Disusun Oleh :
RENDI MARK SOWAHA DUHA 14.04.079
BAB II
PEMBAHASAN
A.IDENTITAS NASIONAL
1. Pengertian Identitas Nasional
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris Identity yang memiliki pengertian
harafiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
membedakannya dengan yang lain. Dalam term antropologi identitas adalah sifat khas
yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri,
kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pada pengertian ini
identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku pula pada suatu kelompok.
Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok
yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama,
dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Himpunan
kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau
identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (colective action)
yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi
atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa dipisahkan dari kemunculan
konsep nasionalisme.
Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas Nasional itu merupakan
manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan dari ratusan suku yang “dihimpun” dalam satu kesatuan Indonesia menjadi
kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai
dasar dan arah pengembangannya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa hakikat
Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita
dalam arti luas, misalnya dalam aturan perundang-undangan atau hukum, sistem
pemerintahan yang diharapkan, nilai-nilai etik dan moral yang secara normatif diterapkan
di dalam pergaulan baik dalam tataran nasional maupun internasional dan lain
sebagainya. Nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam Identitas Nasional tersebut
bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis,
melainkan sesuatu yang “terbuka” yang cenderung terus-menerus bersemi karena hasrat
menuju kemajuan yang dimilki oleh masyarakat pendukungnya. Konsekuensi dan
implikasinya adalah bahwa Identitas Nasional adalah sesuatu yang terbuka untuk ditafsir
dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang
berkembang dalam masyarakat.
B.GLOBALISASI
1. Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk semakin bertambahnya
keterkaitan antara masyarakat dengan faktor-faktor yang terjadi akibat transkulturasi dan
perkembangan teknologi modern.
Menurut Sugeng Bagio dan Darmawan Tri wibowo, bahwa globalisasi sering diidentikan
dengan :
1.Internasionalisasi, yaitu hubungan antar negara, meluasnya arus perdagangan dan
penanaman modal.
2. Liberalisasi, yaitu pencabutan pembatasan-pembatasan pemerintah untuk membuka
ekonomi tanpa pagar.
3. Universalisasi, yaitu ragam hidup diseluruh pelosok negeri (makanan/ kendaraan)
4. Westernisasi, yaitu ragam hidup model bidaya barat
5. de-teritorialisasi, yaitu perubahan-perubahan geografi sehingga ruang sosial dalam
perbatasan, tempat, dan distance menjadi berubah.
2. Hakikat Globalisasi
Memahami globalisasi adalah suatu kebutuhan mengingat majemuknya fenomena
tersebut. Memang globalisasi sebagian besar membawa ke arah pertumbuhan ekonomi yang
lebih maju, namun di sisi lain juga membawa masalah baru yakni kesenjangan sosial.
Menurut B. Herry Priyono, ada tiga lapis definisi globalisasi, yakni
1. Globalisasi sebagai transformasi spasial-temporal kehidupan
2. Globalisasi sebagai transformasi lingkup cara pandang
3. Globalisasi sebagai transformasi modus tindakan dan praktik
Lebih lanjut dikemukakan oleh Tilaar, bahwa pada dasarnya proses globalisasi
menampakkan wajahnya dalam
1. Keterkaitan seluruh masyarakat,
2. Perusahaan-perusahaan nasional berperan dalam ekonomi nasional,
3. Integrasi ekonomi internasional dalam produksi global,
4. Sistem media trans-nasional yang membentuk kampung global.
5. Turisme global dan imperialisme media,
6. Konsumerisme dan budaya global.
A. Kesimpulan
Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan
membedakannya dengan bangsa lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak
identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang
masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk
dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang
sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil,
generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum siap baik fisik
maupun mental.
B. Saran
Sebagai bangsa yang masih dalam tahap berkembang kita memang tidak suka dengan
globalisasi tetapi kita tidak bisa menghindarinya.Globalisasi harus kita jalani ibarat kita
menaklukan seekor kuda liar kita yang berhasil menunggangi kuda tersebut atau kuda
tersebut yang malah menunggangi kita. Mampu tidaknya kita menjawab tantangan globalisasi
adalah bagaimana kita bisa memahami dan malaksanakan Pancasila dalam setiap kita berpikir
dan bertindak.
Persoalan utama Indonesia dalam mengarungi lautan Global ini adalah masih
banyaknya kemiskinan, kebodohan dan kesenjangan sosial yang masih lebar. Dari beberapa
persoalan diatas apabila kita mampu memaknai kembali Pancasila dan kemudian dimulai dari
diri kita masing-masing untuk bisa menjalankan dalam kehidupan sehari-hari, maka
globalisasi akan dapat kita arungi dan keutuhan NKRI masih bisa terjaga.