Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGANTAR MANAJEMEN

Pengarahan

DOSEN PEMBIMBING
Andi Ferawati

DISUSUN OLEH
KELOMOK 3
Hasmania Muslimah
Amina
Muh. Syafik

STIE YAPI BONE


2018/2019
1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas pertama dari mata kuliah Pengantar
Akuntansi 2 dengan judul “Pengarahan”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Watampone, 11 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan .................................................................................................... 2
A. Pengarahan ................................................................................................... 2
B. Fungsi Pengarahan ....................................................................................... 2
C. Deracting ...................................................................................................... 2
D. Actuating ...................................................................................................... 3
E. Leading ........................................................................................................ 5
F. Konsep Kepemimpinan ............................................................................... 6
G. Teori Kepemimpinan .................................................................................... 7
H. Macam-Macam Gaya Kepemimpinan .......................................................... 10
Bab III Penutup ......................................................................................................... 12
A. Kesimpulan .................................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................................ 12
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Manajemen merupakan suatu yang universal di dalam dunia industrimodern. Tiap
organisasi memerlukan pengambilan keputusan, pengkordinasian aktifitas, penanganan
manusia, evaluasi prestasi yang terarah kepada sasaran kelompok manusia. Banyak
aktifitas manajerial yang masing-masing memiliki cara pendekatan sendiri pada tipe-tipe
problem khusus dan didiskusikan dengan judul seperti manajemen peternakan,
manajemen sistem jasa,  manajemen industry, dan lain sebagainya. Semuanya
mempunyai satu elemen yang umum, yaitu ilmu manajemen.
            Istilah manajemen dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belumada
keseragaman. Berbagai istilah yang dipergunakan seperti : ketatalaksanaan, manajemen,
manajemen pengurusan, dan lain sebagainya. Untuk menghindari penafsiran yang
berbeda-beda, dalam makalah digunakan istilah aslinya yaitu manajemen. Bila kita
mempelajari literature manajemen, maka akan nampak bahwa istilah manajemen
mengandung tiga pengertian, yaitu :
·         Manajemen sebagai suatu proses
·         Manajemen sebagai kolektifitas orang-orang yang melakukanaktifitas manajemen
·         Manajemen sebagai suatu seni
Menurut Koontz and Donnel (1972) ” management is getting thing done through the
efforts of other people” (manajemen adalah terlaksananya pekerjaan melalui orang-orang
lain).
George R. Terry (2000) mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang
ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan kegiatan orang lain. Manajemen
memiliki beberapa komponen diataranya unsur manajemen dan fungsi manajemen. Unsur
manajemen adalah men, money,materials, methods, dan
market yang merupakan sumber daya.
Dalam makalah ini kami akan membahas pengarahan manajemen yang meliputi directing,
actuating, leading, teori dan konsep leading, serta gaya manajemen dan kepemimpinan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengarahan ?
2. Apa saja fungsi dari pengarahan ?
3. Bagaimana konsep dari kepemimpinan ?
4. Bagaimana teori dari kepemimpinan ?
5. Apa saja gaya kepemimpinan ?
C. Tujuan
1. Pengertian pengarahan
2. Fungsi pengarahan
3. Konsep kepemimpinan
4. Teori kepemimpinan
5. Gaya kepemimpinan

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengarahan
Pengarahan adalah fungsi managemen yang berhubungan dengan kegiatan
mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif secara efisien,
agar terwujudnya tujuan dari perusahaan, karyawan bahkan masyarakat.
Pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk menggerakan,
membimbing, mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan
suatu kegiatan usaha. Pengarahan ini dapat dilakukan secara persuasif atau bujukan dan
instrufi, tergantung cara mana yang paling baik.

B. Fungsi Pengarahan
Pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatan alat-alat bagaimanapun canggihnya atau
handalnya, baru dapat dilakukan jika karyawan ikut berperan aktif melaksanakannya.
Fungsi pengarahan ini adalah ibarat kunci stater mobil, artinya mobil baru dapat berjalan
jika kunci staternya telah melaksanakan fungsinya. Demikian juga proses manajemen
baru terlaksana setelah fungsi pengarahan diterapkan.

C. Directing
Directing / commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik
dan benar-benar tertuju yang telah di tetapkan semula.
Directing / commanding bukan saja agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan
suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur
organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

Karakteristik dari Directing :


a)      Fungsi pervasif, pengarahan diperlukan dalam semua tingkatan organisasi, setiap
manajer memberikan bimbingan dan inspirasi kepada bawahannya.
b)      Kegiatan terus-menerus, pengarahan adalah kegiatan yang berkesinambungan
karena terjadi terus menerus sepanjang kehidupan organisasi.
c)      Faktor manusia, mengarahkan adalah fungsi yang berhubungan dengan bawahan
oleh karena itu hal ini berkaitan dengan faktor manusia. faktor manusia sangat kompleks
tidak dapat di prediksi perilaku yang akan dilakukannya.
d)     Kegiatan kreatif, fungsi pengarahan membantu mengkonversi rencana menjadi
kinerja.
e)      Fungsi eksekutif, fungsi pengarahan dilakukan oleh semua manajer dan eksekutif di
semua tingkat diseluruh kegiatan dalam organisasi, bawahan menerima instruksi dari
atasannya.

2
D. Actuating
Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain
pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating (pengarahan) adalah
mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam
mencapai tujuan perusahaan.
Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planing) dan usaha perorganisasian.
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
Actuating menurut para ahli
1. Menurut George R. Terry
Actuating berarti merangsang anggota kelompok melaksanakan tugas dengan antusias
dan kemampuan yang baik. Tugas menggerakan dilakukan oleh seorang pemimpin.
2. Keith Davis
Merupakan kemampuan membujuk orang-orang melakukan tugas –tugas yang telah
ditetapkan dengan penuh semangat.
Pemimpin yang efektif cenderung mempunyai hubungan dengan bawahan yang sifatnya
mendukung (suportif) dan meningkatkan rasa percaya diri menggunakan kelompok
membuat keputusan. Keefektifan kepemimpinan menunjukkan pencapaian tugas pada
rata-rata kemajuan,keputusan kerja, moral kerja, dan kontribusi wujud kerja. Prinsip
utama dalam penggerakan adalah bahwa perilaku dapatdiatur, dibentuk, atau diubah
dengan sistem imbalan yang positif yang dikendalikan dengan cermat.
3. George R. Terry
Merupakan menempatkan semua anggota kelompok agar bekerja secara sadar untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.
4. Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo
Merupakan pengaktifan orang-orang sesuai dengan rencana dan pola organisas yang telah
ditetapkan.
5. Prof. Dr. Sondang S. Siagian, MPA
Penggerakan (motivating) adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada
para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.

Fungsi Actuating
Menurut Winanti (2006) fungsi actuating antara lain:
a)      Mengembangkan rasa tanggung jawab
Mengembangkan sikap pada bawahan untuk tidak menerima apabila tidak melaksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya.
b)      Pemberian komando
Memberi perintah, instruksi, direktif, meminta laporan dan pertanggungjawaban,
memberi teguran dan pujian.
c)      Mengadakan pengamatan atas pekerjaan dan aktivitas bawahan langsung,
d)     Pemeliharaan moral dan disiplin

3
Mendidik serta memberi contoh kepada bawahan tentang apa yang baik dan patut
dilaksanakan, menjaga ketertiban, kesopanan dan kerukunan.
e)      Komunikasi
Berbicara dengan bawahan, memberi penjelasan dan penerangan, memberikan isyarat,
meminta keterangan, memberikan nota, mengadakan pertemuan, rapat briefing, pelajaran,
wejangan dan sebagainya.
f)       Human Relation
Memperhatikan nasib bawahan sebagai manusia dan selalu ada keseimbangan antara
kepentingan pribadi pegawai, mengembangkan kegembiraan dan semangat kerja yang
sebaik-baiknya dan kepentingan umum organisasi.
g)      Leadership
Menunjukkan dan membuat bawahan merasa bahwa mereka dilindungi dan dibimbing,
bahwa mereka mempunyai seorang sumber pimpinan dan penerangan dalam menghadapi
kesulitan dan masalah pekerjaan maupun pribadi keluarga (inti penggerakan).
h)      Pengembangan eksekutif
Berusaha agar setiap bawahan dapat mengambil keputusan sendiri yang tepat dalam
melaksanakan pekerjaan/tugas masing-masing, agar setiap bawahan terbuka dan atas
prakarsa sendiri selalu berusaha untuk menekan biaya, memperkuat disiplin,
meningkatkan mutu kerja dan sebagainya.

Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:


a)      Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
b)      Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
c)      Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebih
d)     Menghargai hasil yang baik dan sempurna
e)      Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
f)       Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
g)      Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya

Tindakan penggerakan dibagi dalam tiga tahap, yaitu:


a)      Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga timbul
kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik. Tindakan ini juga
disebut motivating.
b)      Pemberian bimbingan melalui contoh-contoh tindakan atau teladan. Tindakan ini
juga disebut koding yang meliputi beberapa tindakan, seperti: pengambilan keputusan,
mengadakan komunikasi antara pimpinan dan staf, memilih orang-orang yang menjadi
anggota kelompok dan memperbaiki sikap, pengetahuan maupun ketrampilan staf.
c)      Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan
petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-saran atau instruksi kepada
staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana dengan baik
terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan.

Teknik-Teknik Penggerakan/Actuating yang Efektif


Menurut Azwar (1996) teknik-teknik penggerrakan yang efektif antara lain:

4
a)      Memberikan penjelasan kepada setiap orang yang ada dalam organisasi, mengenai
tujuan yang harus dicapai.
b)      Setiap orang harus menyadari, memahami serta menerima dengan baik tujuan
tersebut.
c)      Pimpinan menjelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi
dalam usaha pencapaian tujuan.
d)     Setiap orang harus mengerti struktur organisasi.
e)      Setiap orang  harus menjalankan peranan apa yang diharapkan oleh pimpinan
organisasi dengan baik.
f)       Menekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan.
g)      Memperlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
h)      Memberikan penghargaan serta pujian kepada pegawai yang cakap dan teguran
serta bimbingan kepada orang-orang yang kurang mempu bekerja.
i)        Meyakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan
pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal mungkin.

E. Leading
Leading dikemukan oleh Louis A. Allen. Istilah leading dirumuskan sebagai pekerjaan
yang dilakukan oleh manajer yang menyebabkan orang lain bertindak.
Pekerjaan leading meliputi 5 macam kegiatan, yakni :
a)      Mengambil keputusan
b)      Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan, 
c)      Memberi motivasi, semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya
mereka bertindak,
d)     Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta
e)      Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang
sehat, dinamis, dan lain sebagainya. Pengarahan pada dasarnya akan berkaitan dengan
motifasi, komunikasi, dinamika kelompok, dan kepemimpinan, yang dijelaskan sebagai
berikut :
a)      Motifasi merupakan suatu tindakan yang mendorong seseorang bertindak atau
berperilaku tertentu. Pemahaman terhadap motifasi seseorang merupakan kunci bila
mendorong rang lain untuk bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu motifasi merupakan factor penting yang mendukung prestasi kerja disamping
tergantung pada kemampuan.
b)      Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang atau sekelompok
orang kepada orang lain atau sekelompok orang. Komunikasi terjadi dengan baik apabila
pesan yang diterima orang lain sesuai dengan pesan maksud pengirim pesan. Komunikasi
bisa dilakukan secara verbal maupun nonverbal, secara tertulis maupun lisan. Komunikasi
merupakan proses yang komponennya meliputi : pengirim, encoding, channel, decoding,
penerima, dan umpan balik. Efektifitas komunikasi organisasi dipengaruhi oleh beberapa

5
factor, yaitu saluran informasi formal, struktur organisasi, spesialisasi jabatan, dan
pemilikan informasi.
c)      Dinamika Kelompok, kelompok dalam organisasi terjadi karena dibentuk oleh
organisasi, dan juga terbentuk karena kepentingan karyawan dan persahabatan. Kelompok
yang dibentuk oleh organisasi dimaksudkan untuk mengerjakan tugas-tugas yang
diperlukan organisasi , jadi manajer atau pimpinan tinggal bagaimana mengefektifkan
kelompok formal ini. Kelompok informal yang terbentuk terutama karena kepentingan
karyawan (interest group) dan persahabatan (friendship group). Manajer harus
mengarahkan bagaimana kelompok-kelompok informal ini mendukung peningkatan
tercapainya organisasi. Kelompok informal mempunyai fungsi sebagai berikut: pertama,
kelompok berfungsi memelihara dan memperkuat norma dan nilai yang sama dari
anggota kelompok. Kedua berfungsi memberi kepuasan sosial, status, dan keamanan.
Ketiga, berfungsi membantu komunikasi anggotanya. Keempat, berfungsi untuk
membantumemecahkan masalah baik masalah individu ,kelompok, maupun organisasi.
Kelompok juga bisa bertindak sebagai kelompok referensi (reference group), kelompok
dimana orang akan mengidentifikasidiri dan membandingkan dengan kelompok tersebut
(Mamduh M. H., 2004).

F. Konsep Kepemimpinan
1. Pengertian
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu: 
pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin
mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga
menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik
secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang
dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang
mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya.
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin
adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan
mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan
alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-
rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk
mencapai tujuan bersama-sama.

2. Kepemimpinan menurut para ahli


a. Tannebaum, Weschler and Nassarik
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan
langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan tertentu.
b. Shared Goal, Hemhiel & Coons
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas
untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
c. Rauch & Behling

6
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok
yang diatur untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan adalah
kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang
mengikuti dan menaati segala keinginannya.
d. Jacobs & Jacques
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti
kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk
memimpin dalam mencapai tujuan.

3. Syarat - Syarat Kepemimpinan


Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan selalu berkaitan dengan 3 hal antara
lain :
 Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang
kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk
berbuat sesuatu.
 Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan sehingga orang mampu
“mbawani” akan mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada
pemimpin dan tersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.
 Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan atau
ketrampilan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihidan kemampuan
anggota biasa.

G. Teori Kepemimpinan
Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk
berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam
melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian
dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang
menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan. Teori kepemimpinan merupakan
penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya,
dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan,
persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika
profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1995: 27).
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan
interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa
segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan
muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu
diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab
seseorang menjadi pemimpin, antara lain:
a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin
melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan
kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan
tuntutan lingkungan.

7
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan,
kewibawaan, dan kemampuan.
Teori-teori dalam Kepemimpinan
a. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar
pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang
berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi
yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di
dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (2002:75-
76) adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas,
obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat
inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan,
ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik,
kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik,
menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan
mendidik, dan berkomunikasi secara efektif. Walaupun teori sifat memiliki berbagai
kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat
yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori
yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang
terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin;
justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu
ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam
hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki
ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan,
menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya
setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin
yang lebih mementingkan tugas organisasi.
Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi
kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan,
perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima
perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku
pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan
pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian
tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model
leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin
dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku
setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap
hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku

8
pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya
kepemimpinan.
c. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri
kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi
kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor
waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (2002:129) adalah
 Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
 Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
 Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
 Norma yang dianut kelompok;
 Rentang kendali;
 Ancaman dari luar organisasi;
 Tingkat stress;
 Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi
yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu
memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah
kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi
tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan
berikut:
a) Model kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus
diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik
akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai
perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya
demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang
menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan
perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.
b) Model ” Interaksi Atasan-Bawahan”
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi
yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut
mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin
yang efektif, apabila: * Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik; * Tugas yang
harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi; * Posisi kewenangan
pemimpin tergolong kuat.
c) Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada
pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat
kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini
adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan

9
atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat
digunakan adalah
 Memberitahukan;
 Menjual;
 Mengajak bawahan berperan serta;
 Melakukan pendelegasian.
d) Model ” Jalan- Tujuan ”
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu
menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk
mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan
perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin
berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.
e) Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan” :
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses
pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang
harus diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut
adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan
bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan
tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah
yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.

H. Macam - Macam Gaya Kepemimpinan


1. Menurut Robbins dan Coulter :
- Gaya kepemimpinan Kharismatik.
Adalah gaya kepemimpinan yang memicu para pengikutnya dengan
memperlihatkan kemampuan heroik atau luar biasa ketika mereka mengamati
perilaku tertentu pemimpin mereka.
- Gaya kepemimpinan transaksional.
Yaitu gaya kepemimpinan yang memandu atau memotivasi para pengikutnya
menuju ke sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan
tugas.
- Gaya kepemimpinan transformasional.
Ialah gaya kepemimpinan yang menginspirasi para pengikut untuk
melampaui kepentingan pribadi mereka dan mampu membawa dampak yang
mendalam dan luar biasa pada pribadi para pengikut.
- Gaya kepemimpinan visioner.
Merupakan gaya kepemimpinan yang mampu menciptakan dan
mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, dan menarik mengenai massa
depan organisasi atau unit organisasi yang tengah tumbuh dan membaik.

2. Menurut Hersey dan Blanchard: 


a. Mengatakan (Telling), pemimpin mendefinikan peranan-peranan yang
dibutuhkan untuk melakukan tugas dan mengatakan pada pengikutnya apa,
dimana, bagaimana, dan kapan untuk melakukan tugas-tugasnya.

10
b. Menjual (Selling), pemimpin menyediakan instruksi-instruksi terstruktur bagi
pengikutnya, tetapi juga suportif.
c. Berpartisipasi (Participating), pemimpin dan pengikut saling berbagi dalam
keputusan-keputusan mengenai bagaimana yang paling baik untuk
menyelesaikan tugas dengan kualitas tinggi.
d. Mendelegasikan (Delegating), pemimpin menyediakan sedikit pengarahan
secara seksama , spesifik atau dukungan pribadi terhadap pengikut-
pengikutnya.

1. Menurut Ralph White dan Ronald Lippitt:


a. Otoriter
- Semua determinasi “policy” dilakukan oleh pimpinan.
- Teknik-teknik dan langkah-langkah aktivitas ditentukan oleh pejabat satu
per satu, hingga langkah-langkah mendatang senantiasa tidak pasti.
- Pemimpin biasanya mendikte tugas pekerjaan khusus dan teman sekerja
setiap anggota.
- Dominator” cenderung bersikap pribadi dalam pujian dan kritik
pekerjaan setiap anggota; ia tidak turut serta dalam partisipasi kelompok
secara aktif kecuali apabila ia memberikan demonstrasi.
b. Demokratis  
- Semua “policies” merupakan bahan pembahasan kelompok dan
keputusan kelompok yang dirangsang dan dibantu oleh pemimpin.
- Perspektif aktivitas dicapai selama diskusi berlangsung. Dilukiskan
langkah-langkah umum ke arah tujuan kelompok dan apabila diperlukan
nasihat teknis, maka pemimpin menyarankan dua atau lebih banyak
prosedur-prosedur alternatif yang dapat dipilih.
- Para anggota bebas untuk bekerja dengan siapa yang mereka kehendaki
dan pembagian tugas diserahkan pada kelompok.
- Pemimpin bersifat objektif dalam pujian dan kritiknya dan ia berusaha
untuk menjadi anggota kelompok secara mental, tanpa terlalu banyak
melakukan pekerjaan tersebut.
c. Laissez-Faire
- Kebebasan lengkap untuk keputusan kelompok atau individual dengan
minimum partisipasi pemimpin.
- Macam-macam bahan disediakan oleh pemimpin, ia akan menyediakan
keterangan apabila ada permintaan. Ia tidak turut mengambil bagian dalam
diskusi kelompok.
- Pemimpin tidak berpartisipasi sama sekali.
- Komentar spontan yang tidak frekuen atas aktivitas-aktivitas anggota dan ia
tidak berusaha sama sekali untuk menilai atau mengatur kejadian-kejadian.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian pengarahan adalah fungsi managemen yang berhubungan dengan kegiatan
mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif secara efisien,
agar terwujudnya tujuan dari perusahaan, karyawan bahkan masyarakat. fungsi
pengarahan meliputi :
1. Directing
Directing / commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas dapat dilaksanakan
dengan baik dan benar-benar tertuju yang telah di tetapkan semula.
2. Actuating
Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain
pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating (pengarahan)
adalah mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif
dalam mencapai tujuan perusahaan.
3. Leading
Leading dikemukan oleh Louis A. Allen. Istilah leading dirumuskan sebagai
pekerjaan yang dilakukan oleh manajer yang menyebabkan orang lain bertindak.
4. Teori dan konsep leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan
lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya. Pengarahan pada dasarnya
akan berkaitan dengan motifasi, komunikasi, dinamika kelompok, dan kepemimpinan
5. Daya manajemen dan kepemimpinan
Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin
dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis,
sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin,
tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1995:
27).

B. Saran
Sebagai pemimpin organisasi yang baik hendaknya dapat mengimplementasikan
prinsip-prinsip penggerakan dengan optimal di dalam organisasi tersebut, sehingga tujuan
organisasi yang hendak dicapai akan terwujud.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahpengarahanmanajemen.blogspot.com/2014/05/makalah-pengarahan-
manajemen.html

13

Anda mungkin juga menyukai