LAMPIRAN N

EVALUASI EKONOMI

N.1 Penentuan Indeks

Untuk perhitungan harga indeks dapat menggunakan Marshall and swift Equipment
cost index yang dapat dilihat pada Table N.1

Tabel N.1 Perhitungan Indeks

No Tahun (x) Indeks (y) (x2) (y2) x.y

1 1,987 814 3,948,169 662,596 1,617,418

2 1,988 852 3,952,144 725,904 1,693,776
3 1,989 895 3,956,121 801,025 1,780,155
4 1,990 915 3,960,100 837,408 1,821,049
5 1,991 931 3,964,081 866,016 1,852,825
6 1,992 943 3,968,064 889,438 1,878,655
7 1,993 964 3,972,049 929,682 1,921,651
8 1,994 993 3,976,036 986,844 1,980,840
9 1,995 1,028 3,980,025 1,055,756 2,049,863
10 1,996 1,039 3,984,016 1,079,729 2,074,044
11 1,997 1,057 3,988,009 1,116,826 2,110,430
12 1,998 1,062 3,992,004 1,127,632 2,121,676
13 1,999 1,068 3,996,001 1,141,265 2,135,532
𝜮
14 2,000 1,089 4,000,000 1,185,921 2,178,000
15 2,001 1,094 4,004,001 1,196,617 2,188,894
16 2,002 1,103 4,008,004 1,215,506 2,207,205
31,912 15,846 63,648,824 15,818,164 31,612,011

Perhitungan cost indeks dilakukan menggunakan regresi linier dengan metode least
squares. Dari persamaan 19 halaman 760 pada buku Timmerhaus, didapatkan
persamaan yaitu:

Untuk mencari indeks pada tahun 2020, digunakan persamaan least square sebagai
berikut:
∑▒ 〖 (𝑥−𝑥)( 〗
Y = a + b ( x 𝑦 ̅ - −x𝑦 )/∑▒
) (Peter
〖 (𝑥−𝑥) 〗 & Timmerhaus,1991,hal 790)
Dimana,
∑▒
a 〖
= (𝑥−𝑥)(
y 〗 𝑦 ̅−𝑦 )=∑▒ 〖𝑥𝑦 (∑▒ 〖𝑥
∑▒〖𝑦 /𝑛) 〗〗〗
b =

N-1
 b 〖
∑▒ = (𝑥−𝑥) 〗 =∑▒ 〖𝑎𝑥 ^2 −
[(∑▒ 〖𝑥 ^2)/𝑛] 〗〗
(Pers. 20 Peter &
Timmerhaus, 1991)

∑▒𝑥
(Pers.21 Peters &
Timmerhaus,1991)
∑▒𝑥
^2 Tabel F.1 didapatkan:
Dari

∑▒ 〖 (𝑥 ̅ 31912
= 31912 = (Σ x/n) = ( )
〗−𝑥 ) 16
= 1994.5
∑▒𝑦

∑▒𝑥𝑦
= 63648824

31912 2
=
∑▒ 〖 (𝑥−𝑥)(𝑦 ̅
63648824 - ( )
16
−𝑦 〗 )
= 340

= 15846.4
∑▒ 〖 (𝑦/𝑛)
〗
= 31612010.5
∑▒(𝑥−𝑥)
(𝑦 ̅−𝑦)
505690316.8
= 31612010.5 - ( )
16
= 6365.7
Maka Didapatkan nilai:

a = y = = 990.4

b =
Σ(x-x)
= 6365.7
340
= 18.7226
Sehingga:
y = 990.4 + 18.72 ( x - 1994.5 )

N-2
 = 18.7226 x + - 36351.9196

Dimana :
y = harga indeks
x = tahun

indeks harga pada tahun 2019 adalah

y = 18.7226 x 2019 + - 36351.9196
= 1449.10

Sehingga indeks harga pada tahun 2020 adalah

y = 18.7226 x 2020 + - 36351.9196
= 1467.83

lx
Cx = Cy x
ly
Dimana:
Cx = Harga alat pada tahun x (Ulrich pers 5-11,hal)
Cy = Harga alat pada tahun y
Ix = Indeks pada tahun x
Iy = Indeks pada tahun y

Contoh Perhitungan:
Misal, pada tangki penyimpanan metanol
Dik : Harga alat 2019 = $110,700
Indeks tahun 2019 = 1449.1049
Indeks tahun 2020 = 1467.8275
Maka :
1467.8275
Harga alat pada tahun 2020 = $ 110,700 x
1449.1049
= $112,130
Harga alat yang lain dapat dilihat pada tabel harga alat.
Data diperoleh dari matche.com dan madeinchina.com

Tabel N.2 Harga Peralatan Proses

Harga Satuan Total Harga
No Kode Nama Alat Jumlah
(Rp) (Rp)
1 C-112 Magnetic Stirrer 6 100,000.00 600,000.00

N-3
 2 C-111 Neraca Analitik 1 1,200,000.00 1,200,000.00
3 C-111 Magnet 10 300.00 3,000.00
4 C-120 A/B/C Beaker Glass 50 ml 10 48,000.00 480,000.00
5 A/B/C Spatula 3 5,400.00 16,200.00
Nebulaizer
6 F-122 A/B 2 500,000.00 1,000,000.00
Kompor
7 F-177B 2 500,000.00 1,000,000.00
Tungku 1 set
8 F-177A 2 260,000.00 520,000.00
Selang
9 F-177C 4 3,000.00 12,000.00
Tabung gas
10 F-177D 3 150,000.00 450,000.00
11 G-314 Storage kaca 5 50,000.00 250,000.00
Jumlah 48 2,816,700.00 5,531,200.00

