Anda di halaman 1dari 5

2.

2 Mortalitas
Kematian atau mortalitas merupakan salah satu dari tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk, dua komponen yang
lainnya adalah kelahiran (fertilitas) dan mobilitas penduduk. Menurut Utomo
(1985) kematian dapat diartikan sebagai peristiwa hilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan
jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada
berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat
merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan
penduduk di suatu wilayah. Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian
mortalitas adalah:
a. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur
satu bulan.
b. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death)
adalah kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada
saat dilahurkan tanpa melihat lamanya dalam kandungan.
c. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai
dengan kurang dari satu tahun.
d. Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur
satu tahun (1).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi
dua yaitu faktor langsung atau faktor dari dalam dan faktor tidak langsung atau
faktor dari luar. Pertama, faktor langsung dapat dipengaruhi dengan beberapa
variabel seperti umur, seorang manusia memiliki kapasitas atau batas untuk hidup
di dunia ini. Semakin tua umur seseorang maka kemampuannya pun semakin
terbatas dan berakhir pada kematian; penyakit, WHO pada tahun 2014
menunjukan bahwa penyakit kardiovaskular (penyakit yang berkaitan dengan
jantung dan pembuluh darah) merupakan penyebab kematian tertinggi di Asia
tenggara termasuk Indonesia yaitu sebesar 37%. Penyakit kardiovaskuler
menyumbang lebih dari 80% kematian serta penyakit paru-paru obstruktif krinok
sebesar 90% rata-rata terjadi di negara berpendapatan menengah kebawah. Lima
hal ini menunjukan penyakit merupakan faktor yang paling banyak terjadi yang
menyebabkan kematian; kecelakaan, kekerasan; dan bunuh diri (2).
Selanjutnya faktor tidak langsung dipengaruhi oleh beberapa variabel
seperti tekanan (baik psikis maupun fisik), terdapat banyak kasus bullying di
Indonesia yang biasanya terjadi pada kalangan anak dan remaja, dimulai dari hal-
hal yang sepele seperi mengejek, menghina, mengambil uang jajan, mengancam,
menendang, dan lain sebagainya semakin lama akan membuat seseorang merasa
tertekan dan keadaan terburuknya korban bullying akan depresi lalu bunuh diri;
kedudukan sosial ekonomi, seseorang yang berada dalam keadaan ekonomi yang
menengah kebawah lalu belum dapat mencukupi kebutuhan pokok nya maka akan
menimbulkan beberapa masalah yang berujung kematian. Dimulai dari sulitnya
mendapatkan makanan bergizi lalu terkena penyakit, namun tidak mendapat
pengobatan yang maksimal karena kekurangan biaya hal ini dapat menimbulkan
kematian; faktor didalam pernikahan, tidak jarang terdapat masalah antara
pasangan suami istri yang menimbulkan KDRT dan berujung pada kematian;
tingkat pendidikan, kesadaran masyarakat yang rendah mengenai kesehatan ibu
hamil dan juga latar belakang pen didikan yang rendah pula dapat berperan dalam
meningkatkan tingkat kematian lebih khususnya pada wanita; pekerjaan, di negara
Jepang terdapat fenomena penyakit yang dinamakan Karoshi yaitu dimana
penduduk yang tergila-gila oleh pekerjaan hingga menghabiskan waktu dengan
bekerja dan kerap kali menyebabkan kematian karena kelelahan (2).
Indikator mortalitas merupakan angka atau indeks, yang di pakai sebagai
dasar untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat kematian suatu penduduk. Ada
berbagai macam ukuran kematian, mulai dari yang paling sederhana sampai yang
cukup kompleks. Namun demukian perlu di catat bahwa keadaan kematian suatu
penduduk tidaklah dapat diwakili oleh hanya suatu angka tunggal saja. Biasanya
berbagai macam ukuran kematian di pakai sekaligus guna mencerminkan keadaan
kematian penduduk secara keseluruhan. Hampir semua ukuran kematian
merupakan suatu “rate” atau “ratio”. Rate merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan terjadinya suatu kejadian (misalnya: kematian, kelahiran, sakit, dan
sebagainya) selama periode waktu-waktu tertentu (3).
Tingkat mortalitas penduduk memiliki pengaruh terhadap pembangunan
atau pertumbuhan ekonomi. Kematian atau mortalitas memiliki efek negatif dan
signifikan secara statistik pada pertumbuhan ekonomi, peningkatan satu standar
deviasi pada kematian memberikan pengaruh penurunan pertumbuhan ekonomi
tahunan antara 0,8 dan 1,1 persen. Tingkat kematian orang dewasa yang tinggi
menginduksikan pelaku ekonomi untuk berinvestasi lebih sedikit yang akan
berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi atau minimal tingkat kematian
orang dewasa yang tinggi telah menghambat pengembangan pertumbuhan
ekonomi negara dan yang paling buruk hubungan yang negatif antara kematian
atau mortalitas dan pertumbuhan dapat menyebabkan kemiskinan diri (4,5).

2.3 Ukuran-ukuran Kematian

Berikut merupakan ukuran-ukuran kematian, yaitu (6,7):

Crude Death Rate (CDR = Angka Kematian Kasar)

D
CDR= ×k
P

D: Jumlah kematian pada tahun x


P: Jumlah kematian pada pertengahan tahun x
k: Konstanta

Age Specific Death Rate (ASDR = Angka Kematian Menurut Umur)


Di
ASDR i = ×k
Pi

Di: Jumlah kematian pada kelompok umur (i)


Pi: Jumlah penduduk pada kelompok umur (i) di pertengahan tahun

Infant Mortality Rate (IMR = Angka Kematian Bayi)


D<1
IMR= ×k
P
D <1: Jumlah kematian bayi kurang dari 1 tahun
P : Jumlah kelahiran hidup
Child Mortality Rate (CMR = Tingkat Kematian Anak)
D1-4
CMR = ×k
P1-4

D 1-4 : Jumlah kematian anak usia 1-4 tahun


P 1-4 : Jumlah penduduk usia 1-4 tahun

Childhood Mortality Rate (ChMR = Angka Kematin Anak Di bawah Lima


Tahun)
D ≤5
ChMR = × k
P ≤5

D≤ 5 : Jumlah kematian anak usia ≤5


P ≤5 : Jumlah penduduk usia ≤5
Expectation of Life (e⁰ = Angka Harapan Hidup)
Angka yang menunjukkan rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh
seseorang yang telah berhasil mencapai umur tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ainy H, Nurrochmah S, Katmawanti S. Hubungan Antara Fertilitas,


Mortalitas, Dan Migrasi Dengan Laju Pertumbuhan Penduduk. Prev
Indones J Public Heal. 2019;4(1):15.
2. Ilpaj SM, Nurwati N. Analisis Pengaruh Tingkat Kematian Akibat Covid-
19 Terhadap Kesehatan Mental Masyarakat Di Indonesia. Focus J Pekerj
Sos. 2020;3(1):16.
3. Mustikawati E, Hermanto P, Sobirin M. Penerapan Entropy Weighting K-
Means ( EW K-Means ) pada Pengelompokkan Kabupaten / Kota di Jawa
Timur berdasarkan Indikator Mortalitas Tahun 2014. 2019;2:841–7.
4. Suryaningsih R. Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap
Tingginya Mortalitas Penduduk. Econ Dev Anal J. 2018;6(4):458–68.
5. Gennuso KP, Blomme CK, Givens ML, Pollock EA, Roubal AM. Deaths
of Despair(ity) in Early 21st Century America: The Rise of Mortality and
Racial/Ethnic Disparities. Am J Prev Med. 2019 Nov;57(5):585–91.
6. Alfana MAF, Iffani M, Hanif WANP. Mortalitas di Indonesia (Sejarah
Masa Lalu dan Proyeksi ke Depan). 2017;
7. Wibisana A, Novita M. Simulation of mortality immunization for life
insurance companies in Indonesia using duration and convexity approach.
J Phys Conf Ser. 2021;1725:012082.

Anda mungkin juga menyukai