Anda di halaman 1dari 17

385

Hubungan Kadar Glukosa Darah sewaktu dan Gangguan Fungsi Kognitif


pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Purnama Pontianak

Irene Olivia Salim1, Petrus J. Hasibuan2, Andriani3


1
Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN
2
SMF Ilmu Penyakit Dalam, RS St. Antonius, Pontianak
3
Departemen Pre Klinik Biokimia Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak

Latar Belakang. Diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang dapat menimbulkan
komplikasi akut maupun kronik bila tidak dikelola dengan baik. Hiperglikemia yang
berkepanjangan berkonstribusi terhadap berkembangnya komplikasi berupa gangguan fungsi
kognitif pada pasien diabetes melitus. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian analitik
observasional dengan pendekatan potong lintang. Sebanyak 70 sampel penelitian dipilih dengan
teknik consecutive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data mengenai kadar
glukosa darah sewaktu didapatkan dari hasil pemeriksaan langsung dengan glucometer. Data
mengenai gangguan fungsi kognitif didapat dari pemeriksaan menggunakan kuesioner Montreal
Cognitive Assesment dalam bahasa indonesia. Uji statistik dengan uji chi-square.
Hasil. Dari 70 sampel yang dilibatkan pada penelitian, sebanyak 44 orang (62,8%) mengalami
gangguan fungsi kognitif. Terdapat perbedaan proporsi bermakna antara kelompok kadar glukosa
darah sewaktu normal dan kelompok kadar glukosa darah sewaktu tinggi terhadap gangguan
fungsi kognitif (p=0,023). Kesimpulan. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara
kadar glukosa darah sewaktu dengan gangguan fungsi kognitif pada pasien diabetes melitus tipe 2.

Kata kunci: diabetes melitus, kadar glukosa darah sewaktu, gangguan fungsi kognitif

Background. Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease that could cause acute and chronic
complication if not managed properly. Prolonged hyperglycemic state contributes to the
development of cognitive impairment among diabetic individuals. Method. This research was an
analytical observation with a cross-sectional approach. Seventy patients were picked as samples
using consecutive sampling technique based on inclusion and exclusion criteria. Blood glucose
levels were obtained using glucometer. Cognitive functions were assesed with Montreal Cognitive
Assesment questionnaires that has been translated to Indonesian. The data were then analyzed
using chi-squared test. Result. 44 out of 70 patients involved in this research were found to have
cognitive impairment. There were significant proportional difference between cognitive functions
of patients with normal random blood glucose and those with high random blood glucose
(p=0,023). Conclusion. There was a significant difference between random blood glucose level
and cognitive impairment in patients with type 2 diabetes mellitus.

Keywords: diabetes mellitus, random blood glucose level, cognitive impairment

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


386

PENDAHULUAN adalah 5703 kasus.4 Jumlah ini

meningkat dibandingkan tahun 2012


Diabetes melitus (DM)
yaitu 4866 kasus.5 Adapun
merupakan suatu kelompok penyakit
puskesmas yang memiliki kasus DM
metabolik dengan karakteristik
tertinggi pada tahun 2013 adalah
hiperglikemia yang terjadi karena
Puskesmas Purnama dengan jumlah
kelainan sekresi insulin, kerja insulin
kasus sebanyak 721 kasus.4
atau kedua-duanya.1 Diabetes dapat
Diabetes melitus tipe 2
menyerang berbagai tingkatan umur
merupakan tipe diabetes yang paling
dengan insidensi dan prevalensi yang
sering terjadi.6 Diabetes tipe 2 atau
terus meningkat. Berdasarkan data
Non-Insulin Dependent Diabetes
International Diabetes Federation
Mellitus (NIDDM) tidak
(IDF) tahun 2013, Indonesia
berhubungan dengan autoimunitas
merupakan negara ke tujuh terbesar
seperti yang terjadi pada DM tipe 1.1
untuk kasus penyakit diabetes
Diabetes melitus tipe 2 ditandai
melitus.2 Prevalensi diabetes melitus
adanya gangguan sekresi insulin
di Provinsi Kalimantan Barat
ataupun gangguan kerja insulin
mengalami peningkatan dari 0,6 %
(resistensi insulin) pada organ target
pada tahun 2007 menjadi 0,8 %
3
terutama hati dan otot.6
pada tahun 2013.
Seyfaddini dalam
Data dari seluruh puskesmas
penelitiannya menyebutkan bahwa
yang ada di Kota Pontianak
kejadian penurunan fungsi kognitif
menunjukkan jumlah kasus DM di
delapan kali lebih banyak terdapat
Kota Pontianak pada tahun 2013

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


387

pada penderita diabetes melitus kognitif ringan, didapatkan 19 orang

dibandingkan dengan kelompok non berlanjut menjadi demensia, 7 di

diabetes.7 Studi lain menemukan antaranya menderita diabetes. Hasil

bahwa diabetes melitus tipe 2 ini menunjukkan bahwa selain dapat

berhubungan dengan demensia dan meningkatkan risiko demensia,

gangguan fungsi kongnitif.8 Dalam diabetes melitus juga dapat

suatu studi meta analisis disimpulkan meningkatkan progresifitas

bahwa diabetes melitus tipe 2 penurunan kemampuan kognitif

meningkatkan risiko relatif seseorang ringan menjadi demensia.10

untuk mengalami demensia vaskular Tingginya kadar glukosa

sebesar 2,5.8 Gangguan fungsi dalam darah akan mengaktifan

kognitif yang ditemukan pada sitokin-sitokin pro inflamasi melalui

penderita diabetes melitus tipe 2 berbagai mekanisme biokimia

diantaranya adalah terjadi intraseluler seperti peningkatan jalur

peningkatan defisit memori, aldose reduktase, aktivasi Protein

penurunan kecepatan psikomotor Kinase C, dan pembentukan

,dan penurunan fungsi eksekutif pada advanced glycation end products

lobus frontal.9 (AGEs) yang mengakibatkan

Studi yang dilakukan disfungsi pada endotel pembuluh

Velayudhan et al pada tahun 2010 darah.11,12 Tingginya risiko disfungsi

selama 4 tahun terhadap 61 subjek vaskuler pada penderita diabetes

berusia di atas 65 tahun yang diyakini sebagai penyebab

memiliki penurunan kemampuan meningkatnya risiko demensia.10

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


388

Hiperglikemia menyebabkan menggunakan tes MoCA daripada

aterosklerosis arteri serebral yang menggunakan tes Mini Mental.16

akan menyebabkan terganggunya Berdasarkan uraian diatas

sirkulasi darah ke otak. Hal inilah telah banyak penelitian yang meneliti

yang menyebabkan peningkatan hubungan antara diabetes melitus

risiko demensia.13 dengan gangguan fungsi kognitif.

Tes yang dapat digunakan Berbeda dengan penelitian yang telah

untuk skrining fungsi kognitif adalah dilakukan sebelumnya, penelitian ini

Montreal Cognitive Assesment lebih spesifik dilakukan untuk

(MoCA). Peneltian Nasreddin dkk, mengetahui hubungan kadar glukosa

menyatakan bahwa tes MoCA darah sewaktu dengan gangguan

mempunyai sensitivitas 90% dan fungsi kognitif pada pasien diabetes

spesifisitas 87% untuk mendeteksi melitus tipe 2 menggunakan tes

gangguan kognitif ringan.14 Husein MoCA-Ina.

N dkk, menghasilkan instrumen

MoCA dalam bahasa indonesia METODE

(MoCA-Ina) yang reliabel dan sudah


Penelitian ini merupakan studi
valid menurut kaidah validasi. Tes
analitik dengan desain penelitian
MoCA-Ina dapat digunakan dalam
cross sectional. Penelitian dilakukan
penilaian fungsi kognitif pada
di puskesmas purnama kota
15
pasien-pasien di Indonesia. Pada
pontianak selama bulan Juli-Agustus
pasien diabetes melitus skrining
2015. Total sampel sebanyak 70
gangguan kognitif ringan lebih baik
orang. Pemilihan sampel dilakukan

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


389

dengan menggunakan non- HASIL

probability sampling, yaitu dengan Analisis univariat dilakukan

cara consecutive sampling. Data untuk melihat distribusi masing-

yang digunakan adalah data primer masing karakteristik subjek

yang menggunakan kuesioner penelitian terkait usia, jenis kelamin,

MoCA-Ina (Montreal Congnitive pendidikan terakhir, lama menderita

Assesment dalam bahasa diabetes, indeks masa tubuh, status

Indonesia) untuk pengukuran fungsi hipertensi, status merokok, dan kadar

kognitif dan pengukuran kadar glukosa darah sewaktu. Berikut ini

glukosa darah menggunakan alat disajikan tabel yang memberikan

glucometer. Data yang diperoleh gambaran distribusi karakteristik

akan dianalisis untuk mencari subjek penelitian.

hubungan antara variabel bebas dan Usia termuda subjek pada

terikat. Uji hipotesis yang akan penelitian ini adalah 46 tahun,

digunakan adalah uji Chi-Square sedangkan usia tertua adalah 74

dengan uji Fisher sebagai uji tahun. Tabel 5 menunjukkan

alternatif. Analisis data akan kelompok usia yang paling banyak

dilakukan menggunakan program dalam penelitan ini adalah kelompok

Statistical Product for Service usia 55-64 tahun yaitu sebanyak 28

Solution 22.0. orang (40%). Subjek penelitian

dengan pendidikan terakhir

perguruan tinggi lebih banyak

daripada subjek penelitian dengan

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


390

jenjang penidikan terakhir lainya kognitif yaitu sebanyak 44 orang

yaitu sebanyak 27 orang (38,6%). (62,8%).

Pada penelitian ini subjek penelitan Analisis bivariat dilakukan

terbanyak adalah pasien yang untuk mencari hubungan antara

menderita diabetes kurang dari lima kadar glukosa darah sewaktu dengan

tahun yaitu sebanyak 33 orang gangguan fungsi kognitif pada pasien

(47,1%). Subjek penelitian dengan diabetes melitus tipe 2. Analisis

indeks massa tubuh obesitas derajat bivariat dilakukan dengan

satu lebih banyak daripada subjek menggunakan program Statistical

penelitian dengan indeks massa Product and Service Solutions

tubuh lainnya yaitu sebanyak 26 (SPSS) versi 20.0. Data yang sudah

orang (37%). Pada penelitian ini dimasukkan ke dalam program SPSS

pasien diabetes non hipertensi lebih akan diuji hipotesis menggunakan uji

banyak daripada pasien diabetes chi-square. Data ini memenuhi syarat

dengan hipertensi yaitu sebanyak 41 untuk uji chi-square karena tidak

orang (58,6%). Subjek penelitian didapatkan sel dengan nilai expected

dengan status bukan perokok lebih kurang dari 5. Nilai p yang didapat

banyak daripada subjek penelitian pada uji chi-square adalah sebesar

dengan status perokok yaitu 0,023 (p< 0,05).

sebanyak 61 orang (87%). Analisis multivariat yang

Pada penelitian ini subjek digunakan dalam penelitian ini

penelitian yang dominan adalah adalah analisis regresi logistik

pasien dengan gangguan fungsi dengan metode Enter. Variabel yang

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


391

diikutsertakan dalam analisis regresi yang berobat jalan di Puskesmas

logistik adalah variabel yang Purnama kota Pontianak selama

memiliki nilai p< 0,25 dalam analisis periode bulan Juli 2015. Proporsi

bivariat, yaitu nilai kadar glukosa subjek penelitian yang mengalami

darah sewaktu dan pendidikan gangguan fungsi kognitif lebih

terakhir. Hasil analisis multivariat ini banyak yaitu 44 orang (62,8%)

menunjukkan variabel yang daripada subjek yang fungsi

berpengaruh terhadap gangguan kognitifnya tidak terganggu, yaitu 26

fungsi kognitif hanya variabel kadar orang (37,2%). Hasil yang hampir

glukosa darah sewaktu (p=0,008). serupa juga didapatkan oleh

Hasil analisis multivariat ini Ramdhani pada tahun 2013 dimana

menunjukkan nilai kadar glukosa dari 102 pasien DM tipe 2

darah sewaktu memiliki OR sebesar didapatkan sebanyak 98 orang

4,38 (IK 95%= 1,472-13,050). (96,1%) mengalami penurunan

fungsi kognitif. Pengukuran fungsi

kognitif menggunakan kuesioner


PEMBAHASAN
MoCa-Ina.17 Hasil penelitian oleh
Gangguan Fungsi Kognitif pada
Nugroho pada tahun 2011 dan
pasien DM Tipe 2 di Wilayah
Mukhasona pada tahun 2013
Kerja Puskesmas Purnama
menunjukkan hasil yang sedikit
Kecamatan Pontianak Selatan
berbeda. Hasil penelitian pertama
Kota Pontianak
dari 57 subjek penelitian berusia
Telah dilakukan penelitian
lebih dari 60 tahun sebanyak 9 orang
terhadap 70 orang pasien DM tipe 2