Sehinga total harga peralatan proses = Rp 5,531,200

2. Perhitungan Harga Peralatan Utilitas

Berdasarkan Tabel 6.1 (Coulson, hal. 251), didapat harga peralatan utilitas yaitu
45% dari total harga peralatan proses, yaitu:
Harga peralatan utilitas = 45% x Rp 5,531,200.00
= Rp 2,489,040

Total biaya peralatan proses dan utilitas/ Equipment Cost (EC):

EC = Rp 5,531,200.00 + $5,531,200.0000
= Rp 11,062,400.00

N.2. Capital Investment

N.2.1 Fixed Capital Investment
1. Direct Cost
a. Purchased Equipment cost
Tabel N.3 Total Purchased Equipment cost (PEC)
Purchased Equipment cost Biaya
Harga alat/Equipment Cost (EC) Rp 11,062,400.00

N-4
 Biaya Pengangkutan sampai pelabuhan (15%EC) -
Asuransi pengangkutan (1% EC) -
Provinsi bank (0,2-0,5% EC, diambil 0,2% EC) -
EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) (1% EC) -
Pajak Bea Masuk Barang (20% EC) -
Total Rp 11,062,400.00

b. Biaya Pemasangan Instalasi

Biaya instalasi sebesar 25-55% dari PEC (Timmerhaus,1991 hal: 172), sehingga
ditentukan besar biaya instalasi adalah 25% dari PEC.
Biaya Instalasi = 25% x PEC
= 25% x Rp11,062,400
= Rp2,765,600

c. Biaya Instrumentasi dan kontrol

Biaya Instrumentasi dan kontrol yaitu sebesar 26% dari PEC
Biaya instrumentasi = 0% x PEC
= 0% x Rp11,062,400
= Rp0

d. Biaya Pemipaan
Pada Tabel 8 Timmerhaus hal.173 (1991), biaya pemipaan pada proses
solid-fluid sebesar 31%.
Biaya Pemipaan = 0% x PEC
= 0% x Rp11,062,400
= Rp0

e. Biaya Bangunan
Pada Tabel 10 Timmerhaus hal.175 (1991), besar biaya bangunan yaitu 7% dari
PEC.
Biaya Bangunan = 7% x PEC
= 7% x Rp11,062,400
= Rp774,368

f. Biaya Pengembangan Lahan

Biaya pengembangan lahan sebesar 10-20% dari PEC (Timmerhaus,1991 hal:

175), sehingga ditentukan besar biaya pengembangan lahan adalah 10% dari PEC.

N-5
 Biaya Pengembangan Lahan = 10% x PEC
= 10% x Rp11,062,400
= Rp1,106,240

g. Biaya Perawatan Fasilitas

Biaya pengembangan lahan sebesar 30-80% dari PEC (Timmerhaus,1991 hal:

175), sehingga ditentukan besar biaya pengembangan lahan adalah 30% dari PEC.

Biaya Perawatan Fasilitas = 30% x PEC

= 30% x Rp11,062,400
= Rp3,318,720

h. Biaya Lahan

Biaya pengembangan lahan sebesar 4-8% dari PEC (Timmerhaus,1991 hal: 176),
sehingga ditentukan besar biaya pengembangan lahan adalah 4% dari PEC.

Biaya Bangunan = 4% x PEC

= 4% x Rp11,062,400
= Rp442,496
Maka, Total Direct Cost yaitu:
Tabel N.4 Total Direct Cost (DC)
Direct Cost Biaya
PEC Rp 11,062,400
Biaya Instalasi Rp 2,765,600
Biaya Instrumentasi dan Kontrol Rp -
Biaya Pemipaan Rp -
Biaya Bangunan Rp 774,368
Biaya Pengembangan Lahan Rp 1,106,240
Biaya Perawatan Fasilitas Rp 3,318,720
Biaya Lahan Rp 442,496
Total Rp 19,469,824

2. Indirect Cost
a. Biaya Engineering and Supervision
Besar biaya Engineering and Supervision adalah 30% dari DC (Timmerhaus,1991
hal: 177).
Biaya Engineering and Supervision = 30% x Rp 19,469,824
= Rp 5,840,947

N-6
b. Biaya Legal Expenses
Besar biaya Biaya Legal Expenses adalah 3% dari FCI.
Besar biaya Biaya Legal Expenses = 3% x FCI

c. Biaya Construction Expenses

Besar biaya Construction Expenses adalah 8% dari FCI.
Biaya Construction Expenses = 8% x FCI

d.. Biaya Contractor's Fee

Besar biaya Contractor's Fee adalah 2-8% dari DC (Timmerhaus,1991 hal: 178).
Sehingga ditentukan besar biaya adalah 2% dari DC.
Biaya Contractor's Fee = 0% x Rp 19,469,824
= Rp -
e. Biaya Contingencies
Besar biaya Contingencies adalah 5-15% dari FCI (Timmerhaus,1991 hal: 178).
Sehingga ditentukan besar biaya adalah 5% dari FCI.
Biaya Contingencies = 5% x FCI

Maka Total Indirect Cost (IC):

Tabel N.5 Total Indirect Cost (IC)
Indirect Cost Biaya
Biaya Engineering and Supervision Rp 5,840,947
Biaya Legal Expenses 3% FCI
Biaya Contruction Expenses 8% FCI
Biaya Contractor's Fee Rp -
Biaya Contingencies 5% FCI
Total Rp 5,840,947 + 16% FCI

Sehingga, Total Fixed Capital Investment (FCI) adalah:

FCI = Direct Cost + Indirect Cost
= Rp 19,469,824 + Rp 5,840,947 + 16% FCI
= Rp25,310,771 + 16% FCI
( 1 - 16% ) FCI = Rp 25,310,771
0.84 FCI = Rp 25,310,771
FCI = Rp 30,131,870

N-7
Maka, Total Indirect Cost (IC) yaitu:
Tabel N.6 Total Indirect Cost (IC)
Indirect Cost Biaya
Biaya Engineering and Supervision Rp 5,840,947
Biaya Legal Expenses Rp 903,956
Biaya Contruction Expenses Rp 2,410,550
Biaya Contractor's Fee Rp -
Biaya Contingencies Rp 4,519,781
Total Rp 13,675,234

N.2.2 Total Capital Investment (TCI)

TCI = FCI + WCI
= Rp 30,131,870 + 10% TCI
( 1- 10% ) TCI = Rp 30,131,870
0.90 TCI = Rp 30,131,870
TCI = Rp 33,479,856

N.2.3 Working Capital Investment (WCI)

Nilai working capital investment yaitu sebesar 10-20% dari TCI (Timmerhaus, 1991
hal.210). Sehinngga ditentukan nilai Working Capital Investment sebesar 10%.
WCI = 10% x TCI
= 10% x Rp 33,479,856
= Rp 3,347,986

N.3 Total Production Cost (TPC)

N.3.1 Manufacturing Cost (MC)
1. Direct Manufacturing Cost (DMC)
a. Bahan Baku
Tabel N.7 Biaya Bahan Baku Proses
Kebutuhan Harga
No Komponen Harga Total (Rp)
(per hari) (Rp)
1 Kaca Preparat 14 Rp 350 Rp 4,900
2 SnCl (gr) 27 Rp 5,200 Rp 139,152
3 Ethanol (ml) 480 Rp 30 Rp 14,400
4 ABF (gr) 3 Rp 39 Rp 108

N-8
 TOTAL Rp 158,560

Asumsi 1 tahun produksi = 300 Hari

Biaya Produksi selama 1 tahun = Rp 47,567,892.00

b. Gaji Karyawan
Tabel N.8 Gaji Karyawan
Jabatan Jumlah Gaji Total Gaji
Karyawan 1 Rp 4,276,780 Rp 4,276,780
Karyawan 1 Rp 3,865,264 Rp 3,865,264
Karyawan Magang 1 Rp 3,618,355 Rp 3,618,355
Total 3 Rp 11,760,399
Jumlah Gaji pertahun Rp 141,124,789

c. Biaya Operational

Besar biaya operasional adalah 30% dari biaya bahan baku

Biaya Supervisory and Clerical Labor = 30% x Rp 47,567,892

= Rp 14,270,368
d. Biaya Utilitas
Besar biaya Utilitas adalah 10-20% dari TPC (Timmerhaus,1991 hal 203).
Sehingga ditentukan besarnya biaya utilitas adalah sebesar 10% dari TPC.
Biaya Utilitas = 10% x TPC

e. Biaya Maintenance and Repairs

Besar biaya Maintenance and Repairs adalah 6% dari FCI (Timmerhaus,1991
hal 203).
Biaya Maintenance and Repairs = 0% x FCI
= 0% x Rp 30,131,870
= Rp -

f. Biaya Operating Supplies

Besar biaya Operating Supplies adalah 15% dari biaya Maintenance and
Repairs (Timmerhaus,1991 hal 204).
Biaya Operating Supplies = 0% x ( 0% x FCI )
= 0% x Rp -
= Rp -

N-9
 g. Biaya Laboratory Charges
Besar biaya Laboratory Charges adalah 10-20% dari biaya operasi
(Timmerhaus,1991 hal 204).
Biaya Laboratory Charges = 0% x Rp 141,124,789
= Rp -

h. Biaya Patent and Royalties

Besar biaya Patent and Royalties adalah 0-6% dari TPC (Timmerhaus, 1991
hal 204). Sehingga ditentukan besarnya biaya Patent and Royalties adalah 0%
dari TPC.
Biaya Patent and Royalties = 0% x TPC

Maka, biaya Direct Manufacturing Cost (DMC)adalah

Tabel N.9 Direct Manufacturing Cost (DMC)
Direct Manufacturing Cost (DMC) Biaya
Biaya Bahan Baku Rp 158,560
Gaji Karyawan Rp 141,124,789
Biaya Direct Supervisory and Clerical Labor Rp 14,270,368
Tabel N.9 Direct Manufacturing Cost /DMC (Lanjutan)
Biaya Utilitas 0% TPC
Biaya Maintenance and Repairs Rp -
Biaya Operating Supplies Rp -
Biaya Laboratory Charges Rp -
Biaya Patent and Royalties 0% TPC
Total Rp 155,553,716 + 0% TPC

2. Fixed charges/ Fixed Manufacturing Cost (FMC)

a. Depresiasi
Besar biaya depresiasi adalah 10% dari FCI (Timmerhaus,1991 hal 205).
Biaya Depresiasi = 0% x FCI
= 0% x Rp 30,131,870
= -
\
b. Local Taxes
Besar biaya Local Taxes adalah 2-4% dari FCI (Timmerhaus,1991 hal 205).
Sehingga besar local taxes adalah 2% dari FCI.
Biaya Local Taxes = 0% x FCI

N-10
 = 0% x Rp 30,131,870
= Rp -

c. Insurance
Besar biaya insurance adalah 1% dari FCI (Timmerhaus,1991 hal 205).
Biaya Insurance = 0% x FCI
= 0% x Rp 30,131,870
= Rp -
Maka, biaya Fixed Manufacturing Cost (FMC) adalah
Tabel N.10 Fixed Manufacturing Cost (FMC)
Fixed Manufacturing Cost (FMC) Biaya
Biaya Depresiasi Rp -
Biaya Local Taxes Rp -
Biaya Insurance Rp -
Total Rp -

3 Plant Overhead Costs (POC)

Besar biaya Plant Overhead Cost (POC) adalah sebesar 50-70% dari total biaya
operating labor, supervision, dan maintenance (Timmerhaus, 1991 hal.206).
Sehingga ditentukkan besarnya biaya plant overhead cost adalah 50%.

