Anda di halaman 1dari 17

PEMBERDAYAAN KELOMPOK MISKIN

Dosen Pengampu :

Abdul Haris Perwiranegara, SE., MM.

Disusun Oleh :

1. Dyan Nurokhman Bayhaqi 12403193089


2. Dino Pratama 12403193102
3. Irfan Alvin Pratama 12403193103
4. Ikhsan 12403193115

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
April 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua. Alhamdulillah atas limpahan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pendidikan Sebagai Sarana
Pemberdayaan” yang merupakan salah satu tugas mata kuliah “Pemberdayaan
Ekonomi” dengan harapan menjadi suatu acuan dalam pembelajaran.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
referensi sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan lapang dada kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca dengan
harapan kami bisa membuat makalah dengan lebih baik di kemudian hari.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Pendidikan Sebagai
Sarana Pemberdayaan” dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Tulungagung, 25 April 2021

Penulis

i|P a g e
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A.    Latar Belakang.........................................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C.    Tujuan Penulisan.....................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
A. Definisi Kemiskinan.................................................................................................................2
B. Penyebab Kemiskinan.............................................................................................................2
1) Faktor-faktor penyebab kemiskinan di Indonesia............................................................2
2) Kondisi yang menyebabkan terjadinya kemiskinan di Indonesia....................................3
3) Aspek penyebab kemiskinan secara majemuk..................................................................3
4) Penyebab Kemiskinan secara umum..................................................................................4
C. Dampak kemiskinan..................................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

ii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Kemiskinan sesungguhnya telah menjadi masalah dunia sejak berabad-abad lalu.
Namun, realitasnya, hingga kini kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan
paling krusial di dunia ini. Teknologi boleh semakin maju, negara-negara merdeka semakin
banyak, dan negara-negara kaya boleh saja kian bertambah. Tetapi, jumlah orang miskin di
dunia tak kunjung berkurang. Kemiskinan bahkan telah bertransformasi menjadi wajah teror
yang menghantui dunia.
Pada Juli 2008, pemerintah melalui BPS, kembali merilis tentang data kemiskinan
terbaru. Pada Selasa, 1 Juli 2008, BPS mengumumkan jumlah penduduk miskin Indonesia
per Maret 2008, turun 2,21 juta orang dibandingkan kondisi Maret 2007. Dengan demikian,
jumlah penduduk miskin saat ini sebanyak 34,96 juta orang atau turun dibandingkan
sebelumnya sebanyak 37,17 juta orang. Ada dua argumentasi yang diungkapkan BPS dalam
rilis tersebut, seperti yang dilansir Pertama, penurunan angka kemiskinan terjadi di pedesaan
yang disebabkan kestabilan harga beras dan kenaikan riil upah petani periode Maret 2007 -
Maret 2008. Kedua, inflasi umum pada Maret 2008 terhadap Maret 2007 relatif stabil, yakni
8,17% dan rata-rata harga beras turun 3,01% pada periode yang sama. Analisis BPS diperkuat
dengan data bahwa 63% penduduk miskin tinggal di desa dan sebagian besar bekerja di
sektor pertanian. Tentu saja rillis terbaru pemerintah tersebut kembali menuai kritik. Dan,
beberapa pengamat ekonomi, menggunakan beras sebagai barometer pengukur angka
kemiskinan merupakan penyederhanaan persoalan.
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga
kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual,
kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh Negara-negara
berkembang melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika Serikat. Negara inggris
mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri
di Eropa. Sedangkan Amerika Serikat bahkan mengalami depresi dan resesi ekonomi pada
tahun 1930-an dan baru setelah tiga puluh tahun kemudian Amerika Serikat tercatat sebagai
Negara Adidaya dan terkaya di dunia.
B.     Rumusan Masalah

Masalah adalah sesuatu hal yang menimbulkan pernyataan yang mendorong untuk
mencarikan jawabannya atau suatu yang harus di pecahkan
Poerwadarminta(1976:634).selanjutnya Surachmad (1980 :3)juga mengatakan bahwa
masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya.
Berdasarkan uraian di atas ,maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor dan penyebab apakah yang menimbulkan kemiskinan dari sudut pandang
sosiologi politik.
2. Apakah dampak negatif dan positif yang di timbulkan akibat kemiskinan.
3. Bagaimana peran dan strategi pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan apakah
penyebab kegagalan strategi tersebut.

1|P a g e
C.    Tujuan Penulisan

          Adapun tujuan penyusun membuat makalah  ini adalah untuk mencapai beberapa
tujuan antara lain dapat di kemukakan sebagai berikut:
1. Agar dapat  mengetahui Faktor dan penyebab apakah yang menimbulkan kemiskinan
dari sudut pandang sosiologi politik.
2. Agar Dapat memahami apakah dampak negatif dan positif yang di timbulkan akibat
kemiskinan.
3. Agar dapat mengerti serta memahami bagaimana peran dan strategi pemerintah dalam
mengatasi kemiskinan dan apakah penyebab kegagalan strategi tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Kemiskinan

Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh negara-
negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti Inggris dan
Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada
era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropa. Pada masa itu kaum miskin di
Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang
mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka
umumnya tinggal di permukiman kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti
prostitusi, kriminalitas, pengangguran. Berikut sedikit penjelasan mengenai kemiskinan yang
sudah menjadi dilema mengglobal yang sangat sulit dicari cara pemecahan terbaiknya.
B. Penyebab Kemiskinan

Dibawah ini akan di jabarkan beberapa penyebab secara umum,faktor-faktor maupaun


pengaruh dalam kemiskinan.
1) Faktor-faktor penyebab kemiskinan di Indonesia.
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya kemiskinan di
indonesia adalah sebagai berikut:
a.    Tingkat pendidikan masyarakat yang rata-rata masih rendah.
b.    Cara berpikir yang masih tradisional dan konservatif, apatis, dan anti akan hal-hal
yang baru.
c.    Mentalitas dan etos kerja yang kurang baik.
d.    Keadaan alam yang kurang mendukung.
e.    Tidak adanya potensi atau produk andalan.
f.      Adanya Bencana Alam.

2|P a g e
g.    Keterisoliran secara geografis dari pusat
h.    Rendahnya kinerja aparatur pemerintah.
i.      Adanya budaya korup di Indonesia.
j.      Rendahnya produktivitas dan pertumbuhan modal.
k.    Pengelolaan ekonomi yang masih menggunakan cara tradisional.
l.      Tata pemerintahan yang buruk.
m.   Terbatasnya kemampuan dalam pengelolaan SDA.

2) Kondisi yang menyebabkan terjadinya kemiskinan di Indonesia.


Dari segi kondisi faktor penyebab terjadinya kemiskinan di indonesia di bagi atas dua
kondisi yaitu di antaranya:
1. Kemiskinan Alamiah, terjadi akibat SDA yang terbatas, penggunaan teknologi
yang masih rendah, dan bencana alam.
Contohnya: seperti sumberdaya alam yang terbatas( tidak ada hasil alam),dan
adanya bencana alam yang cukup besar yang dapat menimbulkan kerugian
fisik maupun non fisik yang sangat besar.
2. Kemiskinan Buatan, terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat
membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana
ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia.
Contohnya:
1) Kecelakaan merupakan salah satu penyebab terjadinya kemiskinan
diIndonesia, karena kecelakaan yang fatal mempunyai multidampak,
bias berdampak psikologis, social, ekonomis, dan lain-lain. Misalnya
cacat seumur hidup dapat membuat korban menjadi patah semangat,
sehingga mereka tidak memiliki motivasi untuk melakukan sebuah
usaha, dan lainnya.
2) Globalisasi juga telah melahirkan kemiskinan dan ketimpangan global,
sehingga mereka yang tidak mampu tidak memiliki akses terhadap
sumber daya yang cukup, baik untuk memproduksi ataupun membeli
makanan yang layak.
3) Adanya swastanisasi. Perusahaan-perusahaan yang menghasilkan
produk yang menguasai hajat orang banyak. Swastanisasi ternyata
menimbulkan dampak negatif dalam distribusi pendapatan, yakni
memperlebar kesenjangan kesejahteraan antara si miskin dan si kaya.
3) Aspek penyebab kemiskinan secara majemuk
Terdapat beberapa  aspek yang menyebabkan terjadinya  kemiskinan secara
majemuk yang meliputi 3 aspek. yaitu:
a. Kelembagaan, rakyat miskin tidak punya akses ke pembuat keputusan dan
kebijakan, sedangkan kelembagaan yang ada tidak pernah menjaring atau

