Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH KOPERASI INDONESIA

Sejarah koperasi di Indonesia dibagi menjadi 3 periode, yakni :


1. Koperasi Zaman Kolonial Belanda
Di zaman ini pembentukan koperasi diawali dari keinginan Raden Aria Wiriaatmaja, Patih
Purwokerto (1896) untuk mendirikan Hulp Spaarbank yang berarti bank simpanan. Pendirian
ini tidak terlepas dari peran salah satu pejabat tinggi Belanda yang bernama E. Sieburgh .
Namun pada awal pendiriannya bank itu hanya ditujukkan untuk kaum Priyayi dan Pegawai
Pemerintahan yang digunakan untuk membentengi mereka dari Lintah Darat (renternir) yang
banyak menyulitkan dan meresahkan. Setelah sistem ini dibentuk dan membuahkan hasil
pada akhirnya tujuan pendirian bank simpanan ini semakin diperlebar agar bisa menyentuh
kehidupan rakyat pribumi yang memang todak memiliki banyak pembela dalam bidang
ekonomi.
Perkembangan koperasi berikutnya yakni usaha Budi Utomo dengan mendirikan Koperasi
Rumah Tangga pada tahun 1908. Namun karena kurangnya kesadaran dari pihak yang terkait
atau masyarakat maka koperasi tidak bertahan lama. Usaha serupa juga dilakukan oleh
Organisasi Serikat Islam, meski harus bernasib sama dengan milik organisasi milik Budi
Utomo. Menyikapi atas keadaan banyaknya pembentukkan koperasi yang tidak bertahan
lama, maka pada tahun 1920 dibentuklah Cooperative Commissie (Komisi Koperasi) yang
diketuai oleh Prof. Dr. H. Boeke yang bertujuan untuk memasyarakatkan program koperasi.

2. Koperasi Zaman Penjajahan Jepang


Berbeda dengan masa kolonial Belanda, perkembangan koperasi di zaman Jepang memang
jauh dari kata maksimal. Legalitas pendirian koperasi di masa itu harus datang dari
pemerintahan yang diwakili oleh seorang Suchokan atau Residen. Hal ini membuat koperasi
tidak bisa berkembang karena Jepang menghapus seluruh peraturan yang selama ini
diberlakukan oleh pemerintah Belanda.
Sebagai alternatif maka Jepang mendirikan Kumiai atau koperasi ala Jepang. Tugas Kumiai
adalah sebagai alat kebutuhan rakyat, namun kenyataanya malah sebaliknya Jepang
menjadikan Kumiai sebagai penyedot potensi rakyat. Ini membuat atensi koperasi dikalangan
rakyat menurun dan membuat masa-masa berikutnya sebagai masa sulit bagi koperasi.
Di zaman Jepang juga muncul istilah-istilah lain, yaitu :
a. Shomin Kumiai Chuo Jimusho (Kantor Pusat Jawatan Koperasi)
b. Shomin Kumiai Syodansyo (Kantor Daerah Jawatan Koperasi)
c. Jumin Keizikyoku (Kantor Perekonomian Rakyat)

3. Perkembangan Koperasi Setelah Kemerdekaan


Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 membawa dampak positif disegala
bidang kehidupan bangsa Indonesia, termasuk kehidupan perkoperasian. Bahkan sejak
diberlakukannya Undang-Undang Dasar Negara yang dikenal dengan nama UUD 1945 pada
tanggal 18 Agustus 1945, maka peranan perkoperasian di Indonesia sangatlah diutamakan.
Peranan koperasi ini di tuangkan secara jelas didalam pasal 33 UUD 1945 yang pada
dasarnya, menetapkan koperasi sebagai soko guru Republik Indonesia. Oleh karena itu, pada
bulan Desember 1946 Pemerintah Republik Indonesia melakukan reorganisasi terhadap
Jawatan Koperasi dan Perdagangan. Jawatan yang disebut pertama bertugas mengurus dan
menangani pembinaan gerakan koperasi dan jawatan yang terakhir bertugas menangani
persoalan perdagangan.
Kongres Koperasi pertama, terlaksana pada tanggal 11-14 Juli 1947 di tasikmalaya, Jawa
Barat. Dan menghasilkan keputusan antara lain :
a. Terwujudnya kesepakatan untuk mendirikan SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Rakyat
Indonesia)
b. Ditetapkannya asas koperasi yaitu : Berdasarkan atas kekeluargaan dan gotong royong
c. Ditetapkannya tanggal 12 Juli sebagai “Hari Koperasi Indonesia”
d. Diperluasnya pengertian dan pendidikan dan tentang perkoperasian
Dan setelah berlangsungnya kongres koperasi pertama, perkembangan koperasi di Indonesia
berkembang dengan sangat pesat sampai sekarang. Bahkan koperasi dijadikan sebagai alat
untuk membantu dalam perkembangan Perekonomian di Indonesia

PENGERTIAN KOPERASI
Pengertian koperasi adalah organisasi ekonomi yang dimiliki dan dioperasionalkan oleh
sekelompok orang dengan tujuan adanya pencapaian kepentingan bersama. Koperasi
dioperasionalkan dengan berdasarkan pada sebuah kegiatan yang dilandaskan pada prinsip
gerakan ekonomi rakyat dengan asas kekeluargaan.
Koperasi adalah sebuah badan usaha yang memiliki anggota dan setiap anggotanya akan
mengemban tugas serta tanggung jawab dengan berpatokan pada prinsip koperasi dan
didasarkan pada ekonomi kerakyatan sebagaimana asas kekeluargaan yang tercantum dalam
Undang undang Nomor 25 tahun 1992 tentang koperasi.

KONSEP KOPERASI
Ada beberapa konsep keperasi, konsep koperasi terdiri dari 3 konsep yaitu:
1. Konsep koperasi barat
2. Konsep koperasi sosialis
3. Konsep koperasi Negara berkembang
1.Konsep koperasi Negara barat
Konsep koperasi Negara barat adalah konsep yang menjelaskan bahwa koperasi adalah
organisasi atau kelompok swasta yang didirikan atau dibentuk oleh orang-orang dengan
sukarela yang mempunyai tujuan dan latar belakang yang sama untuk mensejahterakan dan
menciptakan keuntungan bagi anggota-anggotanya maupun perusahaan koperasi. Disini
keinginan individu dapat dipuaskan dengan saling bekerjasama antar anggotanya, dengan
saling membantu dan saling menguntungkan. Setiap individu dengan tujuan yang sama dapat
berpartisipasi untuk mendapatkan keuntungan dan menanggung resiko bersama. Hasil dari
kerjasama tersebut berupa surplus akan dibagikan secara merata kepada setiap anggotanya
dengan menggunakan metode yang telah disepakati sebelumnya. Hasil keuntungan yang
belum didistribusikan kepada anggotanya akan dimasukan sebagai cadangan koperasi.
2.Konsep koperasi sosialis
Konsep koperasi sosialis adalah konsep yang menjelaskan bahwa koperasi direncanakan dan
dikendalikan oleh pemerintah serta dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk
menunjang perencanaan nasional. Dan menurut konsep ini koperasi tidak berdiri sendiri,
tetapi merupakan subsistem dari sistemsosialisme untuk mencapai tujuan-tujuan
sistemsosialis-komunis.
3.Konsep koperasi Negara berkembang
Konsep koperasi Negara berkembang adalah konsep yagn menjelaskan bahwa koperasi sudah
berkembang dari ciri tersendiri, yaitu campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan
pengembangannya. Berbeda dengan konsep koperasi sosialis, pada konsep koperasi sosisalis
disana tujuan koperasi untuk merasionalkan faktor produksi dari sifat kepemiikan pribadi
menjadi kepemilikan kolektif, sedangkan konsep koperasi Negara berkembang tujuannya
adalah meningkatakan kondisi sosial ekonomi .

LAMBANG KOPERASI
1. Roda Bergigi: menggambarkan upaya keras yang ditempuh secara terus-menerus.
Hanya orang yang bekerja keras yang bisa menjadi calon Anggota koperasi dengan
memenuhi beberapa persyaratan-persyaratan koperasi.
2. Rantai (di sebelah kiri) : melambangkan ikatan persatuan yang kokoh. Bahwa
Anggota Koperasi adalah Pemilik Koperasi tersebut
3. Kapas dan Padi (di sebelah kanan) : menggambarkan kemakmuran anggota koperasi
secara khusus dan merakyat secara umum yang diusahakan oleh koperasi tersebut.
4. Timbangan: yaitu keadilan sosial sebagai salah satunya dasar dari koperasi. Biasanya
akan menjadi simbol hokum
5. Bintang dalam perisai: Yang dimaksud merupakan landasan ideal dari koperasi
tersendiri. Bahwa Anggota Koperasi yang baik adalah yang mempercantik nilai-nilai
keyakinan dan kepercayaan, yang mendengarkan suara hatinya.
6. Pohon beringin: Timbangan dan Bintang dalam Perisai menjadi nilai hidup yang
harus dijunjung tinggi.
7. Koperasi Indonesia: menandakan bahwa Koperasi yang dimaksudkan merupakan
koperasi dari Rakyat Indonesia.
8. Warna merah dan putih: bacground menggambarkan sifat-sifat nasionalisme Negara
Kerakyatan Republik Indonesia sendiri

CIRI-CIRI KOPERASI
Berikut ini merupakan beberapa ciri-ciri koperasi beserta penjelasan lengkapnya meliputi
sifat keanggotaan, kekuasaan tertinggi serta asas koperasi.
1. Keanggotaan bersifat sukarela
Ciri-ciri koperasi yang paling utama adalah sifat keanggotaan koperasi yang bersifat
sukarela. Artinya keanggotaan koperasi tidak boleh dipaksa dan sukarela. Tiap anggota
juga boleh mengundurkan diri kapanpun sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah
disepakati.
2. Kekuasaan tertinggi ada pada rapat anggota
Karakteristik koperasi yang berikutnya adalah rapat anggota merupakan kekuasaan
tertinggi yang ada dalam struktur koperasi. Rapat anggota biasanya dilaksanakan sekali
tiap tahunnya dan menjadi kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
3. Berasas kekeluargaan
Ciri koperasi lain bisa dilihat dari asasnya. Asas koperasi adalah asas kekeluargaan. Hal
ini tertuang pada Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 2 dimana koperasi
berlandaskan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 serta berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
4. Bersifat non-kapitalis
Koperasi bersifat non-kapitalis, menjadi salah satu ciri utama koperasi. Artinya
pembagian sisa hasil usaha (SHU) tidak didasarkan dari besarnya modal yang ditanamkan
oleh anggota tetapi berdasarkan jasa yang diberikan anggota kepada pihak koperasi.
5. Berdasar prinsip swadaya, swakerta dan swasembada
Koperasi juga menerapkan prinsip swadaya, swakerta dan swasembada. Maksudnya
adalah koperasi berdasarkan pada prinsip usaha sendiri (swadaya), prinsip buatan sendiri
(swakerta) dan prinsip kemampuan sendiri (swasembada).

UNSUR-UNSUR DALAM KOPERASI


Berikut ini beberapa unsur-unsur yang ada di dalam koperasi antara lain sebagai berikut:
1. Koperasi merupakan elemen bisnis.
2. Koperasi dapat dibangun oleh sebuah individu dan badan koperasi yang salah satu
anggota koperasi yang terlibat di dalamnya.
3. Bermanfaat diawasi dalam terang standar koperasi.
4. Bermanfaat diawasi dalam terang standar hubungan keluarga.

FUNGSI DAN PERAN KOPERASI


Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi dan peran koperasi
di Indonesia seperti berikut ini.
1) Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosial.
Potensi dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada umumnya relatif kecil. Melalui
koperasi, potensi dan kemampuan ekonomi yang kecil itu dihimpun sebagai satu kesatuan,
sehingga dapat membentuk kekuatan yang lebih besar.Dengan demikian koperasi akan
memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial
masyarakat pada umumnya dan anggota koperasi pada khususnya.
2) Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat
Selain diharapkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya,
koperasi juga diharapkan dapat memenuhi fungsinya sebagai wadah kerja sama ekonomi
yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat pada
umumnya.Peningkatan kualitas kehidupan hanya bisa dicapai koperasi jika ia dapat
mengembangkan kemampuannya dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi anggota-anggotanya serta masyarakat disekitarnya.
3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional
Koperasi adalah satu-satunya bentuk perusahaan yang dikelola secara demokratis.
Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi diharapkan dapat memainkan peranannya dalam
menggalang dan memperkokoh perekonomian rakyat.Oleh karena itu koperasi harus berusaha
sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien.Sebab hanya dengan cara
itulah koperasi dapat menjadikan perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional.
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi
Sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia, koperasi
mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan perekonomian nasional bersama-sama
dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya.Namun koperasi mempunyai sifat-sifat khusus yang
berbeda dari sifat bentuk perusahaan lainnya, maka koperasi menempati kedudukan yang
sangat penting dalam sistem perekonomian Indonesia.Dengan demikian koperasi harus
mempunyai kesungguhan untuk memiliki usaha yang sehat dan tangguh, sehingga dengan
cara tersebut koperasi dapat mengemban amanat dengan baik.

PRINSIP KOPERASI

Prinsip-Prinsip Koperasi :

1. Keangotaan bersifat sukarela dan terbuka.


Maksudnya setiap keanggotaan / anggota secara sukarela memberikan modalnya sendiri-
sendiri untuk di gabungkan sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
kenggotaan bersifat terbuka maksudnya terbuka untuk siapa saja yang mau menjadi anggota
koperasi tersebut

2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.

Karena setiap kenggotaan koperasi bebas berpendapat, tetapi yang dimaksud bebas
berpendapat harus memakai aturan yang jelas berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan
ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan demi mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.

3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota.

Maksudnya setiap hasil usaha (SHU) adalah jasa darj masing-masing anggota dan modal dari
masing-masing anggota ,jadi pembagian SHU setiap anggota harus dibayar secara tunai
karena disini setiap anggota adalah investor atas jasa modal,selain investor anggota koperasi
adalah pemilik jasa sebagai pemakai /pelangan. SHU juga merupakan hak dari setiap anggota
koperasi.

4.Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

Pembelian balas jasa di dalam anggota koperasi terbatas oleh besarnya modal yang tersedia.
Apabila modal sedikit pembelian balas jasanya juga sedikit dan begitu juga sebaliknya, jadi
dilihat dari besar-kecilnya modal anggota itu sendiri.

5. Kemandirian.

Maksudnya setiap anggota mempunyai peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing atas
setiap usaha itu sendiri, selain itu anggota koperasi di tuntut berperan secara aktif dalam
upaya mempertingi kualitas dan bisa mengelola koperasi dan usaha itu sendiri.

6. Pendidikan perkoperasiaan

Maksudnya pendidikan perkoperasiaan memberikan bekal kemampuan bekerja setelah


mereka terjun dalam masyarakat karena manusia disamping sebagai makhluk sosial juga
sebagai makhluk individu, dan melalui usaha-usaha pendidikan perkoperasian dan partisipasi
anggota sangat di hargain dan dianjurkan dalam berkehidupan koperasi, selain itu juga
melalui pendidikan perkoperasiaan setiap orang dapat memenuhi kebutuhannya masing-
masing.

7. Kerjasama antar koperasi.

Maksudnya adanya hubungan kerjasama antar koperasi satu dengan koperasi lainnya untuk
mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
dan dengan adanya kerjasama antar koperasi dapat mewujudkan kesejahteraan koperasi
tersebut.
TUJUAN KOPERASI

Tujuan koperasi tidak hanya untuk mencari keuntungan bagi pengurus koperasi semata.
Tujuan utama dari koperasi senantiasa menitikberatkan pada kepentingan anggotanya,
diantaranya adalah :

1. Untuk produsen
Tujuannya adalah untuk menimbulkan suatu keinginan untuk menawarkan barang dan
jasa dengan harga yang relatif tinggi.

2. Untuk konsumen
Tujuannya adalah untuk menimbulkan suatu keinginan untuk memperoleh barang
berkualitas baik dengan harga yang lebih murah.

3. Untuk Usaha Kecil


tujuan koperasi adalah untuk menimbulkan keinginan untuk memperoleh modal usaha
yang ringan dengan mengadakan suatu bentuk usaha bersama.

Berdasarkan Pasal 3 Undang-undang Nomor 1992 tentang Koperasi, tujuan koperasi


adalah :

1. Memajukan kesejahteraan anggota koperasi pada khususnya dan juga masyarakat


pada umumnya.
2. Turut serta dalam membangun tataran perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan tujuan nasional Indonesia yang dilandaskan pada Pancasila dan Undang
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

LANDASAN KOPERASI

1. Landasan Idiil Pancasila


Sebagai sarana untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, koperasi tidak lepas dari
landasan-landasan hukum. Sebagai landasan berpijaknya koperasi Indonesia adalah
Pancasila. Sesuai dengan jiwa kepribadian bangsa, koperasi Indonesia harus menyadari
bahwa dalam dirinya terdapat kepribadian sebagai pencerminan kehidupan yang dipengaruhi
oleh keadaan, tempat, lingkungan waktu, dengan suatu ciri khas adanya unsur ke-Tuhanan
Yang Maha Esa, kegotong royongan dalam arti bekerja sama, saling bantu membantu,
kekeluargaan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
2. Landasan Struktural UUD 1945
Undang-undang Dasar 1945 menempatkan Koperasi pada kedudukan sebagai Soko Guru
perekonomian nasional. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 ditegaskan
kembali bahwa hakikat pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya. Hal ini sangat sesuai dengan satu fungsi dan peran koperasi, yaitu mempertinggi
kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Landasan mental setia kawan dan kesadaran pribadi


Koperasi merupakan organisasi yang paling banyak melibatkan peran serta rakyat. Oleh
karena itu, koprasi sebagi gerakan ekonomi rakyat perlu lebih banyak diikutsertakan dalam
upaya pembangunan, untuk mewujudkan pembangunan yang lebih merata, tumbuh dari
bawah, berakar di masyarakat dan mendapat dukungan luas dari rakyat.

4. Landasan operasional Pasal 33 UUD 1945, UU Koperasi No. 12 1967, UU Koperasi No.
25 1992
Dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian
Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasannya
antara lain dinyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan
kemakmuran perorangan, dan bentuk perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koprasi.
Sejak tanggal 21 Oktober 1992, dasar hukum Koperasi Indonesia yang semula UU Nomor 12
Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian, Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor
23, dan Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 2832 berubah menjadi UU
Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. UU ini disahkan oleh Presiden RI Soeharto,
dan diumumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 116.

BENTUK-BENTUK KOPERASI
Bentuk-bentuk koperasi adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan dari tingkatannya, bentuk koperasi terdiri dari koperasi primer dan koperasi
sekunder.
 Koperasi primer adalah koperasi yang pendiriannya oleh perseorangan atau kelompok.
 Koperasi sekunder adalah koperasi didirikan oleh badan hukum koperasi. 
2. Berdasarkan Jenis Usahanya, bentuk koperasi adalah sebagai berikut :
 Koperasi Konsumen adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan
pada bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan nonanggota. 
 Koperasi Produsen adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan
pada bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang menghasilkan anggota
kepada anggota dan non anggota. 
 Koperasi Jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha bagi pelayanan
jasa nonsimpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan nonanggota. 
 Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam yang
hanya melayani anggota yang meliputi kegiatan seperti menghimpun dana anggota, memberikan
pinjaman kepada anggota, dan menempatkan dana pada koperasi simpan pinjam sekundernya. 

Ketentuan penjenisan koperasi sesuai UU No. 12/1967.


“Penjenisan koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu
golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas atau kepentingan
ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanya. Untuk maksud efisiensi
dan ketertiban, guna kepentingan dan perkembangan Koperasi Indonesia, di tiap daerah
kerja hanya terdapat satu Koperasi yang sejenis dan setingkat.”

Sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan, koperasi
memiliki tujuan untuk kepentingan anggotanya antara lain meningkatkan kesejahteraan,
menyediakan kebutuhan, membantu modal, dan mengembangkan usaha. Sebagaimana yang
dijelaskan dalam UU Nomor 25/1992 tentang Perkoperasian, bahwa “Koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan
kegiatannya berdasar prinsip koperasi, sehingga sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.”

Bentuk - Bentuk Koperasi.

     Sebagaimana dalam pasal 15 UU No. 12 Tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan
bahwa “koperasi dapat berbentuk koperasi primer atau koperasi sekunder.” Dalam penjelasan
pasal 15 UU No. 12 Tahun 1992 disebutkan bahwa “pengertian koperasi sekunder meliputi
semua koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer dan atau koperasi
sekunder, berdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi, baik koperasi sejenis
maupun berbeda jenis atau tingkatan. Koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya
tiga koperasi yang berbadan hukum baik primer maupun sekunder.Koperasi sekunder
didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan mengembangkan
kemampuan koperasi primer dalam menjalankan peran dan fungsinya.”
Dalam pasal 24 ayat 4 UU No. 25 Tahun 1992 disebutkan bahwa “hak suara dalam koperasi
sekunder dapat diatur dalam anggaran dasar dengan mempertimbangkan jumlah anggota dan
jasa usaha koperasi anggota secara seimbang.”

Bentuk Koperasi menurut PP No.60 tahun 1959.

Dalam PP No.60 tahun 1959 (pasal 13 bab IV) dikatakan bahwa “bentuk kopeasi ialah
tingkat-tingkat koperasi yang didasarkan pada cara-cara pemusatan, penggabungan dan
perindukannya.”
Dari ketentuan tersebut,maka didapat 4 bentuk koperasi,yaitu:
Primer.
Koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan.Biasanya terdapat
di tiap desa ditumbuhkan koperasi primer.
Pusat.
Koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer di tiap daerah Tingkat II
(Kabupaten) ditumbuhkan pusat koperasi.
Gabungan
Koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat di tiap daerah Tingkat I (Propinsi)
ditumbuhkan Gabungan Koperasi.
Induk
koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi, di Ibu Kota
ditumbuhkan Induk Koperasi.
Keberadaan dari koperasi-koperasi tersebut dijelaskan dalam pasal 18 dari PP 60/59, yang
mengatakan bahwa:
·         Di tiap-tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa
·         Di tiap-tiap daerah Tingkat II ditumbuhkan Pusat Koperasi
·         Di tiap-tiap daerah Tingkat I ditumbuhkan Gabungan Koperasi
·         Di IbuKota ditumbuhkan Induk koperasi

Bentuk koperasi menurut UU :


Undang-undang No.12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok perkoperasian masih
mengaitkan bentuk-bentuk koperasi itu dengan wilayah administrasi pemerintahan (pasal 16)
tetapi tidak secara ekspresif mengatakan bahwa koperasi pusat harus berada di IbuKota
Kabupaten dan Koperasi Gabungan harus berada ditingkat Propinsi.

