Anda di halaman 1dari 2

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/338006005

KISAH TUNA NETRA BELAJAR AL QUR'AN,( ABDULLAH BIN UMMI MAKTUM)

Article · January 2019

CITATIONS READS

0 267

1 author:

Andri Nirwana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
33 PUBLICATIONS   8 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

OPINION / OPINI View project

BOOK PROJECT View project

All content following this page was uploaded by Andri Nirwana on 18 December 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


8 Rakyat Aceh sayyidul ayyam JUMAT 25 JANUARI 2019

Abdullah
bin Ummi Maktum
Suatu subuh di Masjid Al
Fitrah Neusu, Banda Aceh,
pengajian tafsir kami
membahas tentang surat
Abasa ayat 1-16. Dalam kitab
tafsir disebutkan bagaimana
peristiwa yang terjadi yang Ustad Dr. Andri Nirwana
(Dekan Fakultas PAI USM
melandasi ayat tersebut turun. Banda Aceh)

S
aat Nabi Muhammad sedang berdakwah ujian-ujian untuk menaikkan kelas dan tingka-
eksklusif dengan para pembesar Kafir Mu- tan dalam hidup ini. Agar Islam yang dibawa
syrikin Quraisy di Mekah seperti Utbah bin adalah benar benar di tangan orang yang kuat,
Rabiah, Umayyah bin Khalaf, Amru bin Hisyam taat, fokus dan sempurna.
(Abu Jahal) dan Walid bin Mughirah. Terhadap dua kondisi tersebut nabi memilih
Tujuan dakwah eksklusif ini, untuk melunakkan untuk memperbanyak pemeluk Islam dengan
hati para pembesar itu, untuk memeluk Islam, tetap melayani para pembesar Quraisy tanpa
dengan harapan, jika pembesar nya jadi muslim, memberi perhatian kepada sang tuna netra.
maka pengikutnya akan ikut dengan mudah Sikap yang seperti ini dikomentar oleh Al
menjadi muslim. Qur’an dalam surat Abasa ayat 1-16. Yang inti
Tiba-tiba datanglah seorang tuna netra dari ayat itu yaitu membimbing nabi untuk
yang bernama Abdullah bin Ummi Maktum bersikap mendahulukan orang yang buta yang
menghampiri pertemuan eksklusif tersebut, meminta nasihat dari pada orang kafir yang
tanpa mengetahui kondisi apa yang sedang melihat. Malah lebih memuliakan orang buta
berlangsung dalam pertemuan tertutup itu. yang beriman datang meminta dengar Al Quran,
Sahabat tuna netra itu mengatakan “ajarkan dari pada orang yang Kafir.
(perdengarkan bacaan Al Qur’an kepada) aku
atas apa-apa yang telah Allah ajarkan padamu Syarat Dikenang
wahai Rasul.” Menurut hemat kami, kalau saudara ingin
Nabi Muhammad SAW sedang berhadapan cerita saudara dikenang sepanjang masa,
dengan para pembesar tersebut, menjadi salah cerita saudara bertahan melewati berbagai
tingkah dalam bersikap, dalam kondisi ini ada periode abad, syaratnya hanya satu; niatkan
dua sikap yang bertentangan. iklas dalam berbuat sesuatu dan lillahi ta’ala
Sikap pertama menyampaikan dakwah eksk- (untuk Allah swt).
lusif kepada pembesar Quraisy, sikap kedua me- Kita bisa lihat cerita Uwais al Qarni yang
layani tuntutan sahabat assabiqunal awwalun Allah abadikan kisah tauladannya sampai
untuk belajar agama. melewat 14 abad yang lalu. Allah mempunyai
Nabi Muhammad SAW senantiasa diuji den- cara nya sendiri untuk mengabadikan kisah
gan kondisi tersebut, sebagai penyempurnaan itu, contoh lainnya yaitu kisah Ashabul Kahfi
akhlak dari diri seorang nabi, harus menjalani juga demikian.

Tiga
Peran Pelajaran
Utama Penting
Pertama, beliau adalah Muazzin Ra- Abdullah bin Ummi Maktum yang tuna
sulullah SAW saat bulan puasa. Suara netra. Islam tidak memandang fisik, yang
azan dari Abdullah bin Ummi Maktum, lebih dilihat adalah kesungguhan serta Pertama, Pendakwah hendaknya selalu memenuhi un-
pertanda pada umat muslim masa itu
untuk tidak makan lagi dan bersiap
ketaatan pada Allah SWT. Kalau ini sudah
terbangun, maka jabatan dunia pun mu-
dangan ceramah walau bagaimanapun kondisinya, karena
mengedepankan Hak Allah itu lebih penting dibandingkan 1
siap untuk salat subuh. dah untuk didapatkan. dengan hak pribadi.
Azan pertama, suara Bilal bin Rab-
bah (kalau di Aceh digantikan dengan
suara serunai, sebagai tanda siap-siap
Ketiga, di masa khalifah Umar bin
Khatab, sebagai pembawa panji ben-
Dua, sikap pendakwah harus selalu netral kepada siapa
pun, golongan apa pun dan level apa pun. 2
untuk berhenti makan sahur) saat azan dera Islam (hitam) saat perang. Hal ini
subuh, total berhenti dari makan sahur
dan siap untuk salat subuh berjamaah.
terjadi pada perang Qadisiyah (mem-
erangi Persia) dan sabahabat Abdullah
Tiga, bersyukur terhadap nikmat mata yang Allah berikan.
Gunakanlah mata dalam mencari Ridha Allah SWT. 3
bin Ummi Maktum syahid di medan
Kedua, sebagai pelaksana tugas (Plt) Empat, orang buta mampu untuk berdiri di medan
4
perang. Umar bin Khattab tidak menu-
Presiden saat presiden ke Medan Perang. tup pintu bagi orang yang ingin mati perang, kenapa kita tidak mampu untuk memerangi kemu-
Ada perang perang yang nabi sendiri syahid, bagaimana pun kondisinya. Ini ngkaran yang ada di sekitar kita.
memimpinnya. Saat kondisi seperti ini, adalah bukti pemimpin yang cerdas,
Nabi Muhammad SAW menyerahkan
urusan pemerintahan pada sahabat
bukan mengejar kemenangan akan
tetapi untuk mencapai Ridha Allah swt.
Lima, Islam menganggap semua manusia adalah sama,
yang dilihat hanya ketakwaannya kepada Allah SWT. 5

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai