Anda di halaman 1dari 6

AUDITING II

Auditing Proses Pembiayaan atau Investasi

Dosen : Jean P Manurung ,SE.,MM.,M.Ak.,Ak.,CA.,CPA

Disusun Oleh :

Elsa Kristin ( 1832150005 )

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Kristen Indonesia

2020
Auditing Proses Pembiayaan/Investasi: Kas Dan Investasi

1. Auditing Kas dan Setara Kas

Item “Kas”dilaporkan dalam laporan keuangan yang merepresentasikan uang yang ada
ditangan dan kas yang tersimpan dalam akun bank, termasuk sertifikat deposito, jangka waktu
deposito dan akun tabungan/penyimpanan.
Setara Kas tertentu dikombinasikan dengan kas untuk penyajian dalam laporan keuangan.

Definisi: Sebagai investasi jangka pendek yang sangat likuid yang dapat dengan cepat diubah
menjadi kas atau memiliki jangka waktu jatuh tempo yang pendek dengan sedikit resiko atas
perubahan dalam nilainya. Contoh: Tagihan tresuri dan dana pasar uang.

2. Pengaruh Transaksi Akuntansi yang Utama/Proses Bisnis dalam Kas

3. Jenis – Jenis akun bank


a. Akun kas umum
b. Akun kas imprest
c. Akun cabang

Untuk mengoptimalkan arus kasnya, entitas mengimplementasikan prosedur untuk


mengakselerasi pengumpulan penerimaan kas dan menunda pembayaran pengeluaran kas
hingga batas yang dimungkinkan
4. Kertas kerja rekonsiliasi bank

5. Formulir Standar Untuk Mengonfirmasi Saldo Akun dengan Lembaga


6. Pengujian atas Rekonsiliasi Bank

Auditor umumnya menggunakan prosedur auditor dibawah ini untuk menguji rekonsiliasi bank:

a. Melakukan Verifikasi akurasi matematis dari kertas kerja rekonsiliasi bank dan
mencocokkan saldo per buku ke buku besar.
b. Mencocokan saldo akun pada rekonsiliasi bank dengan saldo yang ditunjukkan pada
konfirmasi bank standar Agree the bank balance on the reconciliation with the balance
shown on the standard bank confirmation.
c. Menelusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke laporan pisah batas
bank.
d. Membandingkan cek yang beredar pada kertas kerja rekonsiliasi bank dengan cek
yang dibatalkan yang dimuat dalam laporan pisah batas bank untuk penerima uang,
jumlah, dan pemegang kuasa yang tepat.
e. Mencocokan beberapa pembebenan yang termasuk dalam laporan bank ke
rekonsiliasi bank.
f. Mencocokan saldo buku yang disesuaikan ke daftar akun kas yang utama.

7. Prosedur audit terkait kecurangan


a. Prosedur rekonsiliasi bank yang diperluas
b. Pembuktian kas
c. Pengujian untuk kitting

8. Prosedur Rekonsiliasi Bank yang Diperluas

Dalam beberapa contoh, klien yang tidak jujur mungkin menggunakan rekonsiliasi bank
akhir tahun untuk menutupi penggelapan kas. Ini biasanya dilakukan dengan memanipulasi
item-item rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank.Sebagai contoh, andaikan seorang karyawan
dari klien mencuri $5,000 dari klien. Karyawan dapat menyembunyikan kekurangan $5,000
dalam rekonsiliasi bank dengan memasukkan dokumen fiktif terkait setoran dalam
perjalanan.

9. Auditing Akun Penggajian atau Akun Imprest Cabang

Audit pada beberapa akun kas imprest seperti akun penggajian atau cabang mengikuti
tahapan audit dasar yang sama seperti yang dibahas untuk audit kas umum.

