ABSTRACT
Vital lung capacity is one of the indicators to assess function of the lung. The
decreasing value of vital lung capacity could be a sign of various lung disease.
The exercise is one of the factors that can increase of vital lung capacity.
Swimming and middle distance running are type of aerobic exercise that increase
oxygen consumption followed by increase of vital lung capacity. The purpose of
this research is to know the differences vital lung capacity between swimmers and
runners in Pajajaran gymnasium Bandung. The study design was a cross-
sectional with primary data from 12 swimmers and 12 runners in Pajajaran
gymnasium Bandung. The result for this research is the average value of vital
lung capacity on the man swimmers is 5279.16 ml and the average value of vital
lung capacity on the man middle distance runners is 4040.66 ml. The Mann
Whitney test result is p value 0,00, showed there is statistically significant
different ( p=<0,05 ) of lung vital capacity. The conclusion of this research are
statistically significant differences from the value of vital capacity in swimmers
larger than the runners.
ABSTRAK
Kapasitas vital paru merupakan salah satu indikator untuk menilai fungsi paru.
Menurunnya nilai kapasitas vital paru dapat menjadi pertanda berbagai macam
penyakit paru. Olahraga merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kapasitas vital paru. Olahraga renang maupun olahraga lari jarak menengah
merupakan jenis olahraga aerobik sehingga akan terjadi peningkatan konsumsi
oksigen yang diikuti dengan peningkatan kapasitas vital paru. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui perbedaan kapasitas vital pada atlet renang pria dan
atlet lari jarak menengah pria di GOR Pajajaran Bandung. Studi Penelitian ini
1
2
Kata kunci: atlet lari jarak menengah, atlet renang, kapasitas vital paru
PENDAHULUAN
Volume dan kapasitas paru merupakan salah satu indikator untuk menilai
fungsi paru. Menurunnya nilai kapasitas paru dapat menjadi pertanda berbagai
macam penyakit paru. Kapasitas vital (KV) merupakan jumlah udara maksimal
yang dapat dikeluarkan dari paru setelah terlebih dahulu mengisi paru secara
maksimal dan kemudian mengeluarkannya sebanyak–banyaknya. Terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi KV paru seperti usia, jenis kelamin,
tinggi badan, anatomi paru, besar thoracic cage, kebiasaan merokok, kebiasaan
berolahraga dan lain-lain.1,2,3
Olahraga merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan KV paru.
Pada saat olahraga akan terjadi peningkatan ventilasi untuk mengimbangi
kebutuhan akan penyerapan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.1,2 Olahraga
merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang
melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang. Terdapat dua jenis latihan olahraga
yaitu latihan olahraga aerobik dan anaerobik. Olahraga renang maupun olahraga
lari jarak menengah merupakan jenis olahraga aerobik sehingga terjadi
peningkatan konsumsi oksigen dan juga peningkatan kapasitas vital paru.4,5,6
Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Australia oleh Armour dkk yang
membandingkan nilai KV paru atlet renang dan atlet lari didapatkan bahwa nilai
KV atlet renang lebih besar. Selain itu Penelitian serupa yang dilakukan oleh
Sable dkk juga didapatkan hasil yang sama bahwa nilai KV paru pada atlet renang
lebih besar dari atlet lari. Pada tahun 2013 di Indonesia tepatnya di stadion
3
Whitney karena didapatkan data yang tidak berdistribusi normal. Uji mann
whitney digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kapasitas vital
paru antara atlet renang pria dan atlet lari jarak menengah pria.
Tabel 1. Data Karakteristik Usia, Berat Badan dan Tinggi Badan Subjek Penelitian
Variabel Satuan Mean Median SD Min-Max
Atlet Renang
Usia Tahun 20,16 20 2,51 17-25
BB kg 66,91 64,5 6,51 60-79
TB cm 173,58 173 3,98 170-184
Atlet Lari Jarak Menengah
Usia Tahun 16,58 17 0,66 15-17
BB kg 58,41 57,5 4,14 53-69
TB cm 168,16 169 2,72 164-174
Berdasarkan tabel 1 terlihat nilai rata-rata usia pada atlet renang sebesar 20,16
tahun dan atlet lari jarak menengah pria sebesar 16,58 tahun. Kelompok atlet
renang memiliki usia termuda yakni 17 tahun sedangkan pada atlet lari jarak
menengah usia 17 tahun adalah usia tertua. Usia pada atlet renang tertua adalah 25
tahun dan pada atlet lari jarak menengah usia termuda adalah 15 tahun..
Atlet lari jarak menengah pria memiliki nilai rata-rata berat badan sebesar
58,41 kg dan atlet renang pria sebesar 66,91 kg. Atlet lari jarak menengah pria
memiliki berat badan yang lebih kecil dibandingkan dengan atlet renang pria.
Berat badan seorang atlet lari berpengaruh terhadap prestasi yang dapat dicapai
karena jika seorang atlet memiliki berat badan yang besar akan menjadi beban dan
memperlambat langkahnya.4
Atlet lari jarak menengah pria memiliki rata-rata tinggi badan sebesar 168,16
cm dan atlet renang pria sebesar 173,58 cm. Berdasarkan data tersebut terlihat
5
tinggi badan rata-rata atlet renang pria lebih tinggi dibandingkan dengan atlet lari
jarak menengah pria. Tinggi badan seorang atlet renang sangat mempengaruhi
prestasi bagi atlet renang tersebut. Atlet renang yang berbadan tinggi akan
mencapai jarak lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang berbadan pendek. 5,6
Analisis Statistik
Uji Normalitas
Data-data yang telah didapatkan kemudian diolah menggunakan salah satu
software statistik. Data yang diperoleh dilakukan uji normalitas untuk menentukan
apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Data berdistribusi normal
apabila nilai p>0,05. Data dengan distribusi normal selanjutnya dilakukan uji t
independen. Data berdistribusi tidak normal dengan nilai p<0,05 dilakukan uji
Mann-Whitney.
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa p-value yang bernilai lebih besar dari
0,05 adalah data kapasitas vital paru pada atlet lari jarak menengah yang berarti
data tersebut berdistribusi normal. Data kapasitas vital paru pada atlet renang
memiliki nilai p-value kurang dari 0,05 yang berarti data tersebut tidak
berdistribusi normal. Data yang berdistribusi tidak normal selanjutnya akan
dilakukan analisis dengan Uji Mann-Whitney.
Uji Beda Kapasitas Vital Paru Atlet Renang dengan Atlet Lari Jarak
Menengah Pria
Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh hasil data tersebut berdistribusi
tidak normal sehingga analisis selanjutnya dilanjutkan dengan uji Mann–Whitney.
Hasil uji Mann–Whitney kapasitas vital paru atlet renang pria dengan atlet lari
6
Tabel 4 Perbandingan KV Paru Atlet Renang dan Atlet Lari Jarak Menengah
Berdasarkan tabel 4 didapatkan bahwa rata-rata kapasitas vital paru atlet atlet
renang pria sebesar 5279,16 ml dan rata-rata kapasitas vital paru atlet lari jarak
menengah pria sebesar 4040,66 ml. Kapasitas vital paru pada atlet renang pria
lebih tinggi dibandingkan dengan atlet lari jarak menengah pria. Pada atlet renang
pria didapatkan nilai kapasitas vital terkecil sebesar 4860 ml dan nilai terbesar
sebesar 6320 ml, sedangkan pada atlet lari jarak menengah pria nilai terkecil
sebesar 3540 ml dan nilai terbesar sebesar 4650 ml.
Seorang atlet dalam berolahraga membutuhkan tenaga dalam proses
pelaksanaannya, daya tahan yang dimiliki seseorang atlet berpengaruh pada
7
dilakukan secara terus menerus akan melatih compliance paru menjadi lebih baik.
Semakin baik compliance paru maka semakin besar nilai kapasitas vital paru
seseorang.8,9
Gerakan tangan dan kontraksi otot dada pada saat olahraga renang juga diduga
dapat memperlebar permukaan dinding dada. dimana ada hubungan yang
berbanding lurus antara lebar permukaan dada dengan kapasitas vital paru
seseorang.8,9 Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh J. Armour dkk di
Institute of Respiratory Medicine Australia untuk membandingkan nilai kapasitas
vital perenang dan pelari. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan bahwa luas
permukaan dada perenang lebih besar dari pelari dan ketika dilakukan pengukuran
nilai kapasitas vital paru pada kedua kelompok tersebut didapatkan bahwa
kapasitas vital paru pada atlet renang lebih besar dari atlet lari.9
Kondisi berenang yang berada di dalam air mengakibatkan proses ventilasi
akan terbatas sehingga terjadilah kondisi yang dinamakan intermittent hypoxia
pada setiap siklus pernapasan. Kondisi ini dapat merangsang pusat pernapasan
untuk meningkatkan respirasi. Kondisi exercise ketika hypoxia juga dapat
merangsang keluarnya growth hormon yang diduga dapat membuat hiperplasia
alveolar yang akhirnya menyebabkan peningkatan kapasitas vital paru pada atlet
renang yang rutin berlatih.1,2,8,9
Hasil dari penelitian ini semakin mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Sable dkk di departemen fisiologi B. J. Medical College Pune
untuk membandingkan fungsi paru antara perenang dan pelari didapatkan hasil
bahwa fungsi paru pada perenang lebih baik dibandingkan dengan pelari dimana
salah satunya adalah nilai kapasitas vital paru pada perenang lebih besar dari
pelari. Penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Norma dkk di stadion
Pahoman Bandar Lampung pada tahun 2013 menunjukkan hal yang sama dimana
didapatkan hasil bahwa atlet renang pria memiliki nilai rerata kapasitas vital paru
lebih besar dari atlet lari cepat pria. 7,8
9
SIMPULAN
Nilai KV paru atlet renang pria lebih besar dari KV paru atlet lari jarak
menengah pria dan terdapat perbedaan yang signifikan ( p<0,05 ) secara statistik.
Nilai rata-rata KV paru pada atlet renang pria sebesar 5279,16 ml dan nilai KV
paru pada atlet lari jarak menengah pria sebesar 4040,66 ml.