Anda di halaman 1dari 11

RELIGIA ISSN 1411-1632 (Paper) E-ISSN 2527-5992 (Online) Vol. 19, No.

2, Oktober 2016
Website : http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/Religia

INTEGRASI-INTERKONEKSI
DALAM STUDI HADIS DISERTASI
DI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Fadhli Lukman
Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek
e-mail : fadhlilukman@yahoo.com

Abstrak: Amin Abdullah memperkenalkan paradigma Integrasi-Interkoneksi dalam


tubuh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam rangka merevolusi kajian akademik dalam
studi Islam. Sifat utama dari paradigma ini adalah keterbukaannya terhadap pendekatan-
pendekatan yang berada di luar studi Islam, yaitu dari pendekatan ilmu sosial-humaniora
dari Barat. Artikel ini berupaya melihat penggunaan paradigma Integrasi-Interkoneksi di
UIN Sunan Kalijaga melalui disertasi-disertasi hadis. Menggunakan analisis metodologis,
ditemukan sembilan dari empat belas disertasi yang dibahas telah melibatkan objek
formal yang berasal dari tradisi keilmuan sosial yang berkembang di Barat semenjak abad
ke-18.

Amin Abdullah introduced integrative-interconnective paradigm in State Islamic


University Sunan Kalijaga Yogyakarta in order to develop Islamic studies. The main
character of this paradigm is the willingness to consider the visibility of various
approaches form outside conventional Islamic sciences, mainly from social and
humanistic approaches. This article intend to see the application of integrative-
interconnective paradigm in UIN Sunan Kalijaga through the doctoral disertation on
hadith studies. Analysing the methodological aspect of the disertations, the article ends up
to a notion that integrative-interconnective paradigm is reflected within nine of fourteen
dissertation under discussion.

Keywords: integrative-interconnectiveparadigm, hadith studies, social and humanistic


approaches.

PENDAHULUAN memperluas objek dan kontribusinya


Secara mendasar, ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia.
terbagi kepada tiga kelompok besar; ilmu Di Indonesia, tanggung jawab studi
pengetahuan alam (natural sciences), ilmu agama tingkat lanjutan dipegang oleh
pengetahuan sosial (social sciences), dan Perguruan Tinggi Agama Negeri di
humaniora. Studi agama termasuk kepada samping juga Swasta. Dalam pada itu,
kelompok ketiga (Verhaak, 1989: 43). menurut Azyumardi Azra, PTAI
Dewasa ini, studi agama Islam telah mempunyai harapan ganda, social
menyongsong perjalanan baru ketika expectation dan academic expectation.
bersentuhan dengan metodologi keilmuan Aspek pertama menilai PTAI mampu
alam dan sosial (Riyanto, 2010: 1). Dengan memberi jawaban atas respon umat Islam
persentuhan tersebut, studi agama terhadap zaman, sementara aspek kedua
diharapkan semakin mempertajam kualitas menuntut PTAI menjadi sumber
ilmiahnya sembari memperdalam dan perkembangan ilmu pengetahuan
keislaman (Azra, 1999: 61). Dalam rangka

Integrasi-Interkoneksi dalam Studi Hadis Disertasi… (Fadhli Lukman) |1


RELIGIA ISSN 1411-1632 (Paper) E-ISSN 2527-5992 (Online) Vol. 19, No.2, Oktober 2016

kedua aspek inilah, Amin Abdullah dengan studi hadis melalui indeks judul-
menggagas paradigma integrasi- judul disertasi yang dapat ditemukan di
interkoneksi keilmuan sebagai basis perpustakaan pascasarjana UIN Sunan
perubahan Institut Agama Islam Negeri Kalijaga. Indeks tersebut akan dijadikan
(IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta landasan untuk mencari disertasi terkait.
menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sayangnya, dari 17 judul disertasi yang ada
Sunan KalijagaYogyakarta. dalam indeks, hanya 14 yang ditemukan di
Dengan Integrasi-Interkoneksi, perpustakaan UIN Sunan Kalijaga. Untuk
Amin Abdullah menggagas kemajuan itu, makalah ini hanya akan membahas 14
paradigma kajian keislaman dari normal disertasi tersebut. Pada tahap berikutnya,
science (level Islamic Doctrines) menuju penulis akan lakukan analisis seputar objek
revolutionary science (level Islamic material dan objek formal yang digunakan
Studies) (Abdullah, 2011: 103). Perpin- masing-masing disertasi.
dahan paradigma (shifting paradigm) ini,
meniscayakan pengakuan keberadaan dan PEMBAHASAN
sekaligus menggarisbawahi perlunya A. Metodologi Penelitian Hadis
memanfaatkan metodologi ilmu-ilmu Sub bab ini merupakan kerangka
sosial yang berkembang pada abad ke-18 teoretik yang digunakan untuk
dan 19. Bagi Amin Abdullah, jika mendapatkan gambaran mengenai
metodologi ilmu sosial tidak dilibatkan dinamika studi hadis pada disertasi di UIN
dalam bangunan keilmuan Islam yang Sunan Kalijaga. Sebagai tolok ukur
baru, pergeseran keilmuan Islam dari pola penggunaan paradigma integrasi-
tradisional menuju Islamic Studies tidak interkoneksi, komponen yang diteliti
akan tercapai (Abdullah, 2011: 111). meliputi dua bidang; objek material dan
Artikel ini merupakan usaha untuk objek formal. Objek material adalah fokus
melihat sejauh mana cita-cita mantan kajian dari ilmu pengetahuan tertentu, yang
Rektor UIN Sunan Kalijaga tersebut dalam hal ini adalah studi hadis.
tercapai dalam konteks studi hadis di UIN Sedangkan objek formal adalah objek yang
Sunan Kalijaga sendiri. Sebagai subjek menyangkut sudut pandang, yaitu dari
penelitiannya, dipilih karya tulis ilmiah sudut pandang apa objek material kajian
grade tertinggi, disertasi, mengenai studi ilmu terkait dibahas (Kaelan 2005: 34).
Hadis. Sebagai usaha menggambarkan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas
dinamika studi hadis pada disertasi di UIN mengenai kedua objek, berikut ini akan
Sunan Kalijaga dalam rangka memper- dipetakan satu per satu.
hatikan dampak paradigma Integrasi- Pada prinsipnya, terdapat
Interkoneksi, maka objek kajian makalah kesepakatan ulama dalam mendefinisikan
ini difokuskan kepada inventarisasi objek hadis. Mayoritas memandang hadis adalah
material dan objek formal yang digunakan sebagai sesuatu yang disandarkan kepada
oleh disertasi-disertasi tersebut. Nabi baik berupa perkataan, perbuatan,
Pembahasan kajian ini akan ketetapan, dan sifat fisik (khalqi) maupun
dilakukan dengan metode deskriptif- psikis (khulqi) (Itr, 1979: 27).
analitis. Pertama-tama, penulis akan
mengumpulkan disertasi yang berkaitan