3|P a g e
menyalurkan aspirasi yang muncul dari bawah, dan setiap kebutuhan
rakyat miskin sudah didefinisikan dari atas oleh kelembagaan yang ada,
sehingga kemiskinan tidak dapat terselesaikan.
b. Regulasi, kebijakan pemerintah yang mengutamakan kepentingan
ekonomi. Kebijakan ekonomi dalam investasi modal pada sektor-sektor
industri yang tidak berbasis pada potensi rakyat menutup kesempatan
masyarakat untuk mengembangkan potensinya dan menjadi akar proses
pemiskinan.
c. Good governance, tidak adanya transparansi dan keterbukaan pada
pembuatan dan pelaksanaan kebijakan yang mengakibatkan kebijakan
hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu. Segala bentuk regulasi
diputuskan oleh lembaga-lembaga pembuat kebijakan tanpa mengikutkan
para pelaku yang terlibat dan tidak memahami aspirasi rakyat miskin
sehingga kebijakan yang muncul tidak mendukung rakyat miskin.

4) Penyebab Kemiskinan secara umum


Dari beberapa macam penyebab yang di bahas sebelumnya, dapat di
simpulkan bahwa secara umum penyebab terjadinya kemiskinan dapat di jabarkan
menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
a.      Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat. Di setiap 10 tahun
menurut hasil sensus penduduk. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) di
tahun 1990 Indonesia memiliki 179 juta lebih penduduk. Kemudian di sensus
penduduk tahun 2000 penduduk meningkat sebesar 27 juta penduduk atau menjadi
206 juta jiwa. dapat diringkaskan pertambahan penduduk Indonesia persatuan
waktu adalah sebesar setiap tahun bertambah 2,04 juta orang pertahun atau, 170
ribu orang perbulan atau 5.577 orang perhari atau 232 orang perjam atau 4 orang
permenit. Banyaknya jumlah penduduk ini membawa Indonesia menjadi negara
ke-4 terbanyak penduduknya setelah China, India dan Amerika.
b.      Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong sebagi tenaga kerja ialah penduduk
yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap
negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia
ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi setiap orang
atausemua penduduk berumur 10 tahun tergolong sebagai tenaga kerja. Sisanya
merupakan bukan tenaga kerja yang selanjutnya dapat dimasukan dalam katergori
bebabn ketergantungan. Tenaga kerja (manpower) dipilih pula kedalam dua
kelompok yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja. Yang
termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang

4|P a g e
bekerja atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja, dan
yang mencari pekerjaan. Seangkan yang termasuk sebagai bukan angkatan kerja
adalah tenaga kerja dalam usia kerja yang tidak sedang bekerja, tidak mempunyai
pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan, yakni orang-orang yang
kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga, serta orang yang menerima
pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya.
c.       Distribusi Pendapatan dan Pemerataan Pembangunan
Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya
pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya. Kriteria
ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan nasional yang
dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40% penduduk berpendapatan rendah
(penduduk miskin); 40% penduduk berpendapatan menengah; serta 20%
penduduk berpemdapatan tertinggi (penduduk terkaya).
Pendapatan penduduk yang didapatkan dari hasil pekerjaan yang mereka
lakukan relatif tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan ada
sebagian penduduk di Indonesia mempunyai pendapatan yang berlebih. Ini disebut
juga sebagai ketimpangan. Ketimpangan pendapatan yang ekstrem dapat
menyebabkan inefisiensi ekonomi. Penyebabnya sebagian adalah pada tingkat
pendapatan rata ± rata bearapa pun, ketimpangan yang semakin tinggi akan
menyebabkan semakin kecilnya bagian populasi yang memenuhi syarat untuk
mendapatkan pinjaman atau sumber kredit. Selain itu ketimpangan dapat
menyebabkan alokasi aset yang tidak efisien. Ketimpangan yang tinggi
menyebabkan penekanan yang terlalu tinggi pada pendidikan tinggi dengan
mengorbankan kualitas universal pendidikan dasar, dan kemudian menyebabkan
kesenjangan pendapatan yang semakin melebar.
d.      Tingkat pendidikan yang rendah.
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab
kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan
dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi
terutama industry, jelas sekali dibuthkan lebih banyak teanga kerja yang
mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis. Menurut
Schumaker pendidikan merupakan sumber daya yang terbesar manfaatnya
dibandingkan faktor-faktor produksi lain.
e.       Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat
dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya
kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan
oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita di depan
publik dan banyaknya pengangguran.
f.       Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan
jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung

5|P a g e
mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih
terbebani oleh pajak negara.
g.      Kurangnya perhatian dari pemerintah
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat
miskin dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat
memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di
negaranya.
h.      Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara
global.
Yang penting digarisbawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-
kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem.
Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan
naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka
pendapatan per-kapita akan turun beriringan.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan
pendapatan per-kapita:
1.    Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
2.    Politik ekonomi yang tidak sehat.
3.    Faktor-faktor luar neger, diantaranya:
a.    Rusaknya syarat-syarat perdagangan
b.    Beban hutang
c.    Kurangnya bantuan luar negeri, dan
d.    Perang

i.        Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.


Terlihat jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap
kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas
masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan
kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan dengan maksimal.
C. Dampak kemiskinan

Kemiskinan yang mana sudah menjadi penyakit bangsa ini mempunyai dampak yang
sangar besar demi perkembangan atau kemajuan negara dalam mensejahterakan
rakyatnya,berikut kami akan membahas apa saja yang menjadi dampak dari kemiskinan
tersebut yang mana terdiri dari:

6|P a g e
1. Dampak Negatif Kemiskinan
Dampak Negatif kemiskinan dapat kita lihat dari beberapa segi yaitu diantaranya adalah:
a. Dari Segi lapangan Pekerjaan
Meluasnya pengangguran sebenarnya bukan saja disebabkan rendahnya
tingkat pendidikan seseorang. Tetapi, juga disebabkan kebijakan pemerintah yang
terlalu memprioritaskan ekonomi makro atau pertumbuhan [growth]. Ketika
terjadi krisis ekonomi di kawasan Asia tahun 1997 silam misalnya banyak
perusahaan yang melakukan perampingan jumlah tenaga kerja. Sebab, tak mampu
lagi membayar gaji karyawan akibat defisit anggaran perusahaan. Akibatnya
jutaan orang terpaksa harus dirumahkan atau dengan kata lain meraka terpaksa di-
PHK [Putus Hubungan Kerja.
b. Kekerasan( Kriminal)
Sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek
dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui
jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat
bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun
dilakukan. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau menipu [dengan cara
mengintimidasi orang lain] di atas kendaraan umum dengan berpura-pura kalau
sanak keluarganya ada yang sakit dan butuh biaya besar untuk operasi. Sehingga
dengan mudah ia mendapatkan uang dari memalak.
Contoh:
a) Tetoris bom bunuh diri
teroris bom buninh diri,rata rata orng yang melakukan bunuh diri
adalah orang yang miskin,kepepet,tidak bekerja dan membutuhkan
uang,dengan iming imingan uang yang banyak untuk melakukan bom
bunuh diri,mungkin patut di coba.apapun di lakukan demi uang,padahal
belum tentu setelah mati mendapatkan uangnya.
b) Pembunuhan
Seorang Ibu membunuh  2 anak kandungnya ssendiri dengan cara
menceburkannya ke sungai akibat tidak sanggup membiayainya ( miskin
c) Berebutan sedekah sehingga ter-injak-injak  (padahal ada orang yang
berhak
namun tidak mendapatkan nya )
d) Fasilitas umum / produksi (pabrik), yang dibangun dengan waktu yang
cukup
lama dan biaya besar, dirusak dalam sekejap oleh masyarakat / karyawan
sendiri.

c.       Pendidikan
            Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini.
Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia
sekolah atau pendidikan. Jelas mereka tak dapat menjangkau dunia pendidikan yang sangat
mahal itu. Sebab, mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah
kesulitan.walaupun sekarang terdapat dana bos tetapi dana tersebut hanya berupa

7|P a g e
pembebasan uang spp dan buku saja,belum termasuk biaya pungutan pungutan yang di
lakukan oleh sekolah dan banyaknya peralatan sekolah yang harus di beli.
Contohnya:
seorang penarik becak misalnya yang memiliki anak cerdas bisa mengangkat dirinya dari
kemiskinan ketika biaya untuk sekolah saja sudah sangat mencekik leher. Sementara anak-
anak orang yang berduit bisa bersekolah di perguruan-perguruan tinggi mentereng dengan
fasilitas lengkap. Jika ini yang terjadi sesungguhnya negara sudah melakukan "pemiskinan
struktural" terhadap rakyatnya.
            Akhirnya kondisi masyarakat miskin semakin terpuruk lebih dalam. Tingginya tingkat
putus sekolah berdampak pada rendahya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan
mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Ini akan
menyebabkan bertambahnya pengangguran akibat tidak mampu bersaing di era globalisasi
yang menuntut keterampilan di segala bidang.
d.      Kesehatan
Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik
pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang
biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.
e.       Konflik Sosial
konflik sosial bernuansa SARA. Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat
ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari
kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan
"keamanan" dan perlindungan hukum dari negara, persoalan ekonomi-politik yang obyektif
disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang subjektif.
2.      Dampak Positif kemiskinan
Sebagai warga negara yang tingkat pendapatannya rendah atau miskin tidak perlu berkecil
hati karena dari kemiskinan dapat pula kita tarik dampak positifnya,Bila kita amati secara
mendetai ,kemiskinan juga memiliki daya guna,antara lain:
a.   Menambah nilai guna suatu barang.
Contoh:
jika kita memiliki pakaian bekas, pasti jika tidak di jadikan  kain lap, pasti di kasihkan kepada
seseorang,dari pada menumpuk . dan tidak mungkin kita kasihkan kepada orang
mampu(kaya),melainkan kepada orang tidak mampu ( miskin) nilai guna baju tersebut juga
akan lebih panjang atau berguna bila di pakai orang miskin.
b.   Memperkuat status sosial seseorang. jika kita orang kaya, kita akan lebih terpandang bila
punya anak buah yang banyak. apakah anak buahnya atau pembantunya orang kaya,mana ada
orang kaya mau jadi pembantu, tentu tidak!! pasti orang miskin.
c.   Untuk mengerjakan pekerjaan paling Hina dan kotor. jika tidak ada orang miskin, siap
yang akan menyapu jalan raya,siapa yang mau membersihkan parit dan riol yang bau, siapa

