Anda di halaman 1dari 17

MENGELOLA KEGIATAN OPERASI MELALUI METODE TRANSPORTASI

PENGENDALIAN PERSEDIAAN, DAN SISTEM KERJA

Disusun oleh

Ting, Leonardo Ivan Pranata


19.05.51.0195
Manajemen Operasional II / A2

UNIVERSITAS STIKUBANK
SEMARANG
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1 Definisi Metode Transportasi........................................................................................2
2.2 Metode Penyelesaian Metode Transportasi.................................................................2
2.3 Definisi Manajemen Persediaan...................................................................................8
2.4 Macam – Macam Metode Yang Digunakan dalam Manajemen Persediaan...........9
2.5 Perhitungan Economic Order Quantity.....................................................................10
2.6 Manusia dan Sistem Kerja..........................................................................................12
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam merencakan kegiatan operasional, manajemen dituntut untuk melakukan
tindakan yang efisien. Efisien dalam arti bisa menghemat pengeluaran biaya dan waktu yang
dibutuhkan dalam menjalankan operasional perusahaan / organisasi. Selain sebuah kewajiban
dalam mengatur kelangsungan operasional, hal ini juga tuntutan dari atasan / petinggi
perusahaan. Berbagai Standar Operasional Prosedur (SOP) harus selalu dilaksanakan oleh
seluruh karyawan / tenaga kerja yang ada dalam perusahaan, karena SOP perusahaan
dirancang sedemikian rupa agar terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam bekerja termasuk
pengeluaran perusahaan yang dapat ditekan.
Pada makalah yang akan saya buat kali ini, saya akan membahas cara mengelola
kegiatan operasi melalui metode transportasi, pengendalian persediaan dan sistem kerja. Hal
ini diperlukan dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan dan cara ini sudah diakui
oleh seluruh pakar / ahli manajemen terutama dalam bidang operasional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Yang Dimaksud Metode Transportasi?
2. Apa Saja Metode Penyelesaian Metode Transportasi ?
3. Apa Yang dimaksud Manajemen Persediaan?
4. Apa Saja Metode Manajemen Persediaan?
5. Bagaimana Cara Menghitung Economic Order Quantity?
6. Apa Yang Dimaksud Manusia dan Sistem Kerja? Bagaimana cara menghitung waktu
standar?

1.3 Tujuan Masalah


1. Menjelaskan Definisi Metode Transportasi
2. Menjelaskan Metode penyelesaian pada Metode Transportasi
3. Menjelaskan Definisi Manajemen Persediaan
4. Menjelaskan Metode – Metode Manajemen Persediaan
5. Menjelaskan Cara menghitung Economic Order Quantity
6. Menjelaskan Definisi Manusia dan Sistem kerja serta cara menghitung waktu standar
7. Memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Manajemen
Operasional II yang diampu oleh bapak Moch. Irsad, SE, M.M.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metode Transportasi
Metode Transportasi adalah metode yang dipakai untuk memilih alokasi atau
distribusi sejumlah barang/produk yang sama dari lokasi pabrik/gudang (Supply) lalu
dikirimkan ke tempat barang/produk tersebut diminta / dipesan (Demand) dengan biaya yang
seminim mungkin (Minimum Cost). Pada metode ini, biasanya perusahaan memiliki banyak
pabrik atau gudang dan memiliki banyak cabang yang meminta barang / produk dengan
berbagai lokasi yang tidak selalu dekat atau tidak selalu jauh. Walaupun dekat ataupun jauh,
perusahaan juga harus menghitung biaya yang akan muncul dalam pendistribusian barang /
produk tersebut.
2.2 Metode Penyelesaian Metode Transportasi
Dalam metode transportasi, ada 2 metode penyelesaian yaitu Metode Penyelesaian
Awal dan Metode Penyelesaian Akhir. Metode Penyelesaian awal juga dibagi menjadi 4
bagian yaitu: Metode Pojok Kiri Atas atau Barat Laut (North West Corner), Metode Biaya
Terkecil (Least Cost), Metode Vogel Approximation Method (VAM) dan Metode Russel
Approximation Method. Metode Penyelesaian Akhir atau biasa yang paling optimal yaitu
Metode Stepping Stone dan Modified Distribution Method (MODI).
Tabel berikut adalah tabel contoh pedoman cara menjelaskan metode transportasi
dengan berbagai metode
Kapasitas
Cabang
Gudang (Qs)
X Y Z Q
1 155 170 150 165 1000

