Kel 7 P PDDKN Sistem Pendidkan Nasional
Kel 7 P PDDKN Sistem Pendidkan Nasional
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan tugas dari mata kuliah pengantar pendidikan.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil dari diskusi dan rangkuman dari berbagai macam
sumber dari internet dan buku-buku perguruan tinggi. Makalah ini merupakan makalah yang
sederhana, namun dari kesederhanaan ini diharapkan akan memberikan pengetahuan dan
manfaat yang besar bagi pembaca..
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas pengantar pendidikan yang
diberikan oleh dosen, sekaligus untuk memaparkan tentang landasan dan asas-asas
pendidikan dengan penyusunan yang praktis dan sistematis sehingga mudah dipahami untuk
menambah wawasan Pembaca.
Kami berharap agar Pembaca dapat memberikan kritik maupun saran yang
membangun untuk membantu kami dalam menyempurnakan hasil laporan ini. Akhir kata
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini, dan kami memohon maaf jika terdapat kesalahan dalam laporan
kami.
Penyusun,
Kelompok 7
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------------- 1
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG---------------------------------------------------------3
BAB II PEMBAHASAN
a. Jalur Pendidkan-----------------------------------------------------4
b. Jenjang Pendidikan------------------------------------------------5
A.KESIMPULAN --------------------------------------------------------19
B.PENUTUP-------------------------------------------------------------19
2
BAB I
LATAR BELAKANG
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan
aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang.
3
pendidikan nasiona (sisdiknas) merupakan satu kesatuan yang terpadu dari semua saruan dan
kegiatan pendidikan yang saling berkaitan untuk mengusahakan pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta
dibawah tanggung jawab Menteri pendidikan dan kebudayaan dan menteri lainnya, seperti
menteri agama oleh menteri agama, akabri oleh menteri pertahanan dan keamanan. Juga
departemen lainnya menyelenggrakan pendidikan yang siseput diklat
1. KELEMBAGAAN PENDIDIKAN
a. JALUR PENDIDIKAN
Penyelenggaraan sisdiknas dilaksanakan melalui dua jalur yaitu;
4
Pendidikan luar sekolah (PLS) merupakan pendidikan yang
bersifat kemasyarakatan yang diselenggarakan diluar sekolah melalui
kegiatan belajar mengajar yang tidak berjenjang dan tidak
bersinambungan, seperti kepramukaan, berbagai kursus dan lain-lain.
PLS memberikan kemungkinan perkembangan sosial kultural seperti
bahasa dan kesenian, keagamaan dan ketrampilan yang dapat
dimanfaatka oleh anggota masyarakat untuk mengebangkan dirinya
dan membangun masyarakatnya.
Pendidikan luar sekolah bersifat tidak formal dalam arti tidak
ada keseragaman pola yang bersifat nasional. Modelnya sangat
beragam. Dalam hubungan ini pendidikan keluarga merupakan bagian
dari jakur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam
keluarga yang fungsi utamanya menanamkan keyakinan agama, nilai
budaya dan moral serta keterampilan praktis.
b. JENJANG PENDIDIKAN
Jalur pendidikan sekolah dilaksankan secara berjenjang yang terdiri dari jenjang
sekolah dasar, sekolah menengah dan sekolah tinggi. Sebagai perispan untuk memasuki
pendidikan dasar diselenggarakan kelompok belajar yang disebut pendidikan prasekolah (UU
RI No. 2 Tahun 1989 Bab V, pasal 2). Pendiikan prasekolah termasuk jenjang pendidikan
formal, tetapi baru merupakan kelompok sepermainan yang menjembatani anak antara
kehidupan dalam keluarga dan sekolah.
5
warga negara diwajibkan menempu pendidikan dasar sampai pemdidikan tinggi.
UU RI No. 2 Tahun 1989 menyatakan dasar dan wajib belajar pada pasal 14 ayat
1 bahwa “warga negara yang berumur 6 tahun berhak mengikuti pendidikan
dasar” dan ayat 2 menyatakan bahwa “ warga negara berumur 7 tahun
berkewajiban mengikuti pendidikan dasar atau pendidikan yang setara sampai
tamat.” Dalam pengertian setara ini termasuk juga pendidikan luar biasa ( PLB) ,
prndidikan keagamaan dan atau pendidikan luar sekolah.
6
tujuan kepentingan nasional, pendidikan tinggi secara terbuka dan selektif
mengikuti perkembangan kebudayaan yang terjadi diluar indonesia untuk
menggambil manfaatnya bagi perkembngan bangsa dan kebudayaan nasional. Dan
untuk mencapai tujuan kebebasan akademik, melaksankan misi nya, pada
lembaga pendidikan tinggi berlaku kebebasan mimbar akademik serta otonomi
dalam pengelolaan lembaganya.
7
Output pendidikan tinggi diharapkan dapat mengisi kebutuhan yang beraneka
ragam dalam masyaratakat. Dari peserta didik menunjukan bahwa minat mereka juga
beragam, berdasarkan faktor tersebut , maka perguruan tinggi dapat
menyelenggarakan satu srata atau lebih. Srata yang disebut terdiri dari SO ( non
srata ) atau program ploma,lama belajarnya 2 tahun ( D2) atau tiga tahun ( D3),juga
disebut program non gelar. SI ( program srata satu) lama belajarnya 4 tahun , dengan
gelar sarjana, S2 ( program strata dua) atau program pasca sarjana lama belajaranya 2
tahun sesudah S1, dengan gelar magister ; S3 ( program srata tiga atau program
doktr ), lama belajarnya tga tahun sesudah S2 dengan gelar doktor.
Program diploma atau program nongelar memberi tekanan pada aspek praktis
profesional sedangkan program gelar memberi tekanan pada aspek akademik ataupu
aspek akademik profesional
A3 setara dengan D3
A4 setara dengan D4
A5 setara dengan sarjana plus sejumlah pegalaman
8
jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat
dan kekhususan tujuannya ( UU RI No 2 Tahun 1989 Bab I Pasal 1 Ayat 4 No 2 Tahun
1989).
Program pendidikan yang termasuk jalur pendidika sekolah terdiri atas pendidikan
umum, pendidikan kejuruan, dan pendidikan lainnya.
1. PENDIDIKAN UMUM
2. PENDIDIKAN KEJURUAN
9
4. PENDIDIKAN KEDINASAN
Pendidikan kedinasan daat terdiri dari pendidikan tingkat menengah dan pendidikan
tingkat tinggi. Yang termasuk pendidikan tengkat menengah dan pendidikan tinggi seperti
SPK ( Sekolah Perawat Keseahatan) dan yang termasuk pendidikan tingkat tinggi seperti
APDN ( Akademik pemerintah Dalam Negri)
5. PENDIDIKAN KEAGAMAAN
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang mempersiapka peserta didik
untuk dapat melaksanakan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus
tentang ajaran agama. Pendidikan keagamaan dapat terdiri dari tinkat pendidikan
tinggi, yang termasuk tingkat pendidikan dasar misalnya : madrasah ibtidaiyah,
tingkat pendidikan menengah seperti tsanawiyah PGAN ( Pendidikan Guru Agama
Negeri) dan pendidikan tingkat tinggi seperti sekolah theologia, IAIN (istitut Agama
Islam Negeri) dan IHD (insitut Hindu Dharma)
Untuk pengadaan guru, disediakan lembaga pendidikan seperti PGAN
( pendidikan guru agama negeri) untuk agama islam atau sekolah theologi untuk
agama kristen.
10
untuk mencapai ‘finish’, berupa ijazah, diploma, atau gelar (Zais, 1976 yang dikutip
oleh Mohammad Ansyar dan H.Nurtain, 1992:7).
Selanjutnya deskripsi yang diberikan oleh beberapa penulis, kurikulum diartikan
sebagai :
Seperangkat mata pelajaran dan materi pelajaran yang terorganisir (Hyemen,
1973).
Rencana kegiatan untuk menentukan pengajaran (Macdonald, 1965)
Rencana untuk membelajarkan peserta didik (Taba, 1962).
Pengalaman belajar (Krug dan Edward A., 1956)
UU RI NO. 2 Tahun 1989 Pasal 38 ayat 1 menyatakan adanya dua aspek nasional dan
local itu sebagai berikut : Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam suatu satuan
pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum
yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan cirri khas suatu
pendidikan yang bersangkutan.
1) Kurikulum Nasional
Tujuan pendidikan nasional dinyatakan dalam UU RI NO. 2 tahun 1989 pasal 3, yaitu :
11
g) Bertanggung jawab pada kemasyarakatan dan kebangsaan. Yang menjadi pertanyaan
ialah bagaimana tujuan nasional tersebut dapat dicapai melalui masing-masing satuan
pendidikan.
Masing-masing satuan pendidikan (menurut jalur, jenjang, dan jenis) mempunyai tugas untuk
mencapai tujuan nasional tersebut, disamping tujuan institusional yang diemban oleh masing-
masing satuan pendidikan. Ini berarti bahwa tujuan pendidikan nasional itu menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari kurikulum masing-masing satuan pendidikan.
Kaitan antara tujuan pendidikan nasional dengan tujuan satuan pendidikan tersebut dapat
dilihat dalam bagan :
Lima komponen kurikulum tersebut jika dilihat secara keseluruhan dapat dikelompokkan atas
: Tujuan pendidikan (butir 1), materi pendidikan (butir 2 s.d. 4), dan metodologi (butir 5).
Soedijarto menamakan butir 1 s.d. 4 sebagai kurikulum nasional, sedangkan butir 5 sebagai
implementasi kurikulum yang dianggap menjadi tanggung jawab guru dan kepala sekolah.
12
Disebut kurikulum nasional oleh karena tujuan dan materi pendidikan (butir 1 s.d. 4) tersebut
diperlukan sama pada setiap macam satuan pendidikan di seluruh Indonesia.
Mengenai isi kurikulum nasional itu di dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 Pasal 30 ayat 1
dinyatakan : Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai
tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Ayat 2 menyatakan bahwa isi kurikulum setiap jenis jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat :
a) Pendidikan pancasila
b) Pendidikan agama, dan
c) Pendidikan kewarganegaraan.
a) Pendidikan pancasila
b) Pendidikan agama
c) Pendidikan kewarganegaraan
d) Bahasa Indonesia
e) Membaca dan menulis
f) Matematika (termasuk berhitung)
g) Pengantar sains dan teknologi
h) Ilmu bumi
i) Sejarah nasional dan sejarah umum
j) Kerajinan tangan dan kesenian
k) Pendidikan jasmani dan kesehatan
l) Menggambar, serta
m) Bahasa inggris
Kemudian pasal 38 ayat 2 menyatakan “kurikulum yang berlaku secara nasional ditetapkan
oleh menteri, atau menteri lain, atau pimpinan lembaga pemerintahan non departemen
berdasarkan pelimpahan wewenang dan menteri.”
13
Dari uraian diatas menjadi jelas bahwa yang dimaksud dengan kurikulum nasional itu adalah
kurikulum yang mengandung cirri-ciri sebagai berikut :
14
Kemudian disusul dengan penjabaran pelaksanaanya dalam keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah No.173/C/Kep/M/87 Tanggal 7 Oktober 1987. Dalam
kata sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Buku Petunjuk Penerapan
Kurikulum Sekolah dasar sebagai berikut : “Dalam hal ini harus diingat bahwa adanya
muatan local dalam kurikulum bukan bertujuan agar anak terjerat dalam lingkungannya
semata-mata. Semua anak sekolah berhak mendapat kesempatan guna lebih terlibat dalam
mobilitas yang melampaui batas lingkungannya sendiri.”
15
pola kehidupan daerah karena keanekaragamannya disederhanakan dan diklasifikasikan
menjadi delapan kelompok. Pola kehidupan tersebut, yaitu :
1) Perikanan darat dan laut
2) Peternakan
3) Persawahan
4) Perladangan dan perkebunan
5) Perdagangan, termasuk didalamnya jasa
6) Industri kecil, termasuk didalamnya industri rumah tangga
7) Industri besar
8) Pariwisata
Kemudian jika lingkungan alam digabungkan (dipasangkan) dengan pola kehidupan akan
membentuk 4x8=32 variasi. Dapat dipastikan bahwa salah satu dari variasi tersebut pasti
terdapat pada setiap daerah di Indonesia.
16
C. Hirarki Tujuan Pendidikan Nasional dan Ciri-cirinya
17
Yaitu tujuan pokok bahasan atau tujuan sub pokok bahasan yang diajarkan oleh
guru. Tujuan intruksional dibedakan menjadi dua macam yaitu tujuan intruksional umum
(TIU) dan tujuan intruksional khusus (TIK).
i. Umumnya tujuan intruksional umum berada pada tiap-tiap pokok bahasan yang telah
dirumuskan didalam kurikulum sekolah, khususnya didalam Garis-Garis Besar Program
Pengajaran (GBPP).
ii. Tujuan intruksional khusus adalah tujuan pengajaran yang diharapkan dapat dicapai oleh
siswa pada akhir tiap jam pelajaran, biasanya dibuat oleh guru yang dimuatkan didalam
satuan pelajaran (satpel).
18
BAB III
KESIMPULAN
PENUTUP
Demikian makalah ini penulis buat guna memenuhi tugas mata Kuliah
Pengantar Pendidikan, semoga dapat bermanfaat bagi bangsa dan Negara pada
umumnya dan mahasiswa FKIP UPY Fakultas Matematika serta rekan-rekan kelas
1A1 Pada khususnya. Saran dan keritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harafkan guna kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
19