Anda di halaman 1dari 7

KETERKAITAN GLOBALISASI DENGAN IDENTITAS NASIONAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Matakuliah


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu Matakuliah :


Dra.Decky Irianti MP
Drs.Aries Effendi Ilyas MP

Disusun Oleh :
RENDI MARK SOWAHA DUHA 14.04.079

PROGRAM SARJANA D-IV KESEJAHTERAAN SOSIAL


SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL
BANDUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Banyak orang berpendapat bahwa arus globalisasi tidak dapat di bendung lagi,hal ini
karena kemajuan zaman yang sangat pesat sekali. Kemajuan teknologi informasi menjadikan
jarak semakin tidak berarti. Dengan teknologi informasi kita bisa tahu segala hal yang terjadi
di belahan dunia manapun.Akan tetapi hal ini akan berdampak pada keberadaan identitas
nasional suatu bangsa.
Identitas suatu bangsa akan tergerus seiring dengan globalisasi yang cenderung
berdampak negatif, karena perbedaan-perbedaan yang sangat mendasak.
1.2. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah, kita akan mampu :
1. Menganalisa Dimensi-Dimensi Identitas Nasional
2. Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional
3. Mengetahui Tentang Wawasan Kebangsaan
4. Mengetahui Tentang Pengertian Globalisasi
5. Mengetahui Tentang Hakikat Globalisasi

BAB II
PEMBAHASAN
A.IDENTITAS NASIONAL
1. Pengertian Identitas Nasional
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris Identity yang memiliki pengertian
harafiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
membedakannya dengan yang lain. Dalam term antropologi identitas adalah sifat khas
yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri,
kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pada pengertian ini
identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku pula pada suatu kelompok.
Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok
yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama,
dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Himpunan
kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau
identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (colective action)
yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi
atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa dipisahkan dari kemunculan
konsep nasionalisme.

Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas Nasional itu merupakan
manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan dari ratusan suku yang “dihimpun” dalam satu kesatuan Indonesia menjadi
kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai
dasar dan arah pengembangannya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa hakikat
Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita
dalam arti luas, misalnya dalam aturan perundang-undangan atau hukum, sistem
pemerintahan yang diharapkan, nilai-nilai etik dan moral yang secara normatif diterapkan
di dalam pergaulan baik dalam tataran nasional maupun internasional dan lain
sebagainya. Nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam Identitas Nasional tersebut
bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis,
melainkan sesuatu yang “terbuka” yang cenderung terus-menerus bersemi karena hasrat
menuju kemajuan yang dimilki oleh masyarakat pendukungnya. Konsekuensi dan
implikasinya adalah bahwa Identitas Nasional adalah sesuatu yang terbuka untuk ditafsir
dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang
berkembang dalam masyarakat.

2. Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional


Indonesia adalah bangsa yang majemuk, hal ini dapat dilihat dari berbagai sisi yaitu:
1. Sejarah
2. Kebudayaan
3. Suku bangsa
4. Agama
5. Bahasa
3. Kebangsaan Indonesia
Bangsa yang besar adalah bangsa yang hidup dengan kelenturan budayanya untuk
mengadaptasi unsur-unsur luar yang dianggap baik dan dapat memperkaya nilai-nilai lokal.
Kita harus cerdas dan bijaksana dalam mengambil hal-hal yang masuk tersebut. Tumbuhnya
masyarakat dan kebudayaan indonesia yang sejati sesungguhnya digerakkan oleh semangat
ke-Indonesiaan.
Pancasila merupakan pencapaian demokrasi penting yang dihasilkan oleh pendiri
bangsa (Founding Father) Indonesia. Pancasila tidak lain merupakan sebuah konsensus
nasional bangsa indonesia yang majemuk.

B.GLOBALISASI
1. Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk semakin bertambahnya
keterkaitan antara masyarakat dengan faktor-faktor yang terjadi akibat transkulturasi dan
perkembangan teknologi modern.
Menurut Sugeng Bagio dan Darmawan Tri wibowo, bahwa globalisasi sering diidentikan
dengan :
1.Internasionalisasi, yaitu hubungan antar negara, meluasnya arus perdagangan dan
penanaman modal.
2. Liberalisasi, yaitu pencabutan pembatasan-pembatasan pemerintah untuk membuka
ekonomi tanpa pagar.
3. Universalisasi, yaitu ragam hidup diseluruh pelosok negeri (makanan/ kendaraan)
4. Westernisasi, yaitu ragam hidup model bidaya barat
5. de-teritorialisasi, yaitu perubahan-perubahan geografi sehingga ruang sosial dalam
perbatasan, tempat, dan distance menjadi berubah.

2. Hakikat Globalisasi
Memahami globalisasi adalah suatu kebutuhan mengingat majemuknya fenomena
tersebut. Memang globalisasi sebagian besar membawa ke arah pertumbuhan ekonomi yang
lebih maju, namun di sisi lain juga membawa masalah baru yakni kesenjangan sosial.
Menurut B. Herry Priyono, ada tiga lapis definisi globalisasi, yakni
1. Globalisasi sebagai transformasi spasial-temporal kehidupan
2. Globalisasi sebagai transformasi lingkup cara pandang
3. Globalisasi sebagai transformasi modus tindakan dan praktik

Lebih lanjut dikemukakan oleh Tilaar, bahwa pada dasarnya proses globalisasi
menampakkan wajahnya dalam
1. Keterkaitan seluruh masyarakat,
2. Perusahaan-perusahaan nasional berperan dalam ekonomi nasional,
3. Integrasi ekonomi internasional dalam produksi global,
4. Sistem media trans-nasional yang membentuk kampung global.
5. Turisme global dan imperialisme media,
6. Konsumerisme dan budaya global.

3. Globalisasi di Dunia Pendidikan


Globalisasi dalam dunia pendidikan lebih menitikberatkan adanya doktrin-doktrin
pendidikan yang ditanamkan pada media pendidikan agar imperialisme pendidikan barat
lebih meluas, sedangkan realitas global yang berkembang sekarang ini adalah pendidikan itu
sendiri. Dikatakan pendidikan karena globalisasi telah membawa doktrin yang membentuk
masyarakat, peserta didik, dan juga pengajar tidak luput dari doktrin secara global. Yang
menjadi perhatian dalam bagian ini adalah tentang realitas globalisasi dan bagaimana respon
dunia pendidikan kita terhadapnya.
Tugas pendidikan adalah membawa generasi ini mampu merengkuh sedemikian dekat
agar manusia tidak tercerabut dari kemampuannya dalam menghadapai kontrakdiksi alam
lalu mengalami perubahan. Jadi sebagai pengajar maupun instansi pendidikan harus mampu
menjabarkan dan memberikan pengertian secara menyeluruh tentang globalisasi dan
dampaknya dalam dunia pendidikan sehingga peserta didik mampu menangkap tidak hanya
dalam segi positifnya juga dampak buruk yang ditimbulkannya.
Pendidikan adalah ajang pertarungan ideologis. Bagaimana bukan pertarungan jika
pada kenyataannya apa yang menjaditujuan pendidikan saat ini berbenturan dengan
kepentingan yang lain.lembaga pendidikan adalah wilayah dimana kesadaran diperebutkan
oleh kepentingan : kepentingan untuk membebaskan manusia (peserta didik) denga kesadaran
dan dorongan untuk terlibat aktif dalam aktivitas yang mengarah pada kemanusiaan, dengan
kepentingan untuk menjadikan peserta didik hanya sebagai obyek dalam pembangunan
budaya yang menguntungkan kekuasaan yang menindas kemanusian.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan

membedakannya dengan bangsa lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak

dikaitkan dengan sebutan “identitas nasional”. Namun demikian, proses pembentukan

identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang

dan kontekstual mengiki\uti perkembangan zaman.

Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada

masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk

dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang

sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil,

generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum siap baik fisik

maupun mental.

B. Saran
Sebagai bangsa yang masih dalam tahap berkembang kita memang tidak suka dengan

globalisasi tetapi kita tidak bisa menghindarinya.Globalisasi harus kita jalani ibarat kita

menaklukan seekor kuda liar kita yang berhasil menunggangi kuda tersebut atau kuda

tersebut yang malah menunggangi kita. Mampu tidaknya kita menjawab tantangan globalisasi

adalah bagaimana kita bisa memahami dan malaksanakan Pancasila dalam setiap kita berpikir

dan bertindak.

Persoalan utama Indonesia dalam mengarungi lautan Global ini adalah masih

banyaknya kemiskinan, kebodohan dan kesenjangan sosial yang masih lebar. Dari beberapa

persoalan diatas apabila kita mampu memaknai kembali Pancasila dan kemudian dimulai dari
diri kita masing-masing untuk bisa menjalankan dalam kehidupan sehari-hari, maka

globalisasi akan dapat kita arungi dan keutuhan NKRI masih bisa terjaga.

Anda mungkin juga menyukai