id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tubuh kita apabila mengalami trauma atau stres (baik fisik maupun
hormon stres yang dihasilkan oleh hipofisis dan kelenjar adrenal dan dapat
itu, noradrenalin diproduksi di ujung saraf juga dapat memodulasi fungsi sel
organ limfoid. Interaksi ini berlangsung dalam dua arah, sehingga sitokin yang
(interleukin-1), NK (Natural Killer). Hal ini yang kemudian kita kenal dengan
mekanisme HPA aksis seperti yang terpapar pada gambar 2.1 berikut ini.
5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.1 HPA Aksis (sumber: Ronald Glaser and Janice, 2005).
imun dan memodulasi eksitabilitas dari jalur nyeri (Ren & Dubner, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
impuls nosiseptif melalui serabut aferen primer nosispetif dari perifer lewat
kendali nyeri (gate control theory of pain). Gerbang kendali nyeri berperan
dari otak berjalan menuju gerbang kendali nyeri menuju setiap segmen medula
berjalan dari perifer menuju sentral dan melewati gerbang kendali nyeri.
nyeri.
B. Nyeri
manifestasi dari proses patologi. Rencana penanganan nyeri itu sendiri harus
1. Transduksi
juga melepas substansi P dan secara tidak langsung bekerja pada neuron
sensoris dengan menstimuli sel lain untuk melepaskan bahan neuron aktif.
sitokin proinflamasi
transduksi dapat dihambat oleh obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)
(Setiabudi A, 2005).
2. Transmisi
gelatinosa lamina II, lamina III, lamina IV, dan lamina V. Impuls
3. Modulasi
adalah sistem gerbang kendali spinal atau the gate control theory of
(Sudrajad, 2006).
4. Persepsi
perifer serta sinyal kognitif pada korteks afeksi dan kognisi akan
apa yang ada pada pusat kognisi, pusat afeksi dan sistem sensoris
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
Tipe nyeri ada beberapa jenis. Pertama yaitu nyeri nosiseptif yang
respon yang berbahaya. Kedua adalah nyeri nuropatik yaitu nyeri yang
disebabkan oleh sinyal yang diproses di sistim syaraf perifer atau pusat yang
pada pola nyeri yaitu pola distribusi temporal dan spasial, karakteristik nyeri
dari sel-sel imun, seperti sel mast, netrofil, makrofag dan limfosit-T. Sel-sel
Beberapa tipe sel imun juga berperan penting dalam patogenesis dan
Walaupun peran dan waktu pemunculan sel-sel tersebut belum jelas benar,
mereka tampak bersamaan pada saat proses inflamasi terjadi. Gambar 2.2
menjelaskan, pasca cidera sel mast dan makrofag diaktifkan, beberapa blood-
born immune cells termasuk netrofil dilibatkan dalam usaha melakukan aksi
Seperti terlihat pada gambar 2.3, pasca cidera terjadi aktivasi sel-sel
imun residen, elemen-elemen non neural (sel Schwann, sel mast, netrofil,
2007).
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.3 Imunofisiologi Pasca Cidera Saraf Tepi (sumber: Thacker. et al,
2007).
Nyeri akibat kerusakan jaringan bisa terjadi karena ada kerusakan jaringan
pain), dan bisa juga karena adanya kerusakan jaringan syaraf yang disebut
nyeri neuropatik (neuropatic pain). Nyeri pasca bedah adalah suatu nyeri akut
yang termasuk nyeri patologik dan terjadi oleh sebab kerusakan jaringan dan
reaksi inflamasi. Sensasi nyeri yang dirasakan pasca bedah bisa disebabkan
oleh karena ada sensitisasi syaraf perifer dan sensitisasi syaraf sentral.
jaringan, nosiseptor menjadi hipereksitabel. Interaksi sel-sel imun dan sel glia
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
dengan sistem saraf akan merubah sensitivitas nyeri, dan memediasi transisi
Dari segi perjalanan waktu, nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronik,
dimana nyeri pasca bedah termasuk dalam nyeri akut. Nyeri akut selalu
kronik tidak selalu disebabkan oleh adanya nosiseptif ini. Nyeri akut yang
tidak ditangani dengan baik bisa berkembang menjadi nyeri kronik (Lalenoh,
2009).
Hingga saat ini dikenal ada dua macam nyeri persisten kronis, yaitu nyeri
kerusakan saraf perifer atau saraf sentral. Pada nyeri nosiseptif, lesi pertama
normalnya tidak aktif, aktivasi kanal ionic, dan reseptor membran (Pace. et al,
2006).
sebagai suatu proses yang dimulai dari ujung saraf sensoris primer di perifer
diteruskan melalui nekleus spinal atau supraspinal lalu mencapai area kortikal
sistem saraf. Kebanyakan kurang berhasil. Salah satu alasan kegagalan itu
adalah bukan hanya tidak mempertimbangkan faktor rasa takut, cemas, dan
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
jaringan ikat dan komponen parenkim, kolagenasi, dan akuisisi kekuatan luka
(Winarto, 2005)
Proses penyembuhan luka secara sederhana dibagi menjadi tiga fase. Yang
pertama adalah fase inflamasi, kemudian diikuti oleh fase proliferasi, dan
1. Fase Inflamasi
kira-kira hari kelima pasca trauma. Fase inflamasi dimulai dengan adanya
attractans dari sel-sel yang lain untuk terlibat dalam proses inflamasi
2. Fase Proliferasi
pasca trauma. Fokus utama proses penyembuhan pada fase ini adalah
penutupan luka dan perbaikan jaringan vaskuler (Reinke & Sorg, 2012).
Proses epitelisasi dimulai dari tepi luka oleh sel punca dari folikel
rambut dan kelenjar keringat. Proses ini diaktivasi oleh jalur sinyal dari
sel epitel dan nonepitel pada tepi luka yang melepaskan beberapa sitokin
dan faktor pertumbuhan seperti EGF, KGF, IGF-1, dan NGF (Reinke &
Sorg, 2012).
3. Fase Maturasi
fase ini berlangsung dari hari ke-7 dan bisa berlangsung lebih dari
(Sudrajad, 2006).
satu tahun dan tetap berjalan dengan lambat seumur hidup. Pada proses
luka yang terjadi karena pergerakan ke dalam dari tepi luka juga
Nyeri kronis pasca bedah adalah nyeri yang menetap setidaknya selama
tiga bulan setelah tindakan bedah berlangsung. Nyeri yang timbul akibat
konsekuensi dari suatu keganasan atau infeksi kronis tidak termasuk dalam
definisi ini. Nyeri kronis pasca bedah bisa terjadi pada operasi besar seperti
kecil seperti operasi hernia, dan vasektomi (Akkaya & Ozkan, 2009).
Setiap pasien yang mengalami trauma berat atau pasca operasi harus
dilakukan penanganan nyeri yang sempurna, karena dampak dari nyeri itu sendiri
Nyeri pasca bedah adalah nyeri akut yang diawali oleh kerusakan jaringan
penyembuhan luka yang lambat, gangguan mobilisasi, dan jangka waktu rawat di
Meskipun nyeri pasca bedah bisa dikontrol baik selama ataupun segera
(cox) inhibitor, tapi nyeri yang menetap sampai setelah luka operasi sembuh
bisa menjadi suatu masalah. Hal tersebut dikenal sebagai nyeri kronis pasca
bulan pasca operasi (Kehlet. et al, 2006). Disebutkan antara 10 sampai 50%
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
nyeri pasca operasi yang pengobatannya tidak adekuat. Telah diamati bahwa
50% pasien mungkin menderita nyeri kronis pasca operasi termasuk depresi
Saat ini banyak data dari berbagai penelitian mengenai seberapa sering
kejadian nyeri kronis pasca operasi. Tabel 2.1 menyajikan salah satu contoh
dari penelitian tentang data kejadian nyeri kronis pasca operasi dari berbagai
Tabel 2.1 Perkiraan Kejadian Nyeri Kronis Paska Bedah (sumber: Niraj &
Rowbotham, 2011).
yang berbeda, bahkan setelah suatu tindakan operasi yang sama (Akkaya &
Ozkan, 2009).
cedera saraf perifer besar pada saat tindakan bedah. Pada nyeri yang
respon terhadap cedera jaringan dan inflamasi. Hal ini terjadi akibat
sistem saraf pusat (sensitisasi sentral), nyeri inflamasi dapat timbul sebagai
nyeri yang timbul setelah cedera saraf dan sistem transmisi sensorik di
Dalam praktek klinis, sebagian besar nyeri kronis pasca bedah merupakan
merupakan salah satu prasyarat terjadinya nyeri kronis pasca bedah. Pada
Ozkan, 2009).
atas. Maguire. et al, dalam Taylan & Derya (2009), melakukan uji
segera setelah operasi, minggu ke enam pasca operasi dan bulan ketiga pasca
interkostal dan nyeri kronis. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
kontribusi sistem saraf pusat dan perifer untuk mengetahui pada tingkat mana
suatu lesi dapat menimbulkan nyeri neuropatik melalui cedera saraf, serta
Strategi yang bagus untuk mencegah terjadinya nyeri kronis pasca bedah
penyebab meningkatnya kejadian nyeri kronis pasca bedah. Jika ini bisa
dilakukan, maka intervensi yang spesifik bisa kita lakukan. Beberapa faktor
adalah :
1. Nyeri prabedah
al, menemukan bahwa sekitar seperempat dari seluruh jumlah pasien tidak
pasien merasakan sakit ringan, dan sisanya merasakan nyeri ringan sampai
2. Cedera syaraf
nyeri kronis pasca bedah. Hal ini faktor yang paling penting pada beberapa
Kuatnya nyeri pada awal pasca operasi menjadi hal yang sangat
pada operasi hernio repair, tetapi penelitian lain pada thoraxotomy hal itu
5. Faktor genetik
6. Faktor Pembedahan
terjadinya nyeri kronis pasca bedah, yaitu: durasi operasi, teknik bedah
menemukan lebih banyak nyeri kronis yang terjadi setelah operasi lama
7. Faktor Psikososial
nyeri sampai 30 hari setelah operasi payudara. Insiden nyeri pasca operasi
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
E. Mediator Nyeri
Intensitas dan durasi dari nyeri tergantung sifat trauma itu sendiri, proses
tetapi dilaporkan bahwa pelepasan mediator nyeri yang terjadi terus menerus
melewati periode inflamasi akan menyebabkan efek yang kurang baik atau
merusak proses penyembuhan luka itu sendiri (Widgerow & Kalaria, 2012).
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
yang berlebihan. Pada keadaan nyeri kronis, bisa jadi disebabkan oleh
2012).
1.Sitokin
Ternyata sel-sel lain seperti makrofag, eosinofil, sel mast, sel endotel, dan
epitel juga memproduksi sitokin. Oleh karena itu istilah yang lebih tepat
interaksi antar sel dan memacu reaktivitas imun, baik pada imunitas
sebagai respon terhadap mikroba dan antigen lain yang diperantarai dan
tersebut yang ternyata mempunyai sifat biokimia dan sifat biologik serta
fungsi yang serupa. Nama yang disepakati adalah interleukin yang berarti
(Kresno, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
dalam diferensiasi dan fungsi serta mengontrol sel sistim imun dan
2. IL-6
limfosit-T sitotoksik dan sel NK. IL-6 adalah salah satu mediator yang
paling awal dan penting dalam induksi dan mengontrol sintesa protein fase
akut pada trauma, infeksi, pembedahan, dan luka bakar. Setelah terjadi
sitokin proinflamasi dan memiliki sifat regulasi yang lain. IL-6 berefek
pada sel target dengan mengikat reseptor membran yang spesifik IL-6 (IL-
kedua dari komplek IL-6R. Neuron yang tidak terikat membran IL-6R,
masih dapat bereaksi terhadap IL-6 ketika IL-6 terikat dalam bentuk IL-6R
peran fungsional ekspresi gen gp130 pada neuron belum diketahui secara
pasti, protein ini dikaitkan dengan sensitisasi saraf nyeri melalui aktivasi
TRPV1 (Andratsch, 2009). Sehingga dari efek sensitisasi nyeri inilah yang
memicu nyeri akut pasca insisi yang dapat berlanjut menjadi nyeri kronis
periode pasca operasi (Yasuda. et al, 2013). Sel mast yang teraktifasi dapat
dan IL-10 dari sel mast meningkatkan migrasi lekosit dan memperberat
produk gen tersebut adalah: TNF- , IL-6, IL-17, IL-18, MMP-9, VEGF,
COX-2 dan 5- LOX. Ekspresi gen ini diatur oleh faktor transkripsi NF-kB,
oleh LPS bersama dengan TNF-a dan IL-1. IL-6 sering digunakan sebagai
sitokin lainnya, IL-6 memiliki kedua sifat, baik proinflamasi, maupun anti
inflamasi. Meskipun IL-6 adalah penginduksi kuat dari respon protein fase
akut, ia juga memiliki sifat anti inflamasi. Bukti terbaru yang dihasilkan
dari tikus yang dihilangkan IL-6 telah menunjukkan bahwa IL-6, seperti
anggota lain dari family ligan reseptor gp130, terutama bertindak sebagai
kompleks IL-6 dengan sinyal ubiquitin unit transduksi sinyal gp130. IL-6
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
termasuk dalam famili dari ligan reseptor gp130 yang meliputi IL-11,
diakibatkan oleh IL-6. IL-6 menurunkan sintesis IL-1 dan TNF- IL-6
pada sintesis dari sitokin anti inflamasi seperti IL-10 dan Transforming
3. Skor histologi
payudara.
F. Dexmedetomidine
untuk kelas obat ini terus berkembang. Pada bulan Desember 1999,
sedikit penurunan tekanan darah dan denyut jantung (Gertler. et al, 2001).
1. 2- adrenoseptor
2 2 dibagi ke
dalam 3 subtipe
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
aktivitas seluler dengan sinyal second messenger atau oleh aktivitas saluran
2. Farmakokinetik
dengan waktu paruh 6-9 menit. Selama fase eliminasi, waktu paruh kira-kira
dengan onset klinis 10-15 menit sejak mulai pemberian, dengan durasi
3. Farmakodinamik
Dexmedetomidine 2
bahwa Dexmedetomidine 2
aliran simpatik pusat yang berlebihan dan hal ini menyebabkan hambatan
Hal ini juga mengurangi transduksi sinyal rasa sakit dengan menarik reseptor
Pada penelitian yang dilakukan Shi pada tahun 2012 disimpulkan bahwa
sedasi, analgesi ringan, penurunan tekanan darah dan denyut jantung yang
signifikan, tanpa disertai perubahan pada tekanan vena sentral atau tekan arteri
4. Mekanisme aksi
agent yang saat ini digunakan sebagai agen obat penenang, termasuk
lain termasuk penurunan sekresi air liur, dan penurunan motilitas usus pada
tekanan darah dan denyut jantung. Gabungan efek ini dapat menghasilkan
efek ini, sehingga menghindari beberapa efek samping dari terapi dengan
dalam SSP. Hal ini dianggap sebagai mekanisme yang signifikan dari
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
penghamba -adrenoreseptor. M -
langsung kalsium masuk melalui tipe N voltage calsium gated channel dan
independen cAMP serta fosforilasi protein. Hal ini dimediasi oleh G protein.
Hal ini adalah dua mekanisme yang sangat berbeda dalam menyebabkan
2a di lokus ceruleus
efek sedative dan hipnotik. Lokus ceruleus merupakan asal dari jalur
TLR4 dan MyD88 yang dilakukan dengan western blotting. Aktivasi NF- B
dapat menyebabkan penurunan kadar TNF- , IL-1ß, IL-6 dan faktor inflamasi
sebagai anti inflamasi (Shi, 2012). Hasil penelitian yang sama didapatkan
lipopolisakarida. -
jaringan paru yang memberi efek proteksi inflamasi pada jaringan paru (Shi,
2012).
Pada penelitian lain disebutkan bahwa kadar IL-6 dan TNF- dalam
dosis 10 µg/kgBB dan 20 µg/kgBB. Akan tetapi pada pemberian dosis kecil,
H. Kerangka Teori
DEXMEDETOM
IDINE
Keterangan :
: berhubungan / menghasilkan
: menghambat