I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kejadian VAP (Ventilator Associated Pneumonia) merupakan hal yang paling
dihindari pada pasien-pasien yang menerima terapi supportif ventilasi mekanik, karena
akan meningkatkan lama perawatan di Unit Perawatan Intensif dan meningkatkan cost
Rumah sakit. Beberapa tindakan diambil sebagai cara untuk menghindari kejadian
infeksi nosokomial ini, yang bila tidak dilakukan secara optimal akan memicu kejadian
VAP. Kejadian VAP pada pasien dengan penggunaan ventilator selama periode januari
sampai dengan September berjumlah 3 (tiga) kasus dengan pasien lama perawatan
sekitar 1 (satu) sampai 2 (dua) bulan.
Untuk mengidentifikasi dan mencegah potensi kegagalan dilakukannya tindakan
pencegahan VAP di Unit Perawatan intensif, maka dibuatlah suatu metode perbaikan
kinerja dengan menggunakan alat bantu FMEA (Failure Mode and effect Analysis) untuk
melakukan asesmen resiko proaktif, dimana dilakukan analisa proses atas potensi-
potensi resiko yang belum terjadi, mengantisipasi kesalahan yang akan meminimalkan
dampak buruk. Hal ini didesain untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Setelah dilakukan analisis ini, unit perawatan intensif kemudian menyusun PDSA
yang merupakan metode untuk melakukan perbaikan mutu secara berkelanjutan.
B. Tujuan
Meningkatkatkan mutu dan keselamatan pasien di Unit Perawatan Intensif.
Nilai:
1-3 = Rendah
4-6 = sedang
8-12 = bermakna
15-25 = Tinggi
JUMLAH
NO PROSES YANG TIDAK DILAKUKAN PERSENTASE
KEJADIAN
1 Perubahan posisi baring tiap 2 jam 144 75
Suctioning dengan closed suction
2 4 16,7
system
Oral hygiene / 8 jam dengan
3 96 66
clorhexidine
4 Penilaian kebutuhan untuk extubasi 0 0
5 Head up 300-450 0 0
6 Interupsi obat penenang 0 0
Berdasarkan table diatas, hal yang membahayakan yang dapat menyebabkan VAP yaitu:
1. Tidak dilakukannya Oral hygiene / 8 jam dengan clorhexidine = 66%
2. Tidak digunakannya closed suction system = 16,7%
3. Tidak dilakukanya perubahan posisi tiap 2 jam = 75%
3. Detection
SKOR KEMUNGKINAN DETEKSI
1 Sedikit
2 Terdeteksi Rendah ≥25%
3 Terdeteksi Sedang ≥50%
4 Terdeteksi Tinggi >70%
2. Analisis FMEA untuk menghitung nilai RPN dari setiap kegagalan pelayanan
TAHAPAN KEGAGALAN JUMLAH OCC SEVERITY DETECTION RPN PRORITY
PROSES KEJADIAN
Oral hygiene Kegagalan dalam melakukan
96 5 4 3 60 1
oral higiene
Perubahan Kegagalan dalam melakukan
144 3 4 3 36 2
posisi/2 jam perubahan posisi/2 jam
Mesin Kegagalan dalam
3 3 3 3 27 4
suction pemenuhan mesin suction
Alat closed Kegagalan dalam
suction pemenuhan alat closed 4 3 3 3 27 3
suction
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai RPN tertinggi adalah pada kegagalan melakukan oral higiene = 60, sehingga untuk
memperbaiki masalah ini dilakukan penyusunan PDSA.