DI SUSUN OLEH:
ARUN PUTRI KUMALASARI
CI LAHAN CI INSTITUSI
c. Penyebab
1. Faktor predisposisi
a. Genetika
b. Neurobilogi
c. Meurotransmitter
d. Abnormal perkembangan syaraf
e. psikologis
2. Faktor presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
f. Proses keperawatan
1. Faktor predisposisi
a. Genetika
b. Neurobiology
c. Neurotransmitter
d. Abnormal perkembangan syaraf
e. Psikologis
2. Faktor presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
3. Mekanisme koping
a. Regresi
b. Proyeksi
c. Menarik diri
4. Perilaku halusinasi
a. Isi halusinasi
b. Waktu terjadinya
c. Frekuensi
d. Situasi pencetus
e. Respon klien saat halusinasi
CI LAHAN CI INSTITUSI
a. Defenisi
Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998).
b. Rentang respon
Waham nihilistic
Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh :
“ini alam kubur kan ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”
i. Pohon masalah
l. Diagnose keperawatan
Perubahan proses pikir : waham
m. Rencana tindakan keperawatan
DI SUSUN OLEH:
ARUN PUTRI KUMALASARI
CI LAHAN CI INSTITUSI
a. Pengertian
Menurut depkes RI (2000), kerusakan interaksi sosial merupakan suatu
gangguang interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak
c. Faktor Predisposisi
Faktor tumbuh kembang
Adaptif Maladaptif
g. Pohon masalah
Objektif :
Kurang spontan
Apatis (acuh terhadap lingkungan)
Ekspresi wajah kurang berseri
Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan
kebersihan diri
Tidak ada atau kurang komunikasi verbal
Mengisolasi diri
Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan
sekitarnya
Asupan makanan dan minuman terganggu
Retensi urine dan feses
Aktivitas menurun
Kurang berenergi atau bertenaga
Rendah diri
Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus atau
janin (khususnya pada posisi tidur).
j. Diagnose keperawatan
Isolasi sosial
k. Rencana Tindakan Keperawatan
SP 2
Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP1)
Latih berhubungan
sosial secara bertahap
Masukkan dalam
jadwal kegiatan pasien
OLEH:
DI SUSUN OLEH:
ARUN PUTRI KUMALASARI
CI LAHAN CI INSTITUSI
d. Faktor predisposisi
1. Faktor psikologis
a. Terjadi asumsi bahwa seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami
hambatan akan timbul dorongan agresif yang memotivasi perilaku kekerasan
b. Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masakecil yang tidak
menyenangkan
c. Rasa frustasi
d. Adanya kekerasan dalam rumah tangga, keluarga atau lingkungan
e. Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya kepuasan dan
rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep
diri yang rendah. Agresi dan kekerasan dapat memberikan kekuatan dan prestise
yang dapat meningkatkan citra diri serta memberikan arti dalam kehidupannya.
Teori lainnya berasumsi bahwa perilaku agresif dan tindakan kekerasan
Perilaku kekerasan
GPS : Halusinasi
Regimen terapeutik
inefektif
Isolasi sosial : menarik diri
h. Masalah keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
4. Harga diri rendah kronis
5. Isolasi sosial
6. Berduka disfungsional
7. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif
8. Koping keluarga inefektif
OLEH:
DI SUSUN OLEH:
ARUN PUTRI KUMALASARI
CI LAHAN CI INSTITUSI
d. Rentang respons
Isolasi sosial
Objektif :
Mengkriktik diri sendiri
Persaan tidak mampu pandangan hidup
pesimis
Tidak menerima pujian
Penurunan produktivitas
Penolakan terhadap kemampuan diri
Kurang memperhatikan perawatan diri
Berpakaian tidak rapi
Berkurang selera makan
Tidak berani menatap lawan bicara
Lebih banyak menunduk
Bicara lambat dengan nada suara lemah
j. Diagnose keperawatan
Harga diri rendah kronis
k. Rencana asuhan keperawatan
OLEH:
DI SUSUN OLEH:
ARUN PUTRI KUMALASARI
CI LAHAN CI INSTITUSI
f. Diagnosa keperawatan
Defisit perawatan diri
g. Rencana asuhan keperawatan
OLEH:
DI SUSUN OLEH:
ARUN PUTRI KUMALASARI
CI LAHAN CI INSTITUSI
f. Mekanisme koping
Seorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme koping yang
berhubungan dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial, rasionalization, dan
magical thinking. Mekanisme pertahanan diri yang ada seharusnya tidak ditentang
tanpa memberikan koping allternatif.
Perilaku bunuh diri menunjukkan kegagalan mekanisme koping. Ancaman bunuh
diri mungkin menujukkan upaya terakhir upaya terkahir untuk mendapatkan
pertolongan agar dapat mengatsi masalah. Bunuh diri yang terjadi merupakan
kegagalan koping dan mekanisme adaptif pada diri seseorang.
g. Pohon masalah
Objektif :
Implusif
Menujukkan perilaku yang mencurigakan
(biasanya menjadi sangat patuh)
Ada riwayat penyakit mental (depresi),
psikosis, dan penyalahgunaan alcohol
Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis,
atau penyakit terminal)
Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan
pekerjaan, atau kegagalan dalam karier0
Status perkawinan yang tidak haromins
j. Diagnose keperawatan
Risiko bunuh diri
k. Rencana asuhan keperawatan
Tujuan Criteria evaluasi Intervensi