2| Integrasi-Interkoneksi dalam Studi Hadis Disertasi… (Fadhli Lukman)


RELIGIA ISSN 1411-1632 (Paper) E-ISSN 2527-5992 (Online) Vol. 19, No.2, Oktober 2016

‫ﻣﺎ ﺃﺿﻴﻒ ﺇﱄ ﺍﻟﻨﱯ ﻣﻦ ﻗﻮﻝ ﺃﻭ ﻓﻌﻞ ﺃﻭ ﺗﻘﺮﻳﺮ ﺃﻭ ﻭﺻﻒ‬ terutama kritik otentisitas, menjadi
mungkin. Dalam pada itu, muncullah
‫ﺧﻠﻘﻲ ﺃﻭ ﺧﻠﻘﻲ‬ sejumlah ulama yang membicarakan aspek
ini. Aspek ini kemudian dikenal dengan
Definisi tersebut memperlihatkan Muṣṭalaḥ al-Ḥadi>ṡ. Sebagai bidang yang
dua komponen yang dimiliki oleh hadis. membicarakan kaidah-kaidah hadis yang
Pertama, aspek konten hadis yang ditandai diterima dan ditolak, Muṣṭalaḥ al-Ḥadi>ṡ.
dengan ‘mauṣūl mā’, yaitu perkataan, berkaitan dengan aspek teoritis. Pada
perbuatan, ketetapan, atau sifat Rasulullah. cabang inilah dibahas kriteria-kriteria hadis
Aspek ini dikenal dengan matan. Aspek maqbūl, mulai dari teori pada lingkup
kedua adalah penyandaran (al-iḍāfah) general, hingga aspek yang detil seperti
kepada Rasul. Ini mengindikasikan adanya perdebatan tentang jarḥ ta’dīl, taḥammul
proses perujukan konten hadis kepada wa adā’, dan sebagainya.
Rasulullah. Aspek ini disebut dengan Kedua bidang di atas, kritik hadis
sanad. baik otentisitas maupun pemaknaan dan
Imam Syafi’i menempatkan hadis aspek teoritis Muṣṭalaḥ al-Ḥadīṡ, telah
sebagai sumber rujukan kedua dalam Islam melewati waktu yang panjang dalam
setelah al-Qur’an. Akan tetapi, eksistensi perjalanan studi hadis. Oleh sebab itu,
hadis secara historis berbeda dengan al- telah muncul sejumlah nama besar dengan
Qur’an. Rasulullah memerintahkan karya-karya monumental seputar tema
sahabatnya menulis al-Qur’an, dan tersebut. Sebagai contoh, kitab-kitab
melarang penulisan hadis (Rahman, 1995: primer hadis seperti Jāmi’ al-Ṣaḥīḥ al-
15; 2003: 69-74). Sebagai implikasinya, Bukhāri disamping delapan kitab lainnya
para uṣūliyyūn menyebut al-Qur’an yang kemudian populer dengan sebutan
bersifat qaṭ’iy al-wurūd sementara hadis kutub al-tis’ah. Di samping itu, juga
bersifat ẓanniy al-wurūd. Oleh sebab itu, bermunculan kitab-kitab pemaknaan hadis
dalam konteks hadis, diperlukan penelitian (syarḥ al-hadīṡ) seperti tulisan Ibnu Hajar
untuk memastikan apakah hadis tertentu al-‘Asqalānī atau Imam Nawāwī.
secara otentik berasal dari Rasulullah. Sementara pada bidang teoritik nama besar
Setelah suatu hadis diyakini otentik dari yang muncul diantaranya adalah Ibn Ṣalāḥ.
Rasulullah, maka seorang muḥaddiṡ Pada gilirannya, tulisan-tulisan hadis ini
bertugas menjelaskan hadis terkait kepada bisa menjadi lahan penelitian tersendiri
umat. Kedua tugas ini kemudian disebut bagi generasi berikutnya. Penelitian
sebagai kritik hadis, baik aspek otentisitas tersebut bisa dalam upaya untuk
maupun pemaknaan. mengkritisi, mengaitkan dengan situasi
Kritik hadis membutuhkan historis pengarang, pemaknaan
bangunan keilmuan tersendiri. Ada ribuan kontekstual, dan sebagainya.
hadis yang beredar di masyarakat pada Dalam perkembangan studi hadis,
abad-abad awal perkembangan Islam. Pada muncul lah nama-nama besar seperti yang
saat yang sama, terjadi beberapa peristiwa disebutkan di atas. Penulisan hadis
fitnah yang sedikit banyak bermuara mengalami dinamikanya tersendiri
kepada pemalsuan hadis (Adlabi, 2004: sehingga menghasilkan berbagai jenis
26). Oleh sebab itu, diperlukan suatu buku hadis, seperti musnad, jāmi’, dan
kaidah yang menjadikan kritik hadis,