2 185 165 165 160 1200

3 170 180 170 160 1100

Kebutuhan 1100 700 850 650 3300


(Qd)

2
1. Metode Penyelesaian Awal - Metode Pojok Kiri Atas atau North West Corner
Prosedur:
a. Mulai pengisian pertama kali pada jalur pojok kiri atas, pengisian
barang/produk pada jalur ini harus melihat kapasitas yang ada dan jumlah
permintaan yang harus dipenuhi
b. Lakukan gerakan zig-zak dari pojok kiri atas ke arah kanan bawah sampai
semua barang yang ada habis terdistribusi dan memenuhi semua demand yang
ada
c. Hitung total biaya yang diperoleh
Kapasitas
Cabang
Gudang (Qs)
X Y Z Q
1 155 170 150 165 1000
1000
2 185 165 165 160 1200
100 700 400
3 170 180 170 160 1100
450 650
Kebutuhan 1100 700 850 650 3300
(Qd)

Z = 1000 (155) + 100 (185) + 700 (165) + 400 (165) + 450 (170) + 650 (160)
Z = 435.500
2. Metode Penyelesaian Awal - Metode Biaya Terendah (Least Cost)
Prosedur:
a. Prioritaskan pengisian pada kolom yang memiliki biaya rendah
b. Hitung total biaya yang diperoleh
Kapasitas
Cabang
Gudang (Qs)
X Y Z Q
1 155 170 150 165 1000
1000
2 185 165 165 160 1200
350 850
3 170 180 170 160 1100
100 350 650
Kebutuhan 1100 700 850 650 3300
(Qd)
Z = 1000 (155) + 100 (170) + 350 (165) + 350 (180) + 850 (165) + 650 (160)
Z = 537.000
3. Metode Penyelesaian Awal - Metode Vogel Approximation Method (VAM)

3
Prosedur:
a. Hitung selisih dua biaya paling kecil dan terkecil setelah biaya tersebut
diantara beberapa biaya yang ada (baris atau kolom)
b. Pilih selisih terbesar dari langkah a lalu pilih kotak yang berisi biaya terkecil
dan sejajar dengan nilai selisih terbesar yang dipilih
c. Hitung total biaya yang diperoleh
4. Gudan Cabang Kapasita
Selisih
g X Y Z Q s (Qs)
1 15 17 15 16 1000 5 - - - - -
100 5 0 0 5
0
2 18 16 16 16 1200 5 5 5 5 16 16
5 70 5 50 5 0 5 5
0 0
3 17 18 17 16 1100 1 1 1 1 17 -
0 0 35 0 65 0 0 0 0 0 0
100 0 0
Kebutuhan 1100 700 850 650 3300
(Qd)
15 5 15 5
15 15 5 0
- 15 5 0
Selisih
- - 5 -
- - 5 -
- - 165 -

Z = 1000 (155) + 100 (170) + 700 (165) + 500 (165) + 350 (170) + 650 (160)
Z = 533.500
a.

