LAPORAN PENDAHULUAN
SELULITIS
A. KONSEP TEORI
1. Definisi
Selulitis adalah merupakan inflamasi jaringan subkutan dimana
proses inflamasi, yang umumnya dianggap sebagai penyebab adalah
bakteri S.aureus dan Streptococcus (Arif 2013).
Selulitis merupakan suatu penyebaran infeksi bakteri kedalam kulit
dan jaringan di bawah kulit. Infeksi dapat segera menyebar dan dapat
masuk kedalam pembuluh getah bening dan aliaran darah. Jika hal ini
terjadi, infeksi bisa menyebar keseluruh tubuh (Susanto 2013).
Selulitis merupakan infeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam,
dengan karakteristik sebagai berikut:
1) Perdangan supuratif sampai dijaringan subkutis.
2) Mengenai pembuluh linfe permukaan.
3) Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas.
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi sistem intigumen.
Lapisan kulit dan bagian-bagian pelengkapnya. Kulit terbagi menjadi 3
lapisan:
1) Epidermis
Epidermis merupakan kulit yang paling luar.ketebalan
epidermis berbeda- beda pada berbagai bagian tubuh,yang paling
tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan
telapak kaki dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat
pada kelopak mata,pipi,dahi, dan perut.sel- sel epidermis desebut
karatinosit.Epidermis melekat erat pada dermis karena secara
Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin
yang memberikan warna coklat pada kulit. Bentuknya
silendris, bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang
dihasilkan olehh REG, kemudian tirosinase tersebut diolah
oleh aparatus golgi menjadi oval granules (melanosomes).
Market cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut
(finger tips ,oral mucosa, daerah dasar folikel rambut).
Menyebar dilapisan stratum basal yang banyak
mengandung keratinocytes.
Langerhans cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah
lapisan stratum spinosum.Merupakan sel yang banyak
mengandung antibodi. Banyaknya 2%-4% dari keseluruhan
sel epidermis. Selain itu juga terdapat dibagian dermis pada
lubang mulut, esophagus, dan vagina. Fungsi dari
langerhans responisasi terhadap imun karena mempunyai
antibodi.
2) Dermis (korium)
Kulit jagat atau menjadi tempat ujung sarap perasa,tempat
keberadaan kandung rambut,kelenjar keringat,kelenjar- kelenjar
palit (sebacea) atau kelenjar minyak,pembuluh- pembuluh darah
atau getah bening dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi
kurang elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan.Faktor
3. Etiologi
Penyakit selulitis disebabkan oleh:
a. Infeksi bakteri dan jamur: disebabkan oleh streptococcus grup A dan
staphylococcus aureus.
b. Pada bayiyang terkena penyakit ini disebbkan oleh streptococcus grup
B
c. Infeksi dari jamur,tapi infeksi yang disebakan oleh jamur termasuk
jarang Aeromonas hydrophila
d. S.Pneumonia (peneumococcus)
e. Penyebab lain: gigitan binatang,serangga, atau bahkan gigitan
manusia.Kulit kering,eksim,kulit yang terbakar atau
4. Patofisiologis
Invasi bakteri masuk melalui trauma,luka,gigitan serangga berinvasi
streptococcus dan staphylococusaureus melalui barier epidermal yang
rusak menyerang kulit dan subkutan,masuk kejaringan yang lebih dalam
dan menyebar secara sistemik yang menyebabkan secara sistemik reaksi
infeksi/inflamsai yang merupakan respon dari tubuh seingga muncul
nyeri,pembengkakan kulit,lesi kemerahan dan demam.
5. Pathway Keperawatan
Selulitis
Mekanisme Radang
Eritema
Lokal Oedema Intoleransi
Hipertemia pada kulit Jaringan Ikat aktifitas
Nyeri
otot
Lesi
Kerusakan
integritas kulit
6. Manifestasi Klinik
Infeksi yang paling sering ditemukan:
a. Kerusakan kulit akibat cidera ringan
b. Luka terbuka dikulit
c. Infeksi jamur diantara jari-jari kaki
d. Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi
e. Kulit tampak merah,bengkak,licin disertai nyeri tekan dan teraba
hangat.Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang
tegas.
f. Biasa disertai memar dan lepuhan-lepuhan kecil
g. Gejala yang lain: demam,sakit kepala,nyeri otot,tidak enak badan
maliase,edema.lesi.
7. Pemeriksaan Penunjang
Jika sudag mengalami gejala seperti adanya tanda systemic,maka untuk
melakukan diagnosis membutuhkan penegakkan diagnosis tersebut dengan
melakukan pemeriksaan lab seperti:
a. Complete blood count
Menunjukan kenaikan jumlah leokosit dan rata-rata
sidemntasi,eritrosit,sehingga mengidentifikasi adanya infeksi
b. BUN level
c. Creatine level
d. Culture darah
8. Penatalaksanaan
Tindakan keperawatan mandiri jika terjadi luka:
a. Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air
b. Oleskan antibiotik
c. Tutupi luka dengan verban
d. Sering- sering menganti verban tersebut
e. Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi:jika kulit masih normal
lembabkan kulit secara teratur,potong kuku tangan dan kaki secara
hati- hati,lindungi tangan dan kaki,rawat secara tepat infeksi kulit pada
bagian superfisial.
Kolaborasi:
a. Berikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin)
b. Jika infeksinya ringan,diberikan sedian per-oral(ditelan)
c. Biasanya sebelum diberikan sedian per- oral,terlebih dahulu diberikan
suntikan antibiotik
9. Komplikasi
a. Pembentukan abses dan nekrosis kulit (cellulitis ganggren) kadang-
kadang dapat di amati.
b. Bakteremia dengan pembenihan yang jauh dapat menyulitkan selulitis.
c. Meningitis dapat mempersulit selulitis wajah.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan turgor kulit.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3. Intervensi keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
Tujuan (NOC) : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
selama 3×24 jam nyeri berkurang atau hilang.
Kriteria hasil : Pasien menampakkan ketenangan ekspresi muka
rileks ketidaknyamanan dalam batas yang dapat
ditoleransi.
Intervensi (NIC) :
1) Kaji intensitas nyeri menggunakan skala nyeri.
2) Isitrahatkan klien.
3) Berikan teknik napas dalam kepada pasien untuk mengatasi nyeri.
4) Ajarkan teknik relaksasi untuk penanganan terhadap nyeri.
5) Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian analgetik sesuai
indikasi.
6) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotic.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, R Clevere, MGA Made Ari. 2013 Penyakit Kulit dan Kelamin.
Yogyakarta (ID): Nuha Medika.