Integrasi-Interkoneksi dalam Studi Hadis Disertasi… (Fadhli Lukman) |3


RELIGIA ISSN 1411-1632 (Paper) E-ISSN 2527-5992 (Online) Vol. 19, No.2, Oktober 2016

sebagainya. Pada masa yang lebih sosiologis, fenomenogis, filologis,


kontemporer, penulisan hadis lebih banyak psikologis, dan sebagainya. Kelompok ini
bersifat penelaahan kembali pemahaman- lah yang menjadi sasaran integrasi-
pemahaman yang telah baku dalam studi interkoneksi keilmuan Islam yang dicita-
hadis. Sebagai contoh, Fazlurrahman citakan oleh Amin Abdullah.
membahas sejarah pertumbuhan sunnah
dan hadis.Atau justru non-Muslim seperti B. Studi Hadis Disertasi UIN Sunan
Goldziher, Juynboll, Joseph Schacht yang Kalijaga Yogyakarta
ikut mempertanyakan otentisitas hadis. Ini Sebagaimana disampaikan di
kemudian menjadi ladang berikut dalam pendahuluan, ditemukan 17 judul disertasi
studi hadis, yaitu studi pemikiran tokoh. yang berkaitan dengan hadis dalam indeks
Selanjutnya, studi hadis bisa judul-judul disertasi yang tersedia di
dilakukan dalam konteks kondisi-kondisi perpustakaan Pascasarjana UIN Sunan
sosial masyarakat terhadap hal-hal tertentu Kalijaga Yogyakarta. Pencarian dengan
yang berkaitan dengan hadis. Penelitian indeks ini kemudian diikuti dengan
tentang ini berkaitan dengan aspek pencarian level kedua menggunakan mesin
sisiologis dan antropologis. Inilah yang pencari digital melalui OPAC. Pada
kemudian disebut dengan living pencarian model ini, terdapat sejumlah
hadis/sunnah (Syamsuddin, 2007: xvi). disertasi lainnya yang ternyata berasal dari
Terdapat lima kategori studi hadis IAIN/UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
dari segi objek material: Kritik hadis, Oleh karena makalah ini difokuskan pada
muṣṭalaḥ al-ḥadīṡ, studi kitab hadis, studi dinamika studi hadis di UIN Sunan
pemikiran tokoh, dan living hadis. Akan Kalijaga Yogyakarta, maka disertasi-
tetapi, kategori pertama mengandung aspek disertasi dari UIN Syarif Hidayatullah
objek formal sekaligus. Karena, dalam tersebut tidak diikutsertakan sebagai
kategori tersebut, objek materialnya yang subjek penelitian.
sebenarnya adalah hadis itu sendiri, Sayangnya, ketika langsung terjun
sementara otentisitas dan pemaknaan ke ruang disertasi di perpustakaan
merupakan objek formal. pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, dari 17
Dari segi objek formal, studi hadis judul pada indeks, hanya 14 judul yang
bisa dikategorikan kepada dua kelompok ditemukan, yaitu:
besar. Yang pertama adalah objek formal 1. Otoritas Sunnah non-Tasyri’iyyah
yang menggunakan teori-teori Muṣṭalaḥ al- menurut Yusuf Qaradhawi karya
Ḥadīṡ seperti kesahihan sanad dan matan, Tarmizi M. Jakfar.
kriteria dan penyelesaian mukhtalaf al- 2. Hadis Syafaat dalam Shahih Bukhari:
ḥadīṡ, terminologi kunci seperti taḥammul Studi Otentisitas dan Pemaknaan oleh
wa adā’, ṭabaqah, dan sebagainya. Syamsuddin
Kelompok kedua adalah objek 3. Hadis-hadis tentang Ilmu dalam kitab
formal yang terdiri dari teori atau al-Kafi karya al-Kulaini oleh
pendekatan yang berasal dari ilmu sosial Muhammad Alfatih Suryadilaga tahun
yang berkembang semenjak abad ke-18 2003.
dan 19. Dalam kategori ini terdapat
pendekatan historis, antropologis,

4| Integrasi-Interkoneksi dalam Studi Hadis Disertasi… (Fadhli Lukman)


RELIGIA ISSN 1411-1632 (Paper) E-ISSN 2527-5992 (Online) Vol. 19, No.2, Oktober 2016

4. Telaah Ulang atas Kriteria Kesahihan akan dijabarkan masing-masing disertasi


Hadis-hadis al-Jami’ al-Shahih oleh berdasarkan kategori objek materialnya.
Muhibbin tahun 2003. Pada prosesnya, setiap disertasi akan
5. Asal Usul Hadis: Telaah atas Teori dijelaskan penggunaan objek formalnya,
Common Link G.H.A. Juynboll oleh yang diidentifikasi melalui judul, metode
Ali Masrur tahun 2004. penelitian, dan kerangka teoretik.
6. Metode Pemahaman Hadis Nabi:
Telaah atas Pemikiran Muhammad al- 1. Kritik Hadis
Ghazali dan Yusuf al-Qaradhawi oleh Ada dua disertasi yang bisa
Suryadi tahun 2004. digolongkan ke dalam kategori ini. Yang
7. Al-Idrāj dalam Matan Hadis dan pertama adalah Hadis Syafaat dalam
Implementasinya dalam Kajian Shahih Bukhari: Studi Otentisitas dan
Keislaman oleh Zainuddin Mz tahun Pemaknaan oleh Syamsuddin. Problem
2004. akademis yang diteliti oleh Syamsuddin
8. Kontribusi Imam Nawawi dalam adalah bahwa hadis syafa’at termasuk
penulisah Syarh Hadis: Kajian Kitab kepada kategori aqidah sementara ia
Shahih Muslim bi Syarḥ al-Nawawi berstatus aḥad pada satu sisi dan ditengarai
oleh Nizar Ali tahun 2007. memiliki unsur keterpengaruhan dengan
9. Perempuan Periwayat Hadis dalam al- budaya Yahudi. Pada sisi lain, hadis ini
Kutub al-Tis’aholeh Agung Danarta bertentangan secara literal dengan ayat
tahun 2007. Alquran mengenai individualitas manusia
10. Kaidah Kesahihan Matan Hadis: Studi di hari jazā’. Dalam penelitiannya,
tentang Konsep Shużuż dan Illah Syamsuddin melaku-kan taḥqīq al-ḥadīṡ
menurut Muḥaddiṡūn dan Fuqahā oleh dengan pendekatan teologis normatif. Alat
Rajab tahun 2008. analisis yang digunakan adalah teori hadis
11. Otentisitas dan Pemahaman Hadis konvesional mengenai hadis-hadis yang
Mukhtalif: Studi Pemikiran Ibn pantas dijadikan landasan untuk urusan
Taimiyyah, 1263-1328 M oleh Agusni teologis, syarat hadis aḥād yang bisa
Yahya tahun 2009. dikategorikan yufīd al-yaqīn, dan
12. Pemahaman Hadis-hadis Konfrontatif penerimaan ahli hadis terhadap kitab Sahih
terhadap Yahudi dan Nashrani oleh al-Bukhari. Sebagai hasilnya, ia
Wasman tahun 2011. menyimpulkan bahwa hadis syafa’at
13. Hermeneutika Hadis: Studi atas Teori merupakan hadis mutawātir ma’nawi dan
Pemahaman Hadis menurut mengidentifikasi orang yang berhak
Fazlurrahman dan Muhammad memberi syafa’at, menerima syafa’at, dan
Syahrur oleh Abdul Haris tahun 2011. penyebab orang bisa menerima syafa’at.
14. Hadis-hadis dalam Serat Piwulang Disertasi kedua berjudul
Estri oleh Ibnu Muhdir tahun 2013. Pemahaman Hadis-hadis Konfrontatif
terhadap Yahudi dan Nashrani tulisan
Dari sudut pandang objek material, Wasman. Dalam disertasi ini ia mengkaji
empat belas disertasi di atas bisa hadis-hadis konfrontatif terhadap kedua
digolongkan kepada kategori-kategori yang kelompok umat dengan dua kategori.
telah disampaikan di muka. Berikut ini Kategori pertama adalah hadis-hadis yang

Integrasi-Interkoneksi dalam Studi Hadis Disertasi… (Fadhli Lukman) |5


RELIGIA ISSN 1411-1632 (Paper) E-ISSN 2527-5992 (Online) Vol. 19, No.2, Oktober 2016

melaknat Yahudi dan Nasrani, sementara Disertasi ini berusaha mengevaluasi


kategori kedua adalah hadis konfrontatif pendapat para ulama tentang kriteria
seputar hubungan sosial Muslim dan kedua kesahihan hadis menurut Bukhari dimana
kelompok tersebut. Kedua kategori ini ia Bukhari sendiri tidak menjelas-kannya.
teliti dengan pendekatan sosio-historis, Tidak tampak kejelasan metode yang
hanya saja ia tidak menjelaskan dengan digunakan oleh penulis disertasi ini. Pada
lebih rinci bagaimana ia menerapkan bab I terlihat kesan bahwa penulis tidak
pendekatan ini. Sebagai kerangka teoretik memahami metodologi penelitian dengan
beberapa teori untuk masing-masing aspek baik, dibuktikan dengan tidak adanya
dalam objek material,ia menggunakan pemetaan mengenai langkah penelitian
naqd al-ḥadīṡ untuk meneliti sanad, kritik sekaligus istilah-istilah yang lazim
eiditis untuk mengungkap pemaknaan digunakan dalam metode penelitian baik
matan, kritik praktis untuk mencari pada level paradigmatis, metode,
relevansi dengan konteks Indonesia, dan pendekatan, maupun langkah teknis yang
sosio-historis untuk melihat konteks lebih detil. Selain itu, terlihat adanya
kemunculan hadis. Kerangka teoretik yang overlapping dalam alur berpikir. Pada
ia suguhkan tidak menggambarkan fungsi akhir bab ketiga, ia merumuskan
kerangka teoretik yang sesungguhnya. kesimpulan kriteria kesahihan hadis
Memang benar kerangka teoretik adalah Bukhari menurut para ulama. Ia juga
landasan operasional sebuah penelitian, menjelaskan bahwa rumusan tersebut
akan tetapi ia tidak berisi langkah-langkah didapatkan setelah mempertimbangkan
praktis melainkan aspek yang lebih kelemahan kriteria yang diajukan para
paradigmatis (Kaelan 2005: 239). ulama dan melakukan verifikasi terhadap
hadis di kitab Shahih Bukhari. Padahal, ia
2. Kajian Teoretik Muṣṭalaḥ al-Ḥadīṡ baru akan melakukan verifikasi pada bab
Kategori ini adalah yang paling keempat. Selanjutnya, pada akhir bab
banyak peminatnya, dibuktikan dengan kelima, ia kembali menyuguhkan kriteria
lima dari seluruh disertasi terlibat dalam kesahihan hadis Bukhari. Tidak ada
kategori ini. Yang pertama adalah Otoritas perbedaan mendasar antara kriteria yang ia
Sunnah non-Tasyri’iyyah menurut Yusuf suguhkan dengan kriteria kesahihan hadis
Qaradhawi karya Tarmizi M. Jakfar. Poin- pada umumnya, selain ia hanya
poin yang ia teliti adalah kriteria non- menanggalkan aspek illat.
tasyri’iyyah Yusuf Qaradhawi, urgensitas, Selanjutnya adalah Al-Idrāj dalam
otoritas, dan implikasinya. Pendekatan Matan Hadis dan Implementasinya dalam
yang digunakan oleh Tarmizi adalah Kajian Keislaman oleh Zainuddin Mz.
Maqāṣid al-Syarī’ah, historis, sosiologis, Disertasi ini menjelaskan problematika
dan antropologis. Sebagai kerangka idrāj (sisipan) dalam hadis terkait dengan
teoretik, ia menggunakan teori Ushul Fiqh beberapa kategori. Kategori pertama
mengenai sunnah yang berimplikasi adalah idrāj yang dilakukan oleh
hukum dan tidak. Rasulullah, kedua oleh sahabat, dan ketiga
Disertasi kedua adalah Telaah oleh perawi yang bermasalah. Pendekatan
Ulang atas Kriteria Kesahihan Hadis- yang dilakukan oleh penulis disertasi ini
hadis al-Jāmi’ al-Ṣaḥīḥ oleh Muhibbin. adalah takhrīj dan jarḥ wa ta’dīl.

6| Integrasi-Interkoneksi dalam Studi Hadis Disertasi… (Fadhli Lukman)


RELIGIA ISSN 1411-1632 (Paper) E-ISSN 2527-5992 (Online) Vol. 19, No.2, Oktober 2016

Selanjutnya adalah Kaidah 3. Studi Kitab Hadis


Kesahihan Matan Hadis: Studi tentang Ada dua disertasi yang termasuk
Konsep Shużūż dan Illah menurut kepada kategori ini. Pertama adalah Hadis-
Muḥaddiṡūn dan Fuqahā oleh Rajab. hadis tentang Ilmu dalam kitab al-Kafi
Problem akademis yang dipertanyakan karya al-Kulaini oleh Muhammad Alfatih
oleh Rajab adalah kritik hadis sejauh ini Suryadilaga. Problem akademis dalam
lebih memperhatikan sanad. Meskipun disertasi ini adalah bahwa keilmuan Syi’ah
hadis-hadis tertentu telah dikodifikasi cenderung berkem-bang baik terutama
dalam kitab mu’tabar, ia tetap harus diteliti dalam bidang filsafat. Oleh sebab itu,
secara matan. Metode yang ia gunakan mengkaji bagaimana konsep ilmu dalam
adalah metode komparatif dengan ranah hadis menjadi perlu untuk dibahas.
menggunakan teori kaidah mayor dan Metode yang digunakan panulis adalah
minor dalam kritk hadis sebagaimana yang metode tematik dengan pendekatan historis
disampaikan oleh Syuhudi Ismail. dan filsafat ilmu.
Disertasi terakhir dalam kelompok Selanjutnya adalah Kontribusi
ini adalah Otentisitas dan Pemahaman Imam Nawawi dalam penu-lisan Syarh
Hadis Mukhtalif: Studi Pemikiran Ibn Hadis: Kajian Kitab Shahih Muslim bi
Taimiyyah, 1263-1328 M oleh Agusni Syarḥ al-Nawawi oleh Nizar Ali. Penulis
Yahya. Disertasi ini menyoroti sikap membahas tema ini karena dalam sejumlah
inklusivitas Ibnu Taimiyah kepada internal kitab syarḥ al-ḥadīṡ, tidak satu pun yang
Muslim dan sebaliknya terhadap non- membahas prinsip-prinsip pemak-naan
Muslim. Pendekatan yang ia gunakan hadis yang digunakan. Dari itu, ia
adalah analisis situasional sejarah dengan membahas metode, prinsip, dan kontribusi
menggunakan teori behavioralism Robert dari Imam Nawawi. Metode yang
F. Berkhofer. Selain itu, ia juga digunakan adalah metode deskriptif dan
menggunakan teori ilmu hadis analisis konten. Dalam sub-bab kerangka
konvensional seputar otentisitas hadis dan teori, penulis menyampaikan bahwa objek
hadis mukhtalif. Sebagai hasilnya, ia material dari penelitiannya adalah Kitab
menyimpulkan bahwa Ibnu Taimiyah Ṣaḥiḥ Muslim bi Syarḥ al-Nawāwi
cenderung longgar dalam tanawwu’ ibādah sementara objek formal-nya adalah metode
dan eksklusif terhadap non-Muslim dan dan kontribusi penyusunan kitab.
Syi’ah Rafidhah. Hal ini disebabkan situasi Penjelasan ini tampak aneh, karena objek
sejarah pada masa itu, dimana Muslim formal adalah sudut pandang. Semestinya
banyak yang terlibat dalam fanatisme penulis mengidentifikasi bahwa objek
mazhab pada satu sisi dan tekanan dari material dari penelitiannya adalah metode,
non-Muslim dalam perang salib pada sisi prinsip, dan kontribusi Imam Nawawi
lain. Dalam konteks hadis mukhtalif, Ibnu dalam syarḥ al-ḥadīṡ, sementara Kitab
Taimiyah cenderung menggunakan jam’i Ṣaḥiḥ Muslim bi Syarḥ al-Nawāwi adalah
karena ia lebih memilih untuk tidak subjek penelitan. Sementara objek
meninggalkan satu hadis dalam hadis formalnya tidak ditemukan dalam
kontradiktif. pendahuluannya.

Integrasi-Interkoneksi dalam Studi Hadis Disertasi… (Fadhli Lukman) |7


RELIGIA ISSN 1411-1632 (Paper) E-ISSN 2527-5992 (Online) Vol. 19, No.2, Oktober 2016

4. Studi Pemikiran Tokoh bangunan teori pemahaman hadis kedua


Ada tiga disertasi yang bisa tokoh dan krakteristik masing-masingya.
digolongkan kepada kelompok ini. Pertama Penulis menggunakan teori paradigm
adalah Asal Usul Hadis: Telaah atas Teori shifting Thomas Kuhn untuk
Common Link G.H.A. Juynboll oleh Ali menyelesaikan permasalahan dalam
Masrur. Dalam disertasi ini, penulis kajiannya.
membahas bagaimana bangunan teori
common link Juynboll dan bagaimana 5. Living Hadis
implikasinya terhadap asal-usul hadis. Dua disertasi tersisa untuk kategori
Hipotesis yang ia ajukan adalah bahwa ini. Pertama yaitu Hadis-hadis dalam
teori Juynboll dapat diterima kebenarannya Serat Piwulang Estri oleh Ibnu Muhdir.
sebagai metode menelusuri asal-usul hadis, Pada awalnya, terdapat keraguan apakah
hanya saja terdapat anomali yang disertasi ini dikelompokkan kepada studi
membutuhkan perbaikan. Dengan kitab atau living hadis. Permasalahannya
menggunakan pendekatan inter- adalah bahwa Serat Piwulang Estri
tekstualitas, analisis kritis-komparatif, ia merupakan kompilasi hadis yang ditulis
menyimpulkan bahwa common link bisa oleh Pakualam I yang ditujukan untuk
diterima kebenarannya, hanya saja anaknya supaya diteruskan kepada anak
common link bukanlah fabricator perempuannya. Akan tetapi, menempat-
(pemalsu), melainkan figur yang kannya kepada kategori living hadis
menjadikan hadis masuk ke ranah publik. menjadi lebih tepat dengan dua alasan.
Selanjutnya, disertasi Suryadi yang Pertama adalah bahwasanya penulisan
berjudul Metode Pemahaman Hadis Nabi: naskah ini menggunakan aksara jawa, dan
Telaah atas Pemikiran Muhammad al- kedua naskah ini bersifat terbatas, sebagai
Ghazali dan Yusuf al-Qaradhawi. Dalam artefak kebudayaan keraton Pakualaman.
disertasi ini penulis membahas bangunan Metode yang digunakan adalah historis
metode pemahaman hadis kedua tokoh, untuk meneliti otentisitas, komparatif
karakteristik, dan aplikasinya. Sebagai untuk kritik matan, filologis seputar
kerangka teori, ia menggunakan teori-teori naskah, intertekstualitas untuk mencari
Naqd al-Ḥadis sejumlah tokoh, dari tokoh teks-teks terkait dan semiotika untuk
abad pertengahan hingga kontemporer. pemaknaan.
Disertasi ini menggunakan metode Kedua, disertasi Agung Danarta
komparatif dengan pendekatan historis yang berjudul Perempuan Periwayat Hadis
untuk mengungkap hubungan pemikiran dalam al-Kutub al-Tis’ah tulisan Agung
kedua tokoh dengan spatiotemporal dan Danarta. Disertasi ini membahas fenomena
sociocultural masing-masing tokoh. sosial seputar hadis, yang dalam hal ini
Disertasi terakhir dalam kelompok mengenai keterlibatan perempuan dalam
ini adalah Hermeneutika Hadis: Studi atas periwayatan hadis. Oleh sebab itulah ia
Teori Pemahaman Hadis menurut dikategorikan kepada living hadis. Problem
Fazlurrahman dan Muhammad Syahrur yang dibahas dalam disertasi ini adalah
oleh Abdul Haris. Disertasi ini mengapa perempuan mengalami penu-
menggunakan metode deskriptif-historis- runan partisipasi dalam periwayatan hadis
filosofis untuk menjawab problem dalam sembilan kitab hadis populer.