4
5. Metode Penyelesaian Awal – Metode Russel Approximation Method
Prosedur:
a. Cari Nilai Ri dan Tj (biaya paling maksimal pada kolom dan baris)
b. Tentukan Δij = Cij – Ri – Tj
c. Isi kolom dengan minus terbesar terlebih dahulu, apabila nominal minus sama
besar maka cari biaya yang paling rendah, ulangi sampai kapasitas distribusi
terpenuhi
d. Hitung biaya total yang diperoleh
Cabang Kapasitas
Gudang
X Y Z Q (Qs)
1 155 170 150 165 1000 R1 = 170
-200 -180 - -
1000 190 170
2 185 165 165 160 1200 R2 = 185
-185 -200 - -
700 190 500 190
3 170 180 170 160 1100 R3 = 180
-195 -180 - -
100 850 180 150 185
Kebutuhan 1100 700 850 650 3300
(Qd)
Tx = 185 Ty = 180 Tz = 170 Tq = 165
Δ1x = 155 – 170 – 185 = -200 Δ2x = 185 – 185 – 185 = -185
Δ1y = 170 – 170 – 180 = -180 Δ2y = 165 – 185 – 180 = -200
Δ1z = 150 – 170 – 170 = -190 Δ2z = 165 – 185 – 170 = -190
Δ1q = 165 – 170 – 165 = -170 Δ2q = 160 – 185 – 165 = -190
Δ3x = 170 – 180 – 185 = -195 Δ3z = 170 – 180 – 170 = -180
Δ3y = 180 – 180 – 180 = -180 Δ3q = 160 – 180 – 165 = -185
Total Biaya = 1000(155) + 100(170) + 700(165) + 850(170) + 500(160) + 150(160)
Total Biaya = 420.500
6. Metode Penyelesaian Akhir - Metode Stepping Stone
Prosedur :
a. Gunakan tabel North West Corner
b. Hitung Loop tiap kolom yang tidak terisi, gunakan rumus loncatan batu pada
tiap kolom (hampir sama caranya seperti rotasi namun sedikit berbeda)
c. Apabila ditemukan hasil Loop yang negatif, isilah kolom tersebut sesuai alur
rumus yang digunakan, kolom diisi dengan angka paling kecil pada rumus
perputaran tersebut (ada bagian yang dikurangi)
d. Jika semua hasil sudah positif, maka rotasikan angka pada kolom dengan Loop
paling kecil
e. Hitung total biayanya
Gudang Cabang Kapasitas

5
(Qs)
X Y Z Q
1 155 170 150 165 1000
1000
2 185 165 165 160 1200
100 700 400
3 170 180 170 160 1100
450 650
Kebutuhan 1100 700 850 650 3300
(Qd)
Loop:
1y = 170 – 155 + 185 – 165 = 35
1z = 150 – 155 + 185 – 165 = 15
1q = 165 – 155 + 185 – 165 + 170 – 160 = 40
2q = 160 – 165 + 170 – 160 = 5
3x = 170 – 170 + 165 – 185 = -20 (masih ada yang negatif, perlu dirotasi)
3y = 180 – 170 + 165 – 165 = 10
Kapasitas
Cabang
Gudang (Qs)
X Y Z Q
1 155 170 150 165 1000
1000
2 185 165 165 160 1200
- 700 500 +
3 170 180 170 160 1100
100 + 350 - 650
Kebutuhan 1100 700 850 650 3300
(Qd)
Loop:
1y = 170 – 155 + 170 – 170 + 165 – 165 = 15
1z = 150 – 155 + 170 – 170 = -5 (masih ada yang negatif, perlu dirotasi)
2x = 185 – 170 + 170 – 165 = 20 3y = 180 – 170 +165 – 165 = 10
2q = 160 – 165 + 170 – 160 = 5
1q = 165 – 155 + 170 – 160 = 20

6
Kapasitas
Cabang
Gudang (Qs)
X Y Z Q
1 155 170 100 150 165 1000
900 - +
2 185 165 165 160 1200
700 500
3 170 180 170 160 1100
200 + 250 - 650
Kebutuhan 1100 700 850 650 3300
(Qd)
Loop:
1y = 170 – 155 + 170 – 170 + 165 – 165 = 15
1q = 165 – 155 + 170 – 160 = 20
2x = 185 – 170 + 170 – 165 = 30
2q = 160 – 165 + 170 – 160 = 5 (tidak negatif, tapi angka terkecil harus dirotasi)
3y = 180 – 170 + 165 – 165 = 10
Kapasitas
Cabang
Gudang (Qs)
X Y Z Q
1 155 170 150 165 1000
900 100
2 185 165 250 165 160 1200
700 - 250 +
3 170 180 500 170 160 1100
200 + 400 -
Kebutuhan 1100 700 850 650 3300
(Qd)
Total biaya = 900 (155) + 200 (170) + 700 (165) + 100 (150) + 250 (165) + 500
(170) + 250 (160) + 400 (160)
Total Biaya = 534.250
7. Metode Penyelesaian Akhir - Modified Distribution
Prosedur:
a. Cari Nilai K perkolom dan R per baris (R1 = 0)
b. Hitung Indeks perbaikan pada kolom yang tidak terisi
c. Apabila ditemukan hasil negatif, maka rotasi lah baris yang memiliki indeks
negatif dengan angka terkecil dalam rotasi tsb
d. Hitung kembali K dan R
e. Apabila sudah tidak ada indeks yang negatif, hitunglah total biaya yang
diperoleh
Gudang Cabang Kapasitas

7
(Qs)
X Y Z Q
1 155 170 150 165 1000
150 850
2 185 165 165 160 1200
700 500
3 170 180 170 160 1100
950 150
Kebutuhan 1100 700 850 650 3300
(Qd)

C1x = R1 +Kx C1z = R1 + Kz C3x = R3 + Kx


155 = 0 + Kx 150 = 0 +Kz 170 = R3 + 155
Kx = 155 Kz = 150 R3 = 15

C3q = R3 + Kq C2q = R2 + Kq C2y = R2 + Ky


160 = 15 +Kq 160 = R2 + 145 165 = 15 + Ky
Kq = 145 R2 = 15 Ky = 150

IP1y = 170 – 0 – 150 = 20 IP2x = 185 – 15 – 155 = 15


IP1q = 165 – 0 – 145 = 20 IP3y = 180 – 15 – 150 = 15
IP2z = 165 – 15 – 150 = 0 IP3z = 170 – 15 – 150 = 5

Total Biaya = 150 (155) + 950 (170) + 700 (165) + 850 (150) + 500 (160) + 150 (160)
Total Biaya = 531.750
2.3 Definisi Manajemen Persediaan
Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan harus selalu memiliki persediaan bahan
baku. Manajemen Persediaan atau inventori adalah proses manajemen aset dalam bentuk
persediaan dan stok barang. Manajemen persediaan juga terkait dengan menjaga pemasukan
bahan baku dari produsen / supplier ke perusahaan maupun dari perusahaan ke penjual.
Fungsi manajemen persediaan adalah bertanggung hawab mengawasi seluruh produk / barang
yang tersedia dalam persediaan serta arus keluar masuknya barang tersebut.
Perusahaan harus bisa mengatur maupun memprediksi kebutuhan bahan / persediaan
pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. Bahan / persediaan yang diperlukan
untuk mendukung kegiatan operasional ada 3 jenis yaitu bahan mentah, barang setengah jadi,
dan barang jadi. Setiap perusahaan yang bergerak di bisnis yang sama belum tentu
memerlukan persediaan yang sama juga, baik dalam kuantitasnya maupun kualitasnya
persediaan tersebut.

8
2.4 Macam – Macam Metode Yang Digunakan dalam Manajemen Persediaan
1. Peninjauan stok manual
Metode ini banyak digunakan oleh bisnis kecil karena metode ini adalah metode
paling sederhana dan peninjauan stok ini melibatkan analisis stok reguler yang ada
dengan kebutuhan dimasa yang akan datang. Peninjauan secara manual dapat
memberikan tolak ukur kontrol atas proses manajemen inventaris, namun kelemahan
metode ini memakan waktu banyak dan lebih berisiko terjadi kesalahan.

2. Metodologi Just In Time (JIT)


Metode ini didasarkan pada analisis perilaku pelanggan, jika pelanggan memesan
maka produk akan tiba sehingga perusahaan tidak mempunyai persediaan. Metode ini
meneliti pola pembelian, permintaan musiman dan faktor-faktor terkait lokasi yang
memberikan gambaran akurat tentang barang apa yang dibutuhkan pada waktu dan
tempat tertentu.

3. Metodologi analisis ABC


Metode yang mengelompokkan persediaan menjadi 3 jenis terkait nilai persediaan dan
signifikansi biaya barang. Jenis A merupakan barang bernilai tinggi namun
kualitasnya rendah, jenis B merupakan barang bernilai sedang dengan kuantitas
sedang, dan jenis C merupakan barang bernilai rendah dengan kualitas tinggi. Setiap
Jenis dapat dikelola oleh sistem manajemen persediaan dan manajemen harus tau
pasti jenis mana yang merupakan penjualan terbaik demi menjaga jumlah stok yang
ada. Umumnya barang yang memiliki nilai tinggi dengan kualitas rendah akan
cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk dijual, namun barang tersebut tidak
harus distok dalam jumlah banyak.

4. Metodologi Economic Order Quantity


Metode yang biasa digunakan manajemen persediaan dengan menghitung jumlah stok
yang harus ditambahkan perusahaan ke dalam persediaannya dengan setiap order
batch demi mengurangi total biaya inventarisnya. Biaya inventaris perusahaan
termasuk biaya penyimpanan dan pengaturan. Model EOQ memastikan bahwa jumlah
persediaan yang cukup dipesan per batch sehingga perusahaan tidak kelebihan
persediaan maupun melakukan pemesanan terlalu sering. Hal ini berkaitan dengan
biaya penyimpanan persediaan dan biaya pengaturan persediaan serta total biaya
persediaan dapat diminimalisasi.

9
2.5 Perhitungan Economic Order Quantity
Untuk contoh perhitungannya, saya akan menggunakan soal berikut.
PT. Cendrawasih memproduksi tepung terigu, membutuhkan bahan baku 12.000 ton biji
gandum selama setahun. Bahan tersebut dapat diperoleh dengan biaya pemesanan Rp 100
setiap kali pesan, biaya penyimpanan Rp 2.000 per ton, biaya asuransi Rp 1000 per ton, lead
time 2 bulan dengan safety stock 2000 ton, harga per ton Rp 1.000.000 dengan biaya
pengiriman Rp 500.000. maka hitunglah:
1. EOQ dengan dengan konsep biaya, matematical method
2. Total Incremental cost pada pembelian sebanyak EOQ
3. Reorder Point dan gambarkan grafiknya
4. Basic Cost
Order Frekuensi Order Cost Total Order
Averag Carryi Total Total Cost
Quantit Pembelian Cost e ng Carrying
y Invento Cost/u cost
ry nit
12.000 1x Rp. 500.100 Rp. 500.100 6.000 Rp. Rp. Rp.
3.000 18.000.000 18.500.100
6.000 2x Rp. 500.100 Rp. 3.000 Rp. Rp. Rp.
1.000.200 3.000 9.000.000 10.000.200
3.000 4x Rp. 500.100 Rp. 1.500 Rp. Rp. Rp.
2.000.400 3.000 4.500.000 6.500.400
1.500 8x Rp. 500.100 Rp. 750 Rp. Rp. Rp.
4.000.800 3.000 2.250.000 6.250.800
750 16x Rp. 500.100 Rp. 375 Rp. Rp. Rp.
8.001.600 3.000 1.125.000 9.126.600

Matematical Method

2 x R xO 2 x R xO
EOQ=
√ C
atau EOQ=

R = penggunaan bahan baku per periode
PxI
Q = Order quantity
O = Order cost per oder P = Harga beli bahan per unit
C = Carrying cost per unit
I = carrying cost yang dinyatakan dalam % dari average inventory

5.

10
2 x 12000 x 500.100
EOQ=
√ 3000
EOQ=√ 4.000 .800
EOQ = 2.000,2 unit atau 2000 unit

Order cost = O. R / Q => 500.100 x 12000/2000 = 3.000.600


Carrying Cost = C . Q/2 => 3000 x 2000/2 = 3.000.000
Total Cost = Order Cost + Carrying Cost = Rp 6.000.600
Total Incremental = (Pi x Q) + Order Cost + Carrying Cost
Total Incremental = 2.000.000.000 + 3.000.600 + 3.000.000
Total Incremental = Rp 2.006.000.600

Reorder Point = Safety Stock + kebutuhan selama Lead Time


Reorder Point = 2000 + (12.000/6)
Reorder Point = 4.000 ton

EOQ = 2000

4000

2000

Safety stock

Time

Lead time

11
9000

Dan seterusnya
2.6 Manusia dan Sistem Kerja
Perusahaan tidak akan berfungsi dengan baik dan unggul tanpa manusia yang unggul
dan mudah dimotivasi, oleh karena itu kinerja manusia didalam perusahaan dinilai sangat
penting. Kaitannya manusia dengan sistem kerja yaitu dapat dimanfaatkan secara efektif dan
efisien dalam menjalankan operasional yang ada, memiliki mutu siklus kerja yang baik dalam
keadaan saling terikat dan saling percaya.
Ada enam komponen desain pekerjaan yang harus diperhatikan yaitu spesialisasi
tenaga kerja, perluasan pekerjaan, unsur kejiwaan, kelompok kerja yang mandiri, moticasi
dan insentif sistem, dan ergonomi serta metode kerja. Standar tenaga kerja diperlukan untuk
menentukan kandungan karyawan untuk satu departemen produk yang diproduksi, kebutuhan
penugasan karyawan, perkiraan waktu dan biaya sebelum produksi dimulai, dasar pemberian
insentif upah, dan efisiensi kinerja karyawan.
Cara penetapan standar kerja ada dua yaitu pengalaman masa lalu dan studi waktu.
Hal ini saling berkaitan karena makin banyaknya pengalaman maka makin cepat kinerja
karyawan tersebut dan studi waktu digunakan untuk menghitung standar waktu dalam bekerja
terutama dibidang produksi.
Soal berikut akan menjadi pedoman untuk menghitung waktu normal menggunakan
studi waktu.
CV. Berkah Makmur memproduksi casing komputer setiap harinya untuk memenuhi
permintaan pelanggan yang mayoritas toko komputer. Studi waktu dilakukan pada tugas-
tugas yang terdiri dari 4 departemen sebagai berikut
Jenis Pekerjaan Siklus Yang diobservasi (dalam jam) Peringkat
1 2 3 4 5
Pemotongan (A) 2 2,4 2,8 5* 2,1 125%
Pengerajin (B) 1,5 1,25 1,4 1,5 4* 120%
Pengecatan (C) 0,3 0,4 0,5 0,8 0,6 115%
Perakitan (D) 2 3 2 2,5 2,3 110%
Allowance factor untuk keperluan pribadi, keterlambatan, dan kelelahan 10%. Tentukan
waktu standar untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut
Jumlah waktu tercatat yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
Waktu Siklus rata rata =
Jumlah subjek yang diobservasi
Waktu Normal = Waktu Siklus rata – rata x Faktor peringkat
Total Waktu normal
Waktu Standar =
1−allowance factor
Catatan: apabila diberi tanda * pada kolom, maka subjek tersebut tidak perlu dimasukkan
kedalam perhitungan karena jam kerjanya tidak normal
2+ 2,4+2,8+2,1
Waktu rata – rata A = = 7,725
4
1,5+1,25+1,4+1,5
Waktu rata – rata B = = 1,4125
4

12
0,3+0,4+ 0,5+0,8+0,6
Waktu rata – rata C = = 0,52
5
2+ 3+2+2,5+2,3
Waktu rata – rata D = = 2,36
5
Waktu Normal A = 7,725 x 125% = 9,65625
Waktu Normal B = 1,4125 x 120% = 1,695
Waktu Normal C = 0,52 x 115% = 0,598
Waktu Normal D = 2,36 x 110% = 2,596

Total Waktu Normal = 9,65625 + 1,695 + 0,598 + 2,596


Total Waktu Normal = 14,54525

Waktu Standar = Total WM/1-AF


Waktu Standar = 14,54525 / 0,9
Waktu Standar = 16,161 atau 16 jam 9 menit 20 detik

13
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan kegiatan operasional, perhitungan biaya dan waktu harus dihitung
secara pasti agar terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam operasional. Perhitungan harus
dilakukan secara tepat dan berulang-ulang agar menemukan hasil yang paling optimal.
Perhitungan biaya transportasi bertujuan menghemat biaya yang dikeluarkan dari tiap gudang
atau pabrik menuju cabang penjualan. Apabila ini tidak dilakukan maka akan timbul biaya
yang cukup fantastis atau mungkin perusahaan tidak bisa mendistribusikan barang yang
diperlukan secara optimal. Seperti kasus tidak tepatnya pendistribusian barang dari gudang
satu ke cabang dua yang memakan biaya lebih akibat kesalahan perhitungan. Biaya
pengiriman paling dasar berasal dari seberapa jauh dekatnya lokasi gudang atau pabrik
menuju lokasi cabang atau permintaan. Tidak hanya sekedar ongkos dijalan, tetapi ongkos
untuk karyawan yang melakukan pendistribusian juga dihitung dengan tepat.
Perhitungan biaya persediaan berkaitan juga dengan berbagai aspek mulai dari
distribusi, pemesanan, hingga barang tersebut disimpan untuk produksi atau dijual kemudian
hari. Hal ini juga berkaitan lagi ke internal seperti biaya penyimpanan selama persediaan
disimpan, lalu biaya asuransi jika barang tersebut kadaluarsa sebelum waktunya atau
kesalahan dalam pengelolaan. Perhitungan waktu standar dalam bekerja juga nantinya akan
terkait dengan pengupahan dan pemasukan perusahaan, apabila karyawan tidak bekerja
maksimal maka produksi bisa jadi kurang dari target atau waktu estimasi penyelesaian
permintaan menjadi tertunda sehingga merugikan perusahaan. Jika kinerja karyawan tidak
ditingkatkan disamping itu perusahaan dikejar untuk memenuhi permintaan secepat mungkin
maka mau tak mau karyawan harus lembur untuk memenuhi permintaan tersebut. Akibatnya
perusahaan mengeluarkan biaya lebih karena harus membayar karyawan lembur.
Akhir kata, perhitungan dalam menjalankan operasional harus selalu dihitung dengan
teliti serta dipantau terus menerus apakah biaya dasar mengalami perubahan atau tidak.
Dengan tujuan menghemat pengeluaran dan efisiensi waktu serta biaya dapat diwujudkan
oleh perusahaan. Semua yang dihitung oleh perusahaan juga untuk mengukur seberapa besar
upah yang akan diterima karyawan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan untuk perusahaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/69486/METODE+TRANSPORTASI.pdf
https://kepo-
pbj.lkpp.go.id/backend/web/uploads/documents/Bahan_Ajar_UK_26___Mengelola_Persedia
an_847_1.pdf
https://aksaragama.com/manajemen/manajemen-persediaan/
https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-manajemen-persediaan/
https://ukirama.com/id/blogs/cara-dan-contoh-menghitung-economic-order-quantity-eoq-
untuk-menurunkan-biaya-produksi#:~:text=Jawabannya%3A,%3D%20365%2F7%20%3D
%2052%20Hari
http://hrahma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/63642/Masalah+Transportasi.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai