Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

VOLTMETER TEMBAGA

Disusun Oleh:

Sindy Safitri NPM :062120034

Tanggal Percobaan : Minggu, 11 April 2021


Kelas : Kimia B1

Dosen Praktikum : Mohammad Farid Huzain, M.EngTech.


Asisten Praktikum : Nurma Angeliani Komalasari, S.Si.

LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Tujuan Percobaan

1. Tujuan Umum

Memahami prinsip kerja sebuah voltmeter.

2. Tujuan Khusus
Menera sebuah amperemeter dengan menggunakan voltmeter tembaga.

I.2. Dasar Teori

Voltmeter Tembaga merupakan alat yang digunakan untuk mengukur


besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Alat ini terdiri dari dua
buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai
dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berperan sebagai anoda
sedangkan yang di tengah sebagai katoda.

Prinsip dari voltmeter tembaga adalah proses elektrolisis dan berlakunya hukum
Faraday.

Elektrolisis : proses penguraian elektrolit kepada unsur-unsurnya apabila arus


listrik searah mengalir melaluinya.

Proses Elektrolisis adalah keadaan di mana apabila elektrolit mengkonduksikan


listrik, perubahan kimia berlaku dan elektrolit terurai kepada unsurnya di
elektroda. Arus listrik dapat dialirkan melalui elektrolit dengan menggunakan
dua elektroda. Elektroda yang disambungakan ke terminal positif yang
dinamakan anoda Oksidasi), sedangkan elektroda yang disambungkan ke
terminal negatif dinamakan katoda (reduksi).

Voltmeter Tembaga tujuannya yaitu mencari arus, maka untuk menghitung


arus, diperlukan endapan logam di katoda. Maka, akan ditinjau aspek
kuantitatif pada elektrolisis ini dengan mengggunakan hukum Faraday, yaitu :

“Dalam elektrolisis, lewatnya 1 Faraday pada rangkaian menyebabakan


oksidasi satu bobot ekivalen suatu zat pada satu elektrode dan reduksi satu
bobot ekivalen pada elektrode yang lain.”

Dan dinyatakan dalam rumus :

m = e . I . t/F

Dimana :      

m = jumlah endapan logam (gr);

e = massa ekivalen;

I = arus (Ampere);

t = waktu (detik);

F = Konstanta Faraday (96500 Coulomb)

 Reaksi yang terjadi :

CuSO4 (aq)  Cu2+ (aq) + SO42- (aq)

 Reaksi Sel elektrolisis :

Katoda : Cu2+ (aq) + 2e-  Cu (s)

Anoda : SO42- (aq)  2e- + SO4

Artinya Cu2+ dari larutan garam bergerak menuju katoda dan anoda


kehilangan Cu2+ yang dipakai untuk menetralkan SO42-.

1. Zat cair dipandang dari sudut hambatan listrik, dapat dibagi dalam tiga
golongan: Zat cair isolator: seperti air murni, minyak dan sebagainya.
2. Larutan yang mengandung ion-ion sebagai penghantarnya dan disertai
perubahan-perubahan kimia.
3. Air raksa, logam-logam cair dapat dilalui arus listrik tanpa perubahan-
perubahan kimia di dalamnya.

Pada percobaan di sini, dipakai larutan garam CuSO 4, di dalam bejana


seperti pada gambar 1

Bila pada rangkaian di atas dialiri arus, maka akan terjadi endapan Cu
pada katoda. Jumlah Cu yang mengendap sebanding dengan arus yang
lewat, sehingga voltmeter dapat dipakai sebagai Amperemeter.
BAB II

ALAT DAN BAHAN

A. Alat yang digunakan dalam percobaan


1. Power Supply
2. Ampereter
3. Voltameter Tembaga
4. Katoda
5. Kertas amplas
6. Neraca
7. Kabel penghubung

B. Bahan yang digunakan dalam percobaan


1. Alkohol
2. Larutan tembaga sulfat
BAB III
METODE PERCOBAAN

1. Digosokkan katoda dengan kertas ampelas hingga cukup bersih.


2. Dicuci katoda dengan air, siramlah dengan alkohol kemudian bakarlah.
3. Ditimbang katoda itu dengan teliti dengan menggunakan neraca teknis.
4. Dibungkus katoda dengan kertas yang bersih, sehingga tidak kotor lagi.
5. Dibuat rangkaian seperti gambar 2. (Ingat pergunakan dahulu katoda
pertolongan).

6. Dituangkan larutan tembaga sulfat ke dalam bejana.


7. Dijalankan arus dan aturlah Rg, sehingga Amperemeter menunjukkan kuat
arus sebagai I dalam Ampere. (Ditentukan oleh Assisten).
8. Diperiksa sekali lagi apakah arus sudah benar (akan terjadi endapan
tembaga pada katoda).
9. Diputus hubungan dengan sumber-sumber arus dan jangan mengubah
rangkaiannya lagi.
10. Diganti katoda pertolongan dengan katoda yang sebenarnya (yang telah
dicuci).
11. Diusahakan supaya luas permukaan katoda yang tercelup ke dalam
larutan sama dengan permukaan katoda pertolongan yang tercelup larutan.
12. Rangkaian jangan diubah-ubah lagi.
13. Dijalankan arus selama n menit (ditentukan Assisten) Diusakahan kuat
arus agar tetap dengan mengatur Rg.
14. Setelah n menit, diputuskan arus, diambil katoda dan dicuci dengan air,
disiram dengan alkohol dan dibakar sampai kering.
15. Ditimbang lagi katoda dengan teliti.
16. Diulangi percobaan no.1 s.d. 15 untuk beberapa kuat arus yang berlainan
pula (ditentukan oleh Assisten).
17. Setelah selesai, dikembalikan larutan ke dalam botolnya semula,
dikembalikan pula alat-alat yang lain.
BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

IV.1. Data Pengamatan

No. I Wawal Wakhir Wendapan t I


(Ampere) (gram) (gram) (gram) (detik) (Ampere)
1 0,4 48,90 49,15 0,25 1200 0,6332
2 0,6 58,20 58,50 0,30 1200 0,7598
3 0,8 54,20 54,65 0,45 1200 1,1398

IV.2. Perhitungan

m=e . I .t / F

m. F
I=
e.t

Ar Cu 63,5
e= = =31,75 gram/mol
valensi Cu 2

F = 96500 Coulomb

 Percobaan 1

m. F
I=
e.t

0,25 .96500
I= =0,6332 A
31,75 .1200

 Percobaan 2

m. F
I=
e.t

0,30 . 96500
I= =0,7598 A
31,75 .1200

 Percobaan 3
m. F
I=
e.t

0,45 .96500
I= =1,1398 A
31,75 .1200
BAB V

PEMBAHASAN

Percobaan Voltameter Tembaga kali ini dilakukan dengan dua tujuan,


yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah memahami
prinsip kerja sebuah voltameter, sedangkan tujuan khususnya adalah menera
sebuah Amperemeter dengan menggunakan Voltameter tembaga. Voltameter
tembaga merupakan alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu
rangkaian listrik. Percobaan voltameter tembaga ini menerapkan prinsip
elektrolisis, dimana arus yang mengalir menyebabkan terjadinya reaksi kimia
yaitu proses penguraian elektrolit.

Dalam percobaan voltameter ini terjadi perubahan secara fisika dan kimia.
Perubahan secara kimia terjadi apabila suatu zat mampu menghasilkan zat baru
pada percobaan ini perubahan secara kimia terjadi saat reaksi yang disebut
reaksi reduksi dan oksidasi berlangsung. Reaksi reduksi oksidasi ini bisa terjadi
karena pada sel elektrolisis yang berupa CuSO 4 dicelupkan elektroda inert.
Elektroda inert ini yaitu elektroda yang tidak mampu bereaksi dengan sel
elektrolisis CuSO4. Ketika dialiri arus listrik pada elektroda terjadi reaksi yaitu
pada elektroda positif (anoda) terjadi reaksi oksidasi atau pelepasan elektron
sebesar 2e-. Dalam percobaan ini yang teroksidasi adalah air, karena pada SO 42-
tidak dapat teroksidasi. Karena anoda adalah bermuatan positif maka anoda
menarik SO42-. Lalu elektron pada SO42- dialirkan melalui rangkaian listrik
menuju elektroda negatif (katoda). Pada katoda yang bermuatan negatif (katoda)
maka ion yang ditarik adalah Cu 2+, pada penarikan ion di katoda ini terjadi
reaksi secara reduksi atau penangkapan elektron sebesar 2e - sehingga ion Cu2+
menjadi tereduksi dan menghasilkan endapan pada elektroda berupa endapan
Cu. Berikut ini adalah reaksi reduksi-oksidasi yang terjadi:
2−¿¿

CuS O4( aq) → Cu2+¿+SO 4 ¿

Pada anoda: H 2 O (l ) → 2 H +¿
( aq ) +O 2 ( g ) + 2 e ¿

2+¿
Pada katoda :Cu(aq) +2 e → Cu (s ) ¿
Selain itu, terjadi pula perubahan secara fisika yaitu perubahan yang bersifat
sementara pada percobaan ini terjadi saat pembentukan endapan pada elektroda
yaitu pembentukan endapan Cu yang berasal dari Cu2+ yang tereduksi.

Pada percobaan voltameter tembaga ini, hal yang pertama kali dilakukan
yaitu penimbangan pada katoda. Berat katoda awal yang diperoleh dicatat di
tabel pengamatan. Setelah dilakukan penimbangan katoda, katoda dan anoda
dimasukkan ke dalam larutan CuSO4. Arus dijalankan sesuai dengan besarnya
arus yang sudah ditentukan, pada percobaan kali ini arus diatur menjadi 0,4 A,
0,6 A dan 0,8 A. Waktu yang diperlukan untuk melakukan sekali percobaan
yaitu 20 menit atau 1200 sekon. Ekuivalen elektrokimia (e) adalah ekuivalen
kimia yang sangat dipengaruhi oleh arus listrik (I). e akan berbanding lurus
dengan m dan berbanding terbalik dengan I dan t, yang menyebabkan hasil akan
saling berpengaruh satu sama lain. Semakin besar I, maka nilai e akan semakin
kecil.

Kuat arus yang dipergunakan dalam praktikum yaitu 0,4 A, 0,6 A dan 0,8
A, sedangkan arus yang diperoleh berdasarkan perhitungan dengan

m. F
menggunakan rumus I = adalah 0,6332 A, 0,7598 A dan 1,1398 A. Hal ini
e.t
menunjukkan terjadinya perbedaan arus antara praktikum dengan perhitungan.
Perbedaan ini kemungkinan disebabkan karena beberapa kesalahan:

1. Kurang bersihnya dalam penggosokan katoda


2. Ketidaktelitian pada saat membersihkan katoda tembaga
3. Ketidaktepatan pada saat menyalakan stopwatch bersamaan dengan Power
supply dinyalakan
4. Penyusunan rangkaian voltameter tembaga yang salah dan tidak tepat
5. Pada saat terbentuk endapan Cu setelah 20 menit, cara mengangkat katoda
yang telah terdapat endapan Cu dilakukan tidak dengan hati-hati sehingga
endapan Cu terkikis. Hal ini dapat menyebabkan perhitungan yang
dipengaruhi oleh massa endapan menjadi tidak akurat
6. Ketidakstabilan arus listrik
7. Alat yang digunakan tidak berfungsi secara maksimal
8. Keakuratan alat ukur
9. Kurang telitinya praktikan dalam melakukan percobaan
BAB VI

KESIMPULAN

Pada percobaan voltmeter tembaga, kuat arus yang dipergunakan dalam


praktikum yaitu 0,4 A, 0,6 A dan 0,8 A, sedangkan arus yang diperoleh

m. F
berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus I = adalah 0,6332 A,
e.t
0,7598 A dan 1,1398 A. Hal ini menunjukkan terjadinya perbedaan arus antara
praktikum dengan perhitungan. Perbedaan ini disebabkan karena beberapa
kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

 Andrianto, Yonathan. 2016. Laporan Praktikum Fisika Dasar Voltameter


Tembaga. https://fdokumen.com/document/laporan-praktikum-fisika-
dasar-ii-voltameter-tembaga.html. (Diakses Senin, 12 April 2021, pukul 18.30
WIB)
 Anonim. 2015. Voltameter Tembaga.
https://pdfslide.tips/documents/laporan-praktikum-voltameter-
tembagadocx.html. (Diakses Senin, 12 April 2021, pukul 18.45 WIB)
 Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
 Shafira, Mardatila. 2014. Voltameter.
https://nanopdf.com/download/aplikasi-elektrokimia-sangatlah-luas-pada-
industri_pdf. (Diakses Senin, 12 April 2021, pukul 19.00 WIB)
 Tipler, P. A. 2008. Physics For Scientist and Engineers. New York: W.H
Freeman and Company.
LAMPIRAN

No. I Wawal Wakhir Wendapan t I


(Ampere) (gram) (gram) (gram) (detik) (Ampere)
1 0,4 48,90 49,15 0,25 1200 0,6332
2 0,6 58,20 58,50 0,30 1200 0,7598
3 0,8 54,20 54,65 0,45 1200 1,1398

1. Hitunglah jumlah tembaga yang mengendap untuk tiap percobaan!


Jawab :
 Percobaan 1
 Massa dari penimbangan
WEndapan = Wakhir – Wawal
WEndapan = 49,15 gram – 48,90 gram = 0,25 gram
 Massa dari kuat arus yang dibaca pada amperemeter
e x I x t 31,75 x 0,4 x 1200
m= = =0,1579 gram
F 96500
 Percobaan 2
 Massa dari penimbangan
WEndapan = Wakhir – Wawal
WEndapan = 58,50 gram – 58,20 gram = 0,30 gram
 Massa dari kuat arus yang dibaca pada amperemeter
e x I x t 31,75 x 0 , 6 x 1200
m= = =0 , 2369 gram
F 96500
 Percobaan 3
 Massa dari penimbangan
WEndapan = Wakhir – Wawal
WEndapan = 54,65 gram – 54,20 gram = 0,45 gram
 Massa dari kuat arus yang dibaca pada amperemeter
e x I x t 31,75 x 0 , 8 x 1200
m= = =0 , 315 9 gram
F 96500
2. Berdasarkan jumlah endapan tembaga yang didapat, hitunglah jumlah
muatan yang telah dipergunakan untuk menguraikan larutan (untuk tiap-
tiap percobaan).
Jawab :

m=e . I .t / F

m. F
I=
e.t

Ar Cu 63,5
e= = =31,75 gram/mol
valensi Cu 2

 Percobaan 1

0,25 .96500
I= =0,6332 A
31,75 .1200

 Kuat arus pembacaan alat


Q = I x t = 0,4 x 1200 = 480 C
 Kuat arus perhitungan
Q = I x t = 0,6332 x 1200 = 759,84 C

 Percobaan 2

0,30 . 96500
I= =0,7598 A
31,75 .1200

 Kuat arus pembacaan alat


Q = I x t = 0,6 x 1200 = 720 C
 Kuat arus perhitungan
Q = I x t = 0,7598 x 1200 = 911,76 C

 Percobaan 3

0,45 .96500
I= =1,1398 A
31,75 .1200

 Kuat arus pembacaan alat


Q = I x t = 0,8 x 1200 = 960 C
 Kuat arus perhitungan
Q = I x t = 1,1398 x 1200 = 1367,76 C

3. Buatlah grafik hasil peneraan, yaitu antara kuat arus hasil perhitungan no.2
dengan kuat arus yang terbaca pada Amperemeter.
Jawab :

Percobaan 1 2 3
Kuat arus hasil perhitungan 0,6332 0,7598 1,1398
(Ampere)
Kuat arus yang terbaca (Ampere) 0,4 0,6 0,8

Grafi k Hasil Peneraan I hitung dengan I baca


0.9

0.8 0.8

0.7

0.6 0.6
I Baca (A)

0.5

0.4 0.4

0.3

0.2

0.1

0
0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2
I Hitung (A)

4. Berikan perhitungan pada tiap pengukuran pada tiap percobaan beserta


kesalahannya.
Jawab :

m=e . I .t / F

m. F
I=
e.t

Ar Cu 63,5
e= = =31,75 gram/mol
valensi Cu 2

 Percobaan 1
0,25 .96500
I= =0,6332 A
31,75 .1200

(0.6332−0.40)
Kesalahan = x 100 % = 36,83%
0.6332

 Percobaan 2

0,30 . 96500
I= =0,7598 A
31,75 .1200

(0.7598−0.60)
Kesalahan = x 100 % = 21.03%
0.7598

 Percobaan 3

0,45 .96500
I= =1,1398 A
31,75 .1200

(1.1398−0.80)
Kesalahan = x 100 % = 29.81%
1.1398

Anda mungkin juga menyukai