dan
3) Tidak ada ketentuan mengenai tempo penyerahan barang yang
dipesan.
Contoh
PT Amanah membutuhkan rumah tipe 120/216 dengan spesifikasi
khusus untuk kantor. Harga rumah Rp.200 juta, dana yang
dibayarkan PT Amanah untuk uang muka Rp.50 juta. Perusahaan
mengajukan pembiayaan kepada bank syariah. Setelah akad
ditandatangani antara PT Amanah dan Bank Syariah dengan nilai
akad Rp. 200 juta, bank syariah memesan kepada pengembang, dan
pengembang akan menyelesaikan pemesanannya selama 9 bulan.
Bank membayar biaya pra akad sebesar Rp.1 juta, dan akad
ditandatangani antara bank dan PT Amanah pada 1 juli 2011. PT
Amanah menyerahkan uang muka sbs Rp.50 juta. Di samping itu
bank juga menandatangani akad pembelian/pesanan kepada
pengembang pada 1 juli 2011, dengan harga beli Rp.170 juta.
Berikut ini data dan tagihan yang dilakukan oleh pengembang
sampai dengan selesai per 1 Maret 2012
5. PSAK 105 – Akuntansi Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama pemilik dana menyediakan seluruh dana sedangkan pihak kedua
(pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi diantara
mereka sesuai kespakatan sedangkan kerugian financial hanya ditanggung

7
oleh pemilik dana apabila kesalahan terjadi murni karena regulasi usaha.
Tetapi jika kesalahan/kerugian disebabkan karena kelalain mudharib maka
kerugian ditanggung oleh mudharib.
 Rukun Mudharabah :
1) Subjek : pemilik modal (shahibul maal) dan pengelola dana
(mudharib)
2) Objek
3) Akad (shighat)
 Syarat Mudharabah :
1) Modal ditangan pengusaha berstatus amanah, seperti wakil dalam
jual beli,
2) Pengusaha berhak atas keuntungan sesuai kesepakatan,
3) Komponen biaya disepakati sejak awal akad, dan
4) Pemilik modal (shahibul maal) berhak atas keuntungan dan
menanggung resiko.
Pada akad mudharabah terdapat prinsip persaudaraan yang pada dasarnya
merupakan interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk
kemanfaatan umum dengan semangat saling tolong menolong, menjunjung
tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat sehingga seseorang
tidak boleh mendapat keuntungan diatas kerugian orang lain.
6. PSAK 106 - Akuntansi Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan
sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi
kas atau asset nonkas yang diperkenankan oleh syariah.
 Rukun Musyarakah :
1) Subjek (‘aqidani)
2) Objek (ma’qud alaihi)
3) Akad (shighat)
4) Nisbah (bagi hasil)

8
 Syarat Musyarakah :
1) Diperbolehkan untuk menerima atau mengirimkan wakil untuk
bertindak hukum terhadap objek perserikataan sesuai dengan
izin pihak lainnya,
2) Presentase pembagian keuntungan jelas, dan
3) Keuntungan untuk masing-masing pihak ditentukan sesuai
kesepakatan.
7. PSAK 107 - Akuntansi Ijarah
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang dalam waktu
tertentu dengan pembayaran sewa tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang tersebut.
 Rukun Ijarah :
1) Subjek : mu’jir (pemberi sewa) dan musta’jir (penyewa)
2) Objek
3) Akad (shighat)
 Syarat Ijarah :
1) Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan penyewaan,
2) Barang yang disewakan tidak termasuk kategori haram, dan
3) Harga sewa harus terukur.
8. PSAK 108 – Akuntansi Transaksi Asuransi Syaria
Asuransi Syariah menurut Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong
di antara sejumlah orang, melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau
Tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
Dari pengertian nya sudah sangat jelas bahwa asuransi syariah
mengaplikasikan prinsip persaudaraan (ukhuwah). Ukhuwah dalam transaksi
syariah berdasarkan prinsip saling mengenal (ta’aruf), saling memahami
(tafahum), saling menolong (ta’awun), saling menjamin (takaful), saling
bersinergi dan beraliansi (tahaluf) dan prinsip tersebut diaplikasikan pada
asuransi syariah.

9
9. PSAK Syariah 109 Akuntansi Zakat dan Infaq/Sedekah 
Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan transaksi zakat dan infak/sedekah. 
Ruang Lingkup dalam ED PSAK Syariah 109, pernyataan ini berlaku
untuk amil yang menerima dan menyalurkan zakat dan infak/sedekah. Amil
yang menerima dan menyalurkan zakat dan infak/sedekah, yang
selanjutnya disebut “amil”, merupakan organisasi pengelola zakat yang
pembentukannya dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan
zakat dan infak/sedekah.

B. Mengenal Akun Lap. Keuangan Produk Bank dan Akun Lap. Jasa Perbankan
Syariah
1. Unsur-unsur Dasar Laporan Keuangan
1) Pernyataan posisi keuangan
a) Aset
Merupakan sesuatu yang mampu menimbulkan aliran kas positif
atau manfaat bagi ekonomi lainnya, baik dengan dirinya sendiri
ataupun dengan aset lainnya, yang haknya di dapat oleh bank
syari’ah sebagai hasil dari transaksi atau suatu peristiwa di masa
lalu.
b) Liabilitas
Liabilitas merupakan kewajiban yang berjalan untuk memindahkan
suatu aset dan meneruskan penggunaannya atau menyediakan jasa
untuk pihak lain di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau
peristiwa dimasa lalu.
 Porsi pemegang rekening investasi tak terbatas
Rekening investasi tak terbatas merujuk pada dana-dana
yang diterima oleh bank syari’ah dari individu-individu
atau kelompok dengan dasar bahwa bank syari’ah akan
memiliki hak untuk menggunakan dan menginvestasikan
dana-dana tersebut tanpa adanya batasan. Dengan

10
demikian, bank syari’ah berhak mencampurkan dana yang
di investasikan itu dengan modalnya sendiri.
 Saham Pemilik
Saham pemilik merujuk pada jumlah yang tersisa pada
tanggal pernyataan posisi keuangan dari aset bank syari’ah
sesudah dikurangi kewajiban, porsi pemegang rekening
investasi tak terbatas dan yang serta dengannya, serta
pendapatan yang dilarang jika ada.1
2) Pernyataan Pendapatan
a. Pendapatan
Pendapatan merupakan kenaikan kotor dalam aspek atau penurunan
dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selama periode yang
dipilih oleh penyertaan pendapatan yang berakibat dari investasi yang
halal, perdagangan, memberikan jasa, dan lain-lain.
b. Biaya
Biaya merupakan penurunan kotor dalam suatu aspek atau kenaikan
dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selama periode yang
dipilih oleh pernyataan pendapatan yang berakibat dari investasi yang
halal, perdagangan, atau aktivitas yang termasuk pemberian jasa.
c. Keuntungan
Keuntungan merupakan kenaikan bersih dari aset bersih sebagai akibat
dari memegang aset yang mengalami peningkatan nilai selama periode
yang dipilih oleh pernyataan pendapatan.
d. Kerugian
Kerugian merupakan penurunan bersih dari aset bersih sebagai akibat
dari pemegang aset yang mengalami penurunan nilai selama periode
yang dipilih oleh pernyataan pendapatan.
Keuntungan pada rekening investasi tak terbatas yang setaranya
menunjukkan kondisi atau posisi rekening investasi mudharabah
mutlaqoh.

1
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: (UPP) AMP YKPN, 2002), hlm. 291-292.

11
e. Keuntungan bersih (kerugian bersih)
Gambaran keberadaan keuntungan atau kerugian bersih yang diperoleh
bank syariah selama periode akuntansi.

3) Pernyataan perubahan dalam saham pemilik atau pernyataan laba


ditahan.
4) Pernyataan aliran kas
- Kas dan setara kas: Kas uang tunai yg paling likuid sehingga
ditempatkan pada urutan teratas aset. Yang termasuk dalam kas
yangseluruh alat pembayaran yang dapat diginakan dengan
segera seperti uang dan saldo rekening giro.
Setara kas adalah investasi yng sidatnya likuid, berjangka pendek
dan yg dengan cepat dpt dijadikan kas dlm jumlah tertentu tanpa
menghadapi resiko perubahan nilai yg signifikan.(tempo 3bulan
atau kurang)
- Aliran kas dan transaksi : aliran kas adalh (cash flow) aliran
pemasukan dan pengeluaran kas yg mengubah kondisi kas bank
atau perusahaan, proyek setiap periode pembukuan dan
menggabmbarkan perubahan kondisi kas proyek atau bisnis dr
period eke periode berkutnya.
Transaksi adalah aktifitas suatu perusahaan yg menimbulkan
perubahan terhadap posisi harta keuangan (menjual, membeli,
membayar gaji dll)
- Aliran kas dari aktivitas investasi : transaksi yg berhubungan dgn
perolehan fasilitas inves dan non kas lainnya yg digunakan oleh
perusahaan. Arus kas terjadi masuk jika kas yg diterima dari hasil
atau pengembalian inves yg dilakukan sblmnya. Misalnya dari hasil
penjuakan , arus kas yg masuk yang berasal dari akitvitas inves.
- Aliran kas dari aktivitas pembiayaan : keg. Pendapatan sumber dana
dari pemilik dgn memberikan prospek penghasilan dari sumber
dana tsb, meminjam dan membayar hutang kembali atau

12
melakukan pinjaman jangka panjang untk membayar hutang tsb.
Contoh : penerimaan kas dan surat berharga dalm bentuk sewajarnya,
pembayaran kas pd pemegang saham untuk menarik atau menebus
saham perusahaan
5) Pernyataan perubahan dalam investasi
a. Investasi terbatas
b. Simpanan dan penarikan oleh pemegang rekening investai terbatas
dan ekuivalensinya.
c. Keuntungan atau kerugian investasi sebelum bagian keuntungan
manager investasi sebagai seorang mudharib atau
konvensasiseabagi investasi.
d. Bagian manager investasi dalam keuntungan investasi terbatas dari
seorang mudharib atau kompensasi sebagai manager investasi.
6) Pernyataan sumber dan pengguanaan dana zakat serta dana social
a. Sumber dana zakat dan dana social
b. Penggunaan dana zakat dan dana social
c. Saldo dana zakat dan dana social

7) Pernyataan sumber dan penggunaan dana dalam karadh


a. Karadh : pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan
peminjam untuk menggunakan dana tsb selama jangka wkt
tertentu dan wajib mengembalikan dlm jumlah yg sama
b. Sumber dana dalam karadh : diperoleh dari modal LKS
(lembaga keuangan syariah)
c. Penggunaan dana dalam karadh : digunakan untuk memmenuhi
kebutuhan dana yang mendesak atau kebutuhan lainnya yang
tidak bersifat komersial.
d. Saldo dana dalam karadh2
2. Tujuan laporan keuangan

2
Ibid, hlm. 292-294.

13
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi, menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi, Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan dari suatu entitas syariah. Tujuan laporan
keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas syariah yang meliputi:
a. Asset : merupakan kekayaan (sumber daya) yang dimiliki oleh
entitas bisnis yang bisa diukur secara jelas menggunakan satuan uang serta
sistem pengurutannya berdasar pada seberapa cepat perubahannya dikonversi
menjadi satuan uang kas.
b. Kewajiban
c. dana syirkah temporer
d. ekuitas
e. pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
f. arus kas
g. dana zakat dan
h. dana kebajikan
beberapa tujuan lainnya adalah:
a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha.
b. Informasi kepatuhan entitas syariah tidak sesuai dengan prinsip syariah,
serta informasi aset, kewajiban pendapatan dan beban yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan
penggunaannya.

14
c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tangung jawab
entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikan pada tingkat keuntungan yang layak.
d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh
penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer; dan informasi
mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas
termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas syariah dengan menerapkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan secara benar disertai
pengungkapan yang diharuskan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Informasi lain tetap
diungkapkan untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun
pengungkapkan tersebut tidak diharuskan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan
Laporan keuangan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bersama
sebagai pengguna laporan keuangan, serta dapat digunakan sebagai
bentuk laporan dan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya
yang dapat dipercayakan kepadannya.
3. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Bank Syariah
a. Laporan posisi keuangan (statement of financial position)
b. Laporan laba rugi (statement of income)
c. Laporan arus kas (statement of cashflows)
d. Laporan laba ditahan atau saldo laba (statement of retained earning)
e. Laporan perubahan dana investasi terikat (statement of change in restricted
investment)
f. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah
(statement of source and use of fund in zakat and charity fund)
g. Laporan sumber dan penggunaan dana qadhuk hasan (statement of source
of fund in qard fund)

15
Empat laporan pertama adalah unsur laporan keuangan yang sudah dikenal selama
ini secara konvensional, sedangkan tiga yang terakhir bersifat khas. Ketiga
laporan yang terakhir muncul akibat perbedaan peran dan fungsi bank syariah,
dibandingkan bank konvensional.
4. Penyajian laporan Keuangan Bank Syariah
a. Laporan posisi keuangan (neraca)
Unsur-unsur neraca meliputi aktiva, kewajiban, investasi tidak terikat, dan
ekuitas. Penyajian aktiva pada neraca atau pengungkapan pada catatan atas
laporan keuangan atas aktiva yang dibiayai oleh bank sendiri dan aktiva
yang dibiayai oleh bank bersama pemilik dana investasi tidak terikat,
dilakukan secara terpisah.
b. Laporan laba dan rugi
c. Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK lainnya,dalam laporan
laba rugi mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos pendapatan dan
beban.
d. Laporan arus kas
e. Laporan perubahan ekuitas
f. Laporan perubahan investasi terikat
Laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan dana investasi
terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan
jenisnya.
g. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah
- Bank syari’ah menyajikan laporan sumber dan penggunaan zakat,
infaq, dan shodaqoh sebagai komponen utama laporan keuangan yang
menunjukkan:3
- Sumber dana zakat, infaq dan shadaqah yang berasal dari penerimaan
a) Zakat dari bank syari’ah
b) Zakat dari pihak luar bank syaria’ah
c) Infaq
d) Shadaqah

3
Muhammad, Op. Cit., hlm. 297-298.

16
h. Kenaikan atau penurunan sumber dana zakat, infaq dan shadaqah
i. Saldo awal dana penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah
j. Saldo akhir dana penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah
k. Laporan sumber dan pengguna dana qardhul hasan
- Bank syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan qardhul
hasan sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:
- Sumber dana qardhul hasan yang berasal dari penerimaan:
a) Infaq
b) Shadaqah
c) Denda
d) Dan pendapatan non halal
- Penggunaan dana qardhul hasan untuk:
a) Pinjaman
b) Sumbangan
c) Kenaikan atau penurunan sumber dana qardhul hasan
d) Saldo awal dana penggunaan dana qardhul hasan,
e) Saldo akhir dana penggunaan dana qardhul hasan
l. Catatan-catatan laporan keuangan
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua informasi dan material
yang perlu unutuk menjaikan laporan keuangan tersebut memadai,
relevan, dan bisa dipercaya (andal) bagi para pemakainya.
- Pernyataan, laporan dan data lain yang membantu dalam menyediakan
informasi yang diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan
sebagaimana ditentukan didalam statement of obyektif.
- Laporan ini diterbitkan dalam bentuk komparatif. Artinya, laporan
tersebut menyajikan data periode sekarang dan periode yang lalu.
Untuk memberikan gambaran keadaan laporan keuangan bank
syari’ah.

Apabila di perbandingkan dengan laporan keuangan yang harus di buat dalam bank
konvensional, yang di atur dalam PSAK 31, yaitu

17
Kerangka Dasar penyusnan dan penyajian laporan keuangan

N Bank Syariah (PSAK 59)


Bank Konvensional (PSAK 31)
O
1. Laporan posisi keuangan Laporan posisi keuangan
2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas Laporan arus kas
5. Catatan laporan keuangan Laporan investasi Terikat
6. Laporan sumber dan penggunaan
Dana Al Al-qardhul hasan
7. Laporan sumber dan penggunaan dana
ZIS

Hal-hal yang Terkait dengan Laporan


Secara singkat dan secara garis besar, ada hal-hal yang terkait dengan laporan keuangan
tersebut, yaitu :4[6]
1. Laporan posisi keuangan ( Neraca )
Dalam unsur aktiva neraca Bank Syariah, ada beberapa hal yang berbeda dengan unsur neraca
Bank konvensional penyaluran dana hanya di tampung dalam perkiraan “ kredit “ atau pinjaman
yang di berikan “, hal ini sangatlah berbeda dengan Bank Syariah yaitu dimana dalam
penyalurannya dana di tampung dalam perkiraan yang sesuai dengan prinsip penyalurannya
yaitu:
- Prinsip jual beli di bukukan pada perkiraan “piutang”, seperti misalnya Murabahah,
piutang istishna, piutang salam
- Prinsip bagi hasil di tampung dalam perkiraan “pembiayaan”, seperti pembiayaan
mudharabah, dan pembiyaan musyarakah.

2. Aktiva
Beberapa akun dalam aktiva yang perlu di jelaskan , yaitu :
4

18
a. Piutang dagang , yaitu di gunakan untuk membukukan penyaluran dana yang
mempergunakan prinsip jual beli seperti murabahah, istishna dan salam, sehingga dalam
bank syariah “piutang” semuanya dapat di kategorikan sebagai aktiva yang produktif.
b. Pembiayaan , di gunakan untuk membukukan penyaluran dana yang mempergunakan
prinsip bagi hasil, yaitu mudharabah adn pembiyaan musyarakah.
c. Persediaan/assets. Di gunakan untuk menampung barang-barang milik Bank Syariah
yang di maksudkan untuk dijual kembali , seperti persediaan/assets murabahah,
persediaan/assets salam, persediaan/assets istishna.
d. Aktiva ijarah. Di gunakan untuk membukukan assets ijarah yang telah di sewakan,
dimana assets ijarah yang telah di sewakan harus di pisahkan dengan aktiva tetap milik
bank dan persediaan.
e. Istishna dalam penyelesaian (istishna Work in Proses) , di gunakan untuk menampung
transaksi istishna yang sedang berjalan proses penyelesaiannya.
f. Penyaluran Dana investasi terikat Executing , di gunakan untuk membukukan penyaluran
mudharabah muqayyah ( investasi Terikat ) dengan pola penyaluran Executing.
g. Pinjaman Qardh , di gunakan untuk membukukan pinjaman qardh yang sumber dananya
dari intern bank Syariah.
h. Penyertaan , di gunakan untuk membukukan penyertaan, dimana bank syariah memiliki
saham suatu perusahaan, baik yang di lakukan dalam rangka penyelamatan pembiayaan
atau yang di tanamkan pada anak perusahaan.

3. Kewajiban
Dalam neraca bank syariah itu ada unsur kewajibannya, yaitu :
a. Simpanan/titipan , di gunakan untuk membukukan penghimpunan dana yang
mempergunakan prinsip wadiah ( titipan ), karena prinsip dari wadiah adalah titipan yang
harus di kembalikan kapan saja oleh bank apabila si penitip meminta kembali, dalam
kondisi apapun bank syariah harus mengembalikan dana titipan tersebut kepada penitip,
bank syariah harus mengembalikan dana titipan tersebut seratus persen kepada penitip.
Jadi yang di bukukan itu pada kewajiban bank syariah adalah Tabungan Wadiah, Giro
Wadiah.