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


392

(17,5%) mengalami gangguan fungsi merupakan variabel kategorik. Pada

kognitif ringan-sedang.18 Penelitian uji Chi-Square didapatkan nilai p

kedua dengan subjek penelitian sebesar 0,023 (p<0,05). Berdasarkan

pasien DM tipe 2 dari 44 subjek hasil tersebut dapat disimpulkan

berusia 35-75 tahun didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan proporsi

sebanyak 13 orang (29,5%) bermakna antara kelompok kadar

mengalami gangguan fungsi glukosa darah sewaktu normal

kognitif.55 Kedua penelitian diatas dengan kadar glukosa darah sewaktu

menggunakan kuesioner MMSE tinggi terhadap gangguan fungsi

(Mini Mental State Examination) kognitif.

untuk mengukur kemampuan fungsi Hasil penelitian ini sejalan

kognitif. dengan penelitian yang dilakukan

oleh Mukhasona pada tahun 2013

Hubungan Kadar Glukosa Darah terhadap 44 pasien diabetes melitus

Sewaktu Dengan Gangguan tipe 2 berusia 35-75 tahun

Fungsi Kognitif menunjukkan adanya hubungan yang

Hubungan kadar glukosa bermakna antara kadar glukosa darah

darah sewaktu dengan gangguan sewaktu dengan gangguan fungsi

fungsi kognitif pada pasien diabetes kognitif yang diukur menggunakan

melitus tipe 2 dalam penelitian ini MMSE (p= 0,045).19 Penelitian lain

dianalisis menggunakan uji hipotesis oleh Sabrina pada tahun 2010

Chi-Square. Hal ini dikarenakan terhadap 28 pasien diabetes melitus

kedua variabel yang dianalisis tipe 2 menunjukkan terdapat

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


393

hubungan yang bermakna secara Penelitian oleh Cox et al terhadap 36

statistik antara kadar glukosa darah pasien diabetes melitus tipe 2

puasa (p=0,004) dan kadar gula menunjukkan bahwa keadaan

darah 2 jam post prandial (p=0,021) hiperglikemia berhubungan dengan

dengan skor MMSE pada penderita penurunan hasil pemeriksaan fungsi

diabetes melitus tipe 2. Dari kognitif (p<0,002).22

penelitian tersebut didapatkan Rasio Prevalens (RP) yang

kesimpulan bahwa peningkatan diperoleh pada penelitian ini adalah

kadar glukosa darah puasa maupun sebesar 1,68 dengan Indeks

kadar glukosa darah post prandial Kepercayaan (IK) 95% berkisar

dapat menurunkan skor MMSE.20 antara 1,308 sampai 10,109. Nilai

Hasil yang tidak jauh berbeda IKlower dan upper limit yang tidak

juga dipaparkan oleh penelitian yang mencakup angka satu menunjukkan

dilakukan oleh Sommerfield dan Cox bahwa secara statistik terdapat

et al. Pada penelitiannya, hubungan yang bermakna antara

Sommerfield menyatakan bahwa kadar glukosa darah sewaktu dengan

pada keadaan hiperglikemia akut, kejadian gangguan fungsi kognitif.

fungsi kognitif akan terganggu. Nilai rasio prevalens juga

Fungsi kognitif yang terganggu pada mencerminkan seberapa besar risiko

penelitian tersebut meliputi terhadap kejadian gangguan fungsi

penurunan pada kecepatan kognitif pada pasien diabetes melitus

memproses informasi, working tipe 2. Risiko untuk terjadinya

memory, dan kemampuan atensi.21 gangguan fungsi kognitif pada subjek

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


394

dengan kadar glukosa darah sewaktu pembentukan AGEs, dan proses

≥ 140 mg/dl adalah 1,68 kali lebih inflamasi pada jaringan.

besar dibandingkan subjek dengan Kondisi hiperglikemia kronis

kadar glukosa darah sewaktu > 140 akan meningkatkan mekanisme

mg/dl. Hasil penelitian ini sejalan polyol yang menyebabkan akumulasi

dengan penelitian oleh Xu et al. yang sorbitol dan fruktosa di saraf

menyatakan bahwa pasien diabetes sehingga merusak sel saraf.24 Hasil

dengan kadar glukosa darah sewaktu akhir dari mekanisme polyol adalah

<140 mg/dl tidak memiliki peningkatan stress oksidatif

peningkatan risiko menjadi penyakit intrasel.25 Tingginya kadar glukosa

alzheimer dan demensia vaskular.23 darah yang berlangsung kronis

Hiperglikemia menyebabkan menyebabkan peningkatkan

aktivasi jalur polyol, meningkatkan pembentukan produk akhir glikasi

pembentukan dari advanced lanjut (Advanced Glycation End-

glycation end products (AGEs), dan products, AGEs) yang memiliki

aktivasi diacylglycerol dari protein potensi efek toksik pada neuron.