8| Integrasi-Interkoneksi dalam Studi Hadis Disertasi… (Fadhli Lukman)


RELIGIA ISSN 1411-1632 (Paper) E-ISSN 2527-5992 (Online) Vol. 19, No.2, Oktober 2016

Disertasi ini menggunakan metode Dari segi metode dan pendekatan,


historical sociology dengan pendekatan empat disertasi, oleh Syamsuddin,
sinkronik dan diakronik. Sebagai hasilnya, Zainuddin Mz, Rajab, dan Nizar Ali hanya
Agung Danarta menyimpulkan bahwa menggunakan objek formal konvensional
penurunan partisipasi perempuan dalam ilmu hadis. Mereka menggunakan
periwayat hadis teradi pada aspek jumlah jarḥ ta’dīl, teologis-normatif, dan kaidah
hadis, sebaran bab, dan kredibilitas serta mayor-minor dalam kesahihan hadis.
popularitas perawi. Penyebabnya adalah Sementara lima lainnya hanya
perubahan sikap politik terhadap menggunakan objek formal dari ilmu-ilmu
perempuan, peran keluarga, dan perubahan sosial modern tanpa melibatkan teori
sistem sosial. Sejumlah perempuan konvensional dalam ilmu hadis. Kelima
periwayat pada tingkat atbā’ al-tābi’īn disertasi tersebut adalah tulisan
justru tidak dikenali dalam buku biografi Muhammad Alfatih Suryadilaga, Abdul
perawi hadis. Haris, Ali Masrur, Abdul Haris,dan Agung
Bagaimanakah sebaran objek Danarta. Sementara empat disertasi lainnya
formal dalam disertasi-disertasi di atas? melibatkan kedua kelompok objek formal,
Berdasarkan judul disertasi, hanya tiga baik yang berasal dari teori konvensional
disertasi yang menuliskan objek formal ilmu hadis dan dari perkembangan ilmu
sekaligus objek material secara jelas. sosial seperti historis, sosiologis,
Keempat disertasi tersebut adalah (1) antropologis, filologis, intertextual, dan
Hadis Syafaat dalam Shahih Bukhari: sebagainya. Keempat disertasi tersebut
Studi Otentisitas dan Pemaknaan oleh adalah karya Wasman, Tarmizi M. Jakfar,
Syamsuddin; (2) Kaidah Kesahihan Matan Agusni Yahya, dan Ibnu Muhdir.
Hadis: Studi tentang Konsep Shużūż\ dan Sementara satu disertasi yang tersisa,
Illah menurut Muḥaddiṡūn dan Fuqahā tulisan Muhibbin, tidak menjelaskan objek
oleh Rajab; dan (3) Otentisitas dan formal maupun objek materialnya dengan
Pemahaman Hadis Mukhtalif: Studi baik. Artinya, sembilan dari empat belas
Pemikiran Ibn Taimiyyah, 1263-1328 M disertasi dalam bidang hadis telah
oleh Agusni Yahya. Bagian yang menerapkan paradigma integrasi-
dibarisbawahi adalah objek formal dari interkoneksi dalam studi Islam.
masing-masing penelitian. Disertasi
pertama dan ketiga memiliki objek KESIMPULAN
material hadis syafa’at dalam Shahih Setelah melakukan penjabaran
Bukhari dan hadis mukhtalif menurut sederhana di atas, dapat ditarik kesimpulan
pandangan Ibnu Taimiyah dan otentisitas bahwa upaya melakukan integrasi-
dan pemaknaan sebagai objek formalnya. interkoneksi ilmu Islam dengan ilmu-ilmu
Semantara disertasi kedua membahas sosial telah terlihat dalam karya-karya
konsep syaz dan illat sebagai objek disertasi bidang hadis di UIN Sunan
material dan kaidah kesahihan matan Kalijaga Yogyakarta. Terdapat sembilan
sebagai objek formalnya. Ketiga disertasi dari empat belas disertasi yang telah
ini masing menggunakan pendekatan melibatkan objek formal yang berasal dari
konvensional dalam ilmu hadis. tradisi keilmuan sosial yang berkembang di
barat semenjak abad ke-18.

Integrasi-Interkoneksi dalam Studi Hadis Disertasi… (Fadhli Lukman) |9


RELIGIA ISSN 1411-1632 (Paper) E-ISSN 2527-5992 (Online) Vol. 19, No.2, Oktober 2016

DAFTAR PUSTAKA Syarh} al-Nawawi. 2007. Disertasi.


Buku: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Abdullah, Amin. Studi Agama: Tidak diterbitkan.
Normativitas atau Historisitas? Danarta, Agung. Perempuan Periwayat
Yogyakarta: Pustaka Pelajar,. 2011. Hadis dalam al-Kutub al-Tis’ah.
al-Adlabi, Salahuddin Ibn. Metodologi 2007. Disertasi. UIN Sunan Kalijaga
Kritik Matan Hadits, terj. Qodirun Yogyakarta. Tidak diterbitkan.
Nur (dkk). Jakarta: Gaya Media Haris, Abdul. Hermeneutika Hadis: Studi
Pratama. 2004. atas Teori Pemahaman Hadis
Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam: menurut Fazlurrahman dan
Tradisi dan Modernisasi menuju Muhammad Syahrur. 2011. Disertasi.
Milenium Baru. Jakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Logos.1999. Tidak diterbitkan.
‘Itr, Nur al-Dīn. Minhaj al-Naqd fi ‘Ulūm Jakfar.Tarmizi M. Otoritas Sunnah non-
al-Ḥadīṡ. Damaskus: Dar al-Fikr. Tasyri’iyyah menurut Yusuf
1979 Qaradhawi. Disertasi. UIN Sunan
Kaelan. Metode Penelitian Kualitatif Kalijaga Yogyakarta. Tidak
Bidang Filsafat. Yogyakarta: diterbitkan.
Paradigma. 2005 Masrur, Ali. Asal Usul Hadis: Telaah atas
Rahman, Fazlur. Islamic Methodology in Teori Common Link G.H.A. Juynboll.
History terj. Ahmad Mahyuddin. 2004. Disertasi. UIN Sunan Kalijaga
Bandung: Pustaka. 1995. Yogyakarta. Tidak diterbitkan.
__________. Islam terj. Ahsin Muhdir, Ibnu. Hadis-hadis dalam Serat
Mohammad. Bandung: Pustaka. Piwulang Estri. 2013. Disertasi. UIN
2003 Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tidak
Syamsuddin, Sahiron. “Ranah-ranah diterbitkan.
Penelitian dalam Studi al-Qur’an Muhibbin. Telaah Ulang atas Kriteria
dan Hadis” dalam M. Mansur dkk. Kesahihan Hadis-hadis al-Jami’ al-
Metodologi Penelitian Living Shahih. 2003. Disertasi. UIN Sunan
Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: Kalijaga Yogyakarta. Tidak
Teras. 2007. diterbitkan.
Verhaak, C.. Filsafat Ilmu Pengetahuan: Mz, Zainuddin. Al-Idrāj dalam Matan
Telaah Kritis atas Cara kerja Ilmu- Hadis dan Implementasinya dalam
ilmu. Jakarta: Gramedia. 1989. Kajian Keislaman. 2004. Disertasi.
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Karya Disertasi: Tidak diterbitkan.
Ali, Nizar. Kontribusi Imam Nawawi Rajab. Kaidah Kesahihan Matan Hadis:
dalam penulisah Syarh Hadis: Studi tentang Konsep Syużūż dan
Kajian Kitab Shahih Muslim bi Illah
menurut Muḥaddiṡūn dan Fuqahā. Riyanto, Waryani Fajar. Relasi
2008. Disertasi. UIN Sunan Kalijaga Kekerabatan dalam Islam. 2010.
Yogyakarta. Tidak diterbitkan. Disertasi. UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Tidak dipublikasikan.

10 | Integrasi-Interkoneksi dalam Studi Hadis Disertasi… (Fadhli Lukman)


RELIGIA ISSN 1411-1632 (Paper) E-ISSN 2527-5992 (Online) Vol. 19, No.2, Oktober 2016

Suryadi. Metode Pemahaman Hadis Nabi: Kalijaga Yogyakarta. Tidak


Telaah atas Pemikiran Muhammad diterbitkan.
al-Ghazali dan Yusuf al-Qaradhawi. Wasman. Pemahaman Hadis-hadis
2004. Disertasi. UIN Sunan Kalijaga Konfrontatif terhadap Yahudi dan
Yogyakarta. Tidak diterbitkan. Nashrani. 2011. Disertasi. UIN
Suryadilaga, Muhammad Alfatih. Hadis- Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tidak
hadis tentang Ilmu dalam kitab al- diterbitkan.
Kafi karya al-Kulaini. 2003. Yahya, Agusni. Otentisitas dan
Disertasi. UIN Sunan Kalijaga Pemahaman Hadis Mukhtalif: Studi
Yogyakarta. Tidak diterbitkan. Pemikiran Ibn Taimiyyah, 1263-1328
Syamsuddin. Hadis Syafaat dalam Shahih M. 2009. Disertasi. UIN Sunan
Bukhari: Studi Otentisitas dan Kalijaga Yogyakarta. Tidak
Pemaknaan. Disertasi. UIN Sunan diterbitkan.

Integrasi-Interkoneksi dalam Studi Hadis Disertasi… (Fadhli Lukman) | 11

Anda mungkin juga menyukai