Pasal 16 butir (1) Undang undang No.12/1967 hanya mengatakan : “daerah kerja
koperasi Indonesia pada dasarnya, didasarkan pada kesatuan wilayah administrasi
Pemerintahan dengan memperhatikan kepentingan ekonomi.”

CARA MENDIRIKAN KOPERASI

Syarat dan Tata Cara Pendirian Sebuah Koperasi


Tata cara pendirian koperasi diatur dalam Pasal 12 Permen Koperasi dan UKM No. 9/2018
tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian.

 Pendirian koperasi dilakukan dengan mengadakan rapat pendirian yang dihadiri para
pendiri dan dihadiri oleh pejabat (Kementerian Koperasi dan UKM dan/atau Dinas
Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota sesuai wilayah keanggotaannya) untuk melakukan
penyuluhan terkait koperasi.

Untuk koperasi primer dihadiri oleh 20 orang bagi pendirian koperasi primer dan untuk
koperasi sekunder dihadiri paling sedikit tiga koperasi yang diwakili oleh pengurus atau
anggotanya.
Rapat pendirian tersebut, membahas materi rancangan anggaran dasar. Adapun isi dari
anggaran dasar dalam akta pendirian koperasi, yaitu:

 Daftar nama pendiri;


 Nama dan tempat kedudukan;
 Maksud dan tujuan serta bidang usaha;
 Ketentuan mengenai keanggotaan;
 Ketentuan mengenai Rapat Anggota;
 Ketentuan mengenai pengelolaan;
 Ketentuan mengenai permodalan;
 Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya;
 Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha;
 Ketentuan mengenai sanksi.

Setiap koperasi, wajib mencantumkan jenis koperasi pada anggaran dasar.


2. Setelah rapat pendirian selesai maka Notaris Pembuat Akta Koperasi (NPAK) dapat
membuat akta pendirian koperasi.
3. Setelah dibuat akta pendirian koperasi maka para pendiri atau kuasa pendiri dapat
mengajukan akta pendirian koperasi kepada Menteri dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
setelah koperasi mendapat persetujuan nama koperasi dari sistem administrasi layanan badan
hukum koperasi (Sisminbhkop).
Apabila dalam jangka waktu tersebut koperasi tidak mengajukan akta pendirian koperasi,
maka persetujuan nama koperasi melalui Sisminbhkop kadaluarsa.
Dalam mengajukan akta pendirian koperasi tersebut, para pendiri harus menentukan apakah
bentuk koperasi berupa koperasi primer atau koperasi sekunder, karena cara pendirian
koperasi primer berbeda dengan koperasi sekunder.
Syarat koperasi primer, para pendiri koperasi mengajukan permintaan pengesahan akta
pendirian koperasi secara tertulis dan/atau secara elektronik kepada Menteri dengan
melampirkan:

 Dua rangkap akta pendirian koperasi, satu di antaranya bermaterai cukup;


 Berita acara rapat pendirian koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan
permohonan pengesahan apabila ada;
 Surat bukti penyetoran modal, paling sedikit sebesar simpanan pokok; dan
 Rencana awal kegiatan usaha koperasi.

Syarat koperasi sekunder, hal yang harus dilakukan untuk mendirikan koperasi sama seperti
koperasi primer namun terdapat tambahan dokumen berupa:

 Hasil berita acara rapat pendirian dan surat kuasa koperasi primer dan/atau koperasi
sekunder untuk pendirian koperasi sekunder;
 Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer dan/atau sekunder calon
anggota koperasi sekunder; dan
 Koperasi primer dan/atau sekunder calon anggota melampirkan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) aktif.

Khusus untuk Koperasi Simpan Pinjaman juga terdapat dokumen tambahan yang dapat
dilihat pada Pasal 10 ayat (5) Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No. 9 tahun 2018
tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian.
Setelah pendiri atau kuasa pendiri mengajukan akta pendirian koperasi kepada Menteri maka
Menteri dapat melakukan penilaian terkait anggaran dasar serta persyaratan administrasi
lainnya. Apabila diterima Menteri akan menerbitkan Surat Keputusan (SK) namun apabila
ditolak menteri akan menerbitkan keputusan penolakan.
Dalam hal ini, yang berhak menerbitkan SK dan keputusan terkait penolakan adalah Menteri
Koperasi dan UKM.

KELEBIHAN dan KEKURANGAN KOPERASI


Kelebihan Koperasi :
Dibawah ini merupakan kelebihan-kelebihan dari koperasi adalah sebagai berikut :
 Mengutamakan kepentingan anggota
Dalam koperasi lebih mementingkan kepentingan anggota dibandingkan dengan individu.
Karena tanpa adanya anggota, koperasi tidak akan berjalan dengan baik.

 Anggota koperasi berperan sebagai produsen dan konsumen


Anggota dalam koperasi harus berperan secara ganda agar koperasi berjalan dengan baik dan
lancar. Anggota harus rajin melakukan peminjaman kepada koperasi dan harus aktif dalam
penyimpanan dana koperasi.

 Dasar sukarela dan terbuka


Maksudnya adalah orang yang masuk menjadi anggota koperasi atau terhimpun dalam
anggota koperasi atas dasar sukarela atau keinginannya sendiri untuk memperbaiki taraf
hidupnya bukan paksaan dari orang lain. Dan koperasi juga terbuka bagi siapa saja yang ingin
bergabung dengan koperasi.

 Prinsip pengelolaan dalam koperasi bertujuan untuk menumpuk laba guna


kepentingan anggota
Maksudnya yaitu sisa hasil usaha atau laba yang dihasilkan oleh koperasi akan dibagikan
kepada anggota-anggotanya. Misalnya koperasi pertanian mendirikan usaha penggilingan
padi.

 Badan usaha yang sesuai dengan sikap bangsa Indonesia


Orang Indonesia memiliki sikap kekeluargaan serta gotong royong antar anggota masyarakat.
Maka dari itu koperasi sangat cocok diterapkan di Indonesia.

 Pelaksana demokrasi ekonomi pada masyarakat yang memiliki pendapatan atau


penghasilan yang rendah
Koperasi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, dengan itu maka

koperasi sangat cocok bagi masyarakat yang memiliki penghasilan rendah.

 Setiap anggota memiliki hak suara yang sama


Setiap anggota koperasi memiliki hak suara yang sama dan tidak adanya diskriminasi sesuai
dengan besarnya modal yag dimiliki.

 Memiliki kemudahan dalam mendapatkan modal usaha


Dalam koperasi, modal didapatkan dari anggota-anggotanya sehingga sangat mudah untuk
mendapatkan laba tersebut.

 Besarnya simpanan wajib dan simpanan pokok tidak memberatkan anggota


Besarnya simpanan wajib dan pokok tidak memberatkan anggotanya, karena sesuai dengan
kemampuan anggota-anggotanya.

 Meingkatkan kesejahteraan anggota bukan untuk mencari keuntungan


Koperasi memiliki tujuan untuk mensejahterakan anggota-anggotanya sehingga tidak ada
maksud dari koperasi tersebut untuk memperoleh keuntungan dari anggotanya.

Kekurangan Koperasi :
 Rendahnya kesadaran berkoperasi pada anggota
Tidak semua anggota memiliki kesadaran yang penuh dalam melakukan kegiatan koperasi.
Misalnya seperti tidak menyetorkan iuran wajib dan tidak menjalankan kewajiban dan
haknya dalam melakukan kegiatan koperasi tersebut.

 Memiliki daya saing yang lemah


Jika koperasi dibandingkan dengan badan usaha besar lainnya, maka koperasi jauh lebih kecil
dibandingkan badan usaha tersebut.

 Terbatasnya modal dan sulit untuk mendapatkan modal


Koperasi yang baru berdiri maka memiliki modal yang terbatas dan sulit untuk mendapatkan
modal yang banyak.

 Kurangnya kemampuan tenaga profesional dalam pengelolaan koperasi


Sumber daya manusia yang tersedia terkadang kurang memiliki keahlian sehingga
mengakibatkan kurangnya kerja sama antar pengurus, pengelola, pengawas, dan anggotanya.
Kurangnya kemampuan dalam pengurusan juga dapat memperlambat dalam majunya
koperasi tersebut.

 Konflik kepentingan
Setiap anggota koperasi pasti memiliki kepentingannya masing-masing sehingga terkadang
akan menimbulkan konflik antar anggota koperasi.

BAB III

Laporan Keuangan Koperasi

A. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Bentuk dan format laporan keuangan koperasi telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 27 tentang Akuntansi Perkoperasian
(Revisi 1998), sebagai berikut :

1. Neraca

Neraca adalah ringkasan laporan keuangan yang artinya laporan keuangan disusun secara garis
besarnya dan tidak mendetail. Kemudian, neraca juga menunjukkan posisi keuangan baik berupa
aktiva (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) pada periode tertentu. Di dalam
neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada pada neraca. Secara
lengkap, informasi yang disajikan dalam neraca meliputi :

· Jenis-jenis aktiva atau harta yang dimiliki

· Jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva


· Jenis-jenis kewajiban atau hutang

· Jenis rupiah masing-masing jenis kewajiban atau utang

· Jenis-jenis modal

· Jenis rupiah masing-masing jenis modal

2. Perhitungan Hasil Usaha

Laporan perhitungan hasil usaha atau laporan sisa hasil usaha (SHU) memuat hasil usaha dengan
anggota dan laba/rugi kotor dengan non-anggota. Pada dasarnya, harus diadakan pemisahan antara
penggunaan pendapatan yang diperoleh dari pelayanan terhadap anggota sendiri dan terhadap
pihak ketiga atau non anggota.

Demikian pula harus dibedakan penjualan kepada anggota dan bukan anggota. Jadi bagian sisa hasil
usaha yang diperoleh dari pelayanan terhadap pihak ketiga, termasuk bukan anggota, tidak boleh
dibagikan pada anggota karena bagian pendapatan ini bukan diperoleh dari jasa anggota sehingga
lebih baik digunakan untuk biaya cadangan.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang yang menyajikan informasi perubahan kas pada periode
tertentu yang terdiri dari saldo awal, sumber penerimaan, pengeluaran kas pada periode tertentu.

4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota

Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang mengikhtisarkan manfaat ekonomi yang
didapat anggota selama periode tertentu.

Laporan ini mengikhtisarkan:

1. manfaat ekonomi dari pembelian atau pengadaan barang.

2. manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.

3. manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.

4. manfaat ekonomi dari pembagian sisa hasil usaha (SHU).

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah bagian dari laporan keuangan yang menyajikan informasi
tambahan atas pos-pos dalam:

Laporan posisi keuangan / neraca


Laporan laba rugi komprehensif
Laporan perubahan ekuitas
Laporan arus kas

B. Siklus Akuntansi Koperasi

1. Jurnal

Untuk jurnal akuntansi koperasi akan diberikan contoh yang berkaitan dengan penggunaan
perkiraan, yang membedakannya dengan bentuk usaha lainnya dan dilengkapi dengan transaksi
yang bersifat umum. Transaksi akuntansi koprasi memungkinkan memisahkan dengan jelas transaksi
yang dilakukan kepada anggota serta dilakukan kepada yang bukan anggota.

2. Buku Besar

Buku besar adalah kumpulan dari perkiraan yang disusun dalam bentuk lembaran–lembaran yang
berupa kartu. Perkiraan yang sebanyak itu disusun sedemikian rupa sehingga merupakan suatu
kesatuan yang jumlahnya besar.

3. Buku Besar Pembantu

Buku besar pembantu adalah rincian dari sebuah jenis harta, utang atau modal. Untuk membuat
laporan keuangan lebih sederhana maka sebaiknya hal yang pokok yang di munculkan.

Dan membuat rincian nya di tampilkan pada buku besar pembantu. Jadi buku besar pembantu
merupakan buku atau daftar yang dibuat untuk menjelaskan atau rincian dari sebuah jenis harta,
utang atau modal.

a). Buku Simpanan Anggota

Buku simpanan anggota adalah buku tempat mencatat simpanan dari masing–masing anggota. Buku
simpanan ini dibuat untuk semua anggota. Pada buku simpanan ini dicatat juga saldo awal,
penambahan serta pengurangan simpanan.

b). Buku Piutang

Masing-masing jenis harta, utang, dan modal butuh dibuat rincian nya atau keterangannya. Rincian
merupakan suatu bukti pendukung atau bahan keterangan dari harta, utang, atau modal tersebut.
Bagi koprasi yang memiliki banyak langganan perlu membuat rincian dari tagihannya. Buku piutang
sering juga dinamai dengan buku besar pembantu piutang dicatat setiap hari dari bukti–bukti
pembukuan.

c). Buku Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan aktiva yang masa penggunaan nya lebih dari satu tahun, dipakai dalam
kegiatan perusahaan dan nilainya cukup material. Walaupun masa penggunaan lebih dari satu tahun
dan digunakan dalam kegiatan perusahaan, namun apabila nilainya tidak cukup material maka aktiva
tersebut di masukan sebagai aktiva lancar.

C. Transaksi

Anda mungkin juga menyukai