kinase C. Mekanisme yang serupa AGEs akan berpasangan dengan

dapat berlangsung di otak dan radikal bebas menyebabkan

menginduksi perubahan dalam fungsi kerusakan oksidatif, yang pada

kognitif yang terdeteksi pada pasien akhirnya menyebabkan kerusakan

diabetes.11 Kadar glukosa darah yang neuron.8 AGEs menghambat

tinggi akan menyebabkan aktivitas Nitric Oxide (NO) pada sel

peningkatan stres oksidatif, endotel dan menghasilkan ROS

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


395

(reactive oxygen species) intraseluler tahun 2012 terhadap 109 sampel

yang menyebabkan stress oksidatif lanjut usia yang menyimpulkan


26
kronis. Stres oksidatif telah bahwa hanya variabel kadar glukosa

diusulkan sebagai penyebab dari darah sewaktu (P=0,014) dan lama

kerusakan neuron melalui proses pendidikan (P=0,000) yang

disfungsi mitokondria pada sel.8 berpengaruh terhadap fungsi

Stress oksidatif akan mengakibatkan kognitif. Variabel yang

kerusakan sel syaraf sehingga diikutsertakan dalam penelitian

menurunkan kemampuan kognitif.27 tersebut antara lain usia, nilai

Hasil analisis multivariat tekanan darah, kadar koletrol total,

regresi logistik (tabel 4) untuk dan nilai indeks massa tubuh. Kadar

mencari hubungan antara nilai kadar glukosa darah yang semakin

glukosa darah sewaktu dengan meningkat akan menurunkan fungsi

gangguan fungsi kognitif kognitif pada lanjut usia dan lama

dibandingkan faktor risiko lain pendidikan merupakan faktor yang

gangguan fungsi kognitif tidak dapat diubah.28

menunjukkan bahwa hanya nilai

kadar glukosa darah sewaktu yang Hubungan Usia, Lama Menderita

memiliki pengaruh dengan kejadian DM, Status Hipertensi, Status

gangguan fungsi kognitif (P=0,008, Merokok, Indeks Massa Tubuh

IK 95%= 1,472-13,050). Hal ini dan Pendidikan Terakhir

sejalan dengan penelitian Terhadap Gangguan Fungsi

sebelumnya oleh Kayo et al. pada Kognitif

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


396

Hasil analisa statistik dengan menyatakan bahwa usia merupakan

menggunakan uji Chi-Square untuk faktor yang mempengaruhi status

mengetahui ada tidaknya perbedaan kognitif diabetesi lanjut usia. Apabila

yang bermakna antara kelompok usia semakin tua usia penderita diabetes

pada penelitian ini terhadap melitus, maka status kognitif akan

gangguan fungsi kognitif diperoleh semakin buruk.18 Perbedaan hasil

nilai p sebesar 0,586 (tabel 4). Hal penelitian ini dapat dikarenakan

ini menunjukkan bahwa tidak ada karena perbedaan jumlah sampel dan

perbedaan yang bermakna antara penelitian sebelumnya hanya

kelompok usia 45- 54 tahun, 55-64 meneliti subjek berusia lanjut.

tahun, dan 65-74 tahun terhadap Hasil analisa statistik dengan

gangguan fungsi kognitif. Hasil menggunakan uji Chi-Square

penelitian ini sejalan dengan menunjukkan secara statistik tidak

penelitian sebelumnya oleh terdapat hubungan yang bermakna

Mukhasona pada tahun 2013 yang antara lama menderita DM dengan

menyatakan bahwa tidak terdapat gangguan fungsi kognitif dengan

hubungan yang bermakna antara usia nilai p sebesar 0,731 (tabel 4). Hasil

dan status kognitif.19 Penelitian penelitian ini sejalan dengan

Cukierman-Yaffe et al menyatakan penelitian yang dilakukan oleh

bahwa peningkatan usia Oktavia pada tahun 2014 yang

mempengaruhi penurunan kognitif menunjukkan tidak ada perbedaan

pasien DM tipe 2.29 Penelitian fungsi kognitif yang signifikan antara

Nugroho pada tahun 2011 pasien dengan lama menderita

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


397

diabetes melitus tipe 2 <10 tahun dan tahun, sedangkan umumnya

yang telah menderita diabetes komplikasi muncul pada durasi lebih

melitus tipe 2 ≥10 tahun.30 Penelitian dari 10 tahun. Selain itu, adanya

Roberts et al, menyimpulkan bahwa perbedaan jumlah subyek dan

lama menderita DM tipe 2 ≥10 tahun metode penilaian status kognitif yang

akan meningkatkan risiko terjadinya digunakan juga dapat memberikan

gangguan fungsi kognitif. Durasi kesimpulan yang berbeda dari

menderita DM yang lama penelitian.

berhubungan dengan keadaan Hasil analisa statistik dengan

hiperglikemia kronik dimana dapat menggunakan uji Chi-Square untuk

merubah fungsi dan struktur mengetahui ada tidaknya perbedaan

mikrovaskular pada sistem saraf yang bermakna antara kelompok

pusat.31 Ebady et al, menyimpulkan subjek dengan hipertensi dan

bahwa terdapat hubungan yang kelompok non hipertensi terhadap

signifikan antara lama menderita gangguan fungsi kognitif diperoleh

diabetes melitus dengan skor nilai p sebesar 0,385 (tabel 4). Hal

modified Mini Mental State ini menunjukkan tidak adanya

Examination (MMSE) yang didapat perbedaan yang bermakna antara

dengan rerata durasi 8,45 tahun.32 kelompok subjek dengan hipertensi

Perbedaan hasil dari penelitian ini dan kelompok non hipertensi

dapat dikarenakan sebagian besar terhadap gangguan fungsi kognitif.

sampel pada penelitian ini menderita Hasil penelitian ini sejalan dengan

diabetes melitus tipe 2 kurang dari 10 Kayo et al. yang menyatakan tidak

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


398

terdapatnya hubungan yang bermkna Hasil analisa statistik dengan

antara hipertensi dengan fungsi menggunakan uji Chi-Square untuk

kognitif pada subjek penelitian lanjut mengetahui ada tidaknya perbedaan

usia.28 Penelitian oleh Mukhasona yang bermakna antara subjek pada

pada tahun 2013 juga menunjukkan kelompok indeks massa tubuh

tidak terdapat hubungan yang obesitas dan non obesitas terhadap

bermakna antara hipertensi dengan gangguan fungsi kognitif diperoleh

penurunan status kognitif pada nilai p sebesar 1,000 (tabel 4). Hal

pasien diabtetes melitus tipe 2.19 ini menunjukkan tidak ada perbedaan

Hasil analisa statistik dengan yang bermakna antara kelompok

menggunakan uji Fisher subjek dengan indeks massa tubuh

menunjukkan secara statistik tidak obesitas dan non obesitas terhadap

terdapat hubungan yang bermakna gangguan fungsi kognitif. Hasil

antara merokok dengan gangguan penelitian ini sejalan dengan

fungsi kognitif dengan nilai p sebesar Penelitian zaharo pada tahun 2015

0,392 (tabel 4). Hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa tidak

sejalan dengan penelitian yang terdapat korelasi bermakna antara

dilakukan oleh Mukhasona pada skor IMT dan skor MMSE pada

tahun 2013 yang menyatakan tidak pasien diabetes melitus tipe 2.33

adanya hubungan yang bermakna Penelitian lain oleh Bruce et al.

antara kebiasaan merokok dengan menyatakan bahwa indeks massa

penurunan status kognitif pada tubuh tidak berhubungan dengan

pasien diabetes melitus.19

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


399

gangguan fungsi kognitif pada subjek hubungan bermakna antara tingkat

penelitian dengan diabetes.34 pendidikan dengan status kognitif

Hasil uji statistik pada pasien diabetes melitus tipe 2.

menggunakan uji Chi-Square Tingkat pendidikan merupakan salah

menunjukkan secara statistik terdapat satu faktor yang mempengaruhi

hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan seseorang.

pendidikan terakhir dengan Seorang pasien diabetes melitus tipe

gangguan fungsi kognitif dengan 2 dengan status pendidikan lebih

nilai p sebesar 0,030 (tabel 4). Hasil tinggi akan lebih mudah mendapat

penelitian ini sejalan dengan kesempatan mengakses informasi

penelitian Kayo et al. yang mengenai pengelolaan penyakitnya,

menyatakan bahwa lama pendidikan termasuk pentingnya kontrol glukosa

berhubungan dengan gangguan darah sehingga akan dapat mencegah

fungsi kognitif pada subjek komplikasi diabetes melitus tipe 2.19

penelitian lanjut usia.28 Penelitian

lain oleh Roberts et al. menunjukkan

bahwa diabetes berhubungan dengan KESIMPULAN

kemunduran kognititif pada subyek 1. Sebanyak 44 orang (62,8%)

dengan < 9 tahun edukasi, tetapi pasien DM tipe 2 di

tidak pada subyek dengan level Puskesmas Purnama kota

edukasi yang lebih tinggi.31 Pontianak mengalami

Berdasarkan penelitian Mukhasona gangguan fungsi kognitif.

pada tahun 2013 didapatkan

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


400

2. Terdapat hubungan bermakna 9. Kodl C, Seaquist E. Cognitive


Dysfunction And Diabetes
Mellitus.Endocrine
antara kadar glukosa darah Reviews.2008;29:494–511.
10. Velayudhan L, Poppe M, Archer N,
sewaktu dengan gangguan Protisi P, Brown RG, Lovestone S.
Risk of Developing Dementia in
fungsi kognitif pada pasien People with Diabetes and Mild
Cognitive Impairent The British
Journal of Psychiatry.2010;196(1):36-
diabetes melitus tipe 2. 40.
11. Vijayakumar M, Sirisha GB, Farzana
B, Dhanaraju. Mechanism Linking
Cognitive Impairment and Diabetes
mellitus. European Journal of Applied
DAFTAR PUSTAKA Sciences.2012;4 (1):01-05.
12. Peila R, Rodriquez BL, Launer LJ.
Type 2 diabetes, APOE gene, and the
1. Purnamasari D. Diagnosis Dan risk for dementia and related
Klasifikasi Diabetes Mellitus. pathologies:The Honolulu-Asia aging
Dalam:Setiati S,dkk.,editor. Buku Ajar study. Diabetes.2002;51:1256-1263.
Ilmu Penyakit Dalam, ed VI, jilid II. 13. Biessels GJ, Staekenborg S, Brunner E,
Jakarta: Interna publishing; 2014. h. et al. Risk of dementia in diabetes
2323-2326. mellitus: a systematic review. Lancet
2. International Diabetes Federation. Neurol. 2006;5: 64–74.
Diabetes Atlas 6th ed. Brussels, 14. Nasreddine ZS, et al. The Montreal
Belgium; 2013. Availible from Cognitive Assessment, MoCA: a brief
http://www.idf.org /diabetesatlas/ screening tool for mild cognitive
datavisualisations. impairment. J Am Geriatr Soc. 2005;
3. Badan Penelitian dan Pengembangan 53(4):695-9.
Kesehatan Departemen Kesehatan 15. Husein N, dkk. Uji Validitas dan
Republik Indonesia. Laporan Nasional Reliabilitas Montreal Cognitive
Riset Kesehatan Dasar Tahun Assesment Versi Indonesia (MoCA-
2013.Jakarta;2013. Ina) Untuk Skrining Gangguan Fungsi
4. Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Kognitif. Neurona.2010;27(4):15-21.
Profil Kesehatan Kota Pontianak 16. Kannayiram A, et al. Montreal
Tahun 2013.Pontianak;2013. Cognitive Assessment Is Superior to
5. Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Data Standardized Mini-Mental Status Exam
Kasus Penyakit Diabetes Melitus di in Detecting Mild Cognitive
Kota Pontianak Tahun Impairment in the Middle-Aged and
2014.Pontianak;2014.S Elderly Patients with Type 2 Diabetes
6. Soegondo S. Farmakoterapi Pada Mellitus. Hindawi Publishing
Pengendalian Glikemia Diabtes Corporation BioMed Research
Melitus tipe 2. Dalam:Setiati International.2013.
S,dkk.,editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit 17. Ramdhani, Firdha Triasurya.Gambaran
Dalam, ed VI, jilid II. Jakarta: Interna Kognitif pada Orang dengan Diabetes
publishing; 2014.h;2328. Melitus di Kota Sukabumi Tahun
7. Seyfaddini R. Cognitive Functions in 2013.[Skripsi].Jakarta:Universitas
Diabetes Mellitus Patients. American Muhamadiyah Jakarta;2013.
Journal of Applied Sciences.2006;Vol 18. Nugroho,Faizal Armando. Faktor-
3(1):1682-1684. faktor yang berpengaruh terhadap
8. Umegaki,H. Type 2 diabetes as a risk status kognitif pada penderita diabetes
factor for cognitive impairment: current melitus tipe 2 lanjut
insights.Clinical Interventions in usia.[Skripsi].Semarang:Universitas
Aging.2014;1011–1019. Diponegoro.2011.

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016


401

19. Mukhasona,Fitria Luluk. Gambaran 29. Cukierman-Yaffe T, Gerstein HC,


dan Faktor Risiko Gangguan Fungsi Williamson JD, Lazar RM, Lovato L,
Kognitif pada Pasien Diabetes Melitus Miller ME, Coker LH. Relationship
Tipe 2 di RSU Kota Tangerang Selatan between baseline glycemic control and
Tahun cognitive function in individuals with
2013.[Skripsi].Jakarta:Universitas type 2 diabetes and other
Islam Negeri Syarif Hidayatullah;2013. cardiovascular risk factors. Diabetes
20. Zidny, Nur Shabrina. Hubungan Kadar Care.2009;32 (2):221.
Glukosa Darah dengan Skor Mini 30. Oktavia,Azizah Irmadara. Faktor-
Mental State Examination (MMSE) Faktor yang Mempengaruhi Fungsi
pada Penderita Diabetes Melitus Tipe Kognitif pada Pasien Diabetes Melitus
2.[Skripsi].Surakarta:Universitas Tipe 2 di RSUD Abdul Wahab
Sebelas Maret;2010. Sjahranie Samarinda. [Skripsi].
21. Sommerfield,Andrew J.Acute Samarinda: Universitas Mulawarman;
Hyperglycemia Alters Mood State and 2014.
Impairs Cognitive Performance in 31. Roberts RO, et al. Association of
People With Type 2 Diabetes. Diabetes Duration and Severity of Diabetes
Care. 2004;7:p2335–2340. Mellitus With Mild Cognitive
22. Cox Daniel, Boris Kovatchev, Linda Impairment. Arch Neurol. [Online]
Gonder-Frederik, Kent H Summers, Agustus 2008. [Cited: 22 Agustus
Anthony Call, Kevin J Grimm, William 2014]
Clarke. Relationships Between 32. Ebady SA, Arami MA, Shafigh MH.
Hyperglycemia and Cognitive Investigation on The Relationship
Performance Among Adults With Type Between Diabetes Mellitus Type 2 and
1 and Type 2 Diabetes. Diabetes Care. Cognitive Impairment. Diabetes
2005;28:p71–77. Research and Clinical Practice.2008.
23. WL Xu, EV Strauss, CX Qiu, B 33. Zaharo,Alfia Fatma. Pengaruh
Winblad, L Fratiglioni. Uncontrolled hipertensi dan obesitas terhadap
diabetes increases the risk of gangguan fungsi kognitif pada
Alzheimer’s disease: a population- penderita diabetes melitus tipe 2 di
based cohort study. RSUP Dr. Sardjito
Diabetologia.2009;52:1031–1039. Yogykarta.[skripsi].Yogyakarta;2015.
24. Giacco F, & Brownlee M. Oxidative 34. Bruce DG, Davis WA, Casey GP,
stress and diabetic compilation. Starkstein SE, Clarnette RM, Foster
Circulation Research.2010;107:p.579- JK, et al. Predictors of cognitive
591. impairment and dementia in older
25. Brownlee M. The pathobiology of people with diabetes. Diabetologia
diabetic complication a unifying 2008;51:241–8.
mechanism. Diabetes.2005;54.
26. Goldin A, Beckman J, Schmidt A,
Creager M. Advance glycation end
product: sparking the development of
diabetic vascular injury.
Circulation.2006.
27. Rizzo MR, Marfella R, Barbieri M,
Boccardi V, Vestini F, Lettieri B,
Canonico S, Paolisso G. Relationship
between daily acute glucosa fluctuation
and cognitive performance among aged
type 2 diabetic patients. Diabetes
Care.2010;33:10.
28. Kayo, et al.Kadar gula darah sewaktu
sebagai prediktor gangguan fungsi
kognitif pada lanjut usia.Universa
Medicina.2012;31(2).

Jurnal Cerebellum. Volume 2 Nomor 1. Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai