Anda di halaman 1dari 6

ILMU PEMULIAAN TERNAK

PENAKSIRAN REPITABILITAS

Oleh:

Nama : Mohammad Rafi Pratama


NIM : D1A019147
Kelas :C
Asisten : Dika Setiawan

LABORATORIUM PEMULIAAN TERNAK TERAPAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2020
I. HASIL DAN PEMBAHASAN
I.1 Hasil

I.2 Pembahasan
Repitabilitas merupakan salah satu parameter genetik penting dalam aplikasi
pemuliaan ternak, karena repitabilitas menunjukkan bagian dari keragaman total yang
disebabkan karena pengaruh lingkungan permanen. Yulham, dkk (2016) menyatakan bahwa
repitabilitas adalah salah satu parameter genetik yang dapat digunakan untuk menduga nilai
maksimal heritabilitas (h2). Repitabilitas dapat menggambarkan tingkat penyesuaian antara
catatan berulang yang berurutan dari ternak yang sama. Isngatirah (2018) menyatakan
bahwa repitabilitas merupakan bagian dari keragaman fenotip sifat tertentu pada suatu
populasi yang diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan antar individu yang sifatnya permanen.
Ripitabilitas adalah salah satu parameter genetik yang dapat digunakan untuk
menduga nilai maksimal heritabilitas (h2). Ripitabilitas dapat menggambarkan tingkat
penyesuaian antara catatan berulang yang berurutan dari ternak yang sama. Nilai
ripitabilitas yang tinggi adalah bukti dari determinasi sifat yang diamati. Perbedaan nilai
ripitabilitas yang diperoleh selain disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan juga
karena metode pendugaan yang berbeda. Menurut Yulham (2014) standar nilai ripitabilitas
dapat didasarkan pada standar nilai heritabilitas. Nilai heritabilitas dikatakan rendah jika
nilainya berkisar antara 0 sampai 0,2, sedang antara 0,2 sampai 0,4 dan tinggi untuk nilai
lebih dari 0,4 Nilai repitabilitas pada praktikum Ilmu Pemuliaan Ternak acara “Penaksiran
Repitabilitas” didapatkan angka 0,398 atau 0,40.
Nilai repitabilitas tersebut masuk dalam kategori yang sedang. Nilai ini digunakan
untuk mengestimasi kemampuan produksi pada masa yang akan datang, serta untuk
mengevaluasi superioritas seekor ternak. Nilai repitabilitas berada di kisaran 0 sampai
dengan 1, jika nilai ripitabilitas semakin mendekati angka 1 maka menunjukan bahwa
kemampuan ternak untuk mengulangi sifat produksi pada periode berikutnya akan tinggi.
Nilai repitabilitas antara satu tempat ke tempat lainnya dapat berbeda. Hal tersebut
diungkapkan oleh Morristiana (2017) yang menyatakan bahwa nilai ripitabilitas produksi
dapat berbeda diduga disebabkan oleh kondisi peternakan yang berbeda, perbedaan jumlah
catatan, metode yang digunakan, tatalaksana serta waktu dan tempat penelitian yang
berbeda. Peningkatan nilai ripitabilitas diduga disebabkan oleh tingginya keragaman genetik
dan keragaman lingkungan permanen sehingga menutupi keragaman lingkungan temporer.
Nilai repitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa kemampuan ternak untuk dapat
mengulangi sifat produksi susu pada periode laktasi selanjutnya juga akan tinggi. Sebaliknya,
nilai repitabilitas yang rendah menunjukkan bahwa kemampuan ternak untuk dapat
mengulangi sifat produksi susu pada periode selanjutnya juga akan rendah. Dengan kata lain,
apabila suatu ternak memiliki produksi susu rendah namun nilai repitabilitasnya tinggi, maka
dapat diperkirakan bahwa sapi perah tersebut akan berproduksi susu rendah di masa
produksi yang akan datang (Novienara, dkk, 2015). Berdasarkan praktikum yang telah
dilaksanakan, diketahui bahwa nilai repitabilitas produksi susu terkoreksi yaitu 0,3994.
Repitabilitas bermanfaat untuk melihat kemampuan produksi ternak yang
sesungguhnya berdasarkan catatan produksi sebelum dan sesudahnya. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Ciptadi (2019) yang menyatakan bahwa nilai repitabilitas yang tinggi bisa
digunakan sebagai prediksi produksi berikutnya secara lebih akurat, namun bila nilai
repitabilitas rendah maka nilai akurasi prediksi produksi akan rendah. Hal tersebut juga
ditambahkan oleh Pratama (2020) yang menyatakan bila nilai ripitabilitas performa tinggi
menunjukkan kemampuan ternak dalam menghasilkan anak dengan performa keragaman
yang rendah atau performa yang hampir sama pada paritas pertama dan paritas selanjutnya.
II. KESIMPULAN

1. Repitabilitas merupakan salah satu parameter genetik penting dalam aplikasi pemuliaan
ternak, karena repitabilitas menunjukkan bagian dari keragaman total yang disebabkan
karena pengaruh lingkungan permanen.
2. Konsep repitabilitas sangat erat hubungannya dengan heritabilitas dan berguna untuk
sifat-sifat yang dapat diukur berulang kali selama hidup ternak
3. Repitabilitas dapat ditaksir dengan metode korelasi antar kelas dan korelasi dalam kelas.
4. Nilai repitabilitas berkisar antara 0 sampai 1.
5. Nilai repitabilitas produksi susu terkoreksi pada saat praktikum yaitu 0,3998
DAFTAR PUSTAKA

Ciptadi, G., Aulanni'am, A. Budiarto, dan Y. Oktanella. 2019. Genetika dan Pemuliaan :
Peternakan-Veteriner. UB Press, Malang.
Isngatirah, T. 2018. Estimasi Nilai Ripitabilitas Bobot Sapih dan Most Probable Producing
Ability Kambing Saburai Betina di Kabupaten Tanggamus. Skripsi. Universitas
Lampung.
Bandar Lampung
Morristiana, K., H. Indijani, dan D. S. Tasripin. 2017. Pendugaan Nilai Ripitabilitas dan
Daya Produksi Susu 305 Hari Sapi Perah Fries Holland Di PT. Ultra Peternakan
Bandung Selatan (UPBS) . Fakultas Peternakan. Universitas Padjajaran.
Novienara, D., A. Anang, & H. Indrijani. 2015. Ripitabilitas dan MPPA Produksi Susu 305 Hari
Sapi Perah Friesian Holstein (FH) yang Dihasilkan dari Keturunan Pejantan Impor di
BBPTU HPT Baturraden. Students e-Journal. 4(4): 1-12
Pratama, A., A. Dakhlan, Sulastri, dan M. D. I. Hamdani. 2020. Seleksi Produk Kambing
Saburai Berdasarkan Nilai Most Probable Producing Ability Bobot Lahir dan Bobot
Sapih. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 8(1) : 33-40.
Yulham, K., Mudawamah, & D. Suryanto. 2016. Pendugaan Ripitabilitas Berat Lahir dan Berat
Sapih Kambing Peranakan Ettawa (PE) Berdasarkan Kelahiran Kembar. Dinamika
Rekasatwa. 1(2).
Yulham, K., Mudawamah, dan D. Suryanto. 2014. Pendugaan Ripitabilitas Berat Lahir dan
Berat Sapih Kambing Peranakan Ettawa (PE) Berdasarkan Kelahiran Kembar. Agripet.
3(9) : 10-16

Anda mungkin juga menyukai