Bab 1 Pendahuluan
Bab 1 Pendahuluan
PENDAHULUAN
Gangguan tidur adalah kelainan dari pola tidur seseorang. Hal ini akan
menimbulkan penurunan kualitas tidur yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan
penderitanya. Gangguan tidur dapat ditandai dengan rasa mengantuk pada siang hari,
kesulitan tidur pada malam hari, atau siklus tidur dan bangun yang tidak teratur.
Gangguan tidur yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan risiko munculnya
berbagai penyakit lain, seperti hipertensi dan penyakit jantung (Kaplan dan Sadock,
2015).
Prevalensi dalam studi penelitian yang dilakukan oleh Ugras dan Ostekin
(2007) dalam Cicek, Armutcu, Dizer et al., (2014), menyatakan bahwa faktor
lingkungan dan pemberian terapi intervensi yang diberikan oleh perawat terhadap
pasien di ICU dapat mempengaruhi kebutuhan tidur pasien, terdapat 78,6% pasien
didapatkan hasil bahwa 60% pasien yang sedang dalam menjalani masa perawatan
di unit perawatan intensif melaporkan adanya gangguan tidur. Hal ini disebabkan
karena dampak dari hospitalisasi sehingga berakibat pada kualitas tidur yang
adanya gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang serius.
Walaupun demikian, hanya satu dari delapan kasus yang menyatakan bahwa
2005). Pengaruh yang dapat terjadi akibat buruknya kualitas tidur antara lain
1
dapat menimbulkan penurunan kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat
jelas dan pandangan kabur. Dampak gangguan tidur di Intensive Care Unit (ICU)
Gangguan tidur dapat dibedakan menjadi tiga kategori utama, yaitu Disomnia,
tidur mungkin sulit ditemukan, namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola
tidur, yaitu Rasa sakit dan gangguan pada tubuh (misalnya nyeri pada organ dalam dapat
membangunkan pasien dan menyebabkan pasien sulit tidur kembali), berbagai penyakit
dan gangguan kesehatan (misalnya gangguan pernapasan akibat asma dapat mengganggu
tidur), faktor psikologis (depresi atau kegelisahan akan mempengaruhi pola tidur), faktor
lingkungan lainnya (misalnya konsumsi obat terlarang dan alkohol). Gangguan tidur juga
dapat disebabkan oleh emosi pasien, seperti kecemasan seseorang akan pekerjaan,
hubungan dengan orang lain, dan status sosial. Kepekaan yang ringan atau tinggi terhadap
cahaya, bunyi, dan perubahan suhu juga dapat menyebabkan gangguan tidur. Gejala
umum dari gangguan tidur yaitu sangat mengantuk pada siang hari, sering marah tanpa
alasan yang jelas pada siang hari, tiba-tiba tertidur saat duduk dan melakukan aktivitas
lain, seperti membaca atau menonton TV, sulit berkonsentrasi dalam melakukan kegiatan
tertentu di rumah, tempat kerja, atau sekolah, sangat mengantuk dan tertidur ketika
berkurangnya reaksi atau respon terhadap rangsangan, emosi yang tidak stabil,
2
mendengkur, kesulitan bernapas saat tidur, sulit tidur, teror malam atau sering mimpi
Cara Mengatasi Gangguan pola tidur adalah dengan mendengarkan musik. (Al Fajar,
2017).
Apakah terapi musik suara alam efektif terhadap gangguan pola tidur pada
pasien kritis ?
1.3 Tujuan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.1 Pengkajian
3
a. Riwayat tidur
4) Lingkungan tidur.
b. Gejala Klinis.
1) Perasaan Lelah.
2) Gelisah.
3) Emosi.
4) Apetis.
8) Sakit kepala.
c. Penyimpangan Tidur
4
1) Insomnia.
2) Somnabulisme.
3) Enuresis.
4) Narkolepsi.
2.1.1.2 Diagnosa.
Definisi
eksternal
Penyebab
3. Kurang privasi
4. Restraint fisik
Subjektif
5
3. Mengeluh tidak puas tidur
Objektif
(tidak tersedia)
Subjektif
Objektif
(tidak tersedia)
1. Nyeri/kolik
2. Hipertiroidisme
3. Kecemasan
5. Kehamilan
2.1.1.3 Intervensi.
Luaran tambahan :
1) Penampilan peran
2) Status kenyamanan
6
3) Tingkat depresi
Intervensi Utama
1) Dukungan tidur
2) Edukasi aktifitas/istirahat
Intervensi Pendukung
2) Dukungan meditasi
5) Latihan otogenik
6) Menejemen demensia
7) Menejemen energi
8) Menejemen lingkungan
9) Menejemen medikasi
7
18) Tekhnik menenangkan
2.1.1.4 Implementasi
2.1.1.5 Evaluasi
8
keperawatan dilakukan. Respon yang dimaksud adalah
2.2.1 Definisi
musik yang melantun tanpa vokal dan hanya instrument/alat musik dan
9
memberi nilai tambah pada musik sebagai dimensi baru secara bersama
2015).
gelombang laut, angin, air mengalir dll, sebagai terapi kesehatan yang
(Kurnia, 2016).
tingkat usia yang berbeda. Tidak adanya batasan bagi pengguna terapi
ini, dan dapat diberikan pada semua penderita ganguan tidur (Dhona,
2016).
Musik suara alam adalah jenis music yang baru akibat dari
Jadi, terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima
oleh semua orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat
10
diterima organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf
limbik).
2.2.2 Manfaat
b. Meningkatkan Kecerdasan
seseorang disebut Efek Mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah
adalah waktu yang paling tepat untuk menstimulasi otak anak agar
menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak sedang dalam masa
11
belajar sejak dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si
pada musik.
c. Meningkatkan Motivasi
d. Pengembangan Diri
bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya
12
sangat banyak. Seseorang bisa mempunyai kepribadian yang
kepikunan. Hal ini bisa terjadi karena bagian otak yang memproses
memorinya juga ikut terlatih. Atas dasar inilah terapi musik banyak
f. Kesehatan Jiwa
13
Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf
Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang
h. Menyeimbangkan Tubuh
dan dapat diterima oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi
14
menimbulkan rasa nikmat dan senang sehingga tubuh akan menjadi
Jamali, 2016).
tepat antara beat, ritme dan harmony yang disesuaikan dengan tujuan
Ini adalah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien
15
yang disesuaikan dengan masalahnya. Hal terpenting dalam terapi
2.2.4 Indikasi
Jamali, 2016).
2.2.5 Kontraindikasi
yaitu telinga karena stimulus atau gelombang suara dari musik akan
16
atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk
yaitu :
b. Merasa diterima.
berguna.
17
benar-benar sangat berpengaruh pada bayi dan anak, namun
keterjagaan berikutnya.
18
c. Todler (1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan 25%
sulit tidur.
neuron.
bangun.
jantung.
19
h. Menghasilkan hormon pertumbuhan untuk memperbaiki
fisik.
tidur REM dan NREM yang pantas. Kualitas tidur yang baik
2000).
20
2.2.6.8 Pola Tidur
(Ikhsania, 2019).
21
Dikatakan sehat dan normal bila begitu naik ke atas tempat
tidur dengan tatanan rapi, bantal enak dan empuk, kurang lebih
dari aktivitas bangun / aktivitas harian dan siklus tidur yang juga
dikenal sebagai activity / rest cycle. Siklus ini terdiri dari Rapid
fase empat dari NREM. Sedangkan fase ini berjalan cepat, maka
22
Pada usia lanjut, jumlah tidur yang dibutuhkan setiapa hari
terlalu nyenyak.
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari
antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16-
Ada 4 tahapan :
1) Tahap 1 :
23
d) Dengan mudah dibangunkan dengan stimulus
2) Tahap 2 :
b) Kemajuan relaksasi.
3) Tahap 3 :
4) Tahap 4 :
memperbaiki tidur.
24
g) Dapat terjadi tidur berjalan dan mengompol.
mental.
a. Umur
25
b. Penyakit
hipertiroid.
c. Motivasi
d. Emosi
e. Lingkungan
f. Obat-obatan
steroid.
26
h. Aktivitas
1) Dissomnia
a) Insomnia primer
b) Hipersomnia primer
c) Narkolepsi
tidur-bangun)
2) Parasomnia
Lain
II
27
2) Hipersomnia berhubungan dengan gangguan aksis I atau
aksis II.
Nokturnal Paroksismal)
b) Obat antimetabolit
d) Preparat tiroid
e) Anti konvulsa
f) Anti depresan
(Ikhsania, 2019).
28
2.2.6.12 Terapi Gangguan Pola Tidur
adekuat
hipnotik.
decongestan
29
6) Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur
30 menit)
enak
g. Pendekatan farmakologi
30
tidur misalnya, apakah gangguan pada fase latensi panjang
31
short term insomnia. Untuk long term insomnia dapat
32
P.I.C.O.T
33
BAB 3
METODE PENELITIAN
menggunakan kata kunci (key words) yang spesifik, yaitu : terapi musik
suara alam, gangguan pola tidur, pasien kritis. Setelah data yang
sama lain, relevan dengan kajian tulisan serta mendukung uraian atau
analisis pembahasan.
34
BAB 4
HASIL REVIEW
pola tidur.
Volume dan Halaman Vol. 5, No. 2,dan Hal 674-679 Vol 9 No. 1 dan Hal 1-8
Tahun 2019 2018
Penulis Nur Iman Waruwu, Kurnia Wijayanti
Chrismis Novalinda Ginting, Andrew Johan
Devis Telaumbanua, Nana Rochana
Darwisman Amazihono,
Getzemane Putra Alfrain Laia
Tujuan Penelitiaan Tujuan dari penelitian ini Tujuan dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan untuk mengetahui pengaruh
perbedaan kualitas tidur pasien pemberian musik suara alam
sebelum dan setelah pemberian terhadap peningkatan kualitas
terapi musik suara alam. tidur pasien kritis di ICU.
Subjek Penelitian Pasien kritis 12 responden Pasien kritis 38 responden
Metode Penilitian Jenis penelitian ini eksperiment Jenis penelitian ini adalah quasi
Tempat Penelitian ini dilakukan experiment non equivalent dengan
pada dilakukan di ruang ICU pre-post test control group design.
RSU Royal Prima Medan Tahun Pengambilan sampel
2019. Populasi dalam penelitan menggunakan consecutive
ini adalah pasien kritis yang di sampling dengan randomized
rawat di ruang ICU Rumah Sakit allocation. Total responden
Royal Prima Medan sebanyak 30 berjumlah 38 orang. Musik suara
35
orang. Sampel penelitian ini alam yang digunakan adalah suara
adalah 12 pasien yang dirawat burung dengan kombinasi yang
diruang ICU RS Royal diberikan 2x30 menit.
Prima.teknik Pengambilan sampel
dalam penelitian menggunakan
teknik purposive sampling.
36
BAB 5
PEMBAHASAN
eksperimen dengan desain penelitian pre and post test with control grup
5.1 Waktu terapi musik suara alam terhadap gangguan pola tidur pada
pasien kritis
waktu yang diberikan dalam memberikan terapi musik suara alam adalah 2
kecemasan, jantung dan laju pernapasan serta memiliki efek positif pada
tidur melelui relaksasi otak gangguan dari pikiran. Oleh karena itu musik
37
beta-endorfin. Pada saat mendengar suara musik yang indah, hormon
adalah musik suara alam yang sudah ditentukan selama 30 menit dipagi
hari dan 30 menit dimalam hari selama enam hari dengan menggunakan
musik merupakan suatu disiplin ilmu yang rasional yang memberi nilai
suara alam responden lebih rileks dan pikirannya tenang serta mampu
untuk tidur karena bisa mengalihkan rasa sakit dan melakukan relaksasi,
5.2 Penerapan terapi musik suara alam terhadap gangguan pola tidur pada
pasien kritis
Dari kedua jurnal penelitian tersebut menyatakan bahwa penggunaan
terapi musik suara alam ini efektif untuk mengurangi gangguan pola tidur
pada pasien kritis. Pada penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa terapi
musik suara alam dapat dianggap sebagai terapi tambahan untuk pasien
kritis.
