00 1dari 2 Jl. Diponegoro RT 13 RW 04 Kel. Pasir Putih. Kec.Rimbo Tengah. Kab. Bungo. 37211 Telp. 081266089089/085267660592, Fax. 0747-7331854 Email : rsia.moelia@gmail.com DITETAPKAN OLEH : TANGGAL TERBIT DIREKTUR STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
(dr. Ramadianty. Sp.A)
PENGERTIAN Asfiksia Neonafotum adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada bayi baru lahir. Prinsip dasar: Asfiksia merupakan penyebab kematian neonatal dan kecacadan. Asfiksia perinatal dapat terjadi selama antepartum, intra partum maupun post-partum Di tandai dengan: - Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap - Denyut jantung <100x/menit - Kulit sianosis, pucat - Tonus otot menurun Untuk diagnosis asfiksia tidak perlu menunggu nilai APGAR TUJUAN Menangani asfiksia Neonatorum Mengurangi angka kematian dan kecacadan KEBIJAKAN Ditetapkan pada semua bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum PROSEDUR 1. Lakukan langkah resusitasi (lihat bagan resusitasi) 2. Kolaborasi dokter dalam pemberian terapi medikamentosa 3. Beri oksigen bila perlu atau bayi masih sianosis saturasi oksigen yang ditunjukan oleh oksimetri belum mencapai target sesuai usia bayi. Kurangi sampai batas terendah secara bertahap 4. Perawatan dan pemantauan pasca resusitasi: - Bayi dirawat di ruang perinatology bukan dirawat gabung, untuk pemantauan keadaan pasca asfiksia - Pantau keadaan umum bayi, frekuensi jantung, frekuensi dan irama nafas, saturasi oksigen dengan alat oksimetri, tangis bayi, kesadaran, produksi urin dan suhu bayi - Periksa kadar gula 4 jam pasca resusitasi - Perhatian khusus diberikan pada waktu malam hari 5. Mencatat tindakan resusitasi - Kondisi bayi saat lahir - Tahapan resusitasi yang telah dilakukan - Waktu antara lahir dengan memulai pernapasan - Pengamatan klinis selama dan sesudah tindakan kegagalan - Nama-nama tenaga kesehatan yang melakukan tindakan resusitasi 6. Yakinkan bayi mampu minum dan mempunyai reflex hisap dan telan setelah keadaan bayi stabil tanpa oksigen dengan pemberian ASI dan menetek pada ibu 7. Bila bayi tidak dapat langsung menetek dan masih memakai oksigen berikan ASI perah dengan pipa lambung 8. Bila bayi tidak dapat menerima asupan dengan pipa lambung sekaligus, pasang jalur infus dan beri cairan infus D10% sesuai dosis rumatan 9. Konseling pada keluarga - Bila resusitasi berhasil: beritahu ibu dan keluarga tentang keadaan bayi, serta ditundanya untuk dilakukan IMD dan rawat gabung - Bila resusitasi gagal: beri dukungan emosional pada keluarga terutama orangtua bayi Ruang Perinatalogi UNIT TERKAIT