10. Auditing dana kas kecil


a. Tidak material.
b. Berpotensi penyalahgunaan kepercayaan.
c. Jarang menunjukkan substantif test.
d. Pengendalian dokumen.
11. Auditing Investasi
a. Saham biasa
b. Saham preferent
c. Sekuritas uang
d. Sekuritas hybrid

12. Pengujian Analitis Substantif – Investasi

13. Pengujian Rinci Investasi

Keberadaan
Standar auditing menyatakan bahwa auditor sebaiknya melakukan satu atau lebih prosedur
audit berikut ini ketika mengumpulkan bukti untuk keberadaan:

a. Pemeriksaan fisik
b. Konfirmasi dengan penerbit
c. Konfirmasi dengan fungsi penyimpanan
d. Konfirmasi transaksi yang belum diselesaikan dengan broker diler
e. Membaca perjanjian kerja sama atau perjanjian serupa yang akan dilaksanakan
f. Konfirmasi dengan counterparty

Penilaian dan Alokasi


1. Auditor juga harus menentukan jika ada selain dari perubahan yang bersifat sementara
untuk nilai wajar sekuritas investasi.
2. Standar Audit dan akuntansi memberikan pedoman untuk menentukan apakah
penurunan nilai di bawah biaya perolehan diamortisasi adalah selain yang bersifat
sementara.
Faktor-faktor berikut merupakan indikator bahwa penurunan nilai pada investasi:

1. Nilai wajar yang secara siginifikan berada dibawah harga.


2. Penurunan Nilai wajar yang berakibat untuk kondisi tertentu yang merugikan, yang
memengaruhi investasi tertentu.
3. Penurunan nilai wajar yang berakibat pada kondisi tertentu, seperti kondisi dalam
industri atau dalam area geografis.
4. Manajemen tidak memproses baik tujuan maupun kemampuan untuk menahan
investasi cukup lama yang memungkinkan berbagai perbaikan yang dapat diantisipasi
dalam nilai wajar.
5. Penurunan dalam nilai wajar yang tersedia untuk periode yang diperpanjang.
6. Sekuritas utang yang telah diturunkan oleh lembaga pemeringkatan.
7. Kondisi keuangan dari penerbit menjadi memburuk
8. Dividen telah dikurangi atau dielimiinasi, atau pembayaran bunga atas sekuritas utang
yang telah dijadwalkan belum dibuat.

Asersi Pengungkapan
a. Sekuritas yang dapat diperdagangkan perlu untuk diklasifikasi secara tepat sebagai
held-to-maturity, trading, and available-for-sale.
b. Held-to-maturity securities and individual available-for-sale securities individual
sebaiknya diklasifikasi sebagai aset lancar atau aset tidak lancar didasarkan apakah
manajemen memiliki ekspektasi untuk mengonversi sekuritas ke dalam kas dalam 12
bulan.
c. Semua trading securities harus diklasifikasi sebagai aset lancar

14. Modul Lanjutan: Auditing Pengukuran Nilai Wajar

Level 1: Penilaian didasarkan pada harga yang diberikan dalam pasar aktif untuk aset atau
liabilitas yang identik. Terkadang disebut “marking to market.”
Level 2: Penilaian didaasarkan pada data pasar yang di observasi baik secara langsung atau
tidak langsung atas aset atau liabililtas yang sama atau yang dapat diperbandingkan.
Terkadang disebut “marking to matrix.”
Level 3: Penilaian didasarkan pada penilaian terbaik manajemen dan melibatkan asumsi
manajemen mengenai input yang tidak dapat diobservasi dan bagaimana pasar akan
memberikan harga pada aset atau liabilitas.
a. Memahami bagaimana manajemen membuat pengukuran Nilai wajar
b. Mempertimbangkan apakah keterampilan atau pengetahuan Khusus Dibutuhkan.
c. Pengujian Pengukuran Nilai Wajar Entitas.
d. Mengevaluasi Kewajaran Pengukuran Nilai Wajar.

Anda mungkin juga menyukai