Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ALMAYSAR HIDAYAT SAPUTRA

NPM : 1886206016

KELAS : 6A

MATA KULIAH : PENGEMBANGAN KURIKULUM

PERBEDAAN PELAKSANAAN KURIKULUM UNTUK SEKOLAH BIASA


DENGAN SEKOLAH LUAR BIASA

yang terjadi diharapkan dapat berjalan


dengan menyeimbangkan ketiga aspek
tersebut, tidak seperti yang selama ini
https://didikpos.com/wp-content/uploads/2020/07/kurikulum-1.jpg
terjadi dimana pembelajaran lebih
Pada kali ini kita akan membahas
cenderung mengutamakan aspek
perbedaan pelaksanaan kurikulum untuk
kognitif saja. Dengan begitu kurikulum
sekolah biasa dengan sekolah luar biasa.
2013 itu tidak sekedar hanya sebuah
dalam pelaksanaan sekolah biasa dengan
konsep dan dokumen semata tetapi
sekolah luar biasa terdapat perbedaan
dalam implementasinya, kurikulum
dalam menerapkan kurikulum di setiap
2013 itu menata bagaimana dan apa
sekolah. Berikut perbedaan nya.
yang seharusnya dilakukan guru dalam
1. Sekolah Biasa melaksanakan pembelajarannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, ada


tiga aspek penting yang harus
diperhatikan dalam pembelajaran yaitu
https://1.bp.blogspot.com/-MggtZCKoh-
aspek afektif, aspek psikomotorik, dan
I/XD_TkMpuU3I/AAAAAAAADAA/IMvlxaGN-
mUNigz7GEvGrvvwAz5xPRdFQCLcBGAs/s1600/Ayo%2Bsekolah.jpg
aspek kognitif. Sehingga langkah-
Pada saat artikel ini di buat
langkah Setiap pembelajaran tidak
Sekolah biasa mengunakan penerapan
boleh terlepas dari ketiga aspek
pada kurikulum 2013 menurut
tersebut. Pada pembelajaran aspek
Sinambela (2013) Penerapan
sikap menggamit transformasi substansi
Kurikulum 2013 dapat memberikan
atau materi ajar agar siswa “tahu
keseimbangan dari aspek kognitif,
mengapa.”. Aspek psikomotorik
afektif, dan psikomotor secara
menggamit transformasi substansi atau
berimbang, sehingga pembelajaran
materi ajar agar siswa “tahu
bagaimana”. Aspek Kognitif Dalam penerapan yang di terapkan
menggamit transformasi substansi atau mengakibatkan ilmu pengetahuan
materi ajar agar siswa “tahu apa.”. Hasil sebagai penggerak pembelajaran untuk
akhir dari kegiatan pembelajaran adalah semua mata pelajaran. Kegiatan siswa
diharapkannya peningkatan dan lebih cenderung untuk mencari tahu
keseimbangan antara kemampuan untuk tentang prinsip dan konsep ilmu
menjadi manusia yang baik (soft skills) pengetahuan tersebut bukan menunggu
dan manusia yang memiliki kecakapan di berikan oleh guru pembelajaran ini
dan pengetahuan untuk hidup secara disebut dengan discovery learning.
layak (hard skills) dari siswa yang Dalam Discovery Learning, hendaknya
meliputi aspek kompetensi sikap, guru harus memberikan kesempatan
pengetahuan, dan keterampilan. muridnya untuk menjadi seorang
problem solver, seorang ilmuwan, ahli
sejarah, atau ahli matematika. Bahan
ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir,
tetapi siswa dituntut untuk melakukan
berbagai kegiatan menghimpun
informasi, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis,
mengintegrasikan, mereorganisasikan
bahan serta membuat kesimpulan-
kesimpulan. (Sinambela 2013)

2. Sekolah Luar Biasa

https://i.ytimg.com/vi/xvfMS09uG6E/maxresdefault.jpg

Sekolah luar biasa atau yang di


singkat SLB merupakan sekolah bagi
anak-anak yang berkebutuhan khusus
menurut Isma (2019) Pendidikan tidak
hanya didapatkan oleh anak normal
saja, namun anak berkebutuhan khusus
juga berhak memperoleh pendidikan. berinteraksi dan bersosialilsasi
Dalam pendidikan anak berkebutuhan dengan orang lain. Seseorang
khusus mereka juga menggunakan yang mengalami gangguan
kurikulum dalam pembelajaran, karena pendengaran yang meliputi
kurikulum sebuah rancangan seluruh gradasi ringan, sedang,
pembelajaran mengenai proses berat, yang dalam hal ini dapat
pembelajaran untuk peserta didik. Oleh dikelompokkan menjadi dua
sebab itu kurikulum bagi anak golongan yaitu kurang dengar
berkebutuhan khusus (ABK) tidak dan tuli.
terlepas dari kurikulum yang ada. c. Anak tunagrahita, anak
tunagrahita addalah anak yang
Anak berkebutuhan khusus adalah
kecerdasannya dibawah rata-
anak dengan karakteristik khusus yang
rata anak normal ditandai oleh
berbeda dengan anak pada umumnya
keterbatasan inteligensi serta
tanpa selalu menunjukkkan
kecakapan terhadap komunikasi
ketidakmampuan mental, emosi atau
sosial.
fisik. Di dunia pendidikan anak
d. Anak tunadaksa, suatu keadaan
berkebutuhan khusus di klasifikasikan
rusak atau terganggunya sebagai
atas beberapa kelompok sesuai dengan
akibat gangguan bentuk atau
jenis kelainan anak :
hambatan pada tulang, otot, dan
a. Anak tunanetra (partially seing sendi dalam fungsinya yang
and legally blind), anak ynag normal
mengalami hambatan pada e. Anak tunalaras, anak yang
penglihatan. Meskipun indra mengalami gangguan atau
penglihatan penglihatannya hambatan emosi dan kelainan
bermasalah, namun intelegensi tingkah laku sehingga kurang
mereka masih dalam taraf dapat menyesuaikan diri dengan
normal. baik baik terhadap lingkungan
b. Anak tunarungu, anak yang keluarga, sekolah, dan
mengalami hambatan di bidang masyarakat.
pendengaran. Mereka f. Anak autisme, anak yang
mengalami permasalahan pada mengalami kelainan
telinga oleh sebab itu mereka perkembangan sistem saraf pada
mengalami kesulitan dalam sesorang yang dialami sejak
lahir maupun sejak balita, khusus (ABK) strategi pelaksanaan
mengalami masalah pada kurikulum disesuaikan dengan gradasi
komunikasinnya dan tingkah berat atau ringannya kondisi peserta
laku. didik sesuai dengan kemapuan pada
g. Anak kesulitan belajar, anak siswa itu sendiri (Mayasari 2016)
yang inteligensi rata-rata atau
Kesimpulan
diatas rata-rata tetapi mangalami
kesulitan dalam bidang Jadi bisa disimpulkan bahwa
akademik tertentu yang kurikulum yang di pakai untuk sekolah
disebabkan oleh faktor biasa dan sekolah luar biasa sama-sama
neurologis. mengunakan kurikulum yang sama yaitu
h. Anak ADHD (Attention Deficit kurikulum 2013 hanya saja cara
Hyperactivity Disorder), suatu menerapkan kurikulum untuk sekolah luar
kondisi dimana anak telah biasa di sesuai dengan kemampuan yang
terlihat atau menunjukkan sikap bisa di kembangkan kepada anak nya itu
hiperaktif impulsif dan sendiri karena mereka tidak bisa mengikuti
sementara itu ada gejala lain pembelajar dengan cepat seperti anak yang
yang datang dengan jenis bersekolah di sekolah normal.
macam sifat dan sikap yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
i. Anak berbakat ( Giftedness and
Special Talents) anak yang Isma, Muzi Latunil. 2019. “Implementasi
memiliki inteligensi diatas rata- Kurikulum 2013 Di SLB Untuk Anak
rata anak normal, dan memiliki Berkebutuhan Khusus.” : 1–7.
bakat khusus. https://osf.io/ag2qf/.
j. Anak tunaganda (Multiple
Mayasari, Mayasari. 2016. “Implementasi
Handicapped), anak yang
Kurikulum 2013 Pada Anak
memiliki kombinasi kelainan
Berkebutuhan Khusus (ABK) Di SD
(baik dua jenis kelainan atau
Muhammadiyah Sapen Yogyakarta.”
lebih) yang menyebabkan
Inklusi 3(1): 1. http://ejournal.uin-
adanya masalah pendidikan
suka.ac.id/pusat/inklusi/article/view/1
yang serius.
087.
Agar dapat pengimplementasian
Sinambela, Pardomuan nauli josip mario.
kurikulum 2013 pada anak berkebutuhn
2013. “Kurikulum 2013 Dan
Implementasinya Dalam https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index
Pembelajaran.” e-journal Universitas .php/gk/article/view/7085.
Negeri Medan 6: 17–29.

Anda mungkin juga menyukai