Anda di halaman 1dari 7

ILMU PEMULIAAN TERNAK

PEWARISAN SIFAT KUANTITATIF

Oleh:

Nama : Mohammad Rafi Pratama


NIM : D1A019147
Kelas :C
Asisten : Dika Setiawan

LABORATORIUM PEMULIAAN TERNAK TERAPAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2020
I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I.1 Hasil
I.2 Pembahasan
Sifat-sifat yang terdapat pada ternak merupakan ekspresi dari gen-gen yang dimiliki suatu
individu ternak. Gen-gen atau kombinasi gen yang dimiliki individu ternak berasal dari gen-
gen yang dimiliki tetua jantan dan betina. Proses penggabungan kombinasi gen tetua jantan
dan betina pada anak/keturunan, merupakan suatu proses yang disebut pewarisan sifat.
Menurut Noor (2008) Sifat kuantitatif adalah ciri dari makhluk hidup yang dapat diukur dan
dihitung. Karakter ini ditentukan oleh banyak pasang gen dan sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, sedangkan sifat kualitatif seperti warna, pola warna, sifat bertanduk atau tidak
bertanduk dapat dibedakan tanpa harus mengukurnya. Sifat kualitatif biasanya hanya
dikontrol oleh sepasang gen.
Kombinasi gen dari tetua jantan dan betina yang akan diwariskan terdapat dalam gamet.
Kombinasi gen dalam gamet berasal dari pemisahan secara acak (Hukum Mendel I) dari
pasangan gen yang terdapat dalam kromosom, sehingga dalam setiap gamet hanya terdapat
separuh contoh acak gen (haploid) yang dimiliki suatu individu.Menurut (Prastowo,dkk 2019)
Gen mempunyai sifat antara lain sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam
kromosom.Gen juga Mengandung informasi genetika dan dapat menduplikasikan diri pada
peristiwa pembelahan sel. Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan
(hereditas) serta segala seluk beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai "Bapak
Genetika" adalah Johan Gregor Mendel.Hukum Mendel genetika menyatakan bahwa gen
biasanya terjadi sebagai pasangan dalam sel-sel tubuh dan terpisah ketika sel kelamin
terbentuk. Ia juga menyatakan bahwa dalam setiap pasangan gen, salah satu yang dominan
dan yang lain resesif di alam.
Kombinasi gen (G = Genotipa) yang dimiliki ternak akan memunculkan pengaruhnya
setelah mendapat pengaruh lingkungan (E = Environment). Pemunculan kerjasama pengaruh
tersebut disebut Fenotipa (P = Produksi). Secara umum digambarkan dengan model sebagai
berikut : P = G + E Untuk sifat biologis seperti produksi susu, umumnya nilai hasil pengukuran
produksi dari suatu populasi ternak sapi perah akan terpusat pada nilai tertentu dan
menyebar mengikuti sebaran normal (distribusi normal). Sesuai dengan yang dinyatakan
Yatim (2003) Fenotip ditentukan sebagian oleh genotip individu, sebagian oleh lingkungan
tempat individu itu hidup, waktu, dan pada sejumlah sifat, interaksi antara genotip dan
lingkungan. Waktu biasanya digolongkan sebagai aspek lingkungan (hidup) pula. Ide ini biasa
ditulis sebagai P = G + E .Fenotip, khususnya yang bersifat kuantitatif misalnya produksi susu,
produksi telur pertambahan berat badan harian dan sebagainya, seringkali diatur oleh
banyak gen. Cabang genetika yang membahas sifat-sifat dengan tabiat seperti ini dikenal
sebagai genetika kuantitatif.
Kombinasi gen yang dimiliki ternak akan memunculkan pengaruhnya setelah
mendapat pengaruh lingkungan. Pemunculan kerjasama pengaruh tersebut disebut fenotipa.
Suatu sel benih memuat setiap kombinasi gen-gen maternal, paternal, dan kromosom-
kromosom, mengingat bahwa perpindahan setiap pasang kromosom tertentu tidak
tergantung dari pemindahan pasang kromosom yang lain. Pengetahuan tentang dasar-dasar
genetik untuk program pemuliaan hewan dan ternak adalah sangat penting, karena
konsekuensi suatu program peningkatan kualitas genetik adalah harus dapat diprediksi atau
diestimasi dengan akurat (Prabowo,2013).
Cabang genetika yang membahas pewarisan sifat-sifat terukur (kuantitatif atau
metrik), yang tidak bisa dijelaskan secara langsung melalui hukum pewarisan Mendel. Sifat-
sifat yang tergolong sifat kuantitatif misalnya tinggi atau berat badan, hasil panen, atau
produksi susu.Hal ini sesuai dengan pendapat dari Nugroho (2013) yangmenyatakan bahwa
Genetika kuantitatif adalah cabang genetika yang membahas pewarisan sifat-sifat terukur
(kuantitatif atau metrik), yang tidak bisa dijelaskan secara langsung melalui hukum pewarisan
Mendel. Sifat-sifat yang tergolong sifat kuantitatif bidang perikanan misalnya panjang tubuh
ikan, pertambahan berat, hasil panen, jumlah telur (fekunditas), kandungan biokimia, dan
lain sebagainya. Genetika kuantitatif menerapkan hukum pewarisan Mendel untuk gen
dengan pengaruh yang kecil/lemah (minor gene).
II. KESIMPULAN

1. Proses penggabungan kombinasi gen tetua jantan dan betina pada anak/keturunan,
merupakan suatu proses yang disebut pewarisan sifat.
2. Kombinasi gen dari tetua jantan dan betina yang akan diwariskan terdapat dalam gamet.
3. Kombinasi gen yang dimiliki ternak akan memunculkan pengaruhnya setelah mendapat
pengaruh lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, W. P., M. Barmawi, & N. Sa’diyah. 2013. Pola Segregasi Karakter Agronomi
Tanaman Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) Generasi F2 Hasil Persilangan Yellow Bean
Dan Taichung. Jurnal Agrotek Tropika 1(1): 38-44.

Noor, R.R., 2008. Genetika Ternak. Penebar Swadaya, Jakarta.

Prabowo , Atabany, Komala, Yani , L. Cyrilla , A. Murfi dan Purwanto .2013 . Akuras Estimasi
Produksi Susu Test Interval Method Sebagai Alternatif Selesai Sapi Peranakan
Friesian Holstein di Area Tropika Basah . Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil
Peternakan 1(3) : 127-131.

Prastowo,S .,Yayang R.N,Ignatia F.I.W,Tristianto,N & Nuzul W.2019. Telaah potensi hybrid
vigor sifat bobot badan pada silangan kambing Boer dan Jawarandu. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan 29(1) : 65 – 74.

Yatim, W. 2003. Genetika Untuk Mahasiswa. Edisi kelima. Penerbit Tarsito. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai