PERBEDAAN PELAKSANAAN KURIKULUM UNTUK SEKOLAH BIASA
DENGAN SEKOLAH LUAR BIASA
yang terjadi diharapkan dapat berjalan
dengan menyeimbangkan ketiga aspek tersebut, tidak seperti yang selama ini https://didikpos.com/wp-content/uploads/2020/07/kurikulum-1.jpg terjadi dimana pembelajaran lebih Pada kali ini kita akan membahas cenderung mengutamakan aspek perbedaan pelaksanaan kurikulum untuk kognitif saja. Dengan begitu kurikulum sekolah biasa dengan sekolah luar biasa. 2013 itu tidak sekedar hanya sebuah dalam pelaksanaan sekolah biasa dengan konsep dan dokumen semata tetapi sekolah luar biasa terdapat perbedaan dalam implementasinya, kurikulum dalam menerapkan kurikulum di setiap 2013 itu menata bagaimana dan apa sekolah. Berikut perbedaan nya. yang seharusnya dilakukan guru dalam 1. Sekolah Biasa melaksanakan pembelajarannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, ada
tiga aspek penting yang harus diperhatikan dalam pembelajaran yaitu https://1.bp.blogspot.com/-MggtZCKoh- aspek afektif, aspek psikomotorik, dan I/XD_TkMpuU3I/AAAAAAAADAA/IMvlxaGN- mUNigz7GEvGrvvwAz5xPRdFQCLcBGAs/s1600/Ayo%2Bsekolah.jpg aspek kognitif. Sehingga langkah- Pada saat artikel ini di buat langkah Setiap pembelajaran tidak Sekolah biasa mengunakan penerapan boleh terlepas dari ketiga aspek pada kurikulum 2013 menurut tersebut. Pada pembelajaran aspek Sinambela (2013) Penerapan sikap menggamit transformasi substansi Kurikulum 2013 dapat memberikan atau materi ajar agar siswa “tahu keseimbangan dari aspek kognitif, mengapa.”. Aspek psikomotorik afektif, dan psikomotor secara menggamit transformasi substansi atau berimbang, sehingga pembelajaran materi ajar agar siswa “tahu bagaimana”. Aspek Kognitif Dalam penerapan yang di terapkan menggamit transformasi substansi atau mengakibatkan ilmu pengetahuan materi ajar agar siswa “tahu apa.”. Hasil sebagai penggerak pembelajaran untuk akhir dari kegiatan pembelajaran adalah semua mata pelajaran. Kegiatan siswa diharapkannya peningkatan dan lebih cenderung untuk mencari tahu keseimbangan antara kemampuan untuk tentang prinsip dan konsep ilmu menjadi manusia yang baik (soft skills) pengetahuan tersebut bukan menunggu dan manusia yang memiliki kecakapan di berikan oleh guru pembelajaran ini dan pengetahuan untuk hidup secara disebut dengan discovery learning. layak (hard skills) dari siswa yang Dalam Discovery Learning, hendaknya meliputi aspek kompetensi sikap, guru harus memberikan kesempatan pengetahuan, dan keterampilan. muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang ilmuwan, ahli sejarah, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan- kesimpulan. (Sinambela 2013)
singkat SLB merupakan sekolah bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus menurut Isma (2019) Pendidikan tidak hanya didapatkan oleh anak normal saja, namun anak berkebutuhan khusus juga berhak memperoleh pendidikan. berinteraksi dan bersosialilsasi Dalam pendidikan anak berkebutuhan dengan orang lain. Seseorang khusus mereka juga menggunakan yang mengalami gangguan kurikulum dalam pembelajaran, karena pendengaran yang meliputi kurikulum sebuah rancangan seluruh gradasi ringan, sedang, pembelajaran mengenai proses berat, yang dalam hal ini dapat pembelajaran untuk peserta didik. Oleh dikelompokkan menjadi dua sebab itu kurikulum bagi anak golongan yaitu kurang dengar berkebutuhan khusus (ABK) tidak dan tuli. terlepas dari kurikulum yang ada. c. Anak tunagrahita, anak tunagrahita addalah anak yang Anak berkebutuhan khusus adalah kecerdasannya dibawah rata- anak dengan karakteristik khusus yang rata anak normal ditandai oleh berbeda dengan anak pada umumnya keterbatasan inteligensi serta tanpa selalu menunjukkkan kecakapan terhadap komunikasi ketidakmampuan mental, emosi atau sosial. fisik. Di dunia pendidikan anak d. Anak tunadaksa, suatu keadaan berkebutuhan khusus di klasifikasikan rusak atau terganggunya sebagai atas beberapa kelompok sesuai dengan akibat gangguan bentuk atau jenis kelainan anak : hambatan pada tulang, otot, dan a. Anak tunanetra (partially seing sendi dalam fungsinya yang and legally blind), anak ynag normal mengalami hambatan pada e. Anak tunalaras, anak yang penglihatan. Meskipun indra mengalami gangguan atau penglihatan penglihatannya hambatan emosi dan kelainan bermasalah, namun intelegensi tingkah laku sehingga kurang mereka masih dalam taraf dapat menyesuaikan diri dengan normal. baik baik terhadap lingkungan b. Anak tunarungu, anak yang keluarga, sekolah, dan mengalami hambatan di bidang masyarakat. pendengaran. Mereka f. Anak autisme, anak yang mengalami permasalahan pada mengalami kelainan telinga oleh sebab itu mereka perkembangan sistem saraf pada mengalami kesulitan dalam sesorang yang dialami sejak lahir maupun sejak balita, khusus (ABK) strategi pelaksanaan mengalami masalah pada kurikulum disesuaikan dengan gradasi komunikasinnya dan tingkah berat atau ringannya kondisi peserta laku. didik sesuai dengan kemapuan pada g. Anak kesulitan belajar, anak siswa itu sendiri (Mayasari 2016) yang inteligensi rata-rata atau Kesimpulan diatas rata-rata tetapi mangalami kesulitan dalam bidang Jadi bisa disimpulkan bahwa akademik tertentu yang kurikulum yang di pakai untuk sekolah disebabkan oleh faktor biasa dan sekolah luar biasa sama-sama neurologis. mengunakan kurikulum yang sama yaitu h. Anak ADHD (Attention Deficit kurikulum 2013 hanya saja cara Hyperactivity Disorder), suatu menerapkan kurikulum untuk sekolah luar kondisi dimana anak telah biasa di sesuai dengan kemampuan yang terlihat atau menunjukkan sikap bisa di kembangkan kepada anak nya itu hiperaktif impulsif dan sendiri karena mereka tidak bisa mengikuti sementara itu ada gejala lain pembelajar dengan cepat seperti anak yang yang datang dengan jenis bersekolah di sekolah normal. macam sifat dan sikap yang lain. DAFTAR PUSTAKA i. Anak berbakat ( Giftedness and Special Talents) anak yang Isma, Muzi Latunil. 2019. “Implementasi memiliki inteligensi diatas rata- Kurikulum 2013 Di SLB Untuk Anak rata anak normal, dan memiliki Berkebutuhan Khusus.” : 1–7. bakat khusus. https://osf.io/ag2qf/. j. Anak tunaganda (Multiple Mayasari, Mayasari. 2016. “Implementasi Handicapped), anak yang Kurikulum 2013 Pada Anak memiliki kombinasi kelainan Berkebutuhan Khusus (ABK) Di SD (baik dua jenis kelainan atau Muhammadiyah Sapen Yogyakarta.” lebih) yang menyebabkan Inklusi 3(1): 1. http://ejournal.uin- adanya masalah pendidikan suka.ac.id/pusat/inklusi/article/view/1 yang serius. 087. Agar dapat pengimplementasian Sinambela, Pardomuan nauli josip mario. kurikulum 2013 pada anak berkebutuhn 2013. “Kurikulum 2013 Dan Implementasinya Dalam https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index Pembelajaran.” e-journal Universitas .php/gk/article/view/7085. Negeri Medan 6: 17–29.