Anda di halaman 1dari 3

UTS METEDOLOGI STUDI ISLAM

NAMA : IRFAN ALFADIL

NIM : 1931710121

LOKAL : ES 5

DOSEN PENGAMPU : MUHAMMAD HASBI , S.HI , M,E

1. Bagaimana metode dan strategi yang digunakan oleh orientasi studi islam pada saat awal mula
islam tersebar dan sampai sekarang?

Jawab : Dulu dan sekarang sangat berbeda.Perkembangan studi Islam akhir-akhir ini dapat dikatakan
mengalami kemajuan yang signifkan. Di samping karena adanya warisan klasik kesarjanaan muslim
yang hingga kini masih bertahan kuat, kemajuan itu juga sebagai akibat –langsung atau tidak
langsung–sentuhan dengan tradisi keilmuan Barat yang telah dahulu maju dalam berbagai disiplin
keilmuan. Sesungguhnya, Islam layak menerima perhatian yang besar dalam studi agama lantaran
perkembangan dan pengaruh global terhadap penduduk muslim dunia. Pemahaman tentang Islam
sebagai agama (understanding Islam as religion) dan pemahaman tentang agama dari sudut pandang
Islam (understanding of religion in terms of Islam) merupakan persoalan yang perlu dielaborasi
dalam diskusi dan pembahasan para sarjana di bidang studi agama. Agama Islam yang di masa
awalnya sangat concern dengan visi sains, belakangan justru dikesankan menjadi sebuah agama
yang “menjauh” dari hiruk-pikuk dunia sains. Kalau kita perhatikan, berbagai prestasi temuandi
bidang iptek tingkat dunia, khususnya sejak abad renaissance, hampir semuanya didominasi oleh
para ilmuwan Barat. Temuan sains di dunia Muslim hampir-hampir dikatakan tidak ada. Penemuan
sains abad 20 ini yang muncul dari kalangan dunia Muslim paling-paling baru Abdus Salam di bidang
dunia fisika, atau Habibie yang menemukan teori keretakan pesawat, sehingga Habibie digelar
sebagai Mr. Crack. Sedangkan ribuan jenis temuan lainnya masih didominasi oleh ilmuwan Barat.
Menjadi sebuah pertanyaan besar disini, mengapa fenomena kemerdekaan temuan sains bisa terjadi
di dunia Muslim.

2. Jelaskan pengertian studi islam normatif dan hstoris dalam kehidupan sehari-hari dan apakah
kedua studi tersebut saling ada keterikatan , jika saling terkait berikan contoh penerapannya dari
aplikasi kedua studi islam tersebut?

Jawab : Studi islam normatif diaplikasikan dengan Quran dan Hadits. Quran dan Hadits mengandung
nilai-nilai yang sakral dan tidak bisa berubah sampai kapanpun. Keduanya memiliki teks atau bentuk
tulisan, dan kepada kedua teks inilah pendekatan normatif berdasar. Jadi, apapun yang terjadi,
semua hukum yang diatur dalam Islam tidak boleh keluar dari teks. Jika teks berbunyi A, maka
hukum yang ada pun harus A. Meski di wilayah lain ada hukum B yang berinti sama dengan teks A.
Studi Islam historis berarti Islam yang tidak terlepas dari sejarah kehidupan manusia yang berada
dalam ruang dan waktu. Maksudnya, Islam semacam ini terangkai oleh konteks kehidupan
pemeluknya, karena memang berbeda di bawah realitas ke Tuhanan. Dengan kata lain, Islam historis
merupakan Islam riil atau Islam yang senyatanya. Bentuknya berupa aspek kontekstual Islam, yaitu
penerapan secara praktis dari Islam normatif. Wujud pengaplikasian Islam historis tersebut diambil
dari upaya penggalian terhadap nilai-nilai normatif melalui berbagai pendekatan di berbagai bidang
yang menghasilkan berbagai disiplin ilmu, antara lain ilmu tafsir, hadits, fiqh, ushul fiqh, teologi,
tasawuf, dan lain-lain yang kebenarannya bersifat relatif dan terbuka untuk dipersoalkan.
Kemudian,keterkaitan antara kedua studi tsb menurut M. Amin Abdullah bersifat dialektis, dalam
artian saling mengisi, melengkapi memperkokoh, memanfaatkan bahkan juga saling mengkritik dan
mengontrol.

3. Jelaskan bagaimana pengaplikasian metode studi al-quran dalam era modern dan bagaimana
cara pandang kita dalam memahami metode studi tersebut ?

Jawab : Secara garis besar penafsiran al-Qur'an dalam studi islam dilakukan melalui empat cara atau
metode, yaitu:

1.Yang pertma metode ijmali atau yg di sebut (global),

2.yang kedua metode tahlili atau (analisis),

3.yang ketiga metode muqarin atau (perbandingan),

4.dan yang trkhir ke empat yaitu metode maudhu'l atau (tematik)

- Metode tafsir ijmali yaitu menafsirkan al-Qur’an dengan cara singkat dan global tanpa uraian
panjang lebar. Metode Ijmali atau global menjelaskan ayat-ayat Qur’an secara ringkas tapi
mencakup dengan bahasa yang populer, mudah dimengerti, dan enak dibaca.Sistimatika
penulisannya mengikuti susunan ayat-ayat di dalam mushaf. Penyajiannya, tidak terlalu jauh dari
gaya bahasa al-Qur’an. - metode analisis ialah menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan memaparkan
segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu serta menerangkan makna-
makna yang tercakup di dalamnya sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufassir yang
menafsirkan ayat-ayat tersebut. Jadi, ”pendekatan analitis” yaitu mufassir membahas al-Qur’an ayat
demi ayat, sesuai dengan rangkaian ayat yang tersusun di dalam al-Qur’an. Maka, tafsir yang
memakai pendekatan ini mengikuti naskah al-Qur’an dan menjelaskannya dengan cara sedikit demi
sedikit, dengan menggunakan alat-alat penafsiran yang ia yakini efektif seperti mengandalkan pada
arti-arti harfiah, hadis atau ayat-ayat lain yang mempunyai beberapa kata atau pengertian yang
sama dengan ayat yang sedang dikaji, sebatas kemampuannya didalam membantu menerangkan
makna bagian yang sedang ditafsirkan, sambil memperhatikan konteks naskah tersebut.

- Metode Muqarin ( komparatif ) adalah penafsiran sekolompok ayat al-Qur’an yang


berbicara dalam suatu masalah dengan cara membandingkan antara ayat
dengan ayat atau antaraa ayat dengan hadis baik dari segi isi maupun redaksi
atau antara pendapat-pendapat para ulama tafsir dengan menonjolkan segi-
segi perbedaan tertentu dari obyek yang dibandingkan. Jadi yang dimaksud
dengan metode komporatif ialah:

a. membandingkan teks [nash] ayat-ayat

al-Qur’an yang memiliki persamaan atau kemiripan redaksi dalam dua kasus atau lebih, dan atau
memiliki redaksi yang berbeda bagi suatu kasus yang sama,

b. membandingkan ayat al-Qur’an dengan hadis yang pada lahirnya


terlihat bertentangan, dan

c. membandingkan berbagai pendapat ulama tafsir dalam menafsirkan al-Qur’an.

- Metode tematik ialah metode yang membahas ayat-ayat al-Qur’an


sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan. Semua ayat yang
berkaitan dihimpun, kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari
berbagai aspek yang terkait dengannya, seperti asbabal-nuzul, kosakata,
dan sebagainya. Semua dijelaskan dengan rinci dan tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil atau fakta-
fakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, baik argumen yang berasal dari al-Qur’an,
hadis, maupun pemikiran rasional

Tentunya cara pandang kita terhadap suatu metode tidak boleh lepas dari al-quran,hadis dan ijma
para ulama. Dan juga dijaman modern ini kita harus berhati-hati dimana kita mengambil ilmu.

4. Jelaskan perkembangan studi hadis dijaman sekarang?

Jawab : perkembangan pengkajian Hadis di Indonesia telah berlangsung secara bertahap mulai dari
keadaan Hadis tidak masuk kurikulum, masuk kurikulum tingkat pesantren, masuk kurikulum tingkat
perguruan tinggi, masuk kurikulum tingkat Pascasarjana, sampai kepada kemajuan yang
dihasilkannya. Keadaan kajian Hadis sekarang telah maju pesat dengan dibukanya program studi
Ilmu Hadis di berbagai perguruan tinggi negeri Islam mulai dari jenjang S1, S2, danS3 sehingga
bermunculan skripsi, tesis dan disertasi dengan berbagai judul yang inovatif. Demikian juga, metode
dan pendekatan yang diterapkan dalam karya-karya sarjana tersebut dan buku-buku yang
dipublikasikan para sarjana Hadis. Ini menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan kajian
Hadis baik secara kuantitas maupun kualitas di Indonesia. Berdasarkan pendekatan sejarah dan
metode komparatif, dapat dipahami bahwa keterbelakangan kajian Hadis dan kemajuannya
didasarkan kepada kondisi dan faktor faktor tertentu. Dari keadaan ini, dapat diperkirakan kajian
Hadis ke depan akan lebih maju lagi. Namun, kajian Hadis tidak lepas dari tantangan dan ekses-ekses
yang mungkin timbul dari kemajuan tersebut. Untuk mencermati dan mengatasi masalah yang
timbul ini perlu dilakukan upaya-upaya pemahaman dan penguatan akidah serta penyempurnaan-
penyempurnaan terhadap metode dan pendekatan yang diterapkan dalam mengembangkan
kajian Hadis di Indonesia.

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan memahami agama melalui pendekatan teologis normatif
dan apakah ciri dari pendekatan ini dalam memahami studi kasus dalam agama Islam?

Jawab : Memahami agama (Islam) dapat diartikan sebagai upaya memahami agama dengan
menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empiris
dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya.

Ciri-cirinya yaitu:

1. Kedudukan akal yang tinggi.

2. Kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan.

3. Kebebasan berfikir hanya diikat oleh ajaran-ajaran dasar

dalam al-Qur'an dan al-Hadis yang sedikit sekali jumlahnya.

4. Percaya adanya sunnatullah dan kausalitas.

5. Mengambil arti metaforis dari teks wahyu.

6. Dinamika dalam sikap dan berfikir.

Anda mungkin juga menyukai