38
Musik suara alam merupakan suara alam seperti suara burung,
gelombang laut, angin, air mengalir dll, sebagai terapi kesehatan yang
tidur, kondisi fisik, mental bagi individu diberbagai tingkat umur. Musik
penderita yang mengalami diagnose medis yang berbeda pada tingkat usia
yang berbeda. Tidak adanya batasan bagi pengguna terapi ini, dan dapat
gangguan tidur karena faktor lingkungan, meliputi suara bising baik dari
diberikan terapi musik suara alam, pasien tampak lebih tenang dan rileks.
Terapi musik suara alam ini mampu meningkatkan kualitas tidur pasien
39
BAB 6
KESIMPULAN
1. Waktu yang diberikan dalam pemberian terapi musik suara alam adalah 30
menit
2. Berdasarkan studi literature didapat bahwa pemberian terapi musik suara
alam ini efektif digunakan untuk mengurangi gangguan pola tidur pasien
kritis.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam proses
pembelajaran tentang metode dalam mengurangi gangguan pola tidur pada pasien
kritis.
40
Daftar Pustaka
Al Fajar.2017. https://www.tokopedia.com/web/gejala-penyebab-cara-mengatasi
insomnia/. Diakses pada tanggal 19 Desember 2019. Pukul 19.00 WIB.
Apley, A. 2006. Graham, Buku Ajar Orthopedi Fraktur Sistem. Apley, 7th ed,
Widya Medika CD Atlas of clinical Anatomi.
Boyko, Y., Ording, H., Jennum, P. (2018). Sleep disturbances in critically ill
patients in ICU: how much do we know?. Acta Anaesthesiologica
Scandinavica Foundation. 56: 950-958. Diunduh pada tanggal 26
Oktober 2014 jam 17.00 WIB dari
<http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22404330>
Craven, R.F., Himle C.J. 2000. Fundamental of Nursing: Human Health and
Function. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
Dinarti, dkk. 2009. Dokumentasi Keperawatan. Cetakan I. CV. Trans Info Media:
Jakarta.
Dhona. (2016). Pengaruh Terapi Nature Sound Terhadap kualitas Tidur Pada
Pasien Dengan Sindroma Koronaria Akut. URL:
http://ejournal.unsri.ac.id. Diakses pada tangal 10 Agustus 2020.16.05 PM.
41
Harkreader, H, Hogan, M.A., & Thobaben, M. 2007. Fundamental of Nursing:
Caring and Clinical Judgment. (3rded). St. Louis, Missouri: Saunders
Elsevier.
Ikhsania, A. 2019. Pola Tidur yang Baik Sesuai Kelompok Usia. Review dari
https://www.sehatq.com/artikel/ayo-cari-tahu-berapa-durasi-jam-tidur-
yang-baik-sesuai-kelompok-usia. diakses pada tanggal 25 Agustus 2020.
21.30 Pm.
Kaplan&Sadock,2015.SynopsisOfPsychiatry:BehavioralScienes/Cinical/Psychiati
-EleventEdition
Kemal, Al Fajar. (2017). https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/9-cara
memperbaiki-pola-tidur-yang-berantakan/. Diakses pada tanggal 20
Desember 2019. Pukul 20.00 WIB.
Silveira, D., Bock, L. F., Silva, E. F. (2016). Quality of Sleep In Intensive Care
Units; Literature Review. Journal of Nursing, 6(4):898-905.
Shahin Naz Jamali, etc. (2016). Effect of music therapy, aerobic exercise and
combined intervention on psychological and physiological parameters in
collegiate athletes: A comparative study. Journal. International Journal of
Current Research in Medical Sciences. Volume 2, Issue 10.
Waruwu, N, I, et., all. 2019. Pengaruh Terapi Musik Suara Alam Terhadap
42
Kualitas Tidur Pasien Kritis Di Ruang Icu Rsu Royal Prima Medan Tahun
2019. Medan
Wijayanti, K, et., all. 2018. Musik Suara Alam Terhadap Peningkatan Kualitas
Tidur Pada Pasien Kritis. Semarang
43