Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PROFESI KEGURUAN

Tentang

KOMPETENSI KEPRIBADIAN

Disusun Oleh Kelompok 5

Fadhilah Rahmi Siregar (2014090036)

Winda Ramadani (2014090044)

Ajai Frengki (2014090054)

Dosen Pengampu :

Dr. Asmaiwaty Arief M.Pd.

JURUSAN TADRIS IPS B

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

1442H/2021
i

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Administrasi Pendidikan.

Pada kesempatan kali ini, kami juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Profesi Keguruan, yaitu ibu Dr.
Asmaiwaty Arief M.Pd. yang telah memberikan atau mengamanahkan tugas ini
kepada kelompok kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman, kemampuan kami, dan juga pengetahuan
yang kami miliki. Oleh karena itu, kami harapkan adanya saran serta kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua khususnya kepada kami sendiri selaku
pembuat makalah. Terima kasih.

Padang, 02 Maret 2021

Penulis

i
ii

Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................ ii

BAB I : Pendahuluan............................................................................ 1

A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 1
C. Tujuan................................................................................... 2

BAB II : Pembahasan........................................................................... 3

A. Kompetensi Kepribadian...................................................... 3
B. Kompetensi Kepribadian Guru atau Dosen.......................... 4

BAB III : Penutup................................................................................. 9

A. Kesimpulan........................................................................... 9
B. Saran..................................................................................... 9

Daftar Pustaka....................................................................................... 10

ii
1

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru
umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik. Maka dari itu guru memiliki peran penting untuk membentuk karakter
siswa di Sekolah. Seorang guru harus sanggup mengarahkan dan memberikan
teladan kepada anak didik agar sang anak mengikuti norma maupun aturan yang
berlaku di masyarakat. Guru sebagai pembimbing harus sanggup membimbing
agar seluruh anak didik tetap berada di jalur yang tepat selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung di jalur formal maupun non formal.

Untuk menjalankan seluruh tugas dan perannya, seorang guru harus


memiliki kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian sendiri adalah
kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia. Dengan adanya kompetensi kepribadian yang dimiliki oleh guru, itu akan
memberikan bimbingan dan contoh teladan, mengembangkan kreatifitas dan
memotivasi belajar siswanya.

Bagi kita sebagai mahasiswa yang ingin menjadi guru, kita perlu
mempelajari kompetensi kepribadian ini. Maka untuk lebih jelasnya, pembahasan
kompetensi kepribadian ini akan dibahas pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian?
2. Apa kompetensi kepribadian itu menurut Undang-Undang?
3. Mengapa guru harus memiliki kompetensi kepribadian?

1
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari kompetensi kepribadian.
2. Untuk mengetahui kompetensi kepribadian menurut para ahli ataupun
Undang-undang.
3. Untuk mengetahui alasan guru harus memiliki kompetensi kepribadian.

2
3

BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Kompetensi Kepribadian

Kompetensi berasal dari Bahasa Inggris, yaitu competence atau competency


yang berarti kecakapan, kemampuan dan kewenangan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia sendiri disebutkan bahwa kompetensi adalah kewenangan untuk
menentukan atau memutuskan sesuatu. Broken dan Stone memberikan pengertian
sendiri tentang arti kompetensi, yaitu gambar kualitas seorang guru yang tampak
sangat berarti.

Di dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,


dikatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh seorang guru dan dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi merupakan sebuah
perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan
dalam suatu kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi diartikan sebagai
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang
mengerti bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku
kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Sedangkan kepribadian adalah susunan yang dinamis dalam diri individu


yang terdiri dari sistem psiko-fisik yang menentukan penyesuaian individu
tersebut secara unik dengan lingkungannya. Kepribadian merupakan sifat hakiki
yang dimiliki manusia sebagai individu yang tercermin pada sikap seseorang atau
suatu bangsa yang membuatnya berbeda dari orang atau bangsa lain. Menurut
M.A.W Bouwer, kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak
kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.

Dari pengertian kompetensi dan kepribadian, dapat disimpulkan bahwa


kompetensi kepribadian adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang
telah dikuasai dan telah menjadi bagian dari dirinya, serta mampu melakukan
perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya pada

3
4

tugas profesinya. Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya dalam


membantu pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Oleh karena itu,
kompetensi kepribadian sangat berguna untuk dimiliki setiap manusia, terutama
guru atau dosen.

B. Kompetensi Kepribadian Guru atau Dosen

Guru adalah komponen yang penting dalam pendidikan, yakni orang yang
bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik, dan bertanggung jawab
atas segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam rangka membina anak didik
agar menjadi orang yang bersusila yang cakap, berguna bagi nusa dan bangsa di
masa yang akan datang. Syahatah mengatakan bahwa, tanggung jawab seorang
guru adalah mengajarkan kepada anak didiknya ilmu yang bermanfaat dan
berguna seluas-luasnya bagi kepentingan seluruh umat manusia (Noer, 1999: 65).
Untuk menjadi seorang guru yang bertanggung jawab tersebut, maka seorang
guru harus memiliki kompetensi kepribadian.

Menurut Undang-Undang tentang guru dan dosen, kompetensi kepribadian


guru adalah kompetensi yang berkaitan dengan pribadi seseorang guru yang yang
mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta
didik. Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan disebutkan bahwa kompetensi kepribadian guru yaitu kemampuan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa,
berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat,
mengevaluasi kinerja sendiri, serta mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Beberapa hal tersebut merupakan sub kompetensi kepribadian guru. Untuk lebih
jelasnya, maka akan dijelaskan pada pembahasan berikut.

1) Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan


norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.
2) Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

4
5

3) Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan


pada kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan
menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.
4) Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang
disenangi. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi bertindak
sesuai dengan norma religius (jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki
perilaku yang diteladani peserta didik.

Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Kompetensi Guru


menjelaskan kompetensi kepribadian untuk guru kelas dan guru mata pelajaran,
pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut :

1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan


nasional Indonesia yang mencakup hal-hal berikut, yakni menghargai
peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-
istiadat, daerah asal, dan gender, bersikap sesuai dengan norma agama
yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan
kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat yang mencakup, yakni
berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi, berperilaku yang mencerminkan
ketakwaan dan akhlak mulia, serta berperilaku yang dapat diteladani oleh
peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa yang mencakup, yakni menampilkan diri sebagai pribadi yang
mantap dan stabil, serta menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa,
arif, dan berwibawa.
4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri yang mencakup, yaitu menunjukkan
etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi, bangga menjadi guru dan
percaya pada diri sendiri, dan bekerja mandiri secara profesional.

5
6

5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru yang mencakup hal berikut,
yaitu memahami kode etik profesi guru, menerapkan kode etik profesi
guru, dan berperilaku sesuai dengan kode etik guru.

Menurut Cece Wijaya, bahwa kemampuan pribadi guru dalam proses


belajar-mengajar ditandai dengan beberapa indikator, diantaranya :

1) Kemantapan dan integritas pribadi


Kemantapan pribadi itu sangat berpengaruh terhadap tugas yang kita
jalankan, demikian juga kemantapan pribadi guru dalam melaksanakan proses
belajar-mengajar akan berpengaruh terhadap situasi belajar-mengajar yang
dijalankannya.
2) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan
Guru harus peka baik terhadap apa yang sedang berlangsung di sekolah
maupun yang sedang berlangsung di sekitarnya. Ini dimaksudkan agar apa yang
dilakukan di sekolah tetap konsisten dengan kebutuhan dan tidak ketinggalan
zaman. Untuk itu kemampuan penelitian merupakan karakteristik yang mutlak
harus dikuasai oleh guru.
3) Berpikir alternatif
Sebelum menyajikan bahan pelajaran, guru harus sudah menyiapkan
berbagai kemungkinan permasalahan yang akan dihadapinya beserta alternatif
pemecahannya. Ini dimaksud untuk menghindari verbalisme dan absolutisme.
4) Adil, jujur, dan objektif
Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya, sedangkan jujur adalah
tulus ikhlas dan menjalakan fungsinya sebagai guru, sesuai dengan peraturan yang
berlaku, tidak pamrih, dan sesuai pula dengan norma-norma yang berlaku.
Objektif artinya benar-benar menjalankan aturan dan kriteria yang telah
ditetapkan, tidak pilih kasih. Adil, jujur, dan objektif dalam melakukan
pembelajaran dan juga penilaian terhadap siswa merupakan hal yang harus
dilaksanakan oleh guru.
5) Disiplin dalam melaksanakan tugas
Disiplin harus dilaksanakan agar mutu pendidikan dapat meningkat dan
tercipta ketertiban baik bagi guru maupun siswa.

6
7

6) Ulet dan tekun bekerja


Keuletan dan ketekunan bekerja tanpa mengenal lelah dan tanpa pamrih
merupakan hal yang harus dimiliki oleh guru. Siswa akan memperoleh imbalan
dari guru yang menampilkan pribadi utuh yang bekerja tanpa mengenal lelah dan
tanpa pamrih. Guru harus ulet dan tekun dalam bekerja sehingga program
pendidikan yang telah digariskan dalam kurikulum yang telah ditetapkan berjalan
sebagaimana mestinya.
7) Berusaha memperoleh hasil kerja yang baik
Dalam mencapai hasil kerja, guru diharapkan selalu meningkatkan diri,
mencari cara-cara baru, agar mutu pembelajaran selalu meningkat, pengetahuan
umum yang dimilikinya selalu bertambah dengan menambah bacaan berupa
majalah, harian, dan sebagainya.
8) Simpatik, luwes, bijaksana, dan sederhana dalam bertindak
Keluwesan merupakan faktor pendukung untuk disenangi para siswa dalam
proses belajar-mengajar karena dengan sifat ini guru akan mampu bergaul dan
berkomunikasi dengan baik dengan sesama teman sejawat. Kebijaksanaan dan
kesederhanaan akan menjalin keterkaitan batin guru dengan siswa.
9) Bersifat terbuka, kreatif dan berwibawa
Contoh ciri dari guru yang terbuka adalah guru yang memberikan
kesempatan bertanya pada peserta didk, serta menyalurkan keinginan belajar
siswanya. Kewibawaan disini adalah pengakuan dan penerimaan secara sukarela
terhadap pengaruh atau anjuran yang datang dari orang lain.
Oemar Hamalik, dalam bukunya Psikologi Belajar-mengajar menyatakan
bahwa kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan kumulatif terhadap
hidup dan kebiasaan-kebiasaan belajar para siswa yang diajarkannya. Yang
dimaksud kepribadian disini meliputi pengetahuan, keterampilan, ideal dan sikap,
dan juga prinsip yang dimilikinya tentang orang lain. Sejumlah percobaan dan
hasil observasi menguatkan kenyataan-kenyataan bahwa banyak sekali yang
dipelajari oleh siswa dari gurunya. Para siswa menyerap keyakinannya, meniru
tingkah lakunya dan mengutip pertanyaan-pertanyaannya. Pengalaman
menunjukkan bahwa masalah-masalah seperti motivasi, displin, tingkah laku

7
8

sosial, prestasi dan hasrat belajar yang terus menerus bersumber dari kepribadian
guru.
Kepribadian seseorang berpengaruh besar dalam setiap profesi yang
digelutinya. Setiap profesi dituntut dan harus memiliki kepribadian yang
merepresentasikan keprofesiannya, terutama profesi guru. Dengan hadirnya
kepribadian yang unggul, maka berpengaruh besar terhadap pihak-pihak yang
dilibatkan dan berkorelasi dengan profesi tersebut.
Guru yang ideal adalah guru yang dijadikan figur lekatan oleh siswanya.
Figur lekatan pada siswa tidak bisa dibuat-buat atau dipaksa-paksa. Ia hadir atas
dasar pengakuan dan ini tidak akan dapat direkayasa oleh teknologi secanggih
apapun. Jika guru menginginkan dirinya menjadi figur lekatan pada siswanya,
maka guru tersebut haruslah mencintai siswanya dengan setulus hati. Jika cinta
seorang guru telah dicurahkannya, paling tidak ada tiga hal yang bisa diperoleh
guru sebagai respon balik dari siswa, yaitu :
1) Seluruh tutur katanya akan didengar oleh siswanya.
2) Siswa akan merasa aman untuk menjadikan guru sebagai tempat
mengadu dan kawan terdekat.
3) Anak terdorong untuk mempersembahkan apa saja yang terbaik bagi
gurunya kelak.

8
9

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh seorang guru dan dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kepribadian adalah susunan yang
dinamis dalam diri individu yang terdiri dari sistem psiko-fisik yang menentukan
penyesuaian individu tersebut secara unik dengan lingkungannya. Guru adalah
orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik, dan
bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam rangka
membina anak didik agar menjadi orang yang bersusila yang cakap, berguna bagi
nusa dan bangsa di masa yang akan datang.
Jadi, kompetensi kepribadian guru adalah kompetensi yang berkaitan
dengan pribadi seseorang guru yang yang mantap, berakhlak mulia, arif dan
berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik. Jika, guru memiliki
kepribadian yang baik maka akan membuat dirinya menjadi teladan bagi siswanya
dan tentunya siswanya juga akan menjadi memiliki kepribadian yang baik seperti
dirinya.

B. Saran
Diharapkan kepada kita sebagai mahasiswa calon guru untuk memiliki
kepribadian yang baik. Dengan begitu, kita bisa menjadi guru yang dijadikan figur
lekatan oleh siswa. Kita harus mempelajari kompetensi kepribadian ini dengan
sebaik-baiknya.

9
10

Daftar Pustaka

Al-Irsyad : Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. No. 1, Edisi Januari-Juni


2016

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Alqe-


indo, 1992), hlm 34-35.

John M.Ecos dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gr-
media Pustaka Utama,1986), hlm. 132.

Depdikbud, Kamus besar bahasa indonesia (Jakarta: Rhineka Cipta , 1993),


hlm. 516.

Undang-Undang Guru dan Dosen, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006),


hlm. 67.

Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses
Belajar-Mengajar (Bandung: Remaja Rosda karya, 1994), hlm. 14-21.

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/10/22/kompetensi-kepribadian-
guru/#:~:text=Dalam%20Penjelasan%20Peraturan%20Pemerintah%20No,bagi
%20peserta%20didik%20dan%20masyarakat%3B

10

Anda mungkin juga menyukai