Rosita
Program Studi Diploma Kebidanan STIKes Dharma Husada
rositasdhb@gmail.com
ABSTRAK
Bacterial vaginosis (BV) merupakan kondisi ketidak seimbangan dari ekosistem vagina, yaitu
menurunnya jumlah Lactobacillus yang diikuti dengan peningkatan jumlah Gardnerella vaginalis dan
kuman anaerob lainnya. BV biasanya tidak bergejala, namun ketika menimbulkan gejala biasanya
disertai dengan keputihan yang berbau. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif
deskriptif dengan pendekatan Analisis Data Sekunder. Sample yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh pasien atau WUS yang terdata atau tercatat dalam laporan di wilayah Kabupaten
Bandung yaitu sebanyak 83 orang.
Hasil penelitian menunjukan dari 83 WUS yang dilakukan pemeriksaan, sebanyak 4 orang yang
merokok dan 1 orang yang positif BV dengan p Value 1,10. Dalam hal ini secara statistik tidak
menunjukan adanya pengaruh merokok dengan kejadian BV. Sedangkan untuk aktivitas seksual secara
statistik menunjukan bahwa p Value 0,010 maka terdapat pengaruh yang signifikan antara aktifitas
seksual secara aktif dengan kejadian BV. Pada faktor penggunaan cairan pencuci vagina menunjukan
dengan p Value 0,012 maka secara statistik menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara penggunaan
cairan pencuci vagina dengan kejadian BV. Sedangkan yang terakhir secara statistik menjukan p Value
0,012 maka dapat terlihat bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara penggunaan alat kontrasepsi
dengan kejadian BV.
Diharapkan masyarakat dapat mengetahui tanda gejala BV secara dini dan menghindari faktor-faktor
yang dapat memperberat kejadian BV. Dan petugas kesehatan dapat melakukan screening secara dini
terutama pada wus yang mempunyai faktor risiko.
adalah hasil pemeriksaan apakah positif BV Tabel 2 Distribusi Frekuensi pengaruh faktor
determinan WUS terhadap kejadian
atau non BV. Variabel independen adalah
BV
wanita usia subur yang merokok, aktifitas
seksual, penggunaan cairan vagina dan Hasil Pemeriksaan
N Faktor
Non BV BV ρ
penggunaan alat kontrasepsi dengan o Determinan Total
F % F % F %
menggunakan skala ukur nominal. Analisa data1. Merokok
dilakukan menggunakan software program 1. Tidak 60 72,3 18 21,7 79 95,2
Merokok 0,10
komputer untuk melihat hasil analisis univariat 2. Merokok 3 3,61 1 1,2 4 4,8
dan analisis bivariat.
Aktifitas Seksual
2. 1. Tidak Aktif 0 0 0 0 0 0
2. Aktif 64 77,2 19 22,8 83 100 0,010
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Pencuci Cairan Vagina
3. 1. Tidak
Tabel 1 Distribusi Frekuensi gambaran faktor menggunakan 45 54,2 8 9,63 53 0
determinan WUS terhadap kejadian 0,012
2. Menggunakan 22 26,5 8 9,63 30 100
BV
4. Penggunaan Alat Kontrasepsi
No Aktivitas F % 1. Tidak 0 0 0 0 0 0
Merokok pada WUS Menggunakan
1. Tidak Merokok 79 95,3% 2. PIL 2 2,4 0 0 2 2,4
2. Merokok 4 4,8% 3. Suntik 41 49,4 9 10,8 50 60,2 0,012
4. IUD 21 25,3 10 12,1 31 37,4
Seksual pada WUS 5. Implan 0 0 0 0 0 0
1. Tidak Aktif 0 0% 6. MOW 0 0 0 0 0 0
2. Aktif 83 100% 7.
Penggunaan cairan pencuci b. Pembahasan
vagina pada WUS
1. Tidak Menggunakan 53 74,8% BV sering dikaitkan pula dengan pasangan
2. Menggunakan 30 25,2%
seksual multipel pria atau wanita, pasangan
Penggunaan alat seksual baru, dan tidak adanya penggunaan
kontrasepsi pada WUS
1. Tidak menggunakan 0 0% kondom.3,8 Ociviyanti dan kawan-kawan
2. Pil 2 2,4%
melaporkan pasangan seksual yang tidak
3. Suntik 50 60,25%
5. Implan 0 0% dilakukan sirkumsisi merupakan faktor risiko
6. Kondom 0 0%
7. MOW 0 0% terjadinya BV.13 Sirkumsisi dikaitkan dengan
higienitas penis yang dihubungkan dengan
Berdasarkan tabel 1, aktivitas WUS terhadap transmisi infeksi. Hal itu karena membran
kejadian BV yang paling banyak adalah Tidak mukosa preputium lebih rentan terhadap
merokok (95,3%), aktif seksual (100%), Tidak trauma dan menjadi jalan masuk bakteri
menggunakan cairan pencuci vagina (74,8%), patogen.8,17
penggunaan kontrasepsi suntik (60,25%)
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 50
JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XV NOMOR 1 Januari 2021 ISSN : 1979-2344