2
KESEHATAN USIA ANAK DAN PUBERTAS
Disusun oleh:
22010117130190
BBDM 24
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
SKENARIO 4
STEP 1 Terminologi
1. GDS 48mg/dl : Tes gula darah sewaktu. Untuk anak-anak yang baru lahir hingga
usia lima tahun memiliki target gula darah yang normal adalah 100-200mg/dl.
2. Weight faltering : Juga disebut Failure to Thrive ( Gagal Tumbuh) adalah suatu
keadaan terjadinya keterlambatan pertumbuhan fisik pada bayi dan anak, dimana
terjadi kegagalan penambahan berat badan yang sesuai dengan grafik pertumbuhan
normal.Gagal tumbuh didefinisikan sebagai pertumbuhan yang berada di bawah kurva
persentil 3 atau persentil 5 dan atau terjadinya perubahan pada kurva pertumbuhan
yang melewati 2 kurva persentil major dalam 2 waktu pengamatan. Bukan merupakan
diagnosis tapi merupakan kumpulan gejala. pelbagai penyakit yang dikelompokkan
sebagai gangguan asupan makanan, gangguan absorbsi makan, serta penggunaan energi yang
berlebihan.Pada penilaian garis pertumbuhan, arah garis pertumbuhan kurang dari
arah garis baku atau pertumbuhan kurang dari yang diharapkan.
3. KIA : Merupakan ruang pelayanan kesehatan khusus yang melayani
Kesehatan Ibu, Anak (KIA), KB, dan Imunisasi. Pasien yang mendapatkan pelayanan di
Ruang KIA dan KB adalah WUS, Ibu Hamil, Ibu Nifas, Bayi Baru Lahir dan Pelayanan
Imunisasi.
4. Iga gambang :Tulang iga tampak jelas, merupakan tanda dari marasmus.
Penyebabnya cenderung multifaktorial dan sering melibatkan masalah dengan pola makan
dan perilaku makan yang biasanya merespons saran sederhana yang ditargetkan, selain itu
juga , walau lebih jarang, weight flatering dapat dikaitkan dengan kelalaian atau masalah
kesehatan mental ibu atau kecanduan.
5. Baggy pants :Pada daerah pantat subkutis tidak ada atau sangat sedikit,
merupakan tanda marasmus , didapatkan kulit keriput. Kulit pantat dan paha
mengendur dan terlihat keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak
ada seperti pakai celana longgar/baggy pants
6. WHZ : WHZ merupakah salah satu antropometri anak. WHZ ( Weight for
Height Score ) yaitu berat badan menurut tinggi/panjang badan).Untuk WHZ dan BAZ,
dinyatakan kurus dan sangat kurus apabila Z score nya <-2 Z score; dinyatakan berat badan
lebih dan obese bila >+2 Z score untuk anak balita, sedangkan cut-off untuk anak 5 tahun atau
lebih maka dinyatakan gemuk dan sangat gemuk bila >+1 Z score. Anak berumur bawah lima
tahun yang mempunyai BAZ atau WHZ diantara -2 Z score dan +2 Z-score adalah normal.
Khusus untuk WHZ hanya berlaku untuk anak usia dibawah 5 tahun saja, sedangkan umur 5
tahun atau lebih maka dapat digunakan BAZ.
STEP 3. Hipotesis
PP Tatalaksana dan
Patofisiologi
Edukasi
PF :
- Klinis :
o Marasmus
Tampak sangat kurus
Wajah seperti orang tua
Cengeng
Kulit keriput
Perut cekung
Tekanan darah, detak janutng dan pernapasan berkurang
o Kwarshiokor
Ada edema diseluruh tubuh terutama kaki, tangan dan anggota badan
lainnya
Wajah membulat dan sembab
Pandangan mata sayu
Rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung
Pembesaran hati
Otot mengecil – muscle wasting
Kelainan kulit : bercak merah muda yang meluas
Diare
Anemia
Perubahan status mental : cengeng, rewel
o Campuran keduanya : gambbaran klinik merupakan campuran dari beberapa
gejala klinik kwarshiokor dan marasmus, disertai dengan edema yang tidak
mencolok
- Antropometri :
Ada beberapa jenis indikator antropometri dapat yang digunakan untuk
identifikasi masalah KEP, diantaranya adalah berat badan (BB), tinggi badan (TB),
lingkar lengan atas (LILA), lingkar kepala (LP), lingkar dada, lapis lemak bawah kulit
(LLBK). Untuk lebih memberikan makna maka indikator tersebut dikombinasikan
menjadi indeks antropometri.
Di antara beberapa macam indeks antropometri tersebut yang paling sering
digunakan adalah BB/U, TB/U dan BB/TB, sedangkan antropometri yang lain hanya
digunakan untuk keperluan khusus seperti pada survey penapisan/survey nutritional
assessment.
Indeks BB/U Dalam keadan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan
keseimbangan antara intake dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang
mengikuti pertumbuhan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat
dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang lebih cepat
atau lebih lambat dari keadaan normal.
Indeks TB/U Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersama dengan
umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan yaitu relatif kurang sensitif
terhadap masalah defisiensi zat gizi dalam jangka waktu pendek. Pengaruh defisiensi
zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama.
Berdasarkan sifat inilah maka indeks TB/U lebih menggambarkan status gizi masa
lampau. Keadaan tinggi badan anak pada masa usia sekolah (7 tahun)
menggambarkan status gizi (KEP) pada masa balitanya.
Indeks BB/TB BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menyatakan
status gizi KEP, terlebih bila umur sulit didapat. Oleh karena itu BB/TB merupakan
indikator KEP yang independen terhadap umur. Mengingat indeks BB/TB dapat
memberikan gambaran tentang proporsi berat badan relaitf terhadap tinggi badan,
maka dalam penggunaanya indeks ini merupakan indikator ”wasting”
Indeks BB/U
o Gizi lebih, bila Z-score terletak > +2SD
o Gizi baik, bila Z-score terletak ≥-2SD s/d +2SD
o Gizi kurang, bila Z-score terletak ≥ -3SD s/d < -2SD
o Gizi buruk, bila Z-score terletak < -3SD
Indeks TB/U
o Normal, bila Z-score terletak ≥ - 2SD
o Pendek, bila Z-score terletak < -2SD
Indeks BB/TB
o Gemuk, bila Z-score terletak > +2SD
o Normal, bila Z-score terletk ≥-2SD s/d +2SD
o Kurus, bila Z-score terletak ≥ -3SD s/d < -2SD
o Kurus sekali, bila Z-score terletak < -3SD
3. Pemeriksaan Penunjang gizi buruk
Pemeriksaan gula darah -> untuk menilai apakah terjadi hipoglikemi (<54
mg/dl)
Preparat darah apus : untuk menilai adanya parasit malaria
Urine lengkap -> bakteri +/leukosit > 10 /LPB menandakan adanya
infeksi
Feces lengkap->ada darah atau parasit menandakan disentri
Hb/ ht -> < 4 mg/ dl , < 12 % menandakan anemia berat
Foto rontgen ->
thorax : menilai adanga pneumonia/ gagal jantung
Tulang : adanya rikets atau fraktur
Tes mantoux -> seringkali negatif
pemeriksaan elektrolit dan protein serum
EKG
-Secara umum kurang gizi disebut malnutrisi, penyakit ini paling banyak
menyerang anak balita terutama di negara berkembang. Berat badan pada Anak
kurang gizi sekitar 60%-80% dari berat badan ideal anak.
-Kurang gizi hanya sebatas menghambat perkembangan dan pertumbuhan anak.
Apabila kurang gizi/malnutrisi tersebut dibiarkan maka status gizi anak bisa
menjadi gizi buruk atau malnutrisi berat.
Malnutrisi berat umumnya menunjukkan gejala klinis yang khas, BB/TB < 70%
atau <-3SD (Z-score) kecuali bila ada edema serta sudah terdapat kelainan
biokimiawi.
Sedangkan Malnutrisi ringan dan sedang umumnya tidak menunjukkan gejala
klinis yang spesifik: anak tampak kurus, BB/TB : 70-90% atau diantara -2SD dan
-3SD (Z-score), sangat mungkin terdapat gejala defisiensi mikronutrien.
Malnutrisi terjadi akibat ketidak seimbangan asupan zat-zat gizi, dan dapat
digolongkan :
-Kekurangan atau kelebihan zat gizi secara menyeluruh
Gizi kurang-buruk (undernutrition)
Gizi lebih-obesitas (overnutrition)
-Kekurangan atau kelebihan zat gizi tertentu
Misalnya defisiensi zat besi, kelebihan fluor (fluorosis gigi), defisiensi
asam lemak esensial
Hipoglikemi jika kadar gula darah <54 mg/dl. Pengelolaan berikan segera cairan
gula: 50 ml dekstrosa 10% atau gula 1 sendok teh dicampurkan ke air 3,5 sendok
makan, penderita diberi makan tiap 2 jam, antibotik, jika penderita tidak sadar,
lewat sonde. Dilakukan evaluasi setelah 30 menit, jika masih dijumpai tanda-
tanda hipoglikemi maka ulang pemberian cairan gula tersebut.
Hipotermi jika suhu tubuh anak < 35 C, aksila 3 menit atau rectal 1 menit.
Pengelolaannya ruang penderita harus hangat, tidak ada lubang angin dan bersih,
sering diberi makan, anak diberi pakaian, tutup kepala, sarung tangan dan kaos
kaki, anak dihangatkan dalam dekapan ibunya (metode kanguru), cepat ganti
popok basah, antibiotik. Dilakukan pengukuran suhu rectal tiap 2 jam sampai
suhu > 36,5 C, pastikan anak memakai pakaian, tutup kepala, kaos kaki.
Satu minggu perawatan fase rehabilitasi, berikan F100 yang mengandung 100
kkal dan 2,9 g protein/100ml, modifikasi makanan keluarga dengan energi dan
protein sebanding, porsi kecil, sering dan padat gizi, cukup minyak dan protein.
Setelah BB/PB mencapai 1SD dikatakan sembuh, tunjukkan kepada orang tua
frekuensi dan jumlah makanan, berikan terapi bermain anak, pastikan pemberian
imunisasi boster dan vitamin A tiap 6 bulan.
Tatalaksana perawatan
mengenai informasi pola diet yang seimbang serta anjuran untuk menemui
ahli nutrisi bila pada status gizi didapatkan masalah. kemudian di edukasikan juga
mengenai komplikasi dan konsekuensi pada gizi buruk. promosi kesehatan bisa
dimulai dari wanita berusia reproduktif untuk menjaga asupan nutrisi yang benar dan
cukup. Perlu juga disampaikan mengenai asupan nutrisi prenatal dan pemeriksaan
antenatal, pemberian ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI yang bernutrisi
untuk mencegah gizi buruk. Kemudian penting untuk mempersiapkan orang tua
pasien dalam hal perawatan di rumah mencakup:
Anak rentan mengalami infeksi karena mekanisme pertahanan tubuh pada anak yang
gizi buruk terjadi kekurangan energi dan protein ke dalam tubuh sehingga
kemampuan tubuh membentuk protein baru kurang -> mengganggu pembentukan
kekebalan tubuh seluler. Selain itu karena berat badan anak terus turun -> daya tahan
tubuh menurun -> mudah terkena infeksi.
Ini semua dapat menyebabkan komplikasi berantai karena anak dengan gizi buruk
mudah terkena infeksi -> sakit -> daya tahan tubuh makin lemah -> nafsu makan
menurun -> mudah terinfeksi. Infeksi saluran napas (Bronkitis) dan diare merupakan
beberapa penyakit yang sering dijumpai pada anak yang mengalami gizi buruk
- Jangka Panjang dapat berakibat pada tumbuh kembang anak karena nutrisi2 yg
diperlukan utk tumbuh kembang kurang, Pertumbuhan otak terhambat -> IQ
menurun, kognitif menurun, integrase sensori menurun, gangguan pemusatan
perhatian dan gangguan penurunan rasa percaya diri dan kemampuan aktivitas otak
DAFTAR PUSTAKA