8|P a g e
yang mau menguras septik tank kalo penuh, apakah orang kaya mau melakukan pekerjaan
itu,tentu tidak?
d.   Sebagai TUMBAL PEMBANGUNAN. Kalo kita punya tanah dan tanah tersebut akan di
jadikan sarana umum, maka tanah kita tsb akan di bayar dengan layak. Sedangkan untuk
pemukiman kumuh, hal tersebut jarang sekali terjadi.
e.   Sebagai sarana ibadah. setiap agama pasti diajarkan menyantuni orang miskin. dalam
agama saya (islam), zakat (sejenis sedekah tapi hukumnya WAJIB) termasuk dalam hukum
islam. jika saya tidak berzakat maka saya belum sempurna Islamnya. bagai mana kalo semua
orang di dunia ini jadi kaya, mau di berikan siapa zakat tersebut. sedangkan syarat zakat
harus di berikan pada fakir miskin.
f.    Membuka lapangan kerja. aneh memang. tapi dari kemiskinan akan terbuka lapangan
kerja baru. antara lain, tukang kredit(jika semua orang kaya mana ada yang mau kredit),jasa
transportasi (becak) dan yang paling menghasilkan dan beromzet milyaran dollar per hari dari
seluruh dunia adalah JUDI. judi merupakan sarana untuk menjadikan duit yang sedikit
menjadi berlipat. 80% orang yang berjudi adalah orang miskin.
Jadi kemiskinan bukan selalu berdampak negatif. Kekayaan tidak ada artinya jika tidak ada
kemiskinan.
D.    Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan
Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan
penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional.
Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap
tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam
pelaksanaan pembangunan tahunan.
Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan
pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun
melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di
Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah membentuk Komite
penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah
dan mendorong gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan.
Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
1.    Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan;
a.    penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah
langka sumber air bersih.
b.    pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal.
c.    redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan
instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .

9|P a g e
2.    Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk
modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi
industri.
3.    Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara
lain:
a.    pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi
murid yang kurang mampu
b.    jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah
sakit kelas tiga.
Di bawah ini merupakan contoh dari upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia.
Contoh dari upaya kemiskinan adalah di propinsi Jawa Barat tepatnya di Bandung dengan
diadakannya Bandung Peduli yang dibentuk pada tanggal 23 – 25 Februari 1998. Bandung
Peduli adalah gerakan kemanusiaan yang memfokuskan kegiatannya pada upaya menolong
orang kelaparan, dan mengentaskan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan.
Dalam melakukan kegiatan, Bandung Peduli berpegang teguh pada wawasan kemanusiaan,
tanpa mengindahkan perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, ataupun haluan politik.
Oleh karena sumbangan dari para dermawan tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan
permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi, maka Bandung Peduli melakukan
targetting dengan sasaran bahwa orang yang dibantu tinggal di Kabupaten/ Kotamadya
Bandung, dan mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud adalah orang
yang miskin sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai Tukar Beras”.
E.     Penanganan masalah Kemiskinan berbasis masyarakat
1.      Tindakan Kolektif
Tindakan kolektif adalah tindakan yang dilakukan masyarakat secara bersama untuk
memecahkan suatu masalah.
Tugas kolektif untuk memberikan akses pada terbentuknya forum-forum masyarakat miskin
yang difasilitasi oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat dan memberdayakan
forum-forum sejenis yang telah terbentuk. tugas tersebut tugas seluruh institusi pemerintahan
dan bukan kompartemen pemerintahan tertentu saja. Khususnya pada tugas kolektif untuk
memberikan akses pada terbentuknya forum-forum masyarakat miskin yang difasilitasi oleh
pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat.
Memberdayakan forum-forum sejenis yang telah terbentuk. Hal itu dapat diwujudkan jika
tersedia suatu fasilitas interaksi komunikasi melalui ketersediaan forum yang memungkinkan
adanya akses bagi masyarakat miskin untuk memperoleh pembelajaran agar dapat
meningkatkan produktifitasnya sesuai dengan kondisi mereka masing-masing.( intinya agar
warga yang tidak mampu dapat terkumpul dan di ketahui agar tidak salah sasaran antara kaya
dan miskin).
2.      Tindakan antisipatif

10 | P a g e
Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak pula dilaksanakan,
seperti : pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampung, gerakan terpadu pengentasan
kemiskinan. Sekarang pemerintah menangani program tersebut secara menyeluruh, terutama
sejak krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997,
melalui program-program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Dalam JPS ini masyarakat sasaran
ikut terlibat dalam berbagai kegiatan. dan akhir-akhir ini adanya jamkesmas (jaminan
kesehatan masyarakat) dan askeskin (asuransi kesehatan miskin) tapi itu semua belum
menjawab masalah kemiskinan dan belum sepenuhnya tindakan antisipatif ini berhasil.
F.     Usaha Pemerintah dalam Mengatasi Kemiskinan dari beberapa bidang
Pemerintah sebagai pengelenggara negara yang tugasnya untuk mensejahterakan rakyatnya
sudah sepatutnya mengurus dan mengambil solusi akibat dari kemiskinan adapun usaha
usaha pemerintah dalam mengatasi kemiskinan secara umaum adalah seperti;
1.      Di bidang sosial
Pemerintah sudah berupaya dalam menanngulangi kemiskinan dengan cara mengadakan
Bantuan langsung Tunai(BLT)kepada rakyat yang kurang mampu,memberikan sandang
pangan,menyediakan bahan pokok makanan yang murah bagi rakyat miskin(seperti beras
bulog),mensubsidi BBM(Pertamina),dan akhir akhir ini seperti pembagian kompor gas untuk
kalangan tidak mampu dan masih banyak lagi.
2.      Di bidang kesehatan
Di dalam bidang kesehatan pemerintah juga terus berupaya dalam memerangi kemiskinan
dengan cara menyediakan Askes untuk orang yang tidak mampu,mengadakan obat Generik
yang harganya dapat di jangjau oleh masyarakat kurang mampu,memberikan susu instan dan
makanan untuk anak balita yang tumbuh di bawah garis merah(kurang gizi) dan masih
banyak lagi.
3.      Di Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun sebuah negara tanpa adanya
pendidikan negara yang kaya akan Sumber daya Alam pun tidak akan berkembang,karna
tidak adanya pengelolanya.dari segi pendidikan pemerintah terus memberikan bantuan baik
bantuan dalam bidang sekolah Seperti Dana BOS(bantuan Operasional Sekolah) hingga
menganalokasikan dana APBN sebesar 20% untuk dana pendidikan,walaupun dana tersebut
tidak tepat sasaran yang di akibatkan oleh adanya opnum opnum yang tidak bertanggung
jawab.
G.    Penyebab kegagalan Program Penanggulangan Kemiskinan
Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program
penanggulangan kemiskinan di Indonesia yaitu adalah:
1.  Program-program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya
penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin. Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat
miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan
sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk
pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan.

11 | P a g e
Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini justru dapat
memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang miskin
seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu
membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-
program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya.Alangkah
lebih baik apabila dana-dana bantuan tersebut langsung digunakan untuk peningkatan kualitas
sumber daya manusia (SDM), seperti dibebaskannya biaya sekolah, seperti sekolah dasar
(SD) dan sekolah menengah pertama(SMP), serta dibebaskannya biaya- biaya pengobatan di
pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
2. Kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri
sehingga program-program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu
kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal.

H.    Tantangan Kemiskinan di Indonesia


Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan rendahnya tingkat
Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat
Indonesia meskipun kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana yang ditunjukkan
oleh rendahnya Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia pada tahun 2002 sebesar
0,692. yang masih menempati peringkat lebih rendah dari Malaysia dan Thailand di antara
negara-negara ASEAN. Sementara, Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada tahun
yang sama sebesar 0,178. masih lebih tinggi dari Filipina dan Thailand. Selain itu,
kesenjangan gender di Indonesia masih relatif lebih besar dibanding negara ASEAN lainnya.
Tantangan lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi penduduk miskin di
pedesaan relatif lebih tinggi dibanding perkotaan. Data Susenas (National Social Ekonomi
Survey) 2004 menunjukkan bahwa sekitar 69,0 % penduduk Indonesia termasuk penduduk
miskin yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Selain itu juga tantangan yang sangat
memilukan adalah kemiskinan di alami oleh kaum perempuan yang ditunjukkan oleh
rendahnya kualitas hidup dan peranan wanita, terjadinya tindak kekerasan terhadap
perempuan dan anak, serta masih rendahnya angka pembangunan gender (Gender-related
Development Indeks, GDI) dan angka Indeks pemberdayaan Gender(Gender Empowerment
Measurement,GEM).
Tantangan selanjutnya adalah otonomi daerah. di mana hal ini mempunyai peran yang sangat
signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan. Sebab
ketika meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam penanggulangan
kemiskinan. Maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif singkat kita akan bisa
mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala nasional terutama dalam mendekatkan
pelayanan dasar bagi masyarakat.

12 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk
dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini
berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan
mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara.
Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap
kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa
semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan
semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari
pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah
tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama
yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini masyarakat.
Meskipun jumlah kemiskinan hingga tahun 2011 kian berkurang yang mana pada
tahun 2007 jumlah miskin berjumlah sekitar  37.17 juta orang ,2008 sekitaar 34,96  dan
hingga tahun 2011 jumlahnya mencapai  30,02 Juta orang,kita sebagai warga negara
indonesia jangan terlalu berbagga hati dulu,nyatanya meskipun tiap tahun kemiskinan
berkurang,belum tentu yang menikmati program menanggulangi kemiskinan seperti BLT
tepat sasaran masih banyak orang yang terlantar yang sama sekali belum menyentuh bantuan
tersebut.mengurangi bukan suatu penyelesaiaan,tetapi mengatasilah yang merupakan suatu
penyelesaiannya,sebenarnya bisa saja mengurangu jumlah warga miskin dengan cara di
bunuh saja agar tidak membebani negara tanpa mengeluarkan uang sedikitpun,tetapi itu
bukan suatu cara menyelesaikan masalah tetapi menambah masalah,jika kemiskinan di atasi
dengan carayang tepat sasaran maka insya allah warga negara indonesia akan sejahtera adil
dan makmur.
B. Saran

Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih


kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di
dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas
SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah
standar global.
Sebagai masalah yang menjadi isu global disetiap Negara berkembang, wacana
kemiskinan dan pemberantasannya haruslah menjadi agenda wajib bagi para pemerintah dan
pemimpin Negara. Peran serta pekerja sosial dalam menangani permasalahan kemiskinan
sangat diperlukan, terlebih dalam memberikan masukkan (input) dan melakukan perencanaan
strategis (strategic planning) tentang apa yang akan menjadi suatu kebijakan dari pemerintah.
Berhubung kemiskinan adalah masalah yang kompleks, tentu penanganannya tidak
bisa distrukturkan secara tersentralisir. Penanganan kemiskinan juga menuntut kepekaan

13 | P a g e
sosiokultural. Dengan masih besarnya tingkat kemiskinan di masyarakat maka pemerintah
harus lebih tanggap dalam mengatasi masalah ini. Karena seperti yang kita ketahui
kemiskinan merupakan salah satu penyebab ketidakmakmuran masyarakat Indonesia. Dengan
demikian kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, harus berpihak pada kaum
miskin agar mereka tidak semakin tertindas dengan masalah kemiskinan yang mereka hadapi.
Selain itu harusnya pemerintah dapat memperbanyak sector-sektor usaha angka
pengangguran dapat ditekan karena seperti yang kita ketahui pengangguran merupakan salah
satu penyebab kemiskinan.

DAFTAR PUSTAKA

Safrudin. (2008). Persentase
Kemiskinan. http://persentase/kemiskinan/diindonesia/sejak/1994/2010 .html  (diakses
tanggal 27 Desember 2012).
Alians. (2009). Pemerintah dan
Kemiskinan. http://google/searche?/pemerintah/dan.kemiskinan/.com.html (diakses tanggal
27 Desember  2012).
Santoso, Djoko. (2007). Wawasan Kebangsaan. Yogyakarta. The Indonesian Army Press.
Riyadi, Slamet dkk. (2006). Kewarganegaraan Untuk SMA/ MA. Banyumas. CV. Cahaya
Pustaka.
Pidarta, Prof. Dr. Made. (2004). Penyakit lama Negara. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Addiy. (2010). Definisi Kemiskinan. http://google/Definisi-kemiskinan-
artikel.com.html (diakses 27 Desember 2012).
Weiz, Fajar. (2011). Artikel Sosiologi.  http://fajarweiz.blogspot.com/2011/05/artikel-
sosiologi.html
Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. ( Buku 1 ).
Yogyakarta : FIP FKIP

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai