DISUSUN OLEH:
2020
Jl. DR. Sumeru No. 116, Menteng Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat 16111,
Indonesia
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Identitas
Identitas pasien
Ibu Pasien mengatakan sebelum di bawa ke Rumash sakit An. Dika batuk,
sesak nafas, dahak tidak bisa keluar dan demam tidak terlalu tinggi selama 3 hari.
RIWAYAT KESEHATAN
Pada pengkajian yang penulis lakukan didapatkan riwayat masa lalu kehamilan,
ibu pasien mengatakan melahirkan satu anak dan tidak pernah aborsi, An. Dika
merupakan anak pertama. Riwayat alergi, ibu pasien mengatakan bahwa anaknya
tidak mempunyai alergi terhadap, obat- obatan, tetapi alergi terhadap cuaca dan
makanan yang mengandung zat pengawet
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran : composmentis
Status gizi
BB : 29 kg
TB : 106 cm
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmhg
N : 136 x/ menit
RR : 38 x/ menit
T : 37 C
d. Pemeriksaan sistemik
a. kepala
Mata
Bentuk mata simetris kanan kiri. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, pupil isokor.
Telinga
Bentuk telinga simetris kanan kiri. Tidak terdapat serumen, pendengaran baik.
Hidung
Lubang hidung simetris dan tidak terdapat polip.
Mulut dan tenggorokan
Bentuk mulut simetris. Warna bibir merah, mukosa bibir lembab, tidak ada
stomatitis, dan tidak ada tonsilitis.
Leher
Bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran tyroid.
Dada
Inspeksi simertris antara kanan kiri.
Abdomen
Inspeksi bentuk datar.
Ekstremitas atas dan bawah
Tidak terdapat luka maupun edema.
ANALISA DATA
TD : 110/70 Mmhg
N : 136x/menit
RR : 38x/menit
T : 37 C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TD : 110/70 Mmhg
N : 136x/menit
RR : 38x/menit
T : 37 C
Evaluasi
Tanggal No. Catatan Perkembangan TTD
DX
04-04- 1 Pukul 14.00 WIB
2020 S : Keluarga pasien mengatakan An. Dika
masih batuk, sesak nafas
O : Pasien tampak lemah
Tanggal No. Catatan Perkembangan TTD
DX
- Pernafasan terdengar mengi dan belum
keluar sputum
- Ada pengembangan dada saat batuk
- Pasien batuk dengan pernafasan weizing
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi TTV
- Memberikan posisi yang nyaman
- Kolaborasi pemberian nebulizer pada
pasien
- Kolaborasi pemberian obat sesuai
advisdokter
05-04- 2 Pukul 14.00 WIB
2020 S : Keluarga pasien mengatakan An. Dika
masih batuk, sesak nafas sduah berkurang
O : Pasien tampak lemah
- Pasien sudah bisa mengeluarkan sedikit
dahak
- R : 30 x/menit
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Mengajarkan batuk efektif
- Teknik nafas dalam
- Kolaborasi pemberian nebulizer pada
pasien
- Kolaborasi pemberian obat sesuai
advisdokter
06-04- 3 Pukul 14.00 WIB
2020 S : Keluarga pasien mengatakan bahwa
batuk An. Dika sudah berkurang, tidak
sesak nafas
O : Pasien tampak lebih nyaman
- Batuk sudah berkurang dan jarang
- R : 26 x/menit, sudah tidak ada dahak
A : Masalah keperawatan teratasi
P : Lanjutkan rawat jalan dan pasien sudah
diizinkan untuk pulang
STRATEGI KOMUNIKASI
“NASKAH”
1. Fase Pra Interaksi
Perawat sudah siap untuk melakukan pertemuan dengan pasien, data awal sudah
didapatkan dan kekuatan dan kelemahan diri sudah diidentifikasi.
2. Fase Orientasi
(Salam terapeutik, evaluasi atau validasi, dan kontrak.)
Perawat : “Selamat pagi, permisi ibu, saya perawat Raisha yang bertugas pada pagi hari
ini dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 14.00 siang. Apakah benar ibu orangtua dari
Dika?”
Ibu Pasien : “Pagi sus, iya benar”
Perawat : “Saya ingin mengetahui keadaan Dika, Bagaimana perasaan nya Dika
hari ini ibu?”
Ibu Pasien : “Dika mengeluh batuh disertai sesak nafas sus, nyeri di dada juga setelah
batuk dan beraktivitas”
Perawat : “Baik ibu, tujuan saya disini adalah untuk melakukan pemeriksaan atau
pengkajian keperawatan untuk mendapatkan data terkait dengan masalah pernafasan yang
terjadi pada Dika. Pemeriksaan yang akan saya lakukan kurang lebih 15 menit, saya
harap ibu dapat bekerjasama dengan saya selama pemeriksaan yang saya lakukan ya bu.”
Ibu Pasien : “Iya sus”
Perawat : "Pemeriksaan akan dilakukan di tempat tidur saya ya bu, supaya Dika juga
dapat beristirahat dan tidak sesak"
Pasien : "Baik sus"
3. Fase Kerja
Terkait dengan pemeriksaan yang akan dilakukan perawat.
Perawat : “Coba ibu ceritakan, pada saat apa sesak yang Dika rasakan semakin
bertambah berat? Ketika Dikamerasa sesak, bagaimana yang Dika rasakan?”
Ibu Pasien : “Sesak bertambah jika Dika bergerak dan nyeri dada setelah batuk dan
beraktivitas sus. Dika ini anak pertama saya, selama kehamilan saya tidak pernah aborsi."
Perawat : "Apakah Dika punya alergi terhadap makanan atau obat obatan bu?"
Ibu Pasien : Tidak sus, Dika tidak punya alergi obat-obatan, tapi dia ada alergi terhadap
cuaca dan makanan yang mengandung zat pengawet."
Perawat : “Baik ibu. Sekarang saya akan melakukan pemeriksaan suara nafas
dengan menggunakan stetoskop. Sekarang, silakan Dika berbaring terlentang ya, saya
akan membantu Dika mengatur posisi yang nyaman. Apakah posisinya sudah nyaman
Dika?”
Pasien : “Iya sudah”
Perawat : “Permisi ya, saya akan memeriksa paru-paru Dika. Silakan Dika tarik
nafas dalam kemudian hembuskan”
Perawat : “Baik, sudah selesai. Saya akan menganalisa data Dika terlebih dahulu
ya bu untuk menetapkan diagnosa keperawatan dan mengonsultasikannya dengan dokter
untuk tindakan yang akan diberikan kepada Dika. Selanjutnya saya akan menyusun
rencana asuhan keperawatan dan akan kembali menemui Ibu.”
Ibu Pasien : “Baik sus”
Perawat : “Baik bu, saya akan kembali 15 menit lagi, terimakasih, permisi bu”
(15 menit kemudian)
Perawat : “Pagi bu, sesuai dengan yang telah saya sampaikan bahwa saya akan
datang kembali untuk menyampaikan hasil analisis dengan masalah Dika”
Ibu Pasien : “Pagi sus, iya sus. Bagaimana hasil pemeriksaan tersebut?”
Perawat : “Berdasarkan hasil pemeriksaan, Dika mengalami gangguan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Berdasarkan hasil konsultasi dengan dokter, Dika
mengalami sesak nafas karena berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih.
Dokter mendiagnosa Dika dengan Asma Bronkial ”
Ibu Pasien : “Oh gitu sus, jadi seperti itu ya. Lalu tindakan apa yang akan anak saya
dapatkan sus?”
Perawat : “Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan, bahwa
rencana yang akan kami lakukan yaitu observasi vital sign dan kaji status pernafasan,
memberikan posisi semi fowler, mengajarkan batuk efektif serta teknik nafas dalam,
kolaborasi dengan fisioterapi dada dan dokter dalam pemberian nebulizer
Ibu Pasien : “Oh seperti itu ya sus, baik sus”
Perawat : “Iya ibu. Setelah ini, saya akan melakukan tindakan keperawatan sesuai
dengan rencana. Saya akan kembali 5 menit lagi untuk observasi vital sign dan kaji status
pernafasan serta tindakan-tindakan lain sesuai rencana”
Ibu Pasien : “Baik sus”
(5 menit kemudian)
Perawat : “Permisi ibu, seperti yang sudah saya sampaikan tadi, bahwa saya datang
kembali untuk melakukan tindakan keperawatan untuk observasi vital sign. Sebelumnya
saya meminta persetujuan terlebih dahulu kepada Dika, apakah Dika bersedia dan sudah
siap?”
Ibu Pasien : “Iya sus”
Perawat : “Mari saya bantu untuk ke posisi yang nyaman ya Dika. Saya mulai ya
Dika, pertama saya cek suhu tubuh nya dulu ya. Sekarang denyut nadi, selanjutnya
respirasi. Tujuan nya untuk mengetahui keadaan umum Dika"
Pasien : “Iya baik sus”
4. Fase Terminasi
Tahap di mana perawat akan menghentikan interaksi dengan klien, dapat berupa
tahap perpisahan atau terminasi sementara ataupun perpisahan atau terminasi
akhir.
(Setelah Observasi vital sign)
Perawat : “Baik sudah selesai ya Dika. Bagaimana perasaan Dika sekarang setelah
dilakukan observasi vital sign?”
Pasien : “Masih sesak”
Perawat : "Setelah diberikan tindakan sesuai diagnosa keperawatan, mungkin sesak nya
akan berkurang perlahan ya Dika. Setelah ini saya akan memberikan posisi semi fowler
bertujuan untuk membantu menurunkan kerja otot pernafasan dengan pengaruh gravitasi
juga mengurangi sesak nafas. Saya akan kembali 15 menit lagi ya bu."
Ibu Pasien : “Iya, baik sus”
(Setelah 15 menit)
Fase Kerja
Perawat : “Permisi ibu, seperti yang sudah saya sampaikan tadi, bahwa saya datang
kembali untuk melakukan tindakan keperawatan untuk memberikan posisi semi fowler
yang bertujuan untuk mengurangi sesak nafas. Apakah Dika bersedia dan sudah siap?”
Pasien : "Iya sus"
Perawat : "Permisi ya Dika, saya letakkan bantal dibawah lengan dan tangan Dika."
Pasien : "Iya sus"
Fase Terminasi
Perawat : “Baik sudah selesai. Bagaimana perasaan nya Dika setelah melakukan
posisi semi fowler?”
Pasien : “Udah engga sesak sus”
Perawat : "Baiklah. Setelah ini kita lanjutkan tindakan keperawatan yang selanjutnya ya
Dika yaitu pemberian obat obat dan nebulizer."
Pasien : "Iya sus"
Perawat : "Saya akan kembali 5 menit lagi ya ibu. Permisi"
Ibu Pasien : "Iya sus, terimakasih"
Perawat : "Sama-sama ibu"
(Setelah 5 menit)
Fase Kerja
Perawat : “Permisi ibu, seperti yang sudah saya sampaikan tadi, bahwa saya datang
kembali untuk melakukan tindakan keperawatan untuk memberikan obat dan nebulizer
yang bertujuan untuk membantu mengencerkan sekresi dan melancarkan jalan nafas.
Apakah Dika bersedia dan sudah siap?”
Pasien : "Iya sus"
Perawat : "Baiklah. Saya aku bantu untuk memasang masker nya ya Dika "
Pasien : "Iya sus"
Perawat : "Dika, coba ambil nafas dalam hingga obat habis."
Fase Terminasi
Perawat : “Tindakan nya sudah selesai. Bagaimana perasaan nya Dika setelah
diberi obat dan nebulizer?”
Pasien : “Jadi lebih enakan sus"
Perawat : “Baiklah, karena saya sudah selesai melakukan tindakan, saya akan
kembali ke ruangan. Jika ada masalah selama dalam pemberian tindakan, Ibu dapat
melapor kepada kami dan apabila Dika membutuhkan sesuatu, Ibu dapat menekan tombol
bantuan. Apakah Ibu sudah mengerti?”
Ibu Pasien : “Iya baik sus, terimakasih ya sus”
Perawat : “Iya ibu sama-sama. Selamat beristirahat kembali, semoga lekas sembuh
ya Dika”
Ibu Pasien : “Iya sus