Biaya = 0% x (Gaji karyawan + supervision+maintenance and repairs)

= -

Maka, Total Manufacturing Cost (MC)adalah

Tabel N.11 Total Manufacturing Cost (MC)
Manufacturing Cost (MC) Biaya
Direct Manufacturing Cost (DMC) Rp 155,553,716 0% TPC
Fixed Manufacturing Cost (FMC) Rp -
Plant Overhead Costs (POC) Rp -
Total Rp 155,553,716 0% TPC

N.3.2 General Expenses (GE)

1. Biaya Administrasi
Besar biaya administrasi = 0% x (Gaji karyawan+supervisi+Pemeliharaan)

N-11
 = -

2. Biaya Distribusi dan Pemasaran

Besar biaya distribusi dan pemasaran adalah sebesar 2-20% TPC (Timmerhaus,
1991 hal.207). Sehingga ditentukkan besarnya biaya plant overhead costs
adalah 10%.
Biaya distribusi dan pemasaran = 0% x TPC
= 0 TPC

3. Biaya Riset dan Pengembangan

Besar biaya distribusi dan pemasaran adalah sebesar 5% TPC (Timmerhaus,
1991 hal.207).
Biaya distribusi dan pemasaran = 0% x TPC
= 0.05 TPC

Maka, Total General Expenses (GE) adalah

Tabel N.12 Total General Expenses (GE)
General Expenses (GE) Biaya
Biaya administrasi 0
Biaya distribusi dan pemasaran 0 TPC
Biaya riset dan pengembangan 0.05 TPC
Total Rp - 0.05 TPC

Sehingga, Total Production Cost (TPC) yaitu:

Tabel N.13 Total Production Cost (TPC)

Total Production Cost (TPC) Biaya
Manufacturing Cost (MC) 155,553,716 0 TPC
General Expenses (GE) 0 0.05 TPC
Total Rp 155,553,716 0.05 TPC

TPC = Rp 155,553,716 + 0.05 TPC

(1-0,25) TPC = Rp 155,553,716
0.95 TPC = Rp 155,553,716
TPC = Rp 163,740,754

Sehingga, Direct Manufacturing Cost (DMC) yaitu:

Tabel N.14 Direct Manufacturing Cost (DMC)

N-12
 Direct Manufacturing Cost (DMC) Biaya
Biaya Bahan Baku Rp 47,567,892
Biaya Operational Labor Rp -
Biaya Operational Rp 14,270,368
Biaya Utilitas Rp -
Biaya Maintenance and Repairs Rp -
Biaya Operating Supplies Rp -
Biaya Laboratory Charges Rp -
Biaya Patent and Royalties Rp -
Total Rp 61,838,260

Total Manufacturing Cost

Tabel N.15 Total Manufacturing Cost (MC)
Manufacturing Cost (MC) Biaya
Direct Manufacturing Cost (DMC) Rp 61,838,260
Fixed Manufacturing Cost (FMC) Rp -
Plant Overhead Cost (POC) Rp -
Total Rp 61,838,260

Kapasitas Produksi = 4200 pcs

harga per pcs = Rp 14,723.40
Total General Expenses (GE)
Tabel E.16 Total General Expenses (GE)
General Expenses (GE) Biaya
Biaya administrasi Rp -
Biaya distribusi dan pemasaran Rp -
Biaya riset dan pengembangan Rp -
Total Rp -

E.3.3 Analisa Kelayakan (Profitability Analysis)

1. Penjualan Produk (Sales Price)
a. Fluorine Tin Oxide
Kapasitas per tahun = 4,200 pcs/tahun
Harga FTO = Rp 80,000.00
Harga penjualan per tahun = Rp 336,000,000.00
= Rp 336,000,000

N-13
2. Keuntungan
Sales Price (S) = Rp 336,000,000
Total Production Cost (TPC) = Rp 163,740,754
Keuntungan sebelum pajak (Pb) = Rp 172,259,246
Pajak (25% dari keuntungan) = Rp 43,064,812
Keuntungan setelah pajak (Pa) = Rp 129,194,435

E.4 Analisa Ekonomi Metode Linear

a. Percent Profit on Sales (POS)
1. POS sebelum pajak, POSb
POSb = Pb (Peter & Timmerhaus, 2003)
x 100 %
S
= Rp 172,259,246
x 100 %
Rp 336,000,000
= 0.51 %

2. POS setelah pajak, POSa

POSa = Pa (Peter & Timmerhaus, 2003)
x 100 %
S
= Rp 129,194,435
x 100 %
Rp 336,000,000
= 38.45 %

b. Return Of Investment (ROI)

1. ROI sebelum pajak, ROIb
ROIb = Pb (Kusnarjo, 2010)
x 100 %
FCI
= Rp 172,259,246
x 100 %
Rp 30,131,870
= 571.68 %
2. ROI setelah pajak, ROIa
ROIa = Pa (Kusnarjo, 2010)
x 100 %
FCI
= Rp 129,194,435
x 100 %
Rp 30,131,870
= 428.76 %

N-14
c. Pay Out Time (POT)
1. POT sebelum pajak, POTb
POTb FCI (Peter & Timmerhaus
=
Pb + 0.1 FCI hal.309, 1991)
Rp 30,131,870
=
Rp 172,259,246 + ( 0.1 x Rp30,131,870 )
= 0.17 tahun

2. POT setelah pajak, POTa

POTa = FCI (Peter & Timmerhaus
Pa + 0.1 FCI hal.309, 1991)
Rp 30,131,870
=
Rp 129,194,435 + ( 0.1 x Rp30,131,870 )
= 0.23 tahun

d. Break Even Point (BEP)

BEP = FC + ( 0.3 SVC )
x 100 %
S - SVC - ( 0.7 VC )

e. Fixed Cost (FC)/ Fixed Manufacturing Cost (FMC)

1. Depresiasi Rp -
2. Biaya Pajak Lokal Rp -
3. Asuransi Rp -
Total Rp -

f. Regulated Cost (RC)/Semi Variabel Cost (SVC)

1. Upah Pekerja Operasi Rp -
2. Plant Overhead Cost Rp -
3. Direct Supervisory Rp 14,270,368
4. Laboratorium Rp -
5. General Expenses Rp -
6 Maintenance Rp -
7. Operating Suplies Rp -
Total Rp 14,270,368

N-15
 g. Variable Cost (VC)
1. Bahan Baku Rp 47,567,892
2. Utilitas Rp -
Total Rp 47,567,892
Sehingga, nilai BEP adalah:
BEP = FC + ( 0.3 SVC ) (Kusnarjo, 2010)
x 100 %
S - VC - ( 0.7 SVC )
= Rp0 + ( Rp 4,281,110 )
x 100 %
Rp 288,432,108 - ( Rp 9,989,257 )
= 1.54 %
Titik BEP terjadi pada kapasitas produksi= 0.0154 x 4,200 ton/tahun
= 64.58 pcs/tahun

h. Shut Down Point (SDP)

SDP = 0,3 SVC (Kusnarjo, 2010)
x 100 %
S- VC-0,7 SVC
= Rp 4,281,110
x 100 %
Rp 278,442,851
= 1.54 %

E.5 Arus Kas (Cash Flow)

a. Dasar Perhitungan
1. Modal
a. 60% merupakan modal sendiri
b. 40% merupakan modal bank
2. Bunga Pinjaman Bank 9.98% per tahun(bri.co.id)
3. Pengembalian pinjaman 10 tahun sebesar
4. Kapasitas Produksi
Tahun ke - I = 60 %
Tahun ke - II = 80 %
Tahun ke-III dan seterusnya = 100 %
5. Pajak pendapatan = 0.25 (UU No.36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 2a)
6. Umur pabrik diperkirakan 10 tahun dengan depresiasi
7. Masa Konstruksi 2 tahun
Tahun pertama menggunakan 50% modal sendiri dan 50% pinjaman.
Tahun kedua menggunakan sisa modal pinjaman dan modal sendiri
8. Pembayaran modal pinjaman selama konstruksi dilakukan secara diskrit dengan
cara sebagai berikut:

N-16
 a. Pada awal masa konstruksi (awal tahun ke (-2) dilakukan pembayaran
sebesar 50% dari modal pinjaman untuk keperluan pembelian tanah dan
uang muka.
b. Pada akhir tahun kedua masa konstruksi tahun (-1) dibayarkan sisa modal
pinjaman.
9. Laju inflasi = 3.00% (Sumber: bi.go.id pada Nopember 2019)
10. Bunga Deposito Bank= 5.25%

b. Investasi
Kebutuhan in:vestasi dipenuhi dengan cara model sendiri dan modal pinjaman
dari Bank, dengan ketentuan sebagai berikut:
Modal sendiri = 60% x FCI
= 60% x Rp 30,131,870
= Rp 18,079,122

Modal pinjaman = 40% x FCI

= 40% x Rp 30,131,870
= Rp 12,052,748
Dari data-data tersebut dapat dibuat tabel cash flow seperti yang terlihat pada tabel
F.18 cash flow dan didapatkan:
1. Bagian pertama: menurut tahun pengembangan 2 tahun dan umur operasi
pabrik yang diperkirakan 10 tahun dengan kapasitas produksi Bioetanol 17.400
ton/tahun.
2. Bagian kedua : memuat modal investasi yang terdiri dari kolom-kolom = modal
sendiri, inflasi dan jumlah modal sendiri, modal pinjaman , bunga dan jumlah
pinjaman saat pabrik siap dioperasi.
3. Bagian ketiga: memuat sisa pinjaman, bunga pinjaman, total penjualan, biaya
operasi yang terdiri dari = depresiasi, bunga fixed chargers, variable cost, dan
semi variable
4. Bagian keempat: memuat cash flowyang terdiri dari = laba kotor, pajak, laba
bersih, cash flow, dan net cash flow.

c. Internal Rate of Return (IRR)

Untuk menentukkan nilai IRR harus digambarkan jumlah pendapatan dan

pengeluaran dari tahun ke tahun yang disebut cash flow. Untuk menentukkan
Discounted Cash Flow (P) dapat menggunakan persamaan berikut ini:

1
P = x CF

N-17
 P = x CF
( 1+ i ) n

Dimana:
i = Rate of return
n' = Tahun pada saat cash flow dihitung

Pada saat ratio = 1, yang artinya total dari Discounted Cash Flow sama dengan
Fixed Capital Investment maka nilai i disebut dengan nilai IRR. Nilai IRR
kemudian harus lebih besar dari deposito bunga Bank agar pabrik tersebut
dapat dikatakan layak untuk didirikan.

Tabel N.17 Cash Flow

Investasi
Tahun Kapasitas
Ke- Pabrik (%) Modal Sendiri
Pengeluaran Inflasi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
-2 - Rp9,039,561 0 Rp 9,039,561
-1 - Rp9,039,561 Rp 271,187 Rp 9,310,748
0 - Rp0 Rp 550,509 Rp 550,509
1 60 - - -
2 80 - - -
3 100 - - -
4 100 - - -
5 100 - - -
6 100 - - -
7 100 - - -
8 100 - - -
9 100 - - -
10 100 - - -

Tabel N.17 Cash Flow (lanjutan)

Investasi
Tahun Kapasitas
Ke- Pabrik (%) Modal Pinjaman
Pengeluaran bunga Jumlah
(1) (2) (6) (7) (8)
-2 - Rp6,026,374 0 Rp 6,026,374
-1 - Rp6,026,374 Rp 601,432 Rp 6,627,806
0 - 0 Rp 1,262,887 Rp 1,262,887
1 60 - - -

N-18
 2 80 - - -
3 100 - - -
4 100 - - -
5 100 - - -
6 100 - - -
7 100 - - -
8 100 - - -
9 100 - - -
10 100 - - -

Tabel N.17 Cash Flow (lanjutan)

Investasi
Tahun Kapasitas
Ke- Pabrik (%) Jumlah Modal sampai Pabrik Beroperasi
Modal Sendiri Modal Pinjaman Total
(1) (2) (9) (10) (11)
-2 - 0 0 0
-1 - 0 0 0
0 - Rp18,900,818 Rp 13,917,068 32,817,886
1 60 - - -
2 80 - - -
3 100 - - -
4 100 - - -
5 100 - - -
6 100 - - -
7 100 - - -
8 100 - - -
9 100 - - -
10 100 - - -

Tabel N.17 Cash Flow (lanjutan)

Tahun Kapasitas Pengembalian
Sisa Pinjaman Total Penjualan
Ke- Pabrik (%) Pinjaman
(1) (2) (12) (13) (14)
-1 - - - -
-2 - - - -
0 - Rp13,917,068 - 0

N-19
 1 60 Rp12,525,361 Rp 1,391,707 201,600,000
2 80 Rp11,133,654 Rp 1,391,707 268,800,000
3 100 Rp9,741,947 Rp 1,391,707 336,000,000
4 100 Rp8,350,241 Rp 1,391,707 336,000,000
5 100 Rp6,958,534 Rp 1,391,707 336,000,000
6 100 Rp5,566,827 Rp 1,391,707 336,000,000
7 100 Rp4,175,120 Rp 1,391,707 336,000,000
8 100 Rp2,783,414 Rp 1,391,707 336,000,000
9 100 Rp1,391,707 Rp 1,391,707 336,000,000
10 100 0 Rp 1,391,707 336,000,000

Tabel N.17 Cash Flow (lanjutan)

Production cost
Tahun Kapasitas
Ke- Pabrik (%) Grafik
Depressiasi Analisa Ekonomi
Bunga Fixed Cost

(1) (2) 0.07 (15) (16) (17)

1 x 10^9 Rupiah/Tahun

-1 - 0.06 - - -
-2 - 0.05 - - - FC
0 - 0.04 - - - VC
1 60 0.03 Rp0 Rp 1,250,031 Rp TC
1,388,923
2 80
0.02 Rp0 Rp 1,111,139 Rp S
1,250,031
3 0.01 Rp 972,246 Rp
100 Rp0 1,111,139
4 0
100 0 20 30 40Rp 50 60 833,354
10 Rp0 70 80 Rp
90 100 972,246
5 100 Rp0 Rp 694,462 Rp 833,354
Kapasitas Produksi/Tahun
6 100 Rp0 Rp 555,569 Rp 694,462
7 100 Rp0 Rp 416,677 Rp 555,569
8 100 Rp0Cummulative
Rp Cash flowRp
277,785 416,677
9 100 Rp0
Rp70,000,000,000.00 Rp 138,892 Rp 277,785
Cummulative Cash Flow

10 100 Rp0 0 Rp 138,892

Rp60,000,000,000.00
Rp50,000,000,000.00
Tabel N.17 Cash Flow (lanjutan)
Rp40,000,000,000.00 Production cost
Tahun Kapasitas
Ke- Pabrik (%) Rp30,000,000,000.00
Variable Cost Semi Variable Cost Total

(1) (2) Rp20,000,000,000.00

(18) (19) (20)
0 2 4 6 8 10 12
-1 - - - -
-2 Umur Pabrik
- (Tahun)
- - -
0 - - - -
Profit After Tax
-Rp700,000,000.00
0 2 4 6 8 10 12
it After Tax

-Rp750,000,000.00 N-20

-Rp800,000,000.00
 1
Profit After Tax
60 Rp 28,540,735 Rp 8,562,221 Rp 38,491,879
2 80 -Rp700,000,000.00
Rp38,054,314 Rp 11,416,294 Rp 50,720,639
0 2 4 6 8 10 12

Profit After Tax

3 100 Rp47,567,892 Rp
-Rp750,000,000.00 14,270,368 Rp 62,949,398
4 100 Rp47,567,892 Rp 14,270,368 Rp 62,810,506
-Rp800,000,000.00
5 100 Rp47,567,892 Rp 14,270,368 Rp 62,671,614
6 100 -Rp850,000,000.00
Rp47,567,892 Rp 14,270,368 Rp 62,532,721
7 100 Rp47,567,892 Rp 14,270,368 Rp 62,393,829
-Rp900,000,000.00
8 100 Rp47,567,892 Rp 14,270,368 Rp 62,254,937
Umur Pabrik (Tahun)
9 100 Rp47,567,892 Rp 14,270,368 Rp 62,116,044
10 100 Rp47,567,892 Rp 14,270,368 Rp 61,977,152

Tabel N.17 Cash Flow (lanjutan)

laba
Tahun Kapasitas
Ke- Pabrik (%) Kotor Pajak Bersih

(1) (2) (21) (22) (23)

-1 - - - -
-2 - - - -
0 - - - -
1 60 Rp163,108,121 Rp 1,032,621,624 Rp (869,513,503)
2 80 Rp218,079,361 Rp 1,043,615,872 Rp (825,536,511)
3 100 Rp273,050,602 Rp 1,054,610,120 Rp (781,559,519)
4 100 Rp273,189,494 Rp 1,054,637,899 Rp (781,448,405)
5 100 Rp273,328,386 Rp 1,054,665,677 Rp (781,337,291)
6 100 Rp273,467,279 Rp 1,054,693,456 Rp (781,226,177)
7 100 Rp273,606,171 Rp 1,054,721,234 Rp (781,115,063)
8 100 Rp273,745,063 Rp 1,054,749,013 Rp (781,003,949)
9 100 Rp273,883,956 Rp 1,054,776,791 Rp (780,892,835)
10 100 Rp274,022,848 Rp 1,054,804,570 Rp (780,781,722)

Tabel N.17 Cash Flow (lanjutan)

Cash Flow
Tahun Kapasitas
Ke- Pabrik (%) gross net

(1) (2) (24) (25)

-1 - - -
-2 - - -
0 - -

N-21
 1 60 Rp (869,513,503) Rp (870,905,210)
2 80 Rp (825,536,511) Rp (826,928,218)
3 100 Rp (781,559,519) Rp (782,951,225)
4 100 Rp (781,448,405) Rp (782,840,112)
5 100 Rp (781,337,291) Rp (782,728,998)
6 100 Rp (781,226,177) Rp (782,617,884)
7 100 Rp (781,115,063) Rp (782,506,770)
8 100 Rp (781,003,949) Rp (782,395,656)
9 100 Rp (780,892,835) Rp (782,284,542)
10 100 Rp (780,781,722) Rp (782,173,428)

Tabel N.18 Internal Rate of Return (IRR) secara Cash Flow

Discounted Cash Flow
Tahun
Cash Flow
Ke- i= 0.21944582454 i = 0.3

1 (Rp869,513,503) Rp (713,039,879) Rp (668,856,541)

2 (Rp825,536,511) Rp (555,151,175) Rp (488,483,143)
3 (Rp781,559,519) Rp (430,997,274) Rp (355,739,426)
4 (Rp781,448,405) Rp (353,386,753) Rp (273,606,808)
5 (Rp781,337,291) Rp (289,751,703) Rp (210,436,849)
6 (Rp781,226,177) Rp (237,575,538) Rp (161,851,479)
7 (Rp781,115,063) Rp (194,794,834) Rp (124,483,430)
8 (Rp781,003,949) Rp (159,717,735) Rp (95,742,863)
9 (Rp780,892,835) Rp (130,957,037) Rp (73,637,878)
10 (Rp780,781,722) Rp (107,375,334) Rp (56,636,462)
WCI Rp 3,347,986 Rp 3,347,986
Total Rp (3,169,399,277) Rp (2,506,126,894)

Pada ratio = -105.184 , maka dapat dikatakan bahwa nilai trial i adalah nilai IRR.
Dari Tabel 20 didapatkan IRR = 0.21945 atau = 21.94 % per tahun

Dimana pada IRR tersebut Fixed Capital Investment sampai pabrik siap beroperasi,
Karena harga IRR yang diperoleh lebih dari bunga bank 9,98% per tahun, maka dapat
disimpulkan bahwa pabrik layak untuk didirikan.

Tabel N.19 Data untuk Membuat Grafik BEP

Keterangan Nilai 10^9
Sales Prices (S) Rp 336,000,000 0.3360

N-22
Variable Cost (VC) Rp 47,567,892 0.0476
Semi Variable Cost (SVC) Rp 14,270,368 0.0143
Fixed Cost (FC) Rp - 0.0000

Tabel N.19 Data untuk Membuat Grafik BEP (lanjutan) dalam

Keterangan 0 100
Sales Prices (S) 0 0.3360
Fixed Cost (FC) 0.0000 0.0000
Variable Cost (VC) 0.0000 0.0476
Pengeluaran Total (Ca) 0.0043 0.0618
Tota Cost (TC) 0.0043 0.0618

Gambar N.1 Grafik Break Event Point

N-23
 Gambar N.2 Cummulative Cash Flow

Gambar N.3 Profit After Tax

Tabel N.20 Hasil Uji Kelayakan Ekonomi

No Analisa Kelayakan Nilai Batasan Keterangan
1 ROI 571.68% Min. 9,98% Layak
2 POT 0.2 Maks. 5 tahun Layak
3 BEP 1.54% 30 - 60% Layak
4 SDP 1.54%
5 IRR 21.94% Min. 9,98% Layak

N-24
N-25
 8937
UMR 1655000
BPJS 0.54%
Makan 16500
Kendaraan 16500
Gross Net
Komisaris 100% UMR + UMR 15057500 Rp 14,976,190
Dirut 90% UMR + UMR 10920000 Rp 10,861,032
Manager 80% UMR + UMR 7610000 Rp 7,568,906
Kepala Sta 70% UMR + UMR 5955000 Rp 5,922,843
S1 60% UMR + UMR 4300000 Rp 4,276,780
D3 50% UMR + UMR 3886250 Rp 3,865,264
SMA/SMK40% UMR + UMR 3638000 Rp 3,618,355
Kebersihan 3472500 Rp 3,453,749

Rp 129,194,435

N-26
 24344026.0335

10
Rp -

N-27
 ratio

= Rp (97)

rial i adalah nilai IRR.

N-28
###

N-29
N-30
S = 336,000,000 0.336
SVC = 14,270,368 0.0142704 0.0042811
FC = 0 0 0
VC = Rp 47,567,892 0.0475679

No S Ca VC FC Ta
0 0 0.00428111028 0 0 0.0042811
100 0.336 0.0618382596 0.0475679 0 0.0618383

400

350

300

250

200

150

100

50

0
0 1

GRAFIK BEP
FC VC TC S
0 0 0 0.0042811 0 0.07
1 x 10^9 Rupiah/Tahun

100 0 0.047567892 0.0618383 0.0533333 0.06

0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 10 20
K

Tahun ke Cummulative Cash flow

Cummulative Cash flow
Rp70,000,000,000.00
Flow

Rp60,000,000,000.00
 1 -Rp 869,513,503.28 Cummulative Cash flow
2 -Rp 825,536,510.95
Rp70,000,000,000.00
3 -Rp 781,559,518.62

Cummulative Cash Flow

4 -Rp 781,448,404.75 Rp60,000,000,000.00
5 -Rp 781,337,290.88
6 -Rp 781,226,177.02 Rp50,000,000,000.00
7 -Rp 781,115,063.15
Rp40,000,000,000.00
8 -Rp 781,003,949.28
9 -Rp 780,892,835.41 Rp30,000,000,000.00
10 -Rp 780,781,721.55
Rp20,000,000,000.00
0 2 4 6 8
Umur Pabrik (Tahun)

%kapasitasProfit After Tax

0 - Profit After Tax
1 -Rp 869,513,503.28
-Rp720,000,000.00
2 -Rp 825,536,510.95 0 2 4 6
3 -Rp 781,559,518.62
-Rp740,000,000.00
4 -Rp 781,448,404.75 Profit After Tax -Rp760,000,000.00
5 -Rp 781,337,290.88 -Rp780,000,000.00
6 -Rp 781,226,177.02 -Rp800,000,000.00
7 -Rp 781,115,063.15 -Rp820,000,000.00
8 -Rp 781,003,949.28 -Rp840,000,000.00
9 -Rp 780,892,835.41 -Rp860,000,000.00
10 -Rp 780,781,721.55 -Rp880,000,000.00
Umur Pabrik (Tahun)
 400

350

300

250

200 Ca
S
150 VC
FC
100 Ta
BEP
SDP
50

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kapasitas Produksi/ Tahun

Break Even Point

0.07
1 x 10^9 Rupiah/Tahun

0.06
0.05 BEP
FC
0.04 SDP VC
0.03 TC
0.02 S
0.01
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Kapasitas Produksi/Tahun

Cash flow
 Cash flow

4 6 8 10 12
brik (Tahun)

t After Tax

2 4 6 8 10 12

mur Pabrik (Tahun)

Manufacturing Cost (MC)

Kapasitas Produksi = 14 pcs per 1

SnCl2 Mercks

26.76 SnCl2 (gr)

480 Ethanol (ml) Nebulizer 14 pcs Flurine Tin Oxide Glass

2.76 ABF (gr)

kebutuhan harga
no Komponen satuan harga total (per hari)
per hari (Rp)
1 SnCl2 26.76 gr Rp 5,200 Rp 139,152
2 Ethanol 480 ml Rp 30 Rp 14,400
3 Kaca Preparat 14 pcs Rp 350 Rp 4,900
4 ABF 2.76 gr Rp 39 Rp 108
5 Gas LPG 6 kg Rp 5,833 Rp 35,000
Total Rp 193,560

b. Operasional
Biaya operasional meliputi, listrik, dan tenaga kerja. Besar biaya operasional adalah 30% dari biaya bahan
baku
Biaya Operasional = 30% x Rp 193,560
= Rp 58,068

Sehingga, Direct Manufacturing Cost menjadi

Direct Manufacturing Cost Biaya

Biaya Bahan Baku Rp 193,560
Biaya Operasional Rp 58,068
Total Rp 251,628

Maka, harga per pcs menjadi Rp 17,973

 SnCl2 Synthesis

Sn + 2HCl =
m 0.0345409 0.24
hari r 0.0345409 0.03454086
s 0 0.20545914

4.1 Sn (gr)

20 HCl (ml) Reaction

20 SnCl (ml)

40 Ethanol (ml)
Nebulizer
0.46 ABF (gr)

harga total (per hari)

Rp 139,152
Rp 14,400
Rp 4,900 Direct Manufacturing Cost
Rp 108 a. Bahan Baku
Rp 35,000
Rp 193,560 kebutuhan
no Komponen
per hari
1 Sn 4.1
dari biaya bahan 2 HCl 20
3 Ethanol 40
4 Listrik 220.714285714286
5 Tenaga Kerja 0.1
6 Kaca Preparat 14
7 ABF 0.46
8 Gas LPG 3
Total

b. Operasional
Biaya operasional meliputi, listrik, dan tenaga kerja. Besar biaya operasional adal
baku
Biaya Operasional = 30% x
 = Rp 15,644

Sehingga, Direct Manufacturing Cost menjadi

Direct Manufacturing Cost Biaya

Biaya Bahan Baku Rp 52,147
Biaya Operasional Rp 15,644
Total Rp 67,791

Maka, harga per pcs menjadi Rp 4,842

 SnCl2 + H2

0.03454086 0.0345409
0.03454086 0.0345409

20 SnCl2 (ml) 2.0173856 Molar

eaction

14 pcs Fluorine Tin Oxide Glass

bulizer

Kebutuhan Daya Listrik Penggunaan Hot Plate

Kapasitas
Daya max Hot Plate
Temperatur max hot plate
harga harga total (per hari) Temperatur pemakaian
satuan
(Rp) (Rp) Waktu Pemakaian hot plate
gr Rp 1,100 Rp 4,510 Harga Listrik per kWh
ml Rp 560 Rp 11,200
ml Rp 30 Rp 1,200 Kebutuhan daya pada 50 c
watt Rp 1,445 Rp 319 Kebutuhan daya pada 50 c selama 2 hari
hari Rp 125,000 Rp 12,500 Biaya Listrik selama 2 hari
pcs Rp 350 Rp 4,900
gr Rp 39 Rp 18
kg Rp 5,833 Rp 17,500
Rp 52,147

kerja. Besar biaya operasional adalah 30% dari biaya bahan

Rp 52,147
 20 hari
k Penggunaan Hot Plate

400 ml
515 Watt
280 Celcius
50 Celcius
48 Jam
1,444.70 Rupiah

91.96429 Watt
4414.286 Watt
6377.319 Rupiah