Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tahapan Kegiatan yang Dilakukan di Bagian Surveilans Puskesmas


Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan Surveilans Penyakit
Menular di Puskesmas Sungai Ulin adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data Surveilans Penyakit Menular di Puskesmas Sungai Ulin
dilakukan secara pasif dan aktif. Pengumpulan data secara pasif berasal dari
register poli, serta laporan baik dari jaringan maupun jejaring puskesmas
(Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan Desa, Rumah Sakit, dan lain-lain) yang
dikoordinasikan dengan pemegang program surveilans melalui grup WhatsApp.
Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan secara aktif dengan melakukan
pelacakan epidemiologi apabila terdapat rumor mengenai kejadian penyakit
tertentu.
2. Pengolahan Data
Pengolahan data Surveilans Penyakit Menular di Puskesmas Sungai Ulin
dilakukan dengan membuat tabulasi dari data kejadian penyakit yang dilaporkan.
3. Interpretasi Data
Interpretasi data Surveilans Penyakit Menular di Puskesmas Sungai Ulin
dilakukan dengan membuat grafik kejadian penyakit setiap tahunnya.
4. Diseminasi Informasi
Diseminasi informasi Surveilans Penyakit Menular di Puskesmas Sungai
Ulin dilakukan melalui pelaporan mingguan (SKDR) dan bulanan (STP). Laporan
mingguan dikirimkan ke server melalui WhatsApp setiap hari Senin, sedangkan
laporan bulanan dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru melalui google
drive tanggal 5 setiap bulannya.

B. Hasil Identifikasi/Temuan Setiap Tahapan Kegiatan di Bagian


Surveilans Puskesmas
Hasil identifikasi/temuan setiap tahapan kegiatan di bagian Surveilans
Penyakit Menular Puskesmas Sungai Ulin adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Identifikasi/Temuan Setiap Tahapan Kegiatan Surveilans
Penyakit Menular di Puskesmas Sungai Ulin
No Identifikasi Kegiatan Hasil Kegiatan
1 Pengumpulan data 1. Data didapatkan dari register poli, laporan
dari jejaring puskesmas (pustu, poskesdes,
rumah sakit, dan lain-lain), dan pelacakan
secara aktif.
2 Pengolahan data 1. Data ditabulasi untuk keperluan pelaporan
3 Interpretasi data 1. Pembuatan grafik tahunan perkembangan
penyakit
4 Diseminasi informasi 1. Laporan mingguan (SKDR) melalui
WhatsApp
2. Laporan bulanan (STP) ke Dinas
Kesehatan Kota Banjarbaru melalui
Google Drive

C. Penentuan Masalah yang Ditemukan di Bagian Surveilans Puskesmas


Berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang program Surveilans
Penyakit Menular di Puskesmas Sungai ulin, diketahui bahwa pengolahan data
surveilans masih terbatas dalam bentuk tabel dan grafik. Data surveilans ditabulasi
untuk keperluan pelaporan mingguan dan bulanan. Adapun grafik perkembangan
penyakit hanya dibuat satu kali dalam satu tahun.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014
Tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan menyebutkan bahwa hasil
pengolahan data dapat berbentuk tabel, grafik, dan peta menurut variabel
golongan umur, jenis kelamin, tempat dan waktu, atau berdasarkan faktor risiko
tertentu. Setiap variabel tersebut disajikan dalam bentuk ukuran epidemiologi
yang tepat (rate, rasio dan proporsi). Pengolahan data yang baik akan memberikan
informasi spesifik suatu penyakit dan atau masalah kesehatan. Selanjutnya adalah
penyajian hasil olahan data dalam bentuk yang informatif, dan menarik. Hal ini
akan membantu pengguna data untuk memahami keadaan yang disajikan (Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
Data Surveilans Penyakit Menular di Puskesmas Sungai Ulin belum diolah
dalam bentuk peta persebaran penyakit. Berdasarkan hasil wawancara dengan
pemegang program, penyebab dari permasalah tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram Fishbone


1. Manusia
Faktor manusia yang menyebabkan belum dilakukannya pengolahan data
surveilans dalam bentuk peta persebaran penyakit adalah dikarenakan tenaga
surveilans yang belum menguasai cara mengolah data ke dalam bentuk peta.
Adapun pengolahan data yang dikuasai oleh tenaga surveilans terbatas dalam
bentuk tabel dan grafik. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut:
“Untuk grafik sendiri dibikin cuman tahunan saja, tidak setiap bulan.
Tapi biasanya datanya hanya di excel.”
2. Material
Faktor material yang menyebabkan belum dilakukannya pengolahan data
surveilans dalam bentuk peta persebaran penyakit adalah dikarenakan tidak
tersedianya pedoman terkait hal tersebut. Pengolahan data ke dalam bentuk peta
cukup rumit apabila dibandingkan dengan pengolahan data ke dalam bentuk
sederhana seperti tabel atau grafik. Sehingga tidak tersedianya pedoman dapat
menyulitkan petugas surveilans untuk dapat melakukan pengolahan data ke dalam
bentuk peta persebaran penyakit.
3. Metode
Faktor metode yang menyebabkan belum dilakukannya pengolahan data
surveilans dalam bentuk peta persebaran menyakit adalah dikarenakan pelatihan
yang pernah dilakukan terkait hal tersebut terlalu singkat. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pemegang program Surveilans Penyakit Menular, diketahui
bahwa Dinas Kesehatan setempat sudah pernah melakukan pelatihan pembuatan
peta. Akan tetapi, pelatihan hanya dilakukan selama 2 hari, penjelasan diberikan
terlalu cepat, dan tidak ada pedoman yang diberikan untuk membantu pemegang
program menerapkan pembuatan peta persebaran penyakit pasca pelatihan selesai.
Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut:
“Kami sebenarnya ada diajarkan pemetaan untuk pemetaan kasus
sebaran penyakit, tapi gak bisa soalnya materi yang diajarkan mencakup 2
semester apabila dalam perkuliahan, namun kami hanya diajarkan selama 2 hari.
Jadi seadanya aja lah.”
Berdasarkan identifikasi masalah pada diagram fishbone, maka
dirumuskan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Alternatif Pemecahan Masalah pada Kegiatan Surveilans Penyakit
Menular di Puskesmas Sungai Ulin
Masalah Pemecahan Masalah
Manusia
Tenaga surveilans belum menguasai Melaksanakan pelatihan terkait
pengolahan data dalam bentuk peta pembuatan peta melalui aplikasi QGIS
kepada tenaga surveilans
Metode
Pelatihan pembuatan peta persebaran Pembuatan media informasi video
penyakit terlalu singkat mengenai pembuatan peta melalui
aplikasi QGIS sehingga dapat ditonton
berulang
Material
Belum adanya pedoman terkait Pembuatan pedoman mengenai
pembuatan peta persebaran penyakit pembuatan peta melalui aplikasi QGIS

D. Dampak Apabila Masalah Tidak Diselesaikan


Dampak dari belum dilakukannya pengolahan data surveilans penyakit
menular ke dalam bentuk peta, yaitu sebaran penyakit secara spasial menjadi tidak
terlihat. Selain itu, peta sebaran penyakit sangat penting untuk menentukan skala
prioritas daerah yang perlu segera dilakukan tindakan preventif.

E. Rancangan intervensi yang akan dilakukan


Berdasarkan alternatif pemecahan masalah yang telah ditetapkan, maka
dibuatlah rencana intervensi berupa pelatihan pembuatan peta persebaran penyakit
melalui aplikasi QGIS yang disertai dengan pedoman dan video. Pemecahan
masalah ini untuk mengatasi permasalahan baik dari segi manusia, metode,
maupun material. Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
pengolahan data tenaga surveilans dalam pembuatan peta persebaran penyakit
melalui aplikasi QGIS. Berikut penjelasan mengenai rancangan intervensi yang
akan dilakukan:

1. Bentuk Kegiatan
Pelatihan pembuatan peta persebaran penyakit melalui aplikasi QGIS pada
pemegang program Surveilans Penyakit Menular di Puskesmas Sungai Ulin
dilakukan secara tatap muka, di mana mahasiswa melakukan demonstrasi
pembuatan peta persebaran penyakit di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin
melalui aplikasi QGIS. Selain itu, intervensi juga disertai dengan pemberian
media penunjang berupa pedoman dan video tutorial penggunaan aplikasi QGIS
yang sudah disiapkan oleh mahasiswa.
2. Media
Media yang digunakan antara lain aplikasi QGIS versi 3.22.8, pedoman
pembuatan peta menggunakan aplikasi QGIS dan video tutorial penggunaan
aplikasi QGIS.
3. Proses Kegiatan
Proses kegiatan terbagi menjadi tahap persiapan, pelaksanaan, serta
evaluasi. Tahap persiapan dimulai dengan melakukan koordinasi kepada
pemegang program Surveilans Penyakit Menular mengenai bentuk intervensi
yang akan dilakukan. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembuatan video tutorial
dan pedoman pembuatan peta persebaran penyakit melalui aplikasi QGIS. Adapun
tahapan persiapan dilakukan dalam rentang waktu 7-10 November 2022.
Selanjutnya pada tahap pelaksanaan, dilakukanlah pelatihan pembuatan
peta persebaran penyakit melalui aplikasi QGIS terhadap pemegang program
Surveilans Penyakit Menular di Puskesmas Sungai Ulin, disertai dengan
penyerahan video tutorial dan pedoman pembuatan peta yang sebelumnya telah
dibuat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 November 2022. Kemudian,
dilakukan evaluasi melalui pengisian kuesioner serta wawancara kepada
pemegang program Surveilans Penyakit Menular di Puskesmas Sungai Ulin
setelah melakukan demonstrasi pembuatan peta persebaran dengan aplikasi QGIS.
4. Sasaran
Sasaran dari kegiatan pelatihan ini adalah pemegang dari program
Surveilans Penyakit Menular di Puskesmas Sungai Ulin.
Tabel 4.3 Rancangan Intervensi Pelatihan Pembuatan Peta Persebaran Penyakit Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Ulin
Menggunakan Aplikasi QGIS
Kegiatan dan Tanggal Tahapan dan Proses
No Output dan Bukti Fisik
Pelaksanaan Kegiatan
1 Koordinasi dengan pemegang a. Membuat janji temu untuk Didapatkan permasalahan utama, yaitu belum
program Surveilans Penyakit melakukan wawancara. dilakukannya pengolahan data Surveians Penyakit
Menular di Puskesmas Sungai Ulin b. Melakukan proses Menular dalam bentuk peta persebaran penyakit.
terkait dengan permasalahan yang wawancara mendalam
terdapat pada pelaksanaan program untuk mengidentifikasi
(19 Oktober 2022). masalah pada pelaksanaan
Surveilans Penyakit
Menular di Puskesmas
Sungai Ulin.
c. Penentuan masalah utama
yang terjadi dalam
pelaksanaan Surveilans
Penyakit Menular di
Puskesmas Sungai Ulin.

2 Merencanakan rancangan usulan a. Berdiskusi terkait bentuk Didapatkan bahwa bentuk intervensi yang akan
intervensi, tahapan pelaksanaan pelaksanaan intervensi dilaksanakan adalah pelatihan pembuatan peta
serta sasaran intervensi untuk untuk memecahkan persebaran penyakit melalui aplikasi QGIS yang
mengatasi permasalahan dalam masalah. disertai dengan pedoman dan video. Adapun sasaran
pelaksanaan Surveilans Penyakit b. Berdiskusi terkait sasaran dari intervensi adalah pemegang program Surveilans
Menular di Puskesmas Sungai Ulin intervensi. Penyakit Menular di Puskesmas Sungai Ulin.
(6 November 2022).
3 Penyusunan pedoman dan a. Penyusunan pedoman Dibuatnya pedoman pelatihan dan video tutorial
pembuatan video tutorial pembuatan peta persebaran pembuatan peta persebaran penyakit menggunakan
pembuatan peta persebaran penyakit melalui aplikasi aplikasi QGIS.
penyakit melalui aplikasi QGIS QGIS.
untuk menunjang pelaksanaan b. Penyusunan video tutorial
intervensi (7-10 November 2022). pembuatan peta persebaran
penyakit melalui aplikasi
QGIS.

4 Pelaksanaan intervensi, yaitu a. Melakukan janji temu Terlaksananya intervensi pelatihan pembuatan peta
melakukan pelatihan pembuatan dengan pemegang program persebaran penyakit menggunakan aplikasi QGIS di
peta persebaran penyakit Surveilans Penyakit Puskesmas Sungai Ulin.
menggunakan aplikasi QGIS pada Menular di Puskesmas
pemegang program Surveilans Sungai Ulin.
Penyakit Menular di Puskesmas b. Menyediakan aplikasi
Sungai Ulin (11 November 2022). QGIS, pedoman, dan video
tutorial sebagai media
pelatihan pembuatan peta.
F. Rencana Pelaksanaan Intervensi
Pokok-pokok pelaksanaan intervensi ini antara lain:
1. Tahap persiapan
a. Koordinasi kepada pemegang program Surveilans Penyakit Menular
mengenai bentuk intervensi yang akan dilakukan.
b. Menyusun panduan mengenai pembuatan peta persebaran penyakit melalui
aplikasi QGIS.
c. Pembuatan media informasi video mengenai pembuatan peta melalui aplikasi
QGIS sehingga dapat ditonton berulang.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan yaitu berupa pelatihan pembuatan peta
persebaran penyakit melalui aplikasi QGIS, di mana mahasiswa
melakukan demonstrasi pembuatan peta dengan sasaran pemegang
program Suvreilans Penyakit Menular di Puskesmas Sungai Ulin. Selain
itu, pada tahap ini dilakukan pula penyerahan pedoman berserta video
tutorial mengenai pembuatan peta persebaran penyakit melalui aplikasi
QGIS.
3. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan melalui wawancara serta pengisian kuesioner
evaluasi oleh pemegang program Surveilans Penyakit Menular di Puskesmas
Sungai Ulin untuk menilai keberhasilan intervensi.
Rancangan pelaksanaan intervensi pelatihan pembuatan peta persebaran penyakit melalui aplikasi QGIS kepada pemegang
program Surveilans Penyakit Menular di Puskesmas Sungai Ulin disusun seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Plan of Action
Kegiatan Metode Sasaran Pelaksana Tempat Waktu Indikator Keberhasilan
Persiapan
Koordinasi dengan Wawancara Pemegang program Mahasiswa Puskesmas 19 Oktober Ditemukannya
pemegang program Surveilans Sungai Ulin 2022 permasalahan dalam
Surveilans Penyakit Penyakit Menular pelaksanaan Surveilans
Menular di Puskesmas di Puskesmas Penyakit Menular di
Sungai Ulin terkait Sungai Ulin Puskesmas Sungai Ulin
dengan permasalahan
yang terdapat pada
pelaksanaan program
Koordinasi kepada Diskusi Pemegang program Mahasiswa Puskesmas 6 November Tercapainya kesepakatan
pemegang program Surveilans Sungai Ulin 2022 mengenai bentuk
Surveilans Penyakit Penyakit Menular intervensi yang akan
Menular mengenai di Puskesmas dilakukan
bentuk intervensi yang Sungai Ulin
akan dilakukan
Menyusun panduan Pemegang program Mahasiswa Puskesmas 7 November Tersedianya panduan
mengenai pembuatan Surveilans Sungai Ulin 2022 mengenai pembuatan peta
peta persebaran Penyakit Menular persebaran penyakit
penyakit melalui di Puskesmas melalui aplikasi QGIS
aplikasi QGIS Sungai Ulin
Pembuatan media Pemegang program Mahasiswa Puskesmas 7 November Tersedianya media
informasi video Surveilans Sungai Ulin 2022 informasi video mengenai
mengenai pembuatan Penyakit Menular pembuatan peta melalui
Kegiatan Metode Sasaran Pelaksana Tempat Waktu Indikator Keberhasilan
peta melalui aplikasi di Puskesmas aplikasi QGIS sehingga
QGIS sehingga dapat Sungai Ulin dapat ditonton berulang
ditonton berulang
Pelaksanaan
Pelaksanaan pelatihan Ceramah Pemegang program Mahasiswa Puskesmas 11 Terlaksananya pelatihan
pembuatan peta Surveilans Sungai Ulin November pembuatan peta
persebaran penyakit Penyakit Menular 2022 persebaran penyakit
melalui aplikasi QGIS di Puskesmas melalui aplikasi QGIS
Sungai
Penyerahan panduan Pemegang program Mahasiswa Puskesmas 11 Tersampaikannya panduan
mengenai pembuatan Surveilans Sungai Ulin November mengenai pembuatan peta
peta persebaran Penyakit Menular 2022 persebaran penyakit
penyakit melalui di Puskesmas melalui aplikasi QGIS
aplikasi QGIS Sungai Ulin
Penyerahan media Pemegang program Mahasiswa Puskesmas 11 Tersampaikannya
informasi video Surveilans Sungai Ulin November informasi pembuatan peta
mengenai pembuatan Penyakit Menular 2022 menggunakan aplikasi
peta melalui aplikasi di Puskesmas QGIS melalui video yang
QGIS sehingga dapat Sungai Ulin dibuat
ditonton berulang
Evaluasi
Penilaian pelaksanaan Pengisian Pemegang program Mahasiswa Puskesmas 11 Tercapainya hasil yang
intervensi kuesioner Surveilans Sungai Ulin November baik/sangat baik dari
evaluasi Penyakit Menular 2022 pelaksanaan intervensi
oleh di Puskesmas yang dilakukan
pemegang Sungai Ulin
program
G. Rencana Monev yang Akan Dilakukan
Evaluasi intervensi dilaksanakan dengan memberikan kuesioner
untuk menilai kemudahan dan efektivitas penggunaan aplikasi
menggunakan metode Technology Acceptance Model (TAM). Adapun
komponen yang dinilai dalam metode TAM antara lain:
1. Sikap Penggunaan (Attitude Towards Usage)
2. Minat Menggunakan (Behavioral Intention)
3. Penggunaan Sesungguhnya (Actual Use)
4. Variabel Kemudahan (Perceived Easy to Use)
5. Variabel Kemanfaatan (Perceived Usefulness)
Setiap komponen penilaian terdiri atas beberapa pernyataan yang
akan diberi skor dengan rentang 1-4 sesuai dengan hasil pengisian oleh
pemegang program. Kesimpulan hasil penilaian didapatkan berdasarkan
kesesuaian persentase antara total skor yang didapatkan dengan total skor
yang diharapkan (skor maksimal) pada masing-masing aspek dengan
rumus perhitungan sebagai berikut.
Skor yang diobservasi
Skor akhir (%) = × 100
Skor yang diharapkan
Kemudian, hasil perhitungan ditafsirkan dengan menggunakan interpretasi
skor sebagai berikut.
Tabel 4.5 Tabel Interpretasi Skor
No Interpretasi Skor Kriteria
1 0% – 20,99% Tidak Baik
2 21% – 40,99% Kurang Baik
3 41% – 60.99% Cukup Baik
4 61% – 80,99% Baik
5 81% - 100% Sangat Baik
Hasil dari evaluasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Kegiatan
No Aspek yang Dinilai Skor Akhir Interpretasi
1 Sikap Penggunaan (Attitude Towards 100% Sangat Baik
Usage)
2 Minat Menggunakan (Behavioral 100% Sangat Baik
Intention)
3 Penggunaan Sesungguhnya (Actual Use) 87,5% Sangat Baik
4 Variabel Kemudahan (Perceived Easy to 100% Sangat Baik
No Aspek yang Dinilai Skor Akhir Interpretasi
Use)
5 Variabel Kemanfaatan (Perceived 100% Sangat Baik
Usefulness)
Berdasarkan hasil evaluasi melalui pengisian kuesioner, dapat diketahui
bahwa ke-5 aspek yang diukur untuk mengetahui keefektifan intervensi telah
mencapai hasil yang sangai baik. Selain melalui kuesioner, dilakukan pula
wawancara kepada pemegang program. Hasil wawancara pada kegiatan evaluasi
adalah sebagai berikut:
1. Sebelum ada pelatihan, pemberian pedoman dan video penggunaan QGIS,
apakah terdapat kesulitan dalam pembuatan peta?
“Iya, karena selama ini belum pernah membikin peta sehingga dengan
adanya pelatihan ini lumayan membantu untuk pembuatan peta.”
2. Apakah QGIS mudah diakses menggunakan komputer dibandingkan ArcGIS
yang telah diajarkan pada pelatihan sebelumnya?
“QGIS lebih mudah untuk dipahami dibandingkan ArcGis.”
3. Apakah QGIS nyaman untuk digunakan (tidak menyebabkan lag yang parah
pada komputer dan sebagainya)?
“Aplikasinya juga nyaman untuk digunakan.”
4. Apakah QGIS mudah dipahami dan dipelajari?
“Mudah saja dipahami apalagi di sediakan pedoman serta video mengenai
langkah langkah pembuatan petanya.”
5. Apakah peta yang dihasilkan QGIS jelas dan mudah dimengerti?
“Iya, mudah.”
6. Apakah tata letak, tampilan display dalam QGIS mudah dipelajari?
“Iya, mudah.”
7. Apakah QGIS menghasilkan peta yang baik, akurat dan detail?
“Iya aplikasinya menghasilkan peta yang baik serta mendetail.”
8. Apakah QGIS memiliki manfaat dan dapat membantu dalam mempermudah
pembuatan peta?
“Dengan adanya aplikasi ini pemetaan gambaran penyakit wilayah
puskesmas menjadi lebih mudah.”
Berdasarkan hasil wawancara kepada pemegang program
Surveilans Penyakit Menular, dapat diketahui bahwa pelatihan pembuatan
peta menggunakan aplikasi QGIS efektif untuk diterapkan dalam
mengatasi permasalahan belum dilakukannya pengolahan data surveilans
dalam bentuk peta persebaran penyakit di wilayah kerja Puskesmas Sungai
Ulin.

H. Kendala yang Dihadapi dan Strategi Mengatasinya


Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan beserta
dengan strategi mengatasinya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Kendala yang Dihadapi dan Strategi Mengatasinya pada Praktikum
Surveilans di Puskesmas Sungai Ulin
No Kegiatan Kendala Strategi
1 Penentuan dan Rencana intervensi untuk Melakukan diskusi dengan
pemecahan pemecahan masalah tidak pemegang program untuk
masalah mendapatkan dukungan mengkaji ulang
permasalahan beserta
rencana pemecahannya
yang memungkinkan
untuk dilaksanakan
2 Penyusunan Terdapat poin yang Melakukan revisi terhadap
pedoman kurang dan belum sesuai pedoman pelatihan untuk
dengan keinginan menyesuaikan dengan
pemegang program keinginan pemegang
program
3 Pelaksanaan Terjadinya gangguan Menerapkan berbagai
intervensi pada fitur aplikasi QGIS alternatif yang disediakan
selama pelaksanaan oleh fitur lain pada
demontransi pembuatan aplikasi QGIS untuk
peta persebaran penyakit melanjutkan demonstrasi

Anda mungkin juga menyukai