19
b. Kewajiban Investasi Terikat Executing , di gunakan untuk membukukan penerimaan
mudharabah Muqayyadah dengan pola penyaluran Executing.
c. Keuntungan Di umumkan Belum Di bagikan . di gunakan untuk membukukan bagi hasil
hak milik investasi dana Investasi Tidak Terikat yang di himpun,yang sampai dengan
tanggal laporan belum di bayarkan kepada pemiliknya dan data yang di pergunakan itu
dalam perkiraan ini bersumber dari perhitungan pembagian hasil usaha.
4. Investasi Tidak Terikat
Transaksi yang di bukukan pada investasi tidak terikat, adalah penghimpunan dana pada bank
syariah yang mempergunakan prinsip mudharabah mutlaqah (investasi tidak terikat).

5. Laporan Laba Rugi


Beberapa unsur laporan laba dan rugi yang ada dalam laporan laba dan rugi bank syariah yaitu :
a. Pendapatan operasi utama , pendapatan ini merupakan kelompok pendapatan operasi
utama bank syariah atas penyaluran di lakukan sesuai prinsip syariah, yang meliputi :
pendapatan penyaluran yang menggunakan prinsip bagi hasil, yang kedua pendapatan
penyaluran yang mempergunakan jual beli, yaitu pendapatan margin murabahah,
pendapatan bersih salam paralel dan pendapatan bersih istishna parel dan terakhir yaitu
pendapatan bersih jiarah. Itulah yang terdapat dari kelompok pendapatan operasi utama
bank syariah atas penyaluran yang di lakukan sesuai prinsip syariah.
b. Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat . unsur ini merupakan jumlah bagi
hasil yang diberikan oleh bank syariah kepada pemilik dana. Hak pihak ketiga atas bagi
hasil investasi tidak terikat ini tidak dapat di kategorikan sebagai pendapatan dan beban
dari bank syariah.
c. Pendapatan operasi lainnya , pendapatan ini di gunakan untuk menampung pendapatan
operasi utama lainnya , yang merupakan milik bank syariah sepenuhnya (tidak di
bagihasilkan).
d. Beban-beban , beban-beban yang di maksud ini adalah semua beban yang menjadi
tanggungan bank sebagai mudharib sebagaimana layaknya bank, seperti beban tenaga
kerja, beban umum , dan beban operasi lainnya.
Contoh Bentuk Laporan Keuangan Bank Syariah
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

20
(Nama Bank)
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Pada Bulan xx Tahun xxxx

(tahun) (tahun)
Uraian Catatan
Unit Moneter Unit
Aktiva
Kas dan setara kas 8 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Piutang penjualan 9 x.xxx.xxx xxx.xxx
Investasi
Investasi dalam surat-surat 10 xx.xxx xx.xxx.xxx
berharga
11 xx.xxx.xxx x.xxx.xxx
Investasi Mudharabah
12 - x.xxx.xxx
Investasi Musyarakah
13 xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
Penyertaan modal
14 - x.xxx.xxx
Persediaan
15 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Investasi pada real estate
16 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Aktiva yang disewakan
17 - x.xxx.xxx
Istishna’
Investasi lain-lain
- -
-
- -
-
- -
-
18 xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
Total investasi
19 xxx.xxx xx.xxx.xxx
Aktiva lainnya
20 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Aktiva tetap (netto)

Total aktiva xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx

2. Laporan Laba rugi

21
(Nama Bank)
Laporan Laba Rugi
Pada tahun yang terakhir (tahun) dengan ( tahun lalu)

Uraian Catatan xxxx ( tahun ) xxxx ( tahun )


Unit Moneter Unit Moneter
Pendapatan
Penjualan tangguh 29A xx.xxx xx.xxx
Investasi 29B x.xxx.xxx x.xxxx.xxx
28,29 x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Dikurangi
Keuntungan rekening investasi tidak
terbatas sebelum bagian bank sebagai
mudharib xxx.xxx xxx.xxx
Bagian bank sebagai mudharib ( xxx.xxx ) (xxx.xxx)
Keuntungan terhadap rekening
investasi tidak terbatas sebelum zakat
Bagian bank pada pendapatan dari ( xxx.xxx ) (xxx.xxx)
investasi ( sebagai mudharib dan
sebagai pemilik dana )
Pendapatan bank dari investasi
Bagian keuntungan bank dari rekening x.xxx.xxx x.xxx.xxx
investasi terbatas sebagai mudharib x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Fee bank sebagai agen investasi untuk
investasi terbatas 29B xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Pendapatan dan jasa-jasa perbankan
Pendapatan lain-lain
Total pendapatan bank xxx.xxx xxx.xxx
Biaya umum dan administrasi
Depresiasi xxx.xxx xxx.xxx
Pendapatan netto sebelum zakat dan 30 x.xxx x.xxx
pajak xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx

22
Provisi untuk zakat (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
Pendapatan netto sebelum saham (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
minoritas ( saham minoritas ) x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Pendapatan netto
(x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
(x.xxx) (x.xxx)
x.xxx.xxx x.xxx.xxx

3. Laporan Arus Kas


( Nama Bank )
Laporan Arus Kas
Pada tahun yang terakhir ( tahun ) dengan ( tahun lalu )

xxx ( tahun ) xxxx( tahun )


Uraian Catatan
Unit Moneter Unit Moneter
Arus kas dari operasi
Pendapatan netto x.xxx.xxx --
Penyesuaian terhadap -- --
pendapatan netto
Kas netto dari kegiatan -- --
operasional
Depresiasi x.xxx.xxx --
Provisi rekening ragu-ragu x.xxx.xxx --
Provisi untuk zakat xx.xxx --
Provisi untuk pajak -- --
Zakat yang dibayarkan (xxx.xxx) --
Pajak yang dibayarkan -- --
Keuntungan dari rekening

23
investasi tidak terbatas xxx.xxx --
Keuntungan dari penjualan aktiva
tetap --
--
Depresiasi dari aktiva yang
x. xxx.xxx
disewakan --
Provisi untuk penurunan nilai
investasi pada surat-surat -- --
berharga
Piutang ragu-ragu (x.xxx) --
Pembelian aktiva tetap (xxx.xxx) --
Arus kas netto dari operasi xx.xxx.xxx --
Arus dari kegiatan investasi
Penjualan real estate yang --
--
disewakan
Pembelian real estate yang --
disewakan --
Penjualan real estate --
xx.xxx.xxx
Investasi pada surat-surat berharga --
--
Kenaikan pada investasi
mudharabah --
(x.xxx.xxx)
Penjualan persediaan
Penjualan istishna’ --
x.xxx.xxx
Kenaikan netto pada piutang --
x.xxx.xxx
Arus kas netto dari kegiatan --
(x.xxx.xxx)
investasi
Arus kas dari kegiatan keuangan --
x.xxx.xxx
Kenaikan netto pada rekening
investasi tidak terbatas
Kenaiakn netto pada rekening
koran --
xxx.xxx
Deviden yang dibayarkan

24
Kenaikan pada saldo kredit dan x.xxx.xxx --
biaya-biaya (penurunan) pada x.xxx.xxx --
biaya yang dikeluarkan xxx.xxx --
(accrud expenses)
Kenaikan pada saham minoritas
Penurunan pada aktiva lain
Penurunan arus kas dari kegiatan (xxx.xxx) --
pembiayaan
xxx.xxx
Kenaikan/penurunan uang kas dan xx.xxx.xxx --
setara kas xx.xxx.xxx --
Kas dan setara kas pada awal
tahun
Kas dan setara kas pada akhir xx.xxx.xxx
tahun --
xx.xxx.xxx
--
xx.xxx.xxx
--

4. Laporan Perubahan Modal atau Laporan Laba Ditahan

( Nama Bank )
Laporan perubahan Modal
Untuk tahun yang terakhir ( tahun ) dengan ( tahun yang lalu )

Cadangan
Modal Unit
Unit Laba
Uraian Disetor Unit Moneter Total
Moneter Ditahan
Moneter Umum
yang sah
Saldo per tahun xxx.xxx.xxx -- -- -- xxx.xxx.xxx
Emisi ( ) saham -- --

25
Pendapatan x.xxx.xxx x.xxx.xxx
netto xxx.xxx xxx.xxx (x.xxx.xxx) --
Keuntungan
dibagikan
Transfer ke xxx.xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx x.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
cadangan x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
(x.xxx.xxx)
--
Neraca per xxx.xxx xxx.xxx x.xxx.xxx --
( tahun ) xxx.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
Pendapatan
netto
Keuntungan
dibagikan
Transfer ke
cadangan
Saldo per tahun

5. Laporan Sumber-sumber dan penggunaan Dana Zakat, Infak dan Shadaqah

(Nama Bank)
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak dan Shadaqah
Untuk tahun yang terakhir dengan tahun lalu

26
xxxx ( tahun ) xxxx ( tahun )
Uraian Catatatan
Unit Moneter Unit Moneter
Sumber-sumber zakat dan sumbangan
Zakat jatuh tempo dari bank x.xxx.xxx --
Zakat jatuh tempo dari para pemilik xxx.xxx --
rekening
Sumbangan xxx.xxx --

Total sumber zakat x.xxx.xxx --

Penggunaan zakat dan sumbangan


Zakat untuk fakir dan miskin xxx.xxx --
Zakat untuk Ibnu Sabil xxx.xxx --
Zakat untuk ghairimin dan xx.xxx --
membebaskan budak
Zakat untuk mu’allaf xxx.xxx --
Zakat untuk fisabilillah xxx.xxx --
Zakat untuk amil zakat ( biaya
administrasi dan umum ) xxx.xxx --

Total penggunaan dana x.xxx.xxx --

Kenaikan ( penurunan ) sumber-sumber


terhadap penggunaan x.xxx.xxx --
Zakat dan sumbangan yang belum
dibagikan pada awal tahun x.xxx.xxx --

Zakat dan sumbangan yang belum


dibagikan pada akhir tahun x.xxx.xxx --

6. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaan Dana Qardul Hasan

27
( Nama bank )
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
Untuk tahun yang terakhir ( tahun ) dengan (tahun lalu )

xxxx ( tahun ) xxxx ( tahun )


Uraian Catatan
Unit Moneter Unit Moneter
Saldo awal xxx.xxx xxx.xxx
Pinjaman kebajikan xxx.xxx xxx.xxx
Sumber-sumber dana Qardhul Hasan
Alokasi dari rekening koran xxx.xxx xxx.xxx
Alokasi dari pendapatan yang dilarang
syariah ( haram ) xxx.xxx
Sumber diluar bank xxx.xxx xxx.xxx

Total sumber dana selama tahun ini xxx.xxx xxx.xxx

Penggunaan Qardhul Hasan


Pinjaman kepada para pelajar xxx.xxx xxx.xxx
Pinjaman kepada para pengrajin xxx.xxx xxx.xxx
Penyelesaian rekening koran xxx.xxx xxx.xxx

Total penggunaan selama tahun ini xxx.xxx xxx.xxx

Saldo akhir tahun


Pinjaman kebajikan xxx.xxx xxx.xxx
Dana tersedia untuk pinjaman xxx.xxx xxx.xxx

DAFTAR PUSTAKA

28
Adnan, M. Akhyar. 2005. Akuntansi Syarikat. Yokyakarta: UII Pres.
Harahap, Sofyan S. 2005. Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: LPFE Usakti Jakarta.
Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta: (UPP) AMP YKPN
http://kreativitas-mepi5.blogspot.co.id/2012/03/kerangka-dasar-laporan-keuangan-syariah.html

29

Anda mungkin juga menyukai