Anda di halaman 1dari 17

TREND & ISSUE KEPERAWATAN LANSIA

DI INDONESIA

Dosen Pengampu :

Ns. Destria Efliani, M.Kep

Disusun Oleh :

Khoirahman (180101146)

Nadia Aufa (180101147)

Putri Cantika (180101148)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes AL INSYIRAH PEKANBARU

T.A 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penyusun masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul ” TREND & ISSUE
KEPERAWATAN LANSIA DI INDONESIA”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini
dimasa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.

Pekanbaru, 25 Mei 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Fenomena Demografi.......................................................................................................3
2.2 Permasalahan Pada Lansia................................................................................................3
2.3 Fenomena Bio-Psico-Sosio-Spiritual Dan Penyakit Lansia.............................................4
2.4 Masalah Kesehatan Gerontik...........................................................................................5
2.5 Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia.................................................................6
2.6 Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia.......................................7
2.7 Peran Perawat ..................................................................................................................9
2.8 Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Khususnya Lansia...10
2.9 Pandangan Islam Tentang Lansia.....................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
3.2 Saran...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berjalannya waktu, proses penuaan memang tidak bisa dihindarkan.
Keinginan semua orang adalah bagaimana agar tetap tegar dalam menjalani hari tua
yang berkualitas dan penuh makna. Hal ini dapat dipertimbangkan mengingat usia
harapan hidup penduduk yang semakin meningkat. Menjadi tua adalah suatu proses
naturnal dan kadang-kadang tidak tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada
semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran
pada waktu yang sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran yang
universal, tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan atau
mengapa manusia menjadi tua pada saat usia yang berbeda-beda.

Penuaan terjadi tidak secara tiba-tiba, tetapi berkembang dari masa bayi, anak-
anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua. Seseorang dengan usia kronologis 70 tahun
mungkin dapat memiliki usia fisiologis seperti orang usia 50 tahun. Atau sebaliknya,
seseorang dengan usia 50 tahun mungkin memiliki banyak penyakit kronis sehingga
usia fisiologisnya 90 tahun.

Menua bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu
proses kehidupan dengan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui
bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia dengan
penurunan kualitas hidup sehingga status lansia dalam kondisi sehat atau sakit.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana trend dan isu keperawatan gerontik berkaitan dengan terapi
komplementer?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum


Untuk mengetahui Trend dan Issu Keperawatan Lansia
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui fenomena demografi
b. Untuk mengetahui permasalahan pada lansia

1
c. Untuk mengetahui fenomena bio-psico-sosio-spiritual dan penyakit lansia
d. Untuk mengetahui masalah kesehatan gerontik
e. Untuk mengetahui Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia
f. Untuk mengetahui terapi komplementer yang diberikan pada lansia yang
mengalami masalah kesehatan

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat teoritis


Dari penyusunan makalah ini agar mahasiswa memperoleh pengetahuan
tambahan dan dapat mengembangkan wawasan mengenai trend dan issue
keperawatan gerontik
1.4.2 Manfaat praktis
Dari penyusunan makalah ini agar para pembaca mengetahui bagaimana cara
untuk menyusun sebuah makalah trend dan issue keperawata gerontik dan
dapat mengaplikasikannya di lapangan.
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 Fenomena Demografi


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif
terhadap kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan hidup (AHH) yaitu :

AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun

AHH di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun

Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committae on Health of the Erderly: Di


Indonesia akan diperkirakan beranjak dari peringkat ke sepuluh pada tahun 1980 ke
peringkat enam pada tahun 2020, di atas Brazil yang menduduki peringkat ke sebelas
tahun 1980.

Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun kurang lebih 10 juta
jiwa/ 5.5% dari total populasi penduduk.Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat
3x,menjadi kurang lebih 29 juta jiwa/11,4% dari total populasi penduduk (lembaga
Demografi FE-UI-1993).

Dari hasil tersebut diatas terdapat hasil yang mengejutkan yaitu:

1. 62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya sendiri.


2. 59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepela keluarga.
3. 53% lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga.
4. Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak atau menantu.

2.2 Permasalahan Pada Lansia


1. Permasalahan Umum
a) Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.
b) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang
berusia lanjut kurang diperhatikan,dihargai dan dihormati.
c) Lahirnya kelompok masyarakat industry.
d) Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut
usia.
e) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan
lansia.
2. Permasalahan Khusus
a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik
fisik,mental maupun sosial
b) Berkurangnya integrasi sosial usila.
c) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d) Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat.
e) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat
individualistik.
f) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu
kesehatan fisik lansia.

2.3 Fenomena Bio-Psico-Sosio-Spiritual Dan Penyakit Lansia


1. Perubahan fisik
2. Perubahan mental
3. Perubahan-perubahan Psikososial
Karakteristik Penyakit pada
Lansia:
1. Penyakit sering multiple,yaitu saling berhubungan satu sama lain.
2. Penyakit bersifat degeneratif yang sering menimbulkan kecacatan.
3. Gejala sering tidak jelas dan berkembang secara perlahan.
4. Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial.
5. Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut.
6. Sering terjadi penyakit iatrogenik.

Hasil Penelitian Profil Penyakit Lansia di 4 Kota (Padang,Bandung,Denpasar dan


Makassar) sebagai berikut:

1. Fungsi tubuh yang dirasakan menurun : penglihatan (76,24%),daya ingat


(69,39%),seksual (58,04%),kelenturan(53,23%),gigi dan mulut (51,12%).
2. Masalah kesehatan yang sering muncul : sakit tulang atau sendi (69,39%),sakit
kepala (51,15%),daya ingat menurun (38,51%),selera makan menurun
(30,08%),mual/perut perih (26,66%),sulit tidur (24,88%),dan sesak nafas
(21,28%).
3. Penyakit kronis : rematik (33,14%),darah tinggi (20,66%),gastritis (11,34%),dan
jantung (6,45%).
2.4 Masalah Kesehatan Gerontik
1. Masalah kehidupan seksual
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang
adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan
seksual pada suami isri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun-
tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit aau mengalami
ketidakmampuan dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan
pasangan masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan
kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap
hubungan intim dapat terulang antara pasangan dalam membentuk ikatan fisik
dan emosional secara mendalam selama masih mampu melaksanakan.
2. Perubahan prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya: daya
ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan penurunan
merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi,
lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhinya
menjadi sumber banyak masalah.
3. Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama
dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan –
peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya ganggun di dalam hal
mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantunan
yang memerlukan bantuan orang lain.
4. Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena
poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek
samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan edema mungkin
diobatai dengan dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi untu mengurangi
volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan digosin. Klien
yang sama mungkin mengalami depresi sehingga diobati dengan antidepresan.
Dan efek samping inilah yang menyebaban ketidaknyaman lansia.
5. Pengunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan
persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan
utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologi pada
lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat tersebut. (Watson,
1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini adalah bahwa obat
dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal ini
tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita bermacam-macam penyakit
untuk diobati sehingga mereka membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang
dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bias memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi
Kesehatan mental

2.5 Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia


Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan
jenis pelayanan kesehatan yang diterima.

1. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been Added
to life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation),
perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity).
Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years,
Add Health to Life, and Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan
lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan
adalag sebagai berikut :
a. Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social development)
b. Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging persons)
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
d. Lansia turut memilih kebijakan (choice)
e. Memberikan perawatan di rumah (home care)
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging)
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity)
j. Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care and
family care)
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya kesehatan,
yaituPromotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan,
serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat terhadap
praktek kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial. Upaya
perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :
1) Mengurangi cedera
2) Meningkatkan keamanan di tempat kerja
3) Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk
4) Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan
5) Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
b. Preventif
1) Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh pencegahan
primer : program imunisasi, konseling, dukungan nutrisi, exercise,
keamanan di dalam dan sekitar rumah, menejemen stres, menggunakan
medikasi yang tepat.
2) Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap penderita
tanpa gejala. Jenis pelayanan pencegahan sekunder: kontrol hipertensi,
deteksi dan pengobatan kanker, skrining : pemeriksaan rektal, mamogram,
papsmear, gigi, mulut.
3) Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan
cacat. Jenis pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan
memfasilisasi rehabilitasi, medukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan anggota badan yang masih berfungsi.
c. Rehabilitatif

2.6 Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia

1. UU No. 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jomp.


2. UU No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
3. UU No.6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial
4. UU No.3 tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5. UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
6. UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
7. UU No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
8. UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera
9. UU No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun
10. UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
11. PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera
12. PP No.27 tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan
13. UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan lembaran negara
Nomor 3796) sebagai pengganti UU No.4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan
bagi Orang Jompo.

UU No. 13 tahun 1998 ini berisikan antara lain :

1. Hak, kewajiban, tugas, serta tanggung jawab pemerintah, masyarakat, dan


kelembagaan.
2. Upaya pemberdayaan
3. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia potensial dan tidak potensial
4. Pelayanan terhadap lansia
5. Perlindungan sosial
6. Bantuan sosial
7. Koordinasi
8. Ketentuan pidana dan sanksi administrasi
9. Ketentuan peralihan

Beberapa undang-undang yang perlu disusun adalah :


1. UU tentang Pelayanan Lansia Berkelanjutan (Continum of Care)
2. UU tentang Tunjangan Perawatan Lansia
3. UU tentang Penghuni Panti (Charter of Resident’s Right)
4. UU tentang Pelayanan Lansia di Masyarakat (Community Option Program)

2.7 Peran Perawat

Berkaitan dengan kode etik yang harus diperhatikan oleh perawat adalah :

1. Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa memperhatikan suku,
ras, gol, pangkat, jabatan, status social, maslah kesehatan.
2. Menjaga rahasia klien
3. Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten, tidak etis,
praktek illegal.
4. Perawat berhak mnerima jasa dari hasil konsultasi danpekerjaannya
5. Perawat menjaga kompetesi keperawatan
6. Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetei individu serta
kualifikasi daalm memberikan konsultasi
7. Berpartisipasi aktif dalam kelanjutanyaperkembangannya body of knowledge
8. Berpartipitasi aktif dalam meningkatan standar professional
9. Berpatisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi yang salah dan
misinterpretasi dan menjaga integritas perawat

Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang lain atau ahli
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat
termasuk pada lansia.

2.8 Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat


Khususnya Lansia

Contoh upaya pemerintah di negara maju dalam meningkatkan kesehatan


masyarakatnya, diantaranya adanya medicare dan medicaid. Medicare adalah
program asuransi social federal yang dirancang untu menyediakan perawatan
kesehatan bagi lansia yang memberikan jaminan keamanan social. Medicare dibagi 2
: bagian A asuransi rumah sakit dan B asuransi medis. Semua pasien berhak atas
bagian A, yang memberikan santunan terbatas untuk perawatan rumah sakit dan
perawatan di rumah pasca rumah sakit dan kunjungan asuhan kesehatan yang tidak
terbatas di rumah. Bagian B merupakan program sukarela dengan penambhan sedikit
premi perbulan, bagian B menyantuni secara terbatas layanan rawat jalan medis dan
kunjungan dokter. Layanan mayor yang tidak di santuni oleh ke dua bagian tersebut
termasuk asuhan keperwatan tidak terampil, asuhan keperawatan rumah yang
berkelanjutan obat-obat yang diresepkan, kaca mata dan perawatan gigi. Medical
membayar sekitar biyaya kesehatan lansia (U.S Senate Committee on Aging, 1991).

Medicaid adalah program kesehatan yang dibiayai oleh dana Negara dan bantuan
pemerintah bersangkutan. Program ini beredaq antara satu Negara dengan lainya dan
hanya diperuntukan bagi orang tidak mampu. Medicaid merupakan sumber utama
dana masyarakat yang memberikan asuhan keperawatan di rumah bagi lansia yang
tidak mampu. Program ini menjamin semua layanan medis dasar dan layanan medis
lain seperti obta-obatan, kaca mata dan perawatan gigi.

Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia  yang diperuntukkan


khusunya bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah satu program pokok
perawatan kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya adalah yang
didalamnya ada keluarga  lansia. Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus
meningkat dan banyaknya keluarga yang berisiko tentunya menurut perawat
memberikan pelayanan pada keluarga secara professional. Tuntutan ini tentunya
membangun “ Indonesia Sehat 2010 “ yang salah satu strateginya adalah Jaminan
Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini diharapkan lansia
mendapatkan yang baik dan perhatian yang selayaknya.

2.9 Pandangan Islam Tentang Lansia

Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra : 23-24

Artinya :

Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain dia dan
hendaklah berbuat baik ibu bapakmu. Jika salah seorang diantara keduanya atau
kedua-duanya sampai usia lanjut dalam pemeliharaan, maka jangan sekali-sekali
engkau mengatakan kepada ke duanya perkataan “Ah” dan janganlah engkau
membentak mereka dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah “ wahai tuhanku sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku diwaktu kecil”.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat
sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi
secara simetris (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165).
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses
inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Nainggolan (2009)
memaparkan bahwa provinsi Bali memiliki prevalensi penyakit rematik di atas angka
nasional yaitu 32,6%, namun tidak diperinci jenis rematik secara detail. Sedangkan
pada penelitian Suyasa et al (2013) memaparkan bahwa RA adalah peringkat tiga
teratas diagnosa medis utama para lansia yang berkunjung ke tempat pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan gratis di salah satu wilayah pedesaan di Bali.

3.2 Saran

Adapun saran yang penulis dapat berikan bagi pembaca, khususnya


mahasiswa keperawatan diharapkan mampu mengetahui, dan memahami mengenai
trend dan issue keperawatan gerontik yang fenomena demografi, permasalahan pada
lansia, fenomena biopsikososiospiritual, masalah kesehatan gerontik, upay pelayan
kesehatn terhadap lansia serta terapi komplementer yang dapat diberikan pada lasia yg
mengalami masalah kesehatan serta dapat diaplikasikan pada praktik lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Apriana, Rista., Retnaingsih, Dwi., & Supriyanto, Joko. 2014. Pengaruh Rebusan Daun
Sirsak Untuk Menurunkan Nyeri Gout Atrhitis Pada Lansia. (Online). Availabe at
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/download/2321/2297
diakses tanggal 1 maret 2019

Hyulita, Sri. 2013. Pengaruh Kompres Serei Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Artritis Rheumatoid Pada Lanjut Usia Di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja
Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi Tahun 2013. Afiyah. Vol. I, No. I, Bulan
Januari, Tahun 2014. Available at
http://ejournal.stikesyarsi.ac.id/index.php/JAV1N1/article/view/5/165 diakses
tanggal 1 maret 2019

Lestari, Indah., Nurhayati, Yeti., & Setiyajati, Ari. Terapi Kompres Jahe Dan Massage Pada
Osteoartritis Di Panti Wreda St. Theresia Dharma Bhakti Kasih Surakarta. (online) .
Available at http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-
indahlesta-640- 1-artikel-w.pdf diakses tanggal 1 maret 2019

Maryam, R siti. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakatra: Salemba medika
Nainggolan,Olwin. (2009). Prevalensi dan Determinan Penyakit Rematik di Indonesia. Maj
Kedokt Indon, vol.59, no.12.

Nugroho, Wahjudi SKM. (1995). Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : EGC


Qie30, (2009). Trend dan Isu Pelayanan Kesehatan Lansia. Available at
http://qie30.wordpress.com/2009/05/07/tren-dan-isu-pelayanan-kesehatan-lansia/ .
diakses 1 Maret 2019
Sahar juniati (2001) Keperawatan Gerontik, Coordinator Keperawatan Komunitas, fakultas
ilmu keperawatan UI, Jakarta

Setiabudhi, Tony. (1999). Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek Menjaga
Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Situart dan Sundart. (2001) Keperawatan Medikal Bedah 1. Jakarta: EGC

Suherry, Reza., Yusuf, Ah., Indarwati, Retno. (2014). Pemberian Campuran Daun Pandan
Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb) Dan Virgin Coconut Oil (Vco) Berpengaruh
Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Pada Lansia Dengan Osteoartritis. Article In Journal Of
Community Health Nursing. Diakses tanggal 1 Maret 2019.

Stikes (2009). Trend dan Isu Pelayanan Kesehatan Lansia. Available at


http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/10/01/trend-dan-issue-keperawatan -
lansia/ diakses tanggal 1 Maret 2019
Wibowo, Daniel A., Zen, Dini N., & Agustiana, Y. 2018. Pengaruh Terapi Back Massage
Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Penderita Rheumatoid Arthritis Di Desa
Rajadesa Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis Tahun 2018. Jurnal Keperawatan
Galuh, Volume : 1 – Nomor : 1 Tahun : 2019. Available at
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/JKG/article/view/1836/1511 diakses tanggal 1
maret 2019

Anda mungkin juga menyukai