Anda di halaman 1dari 2

Pendiri MUI Muhammadiyah, NU, Syarikat Islam, Perti.

Al-Washliyah,
Math’laul Anwar, GUPPI, PTDI, DMI dan Al Ittihadiyyah. Binroh dan
perwakilan ulama dari 26 Provinsi
 MUI harus meneguhkan jati dirinya sebagai
"organisasi ulama waratsatul anbiya" yang memiliki tanggung jawab
mengawal perjalanan umat Islam dan bangsa menuju baldatun
thayyibatun warabbun ghafur. Untuk itu, MUI selain memberi
nasehat juga memproduk fatwa mengenai masalah keagamaan
(diminta atau tidak diminta)
1. Fatwa 14/2020 “Ibadah Masa Pandemi
2. Fatwa 18/2020 “Pengurusan Jenazah Covid”
3. Fatwa 31/2020 “Salat Jumat dan Jamaah untuk Mencegah Covid”
Fatwa 2/2021, “Vaksin Sinavac halal dan suci”
4. Fatwa 13/2021 “Hukum Vaksinasi saat berpuasa”
5. Fatwa kontroversial BPJS tahun 2015 “BPJS tidak sesuai dengan
prinsip fikh”
6. Fatwa haram golput, memilih pemimpin wanita, memilih
pemimpin non muslim
7. Paling alot fatwa rokok haram karena ada 2 kubu besar yaitu ahlu
hisab dan ahlu ru’yah
 Jadi pengurus MUI harus memiliki kedalaman ilmu pengetahuan dan
kesolehan spiritual agar menjadi rujukan masyaralat (memproduk
fatwa)
 MUI perlu memberikan perhatian khusus pada program kaderisasi
ulama, baik melalui PKU maupun nyantri kepada ulama terkemuka
(mulazamah)
 MUI perlu mengawal pengajaran pendidikan Islam yang ideal dari
tingkat dasar sampai perguruan tinggi untuk menentukan konsep
pembentukan insan-insan Muslim yang ideal ke masa depan
(Yayasan Majelis Ulama Sulawesi Tenggara)
 Mengawal media massa baik cetak maupun online agar konten
beritanya berkualitas, tidak sekedar tontonan tapi juga menjadi
tuntunan
Pengurus MUI masa khidmat 2021-2026 ini dari semua ormas pendiri
dan multi profesi sehingga pasti sangat dinamis ke depannya. Soal dana
tidak perlu ragu karena uang MUI ada dimana-mana. Tinggal seni
mengambilnya saja.

Anda mungkin juga menyukai