Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PRAKTEK KONSULTASI GIZI

“ Praktek Konsultasi Gizi Dengan Materi Gizi Pada Tenaga Kerja “

DISUSUN OLEH KELOMPOK 10


1. NUR HALIMAH (P01031219141)
2. RAUDHATUNNISA AMALA (P01031219146)

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA / 4C

DOSEN:
MINCU MANALU, S.Gz, M. Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

2020/202
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah Konsultasi
Gizi dengan judul “Praktek Konsultasi Gizi Dengan Materi Gizi Pada Tenaga Kerja”
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah Konsultasi Gizi dengan judul “Praktek
Konsultasi Gizi Dengan Materi Gizi Pada Tenaga Kerja” ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.

kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Lubuk Pakam, Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................3
2.1 Pengertian Tenaga Kerja............................................................................................3
2.2 Kekurangan dan Kelebihan Gizi Pada Tenaga Kerja ...............................................3
2.3 Pemantauan Status Gizi dan Nutrisi Pada Tenaga Kerja...........................................4
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gizi Pada Tenaga Kerja....................................5
2.5 Kebutuhan Gizi Pada Tenaga Kerja...........................................................................6
2.6 Pedoman Umum Gizi Seimbang Pada Tenaga Kerja................................................6
2.7 Menu Sehat Sehari Untuk Tenaga Kerja...................................................................7
2.8 Langkah-Langkah Hidup Sehat Untuk Tenaga Kerja................................................8
BAB III PENUTUPAN........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................................9
3.2 Saran..........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat. Saat ini mencapai 113,74 juta
jiwa dan yang bekerja mencapai 104,49 juta jiwa (BPS, 2009).  Pemenuhan kecukupan gizi
pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan
kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi
merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan
produktivitas kerja.  Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat
kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap harinya di
tempat kerja. Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa
menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai
makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi
serta meningkatkan produktivitas kerja. Berat ringannya beban kerja seseorang ditentukan
oleh lamanya waktu melakukan pekerjaan dan jenis pekerjaan itu sendiri. Semakin berat
beban kerja, sebaiknya semakin pendek waktu kerjanya agar terhindar dari kelelahan dan
gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya.
Penilaian status gizi pekerja perlu dilakukan, karena dengan mengetahui status gizi
pekerja dapat ditentukan kebutuhan gizi yang sesuai serta pemberian intervensi gizi bila
diperlukan.  Penilaian status gizi dilakukan melalui beberapa cara antara lain : pemeriksaan
biokimia, pemeriksaan klinis, pemeriksaan biofisik dan antropometri. Antropometri
merupakan metode yang paling sering digunakan dalam penilaian status gizi.  Metode ini
menggunakan parameter berat badan (BB) dan tinggi badan (TB).
Tenaga kerja membutuhkan makanan sumber karbohidrat, protein, dan lemak untuk
menyuplai kebutuhan otot, karena saat bekerja pengeluaran energi meningkat (Sastrowinoto,
1985). Tubuh yang kekurangan protein, lemak dan karbohidrat menyebabkan pembakaran
ketiga unsur tersebut kurang menghasilkan energi sehingga menyebabkan tubuh menjadi
lesu, kurang bergairah melakukan kegiatan dan menyebabkan produktivitas kerja menjadi
rendah (Kartasapoetra, 2010). Lemak juga dapat digunakan sebagai sumber energi bila
protein dan karbohidrat yang tersedia tidak dapat mencukupi kebutuhan (Almatsier, 2002).
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan tenaga kerja?
b. Jelaskan kekurangan dan kelebihan gizi pada tenaga kerja?
c. Jelaskan pemantauan status gizi dan nutrisi pada tenaga kerja?
d. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi gizi pada tenaga kerja?
e. Apa sajakah kebutuhan gizi pada tenaga kerja ?
f. Jelaskam pedoman umum gizi seimbang pada tenaga kerja?
g. Bagaimana menu sehat sehari untuk tenaga kerja?
h. Apa sajakah langkah-langkah hidup sehat untuk tenaga kerja?

1.3 Tujuan Masalah


a. Mengetahui pengertian tenaga kerja
b. Mengetahui kekurangan dan kelebihan gizi pada tenaga kerja
c. Mengetahui pemantauan status gizi dan nutrisi pada tenaga kerja
d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi pada tenaga kerja
e. Mengetahui kebutuhan gizi pada tenaga kerja
f. Mengetahui pedoman umum gizi seimbang pada tenaga kerja
g. Mengetahui menu sehat sehari untuk tenaga kerja
h. Mengetahui langkah-langkah hidup sehat untuk tenaga kerja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut Undang-
Undang Nomor. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan
bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia tenaga kerja adalah orang yang
bekerja atau mengerjakan sesuatu, orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam
maupun di luar hubungan kerja. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja
jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia
adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Undang-undang yang mengatur gizi kerja yaitu UU
No.1 th 51 dan UU No.12 th 1948, Surat Edaran Menteri TK dan Trans No. 01/Men/1979,
Keputusan Menteri TK dan Trans No. 608/Men/1089, dan Kep. Menteri Koord Bidang
Kesejahteraan Rakyat No. 06/Kep/Menko/esra/VIII/1989.
Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah personalia, di dalamnya
meliputi buruh. Buruh yang dimaksud adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan
dan diberikan imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak, biasanya imbalan kerja tersebut diberikan secara harian. Pengertian tenaga
kerja dalam penelitian ini adalah mereka yang bekerja pada suatu perusahaan yang didalam
maupun diluar hubungan kerja untuk menghasilkan barang maupun jasa. Tenaga kerja di
Indonesia menghadapi permasalahan dalam hal produktifitasnya yang rendah. Hal ini terjadi
akibat jumlah orang yang mencari pekerjaan atau yang menganggur semakin besar. Keadaan
tersebut membawa konsekuensi terhadap usaha penyediaan lapangan pekerjaan bagi angkatan
kerja baru. Dengan adanya permasalahan mengenai ketidakseimbangan antara permintaan
dan penawaran tenaga kerja, maka perlu upaya peningkatan 9 mutu tenaga kerja, dan
meningkatkan sumberdaya manusia yang baik akan menghasilkan tenaga kerja yang terampil
dan mempunyai produktifitas yang tinggi. Akibatnya tenaga kerja akan mudah dalam mencari
kerja, atau mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.

2.2 Kekurangan dan Kelebihan Gizi Pada Tenaga Kerja


1) Dibawah ini contoh kekurangan gizi pada tenaga kerja:
 Pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun
 kemampuan fisik kurang
 Berat badan menurun
 Badan menjadi kurus
 Muka pucat kurang bersemangat
 Kurang motivasi
 Bereaksi lamban
 Apatis dan lain sebagainya
2) Sedangkan kelebihan gizi pada tenaga kerja:
Umumnya, gizi yang dibutuhkan pekerja sama dengan yang dibutuhkan dalam aktifitas
sehari hari, yaitu karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan air. Menurut Reni Wijayanti
(2007), gizi kerja yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja yang tinggi
dan akan mempengaruhi produktivitas perusahaan dan produktivitas nasional.

2.3 Pemantauan Status Gizi dan Nutrisi Pada Tenaga Kerja


Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi. Disebabkan antara status gizi kurang, baik, dan lebih. Gizi tidak berhubungan
dengan kesehatan saja tetapi berhubungan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar,
dan produktivitas kerja. Di Indonesia dihubungkan dengan upaya untuk memacu
pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM). Status gizi pada orang dewasa
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kebiasaanya dalam mengkonsumsi
makanan sehari-hari. Kebiasaan makan tidak dipengaruhi oleh zat-zat gizi yang terkandung
dalam makanan. Namun banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya kebiasaan makan,
salah satunya adalah lingkungan.
Nutrisi pekerja diperoleh dari makanan yang dikonsumsi pekerja setiap hari. Makanan
yang dikonsumsi pekerja akan mengalami proses pencernaan. Makanan tersebut akan
diuraikan menjadi zat gizi lalu diserap melalui dinding usus dan masuk ke dalam cairan
tubuh.
1. Energi
Energi merupakan salah satu hasil dari metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
Energi berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme, pertumbuhan, pengaturan suhu, dan
kegiatan fisik. Kelebihan energi disimpan sebagai cadangan energi jangka pendek dalam
bentuk glikogen (Hardinsyah & Tambunan 2004). Kekurangan energi akan mengakibatkan
rendahnya kemampuan dalam mengerjakan pekerjaan fisik dan menurunkan produktivitas
kerja (Marsetyo & Kartasapoetra 2003). Energi diperlukan manusia untuk bergerak atau
melakukan pekerjaan fisik dan juga menggerakkan proses-proses dalam tubuh seperti
sirkulasi darah, denyut jantung, pernafasan, pencernaan dan proses fisiologis lainnya
(Suhardjo & Kusharto 2011).
2. Protein
Protein merupakan zat gizi penting bagi tubuh, karena disamping sebagai sumber energi,
protein juga berperan sebagai zat pengatur dan pembangun. Protein merupakan bahan
pembentuk jaringan baru dan mengganti jaringan tubuh yang rusak. Protein dapat menjadi
sumber energi jika kebutuhan energi tidak terpenuhi dari karbohidrat dan lemak. Protein ikut
mengatur berbagai proses di dalam tubuh diantaranya mengatur keseimbangan cairan dalam
jaringan dan pembuluh darah dan mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh. Protein
berperan juga sebagai enzim dan bertindak sebagai plasma atau albumin membentuk antibodi
dan sebagai protein otot (Winarno 1992). Sumber protein hewani terdapat pada telur, susu,
daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati terdapat pada tempe, tahu, dan
kacangkacangan. Defisiensi protein terutama ditemui pada masyarakat golongan ekonomi
rendah (Almatsier 2002). Angka kecukupan protein yang dianjurkan berdasarkan AKG 2004
untuk semua kategori usia wanita dewasa 19-64 tahun sebesar 50 gram per hari (Hardinsyah
& Tambunan 2004).
3. Lemak
Lemak merupakan bahan atau sumber pembentuk energi di dalam tubuh, yang dalam hal
ini bobot energi yang dihasilkan dari tiap gramnya lebih besar dari yang dihasilkan tiap gram
karbohidrat dan protein. Tiap gram lemak akan menghasilkan 9 kalori, sedangkan 1 gram
karbohidrat dan protein akan menghasilkan 4 kalori (Kartasapoetra, 2011). Selain itu, lemak
juga berfungsi sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh, pelindung kehilangan panas
tubuh dan pengatur suhu tubuh. Sebagai penghasil asam lemak esensial, dan sebagai pelarut
vitamin A, D, E, dan K. Tempat penyimpanan utama jaringan lemak berada di bawah kulit
serta di sekitar organ-organ dalam rongga abdomen. Simpanan ini sering disebut sebagai
depot lemak. Mengkonsumsi lemak yang melampaui kebutuhan tubuh akan energi dapat
menimbulkan penimbunan lemak dalam jaringan adiposa dan menyebabkan kegemukan
(Beck, 2011).
4. Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik komplek yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan
pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didapatkan dari
makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan
kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas Universitas Sumatera Utara 17 spesifik didalam
tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat dirusak karena penyimpanan
dan pengolahan (Almatsier, 2005).
5. Mineral
Mineral merupakan bagian tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan
fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
Kalsium, fospor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dan hemoglobin dalam sel
darah merah, dan iodium dari hormon tiroksin. Disamping itu mineral berperan dalam
berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktifitas enzim-enzim. Sumber
paling baik mineral adalah makanan hewani kecuali magnesium yang terutama lebih banyak
didalam makanan nabati (Budianto, 2010).
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gizi Pada Tenaga Kerja
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi menurut Reni Wijayanti, 2007 yaitu:
1) Faktor Ekonomi
Penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-
hari. Hendaklah dikesampingkan anggapan bahwa makanan yang memenuhi persyaratan gizi
hanya mungkin disajikan dikeluarga yang berpenghasilan tinggi, memungkinkan keluarga
yang berpenghasilan terbataspun mampu menghidangkan makanan yang cukup memenuhi
syarat gizi bagi anggota keluarganya.

3) Faktor pengetahuan tentang gizi


Pengetahuan tentang kadar zat gizi dalam berbagai bahan makanan dapat membantu keluarga
memilih makanan bergizi,murah dan dapat menjadi selera untuk semua anggota keluarga.

4) Faktor prasangka buruk terhadap jenis makanan tertentu


Adanya orang berpikiran salah dengan menganggap bila makan sayuran banyak mengandung
vitamin dan mineral akan menurunkan harkat keluarga.

5) Faktor fadhisme
Yaitu kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu. Hal ini akan mengakibatkan
kurang bervariasinya makanan yang akhirnya tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang
diperlukan.

6) Faktor-faktor lingkungan kerja


Ini menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap keadaan gizi tenaga kerja yang
berlebihan maka penggunaan cadangan energipun akan bertambah besar.

2.5 Kebutuhan Gizi pada Tenaga Kerja


Gizi kerja adalah nutrisi atau zat makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja sesuai
dengan jenis pekerjaannya dengan tujuan untuk meningkat daya kerja dan kesehatan tenaga
kerja yang setinggi tingginya dengan tingkat gizi seseorang. (Suma’mur, 1996).
Ada beberapa jenis atau unsur xat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Unsur unsur tersebtu adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan air. Enam unsur
tersebut dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga golongan besar, yaitu :
1) Unsur gizi pemberi energy, yaitu : karbohidrat, protein, dan lemak.
2) Unsur gizi pembangun sel-sel jaringan tubuh, yaitu ; protein, mineral, dan air.
3) Unsur gizi pengatur fungsi faal tubuh, yaitu : mineral, vitamin, dan air.
Pemenuhan kecukupan gizi tenaga kerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk
penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya
meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Kebutuhan gizi terutama energy dipengaruhi
oleh ; usia, ukuran tubuh, jenis kelamin. Factor lain penentu kebutuhan zat gizi yaitu ;
jenis pekerjaan atau aktivitas yang diakukan sehari hari, keadaan fisiologis, keadaan
khusus, seperti sedang dalam masa penulihan kesehatan dan anemia, kedaan lingkungan
kerja.

2.6 Pedoman Umum Gizi Seimbang Pada Tenaga Kerja


Khusus untuk Indonesia, Dpeartemen Kesehatan telah menertbtikan Pedoman Umum
Gizi Seimbang (PUGS). Dalam PUGS terkandung 13 pesan dasar tentang perilaki makan
yang diharapkan mencegah permasalahn gizi. Adapun isi dari 13 pesan tersebut adalah:
1) Makanlah aneka ragam makanan
2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energy
3) Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energy
4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energy
5) Gunakan garam beriodium
6) Makanlah makanan sumber zat besi
7) Biasakan makan pagi
8) Minumlah air bersih, amaa, yang cukup jumlahnya
9) Lakukan kagiata fisik dan olahraga secara teratur
10) Hindari minum minuman berakohol
11) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
12) Bacalah label pada makanan yang dikemas.

2.7 Menu Sehat Sehari Untuk Tenaga Kerja


Waktu Menu Porsi
Sarapan (06.30) Nasi 1 piring
Ikan tongkol 1 potong
Tempe 2 potong
Kangkung 1 mangkok
Selingan pagi (10.00) Pudding melon 1 porsi
Makan siang (12.00) Nasi 1 piring
Hati ayam 2 potong
Sayur sop 1 mangkok
Perkedel jagung 2 potong
Pepes tahu 1 bungkus
Pisang 1 buah
Selingan sore (16.00) Jus wortel 1 gelas
Makan malam (20.00) Nasi 1 piring
Telur 1 butir
Capcay 1 mankok
Perkedel kentang 2 potong

2.8 Langkah-Langkah Hidup Sehat Untuk Tenaga Kerja


Selain dari makanan untuk menjaga kesehatan, lansia juga perlu beberapa kegiatan
yang harusdilakukan seperti :
1. Olah raga yang teratur dan sesuai
Olah raga usia lanjut tidak perlu berlebihan, patokan olah raga lansia yaitu beban
ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak
kompetitif atau bertanding.
2. Istirahat, tidur yang cukup
Tidur ini bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan immunitas atau
kekebalan tubuh, mempercepat proses penyembuhan penyakit, juga pada saat tidur
tubuh memperbaiki jaringan tubuh yang mengalami kerusakan.
3. Menjaga kebersihan
Lansia harus menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan, kebersihan
ruangan dan juga pakaian dimana dia tinggal. 
4. Memeriksakan kesehatan secara 
Walaupun tidak sedang sakit, lansia dianjurkan untuk memeriksakan
kesehatannya secara berkala, agar bila ada penyakit dapat diketahui lebih dini
sehingga pengobatannya lebih mudah dan cepat dan jika ada faktor beresiko yang
menyebabkan penyakit dapat dicegah.
5. Mental dan batin tenang serta seimbang
Yakni dengan lebih dekat kepada Tuhan, menyerahkan diri sepenuhnya kepada
Tuhan, hal iniakan membuat lebih tenang. Lalu hindari stress, hidup yang penuh
dengan tekanan yang akan merusak kesehatan. Senyum dan ketawa akan membuat
penampilan lebih menarik dan disukai semua orang. Tertawa membantu memandang
hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan.
6. RekreasI
Rekreasi untu menghilangkan kelelahan setelah beraktifitas selama seminggu, bisa
di pantai, ditaman, atau bersantai bersama keluarga, anak dan cucu, atau teman dan
tetangga.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gizi kerja adalah bagian ilmu gizi yang diterapkan pada lingkungan kerja untuk
memenuhi kebutuhan gizi pekerja, memelihara dan meningkatkan status gizi dan kesehatan
pekerja sehingga dapat meningkatkan daya kerja dan produktivitas kerja. Aspek-aspek yang
mepengaruhi gizi kerja berupa kebutuhan gizi bagi tenaga kerja sebagai suatu kelompok
dalam masyarakat, kalori yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi status gizi tenaga kerja, gizi kerja yang produktivitas.
Pada umumnya gizi yang dibutuhkan pekerja sama dengan yang dibutuhkan dalam
aktifitas sehari-hari yaitu karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan air. Undang-undang yang
mengatur gizi kerja yaitu UU No.1 th 51 dan UU No.12 th 1948, Surat Edaran Menteri TK
dan Trans No. 01/Men/1979, Keputusan Menteri TK dan Trans No. 608/Men/1089, dan Kep.
Menteri Koord Bidang Kesejahteraan Rakyat No. 06/Kep/Menko/esra/VIII/1989. Akibat
kekurang asupan gizi bagi pekerja yaitu pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun,
kemampuan fisik kurang, berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat kurang
bersemangat, kurang motivasi, bereaksi lamban, apatis dan lain sebagainya.
Gizi kerja adalah nutrisi atau zat makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja sesuai
dengan jenis pekerjaannya dengan tujuan untuk meningkat daya kerja dan kesehatan tenaga
kerja yang setinggi tingginya dengan tingkat gizi seseorang. (Suma’mur, 1996). Ada
beberapa jenis atau unsur xat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Unsur unsur
tersebtu adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan air.
Pemenuhan kecukupan gizi tenaga kerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk
penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan
derajat kesehatan pekerja. Kebutuhan gizi terutama energy dipengaruhi oleh ; usia, ukuran
tubuh, jenis kelamin. Factor lain penentu kebutuhan zat gizi yaitu ; jenis pekerjaan atau
aktivitas yang diakukan sehari hari, keadaan fisiologis, keadaan khusus, seperti sedang dalam
masa penulihan kesehatan dan anemia, kedaan lingkungan kerja.

3.2 Saran
Adapun saran dapat diberiukan dalam pembuatan makalah ini yaitu mencari lebih

banyak rreferensi yang terbaru mengenai gizi kerja, serta lebih baik pada pembuatan makalah

ini dilakukan peninjauan lapangan secara langsung agar mendapatkan data yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA
http://himatekkim.ulm.ac.id/id/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-gizi-
kerja/#:~:text=Gizi%20kerja%20adalah%20nutrisi%20atau,Suma
%E2%80%9Fmur%2C%201996
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68198/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
https://osf.io/y6tx2/download#:~:text=Pada%20umumnya%20ada%20beberapa
%20faktor,dan%20faktor%2Dfaktor%20lingkungan%20kerja.
https://sardjito.co.id/2019/02/04/kecukupan-gizi-dalam-menunjang-produktivitas-
kerja/
https://journal.unnes.ac.id/sju/indec.php/spnj/article/download/32706/14814

Anda mungkin juga menyukai