Anda di halaman 1dari 8

DRAFT AKADEMIK

PENDIRIAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI/SD) ISLAM


AL-KAUTSAR KENDARI

A. Pendahuluan
Sulawesi Tenggara saat ini sedang menghadapi tantangan besar, yaitu era
globalisasi di semua sektor, khususnya sektor pendidikan. Kehadiran beberapa
franchise lembaga pendidikan merupakan bukti tidak adanya madrasah/sekolah
yang berkualitas dengan tata kelola yang baik di daerah ini. Padahal para pakar
dan sarjana pendidikan melimpah. Setiap tahunnya ribuan sarjana pendidikan
lahir dari rahim perguruan tinggi di Sulawesi Tenggara. Ditambah ratusan para
sarjana pendidikan yang lulus dari perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Ada kecenderungan masyarakat Sulawesi Tenggara untuk melakukan
investasi SDM dengan menyekolahkan putra-putrinya ke sekolah-sekolah
ternama dan unggulan di kota-kota besar di Indonesia. Sampai hari ini mereka
menganggap bahwa sekolah/madrasah dari luar Sulawesi Tenggara masih yang
terbaik. Bahkan mereka meyakini di Sulawesi Tenggara belum ada
sekolah/madrasah yang dapat memenuhi harapan dan ekspektasinya. Belakangan
muncul Ummusshabri yang dikenal luas oleh masyarakat dan diposisikan
sebagai sekolah/madrasah unggulan.
Selain Ummusshabri, memang ada beberapa sekolah/madrasah yang
diminati oleh masyarakat menengah ke atas karena keunggulannya. Namun perlu
diketahui bahwa sekolah/madrasah dimaksud merupakan franchise dari lembaga
pendidikan yang sudah mapan dan eksis di kota-kota besar di Indonesia, lalu
membuka cabang di Kendari, karena yakin akan mendapat simpati dari
masyarakat meskipun harus berbayar tinggi.
Mengapa masyarakat kelas menengah cenderung mencari sekolah/madrasah
yang berbayar meskipun swasta? Jawabannya sederhana, karena mereka ingin
mendapatkan nilai plus dan keunggulannya di bidang keagamaan (spiritual) dan
penanaman karakter anak. Sebab, tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah yang ada
umumnya masih memberikan pelayanan yang standar, tidak memiliki nilai plus
yang dijadikan sebagai basis keunggulan. Sementara sekolah/madrasah yang
berstatus swasta cenderung memiliki keunggulan baik bidang sains, spiritual
maupun kemampuan bahasa asing.
Nilai karakter merupakan aspek terpenting karena kualitas karakter bangsa
sangat ditentukan oleh kualitas karakter SDM. Dan karakter yang berkualitas
perlu dibentuk sejak usia dini. Madrasah Ibtidaiyah merupakan dasar
pembentukan karakter. Jung, mengatakan kegagalan penanaman kepribadian
yang baik di usia dini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa
dewasanya kelak. Studi yang dilakukan oleh University of Otago di New
Zealand yang meneliti lebih dari 1000 anak-anak selama 23 tahun, membuktikan
bahwa sejak usia 3 tahun seorang anak sudah bisa diprediksi bagaimana
karakternya kelak ketika dewasa. Hasil penelitian ini telah memberikan inspirasi
bahwa program pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini
Saat ini kita sedang menghadapi masalah serius yaitu sistem pendidikan
dini yang ada terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan
kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa).
Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun (seperti budi
pekerti dan agama) ternyata pada praktiknya lebih menekankan pada aspek otak
kiri (hafalan, atau hanya sekedar “tahu”). Padahal, pembentukan karakter harus
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan
aspek “knowledge, feeling , loving , dan acting”. Pembentukan karakter dapat
diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body builder (binaragawan)
yang memerlukan “latihan otot-otot akhlak” secara terus-menerus agar
menjadi kokoh dan kuat.
Madrasah Ibtidaiyah (MI/SD) Al-Kautsar Kendari akan menjawab masalah
tersebut dengan menawarkan konsep pendidikan yang mengintegrasikan
pendidikan karakter (spiritualitas) dengan kognisi anak. MI/SD AL-Kautsar
membentuk anak sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak didik menjadi
unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga karakter spiritualnya.

1. Tujuan
a. Membentuk manusia secara utuh (holistik) yang berkarakter, yaitu
mengembangkan aspek fisik, emosi, sosial, kreativitas, spiritual dan
intelektual peserta didik  secara optimal.
b. Membentuk manusia yang lifelong learners (pembelajar sejati)

2. Strategi
a. Menerapkan metode belajar yang melibatkan partisipasi aktif murid, yaitu
metode yang dapat meningkatkan motivasi murid karena seluruh dimensi
manusia terlibat secara aktif dengan diberikan materi pelajaran yang
konkrit, bermakna, serta relevan dalam konteks kehidupannya ( student
active learning, contextual learning, inquiry-based learning, integrated
learning )
b. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif ( conducive learning
community ) sehingga anak dapat belajar dengan efektif di dalam suasana
yang memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa ancaman, dan
memberikan semangat.
c. Memberikan pendidikan karakter secara eksplisit, sistematis, dan
berkesinambungan dengan melibatkan aspek knowing the good, loving the
good, and acting the good .
d. Metode pengajaran yang memperhatikan keunikan masing-masing anak,
yaitu menerapkan kurikulum yang melibatkan juga 9 aspek kecerdasan
manusia.

3. Lokasi
MI/SD Al-Kautsar bertempat di Masjid Agung Al-Kautsar Kendari. Jln.
Andullah Silondae

4. Pelaksanaan Kegiatan Bermain Belajar


a. Kegiatan Bermain Belajar (KBB) dilaksanakan 5 kali pertemuan dalam
satu minggu, yaitu hari Senin – Jum’at.
b. Kegiatan Bermain Belajar dimulai dari pukul 07.00 - 11.30 WIT.
c. Ekstrakurikuler dilakukan setelah jam sekolah (13.00 – 15.30) disesuaikan
jadwal pembelajaran.

5. Ekstrakurikuler
HafAlan al-Qur’an (tahfidz al-Qur’an, Hadits dan doa keseharian),
melukis, pencaksilat, pramuka, English Club atau disesuaikan dengan kebutuhan
murid)

6. Ketenagaan
Pendidik dan tenaga kependidikan MI/SD Al-Kautsar merupakan tenaga
yang berkualitas dengan spirit mengajar yang tinggi yang telah mendapatkan
training quantum learning , kecerdasan emosi, komunikasi efektif, student active
learning dan berbagai training yang berkaitan dengan pendidikan usia dini dan
pendidikan dasar.

B. Visi dan Misi MI Al-Kautsar


1. Visi
Membentuk manusia cerdas, berkarakter religious, berwawasan ke-
Indonesia-an dan global.”
2. Misi
a. Mendidik anak secara komprehensif dan mengelola bakat anak secara
intensif serta mengaktualisasikan secara proporsional berdasarkan
kecerdasan majemuk yaitu (kecerdasan linguistik (bahasa), kecerdasan
logika-matematika, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan gerak tubuh,
kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal, dan kecerdasan naturalis, dan kecerdasan spiritual).
b. Membentuk anak mengenal Islam dan menjadikannya falsafah
hidup serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Membentuk anak yang memiliki wawasan keilmuan integratif antara
sains dan agama dan diwujudkan dalam konyeks ke-Indonesia-an.

C. Konsep Pendidikan MI/SD Al-Kautsar


Pendidikan dasar mempunyai peran besar bagi keberlangsungan proses
pendidikan selanjutnya dan sangat menentukan keberhasilan seseorang di
kemudian hari. Sue Bredekamp et. al (1992), mensinyalir banyak praktek-
praktek pendidikan yang salah yang dilakukan pada anak-anak usia dini (usia TK
dan MI/SD), sehingga gagal menghasilkan peserta didik  yang dapat berpikir
kritis dan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan.
Hasil studi Howard (1980) menunjukkan bahwa anak-anak yang
mendapatkan sistem pendidikan yang salah, skor kreativitasnya akan menurun
sebanyak 90% antara usia 5 sampai 7 tahun. Apabila sistem pendidikan tidak
mendukung berkembangnya kreativitas, maka penurunan ini akan berlanjut
ketika mereka mencapai usia 40 tahun, sehingga sebagian besar mereka hanya
mempunyai tingkat kreativitas kira-kira 2% dari tingkat kreativitas masa kanak-
kanak yang penuh dengan imajinasi.
·            Hasil riset otak mutakhir membenarkan pendapat tentang pentingnya
periode dini usia sebagai masa membangun fondasi manusia pecinta belajar.
Dalam bukunya “G ive Me A Child Until He Is Seven ”, Brierley (1994)
mengemukakan “ Evidence from brain studies … demonstrate the young brain's
potential, flexibility and resilience highlight the crucial the crucial importance
of the preschool and early school years. What is known lends support for more
and better opportunities for children in these vital years of life from birth to
about 8.”

1. Pendidikan Holistik Berbasis Karakter


Metode pendidikan karakter yang diterapkan yaitu melalui apersepsi
setiap pagi hari dengan cara yang patut. Pendekatan “Heartstart” yang
dikembangkan oleh MI/SD Al-Kautsar Kendari adalah dengan memberikan
pendidikan karakter secara sistematis selama 15 menit setiap pagi hari
dengan menanamkan 9 pilar karakteryakni nilai-nilai luhur universal, yaitu:
a. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya ( love Allah, trust, reverence,
loyalty ).
b. Tanggung jawab, Kedisiplinan dan Kemandirian ( responsibility,
excellence, self reliance, discipline, orderliness )
c. Kejujuran/Amanah dan Arif ( trustworthines, honesty, and tactful )
d. Hormat dan Santun ( respect, courtesy, obedience )
e. Dermawan, Suka menolong dan Gotongroyong/Kerjasama ( love,
compassion, caring, empathy, generousity, moderation, cooperation )
f. Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja keras (confidence, assertiveness
creativity, resourcefulness, courage, determination, enthusiasm)
g. Kepemimpinan dan Keadilan ( justice, fairness, mercy, leadership )
h. Baik dan Rendah Hati ( kindness, friendliness, humility, modesty )
i. Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan ( tolerance, flexibility, peacefulness,
unity )
Pilar karakter ini dilengkapi dengan K4 yaitu Kebersihan, Kerapihan,
Keamanan dan Kesehatan. Setiap tema pilar diterapkan selama 2 minggu
secara bergantian.

2. Kurikulum SD Islam Nur Fiqri 10 mei


Kurikulum yang digunakan MI/SD Islam Al-Kautsar
Kendari adalah “Kurikulum Holistik Berbasis Karakter ” yaitu kurikulum
terpadu yang “menyentuh” semua aspek kebutuhan anak. Sebuah kurikulum
yang terkait, tidak terkotak-kotak dan dapat merefleksikan dimensi,
keterampilan, dengan menampilkan tema-tema yang menarik dan
kontekstual. Bidang-bidang pengembangan yang ada di MI/SD yang
dikembangkan dalam konsep pendidikan kecakapan hidup yang terkait
dengan pendidikan personal dan sosial, pengembangan berpikir/kognitif,
pengembangan karakter dan pengembangan persepsi motorik juga dapat
teranyam dengan baik apabila materi ajarnya dirancang melalui pembelajaran
yang terpadu dan menyeluruh (Holistik).
Pembelajaran holistik terjadi apabila kurikulum dapat menampilkan
tema yang mendorong terjadinya eksplorasi atau kejadian-kejadian secara
autentik dan alamiah. Dengan munculnya tema atau kejadian yang alami ini
akan terjadi suatu proses pembelajaran yang bermakna dan materi yang
dirancang akan saling terkait dengan berbagai bidang pengembangan yang
ada dalam kurikulum.
Pembelajaran holistik berlandaskan pada pendekatan inquiry dimana
anak dilibatkan dalam merencanakan, bereksplorasi dan berbagi gagasan.
Anak-anak didorong untuk berkolaborasi bersama teman-temannya dan
belajar dengan “ cara” mereka sendiri. Anak-anak diberdayakan sebagai si
pembelajar dan mampu mengejar kebutuhan belajar mereka melalui tema-
tema yang dirancang.
Sebuah pembelajaran yang holistik hanya dapat dilakukan dengan baik
apabila pembelajaran yang akan dilakukan alami-natural-nyata-dekat
dengan diri anak, dan guru-guru yang melaksanakannya memiliki
pemahaman konsep pembelajaran terpadu dengan baik. Selain itu juga
dibutuhkan kreativitas dan bahan-bahan/sumber yang kaya serta pengalaman
guru dalam berlatih membuat model-model yang tematis juga sangat
menentukan kebermaknaan pembelajaran.
Kurikulum ini mengacu pada metode pendidikan yang berdasarkan
riset-riset terbaru telah terbukti efektif.
 Developmentally Appropriate Practices (DAP)
 Student Active Learning
 Multiple Intelligences
 Contextual Learning
 Joyful Learning
Kurikulum ini ditujukan untuk membentuk kualitas karakter yang
mencirikan seorang pembelajar sejati ( lifelong learner ), yaitu:
 Selalu ingin tahu dan bertanya ( inquirer )
 Berpikir kritis dan kreatif ( critical and creative thinkers )
 Berpengetahuan luas ( knowledgeable )
 Komunikator yang efektif ( effective communicator )
 Berani mengambil resiko ( risk taker )
Kompetensi Inti dan kompetensi dasar masing-masing mata
pelajaran, terlampir.

3. Sentra-Sentra
Sentra merupakan pusat kegiatan yang dilengkapi dengan berbagai
perlengkapan untuk mendukung kegiatan-kegiatan di dalamnya. Sentra
digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, juga disediakan
waktu untuk kegiatan sentra bebas dimana setiap anak dapat memilih sentra
yang akan digunakannya, misalnya;
o Sentra Membaca ( Reading Corner )
o Sentra Rancang Bangun ( Blocks Corner )
o Sentra Ibadah ( Praying Corner )
o Sentra Seni ( Art Corner )
o Sentra Matematika ( Math Corner )
o Sentra Ternak dan Kebun
o Sentra Imajinasi
4. Evaluasi Belajar
Evaluasi hasil belajar peserta didik  dilakukan dengan memadukan
berbagai macam system. Evaluasi dilakukan bukan hanya untuk mengukur
hasil akhir belajar, namun juga menilai proses belajar yang terjadi serta
monitoring perkembangan karakter. Evaluasi terutama ditujukan untuk
perencanaan kegiatan belajar berikutnya dan memantau perkembangan
kompetensi dan karakter yang dimiliki anak. Adapun perangkat-perangkat
dari sistem ini adalah:
 Tugas mandiri Tulis / Evaluasi kegiatan belajar harian
 Tugas mandiri Lesan / Evaluasi kegiatan belajar harian
 project
 Performance
 Kumpulan hasil karya anak
Setiap anak memiliki buku khusus Agenda yang berfungsi untuk
mencatat semua pengalaman belajar anak, baik yang dilakukan di sekolah
maupun di luar sekolah. Catatan dilakukan sendiri oleh anak sebagai refleksi
pribadi dari proses belajar yang dilakukannya. Catatan atau komentar dapat
juga diberikan oleh guru ataupun orang tua.
Buku Agenda ini khusus merupakan catatan proses belajar anak, dan
bukan catatan tentang perilaku khusus anak atau permasalahan yang sedang
dihadapinya. Jika ada hal-hal khusus yang ingin dibicarakan oleh orang tua
dan guru, maka dapat dilakukan melalui surat tertutup atau pembicaraan
pribadi di luar jam sekolah.

D. KEUNGGULAN MI/SD ISLAM AL-KAUTSAR


1. Setiap 1 guru menangani 8 peserta didik  maksimal 15 peserta didik.
2. Penerapan pendidikan karakter setiap hari secara terintegrasi dalam
setiap kegiatan.
3. Menggunakan metode pembelajaran peserta didik  aktif (student active
learning).
4. Pembelajaran bersifat tematis (integrated learning).
5. Pembelajaran disertai dengan praktek langsung atau kunjungan (fieldtrip)
yang terkait dengan tema pembelajaran.
6. Mengaplikasikan metode project-based learning (dalam setiap tema,
peserta didik  diberikan project yang mendorong untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang dimiliki).
7. Sistem evaluasi menggunakan sistem portofolio yang menilai seluruh
aspek belajar peserta didik.
E. PEMBIAYAAN
Pembiayaan meliputi jenis, sumber, dan pemanfaatan, serta pengawasan
dan pertanggung jawaban dalam penyelenggaraan dan pengembangan lembaga
sekolah yang dikelola secara baik dan transparan. Pembiayaan dalam lembaga
madrasah/sekolah mencakup:
1. Dana dari orang tua peserta didik
2. Dana dari masyarakat, stake holder dan NGO (Non Goverment
Organization) yang tidak mengikat.
3. Dana dari pemerintah.
4. Dana dari kegiatan wirausaha sekolah.

F. KEMITRAAN
Untuk mempercepat basisi keunggulannya, MI/SD Islam Al-Kautsar
Kendari akan membangun kemitraan dengan beberapa sekolah ternama di dalam
dan luar negeri, yaitu;
1. Primary Islamic School Sri ABIM Malaysia
2. SMI SD Islam Al-Irsyad Internasional Islamic School Bandung.
3. SD Madina Islamic School Jakarta.
4. SD Islam Al-Ya’lu Malang.

Draft akademik MI/SD Islam Al-Kautsar Kendari ini dibuat untuk menjadi
acuan bagi penyelenggara dan pelaksana dalam mencapai basis keunggulannnya.

Kendari, 15 Mei 2020


Ketua Yayasan Al-Kautsar Kendari

KH. JAKRI NAPU, SE, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai