Oleh
Oleh
Oleh :
DG. JIKANANG
NIM. C 121 09 575
i
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
SKRIPSI
STUDI KUALITATIF
Diajukan Oleh :
DG JIKANANG
C 121 09 575
Skripsi ini disetujui untuk diajukan pada Dewan penguji skripsi pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 22 Februari 2011
Tempat : Ruangan Rapat Bersama PSIK Unhas
Tim Penguji :
Tim Pembimbing
Metode: Jenis penelitian ini adalah kualitatif, desain penelitian ini dengan pendekatan
fenomenologi, teknik pengambilan sampel Purposive sampling, dengan jumlah informan lima
orang. Instrumen penelitian ini peneliti sendiri dengan memggunakan alat perekam tape recorde.
Hasil: dalam penelitian faktor-faktor penyebab pasien tuberculosis putus obat, ini didapatkan tiga
tema yaitu: 1). Respon pasien yang menjalani pengobatan kembali. 2). Hubungan sosial. 3) Persepsi
pasien yang menjalani pengobatan kembali.
Kesimpulan: dari lima informan semuanya tidak patuh menjalani pengobatan sebelumnya,
sedangkan faktor eksernal terdiri dari dikungan keluarga, petugas kesehatan dan biaya, hubungan
sosial pasien tuberculosis dengan lingkungan sekitar, teman kerja, dan hubungan dengan keluarga,
dua informan mendapatkan perhatian dari keluarga, tiga informan dalam hubungan sosial dengan
keluarga, lingkungan sekitar, dan teman kerja sangat baik dan tidak ada perubahan setelah pasien
menderita penyakit tuberculosis dan persepsi pasien sebelum menjalani pengobatan kembali, tiga
informan mengatakatan bahwa penyakitnya tambah parah, persepsi pasien setelah menjalani kembali
pengobatan yang diunkapkan lima informan menunjukkan persepsi yang adaptif.
Saran: bagi pasien tuberculosis, meningkatkan pengetahuan tentang dampak bagi dirinya jika tidak
patuh minum obat, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan. Bagi pelayanan kesehatan
khususnya perawat lebih meningkatkan lagi pelayanan kesehatan bagi pasien tuberculosis dengan
melalui penyuluhan kesehatan. Bagi penentu kebijakan tetap memprogramkan pengobatan gratis.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dan diperlukan pemahaman
secara mendalam mengenai penelitian kualitatif, baik tekhnik wawancara, maupun dalam
menentukan hasil analisa data dan pebhasan, sehngga penelitian yang dilakukan dapat lebih baik.
Tiada kata yang patut di ucapkan selain syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala limpahan rahmat dan taufik-Nya, sehingga penulis dapat
Berbagai hambatan dan kesulitan saya temui dalam proses penyusunan ini,
namun berkat usaha dan kerja keras serta bimbingan dan arahan dari berbagai pihak
pada akhirnya skripsi ini dapat di selesaikan walaupun masih jauh dari apa yang
diharapkan.
1. Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi, SpB, SpBO, selaku Rektor Universitas
Hasanuddin Makassar.
3. Abd Majid S.Kep,Ns, Sp.KMB Selaku Pembimbing I dan Inchi Kurniaty Kusri,
4. Kurini Kadar, SKp, MN. sebagai penguji I yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan.
5. Meisje Utama, S.Kep, Ns, M.Kes. sebagai penguji II yang telah memberikan
7. Kepala Puskesmas Jongaya beserta Staf yang telah memberikan izin kepada
mengikuti pendidikan.
Makassar.
kesempurnaan, Untuk itu segala saran dan masukan sangat peneliti harapkan,
disamping itu peneliti berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat untuk
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
D. Manfaat Penelitian................................................................... 5
Kualitatif................................................................................... . 35
A. Hasil penelitian………………………………………………… 39
1.Krakteristik informan………………………………………… 39
2.Analisa Tema………………………………………………… 40
3.Interpretasi Data…………………………………………….. 47
B. Keterbatasan Penelitian……………………………………….. 51
A. KESIMPULAN ....................................................................... 52
B. SARAN ................................................................................... 53
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Kesehatan Kotamadya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
menginfeksi sepertiga penduduk dunia, dengan kematian 3 juta orang per tahun
dimana 40% dari penyakit TB paru di dunia, berada di kawasan Asia Tenggara
selain itu 80% penderita adalah mereka dalam usia produktif dan diperkirakan
kardiovaskuler dan penyakit paru lainnya, dan penyebab kematian nomor satu
2008).
dilaksanakan oleh pemerintah sejak Pelita I tahun 1969, bahkan sejak tahun
1980 telah dilaksanakan pemberian obat anti tuberkulosis dalam bentuk paket
sampai akhir Pelita V belum mencapai hasil akhir yang baik (Depkes, 2005).
2005). Efek dari strategi ini secara signifikan berhasil meningkatkan angka
yang cukup lama. Dengan upaya tersebut diharapkan bahwa penularan dapat
Selatan, sampai dengan triwulan IV tahun 2009, Case Detection Rate (CDR)
sebesar 69,55%, Convertion Rate 93%, jumlah pasien BTA (-), rotgen (+)
sebanyak 1548, DO=165 orang, kasus baru sebanyak 6.428 orang, DO=379,
tahun 2010 pada periode yang sama terjadi peningkatan baik jumlah suspek,
2007).
Menurut Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan (2002) dalam
merupakan sasaran utama dalam pengobatan oleh karena itu peran serta
paru, cara pengobatan dan bahaya akibat berobat tidak adekuat, dengan
pemberian obat anti tuberculosis (OAT) selama 6-8 bulan, melihat lamanya
paru terhadap OAT. Kondisi ini menyebabkan pasien harus mengulang kembali
pengobatan OAT dari awal dengan biaya yang lebih mahal yang hasilnya belum
Indonesia, hal ini dikarenakan masih tingginya angka putus obat (drop out),
dikategorikan sebagai pasein default adalah pasien TB paru yang putus obat
selama 2 bulan atau lebih, kemudian dinyatakan masih sakit TB paru dengan
hasil BTA positif, salah satu penyebabnya adalah masalah perilaku penderita.
yang ada menyebutkan jumlah penderita TB paru yang putus obat selama
periode 2009 sampai dengan 2010 adalah sebagai berikut: tahun 2009 sebanyak
8 orang, tahun 2010 sebanyak 8 orang dan penderita TB paru putus obat yang
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN.
TINJAUAN PUSTAKA.
1. Pengertian
tubuh lainya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limpe, melalui
lainnya.
2. Manifestasi klinik
Tuberculosis sering dijuluki the great imitator yaitu suatu penyakit yang
mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala
umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak
1)Batuk
kerusakan jaringan.
b) Batuk darah
c) Sesak napas
d) Nyeri dada
terkena.
pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul
b. Gejala klinis
berikut :
1) Batuk darah
2) Muntah darah
3) Epistaksis
3. Etiologi
Sebagian besar terdiri dari asam lemak. hal inilah yang membuat kuman
lebih tahan terhadap asam dan tahan terhadap perubahan kimia dan fisik.
Sifatnya dapat bertahan hidup pada udara kering maupun dingin (dormant)
yang suatu waktu dapat aktif kembali pada waktu tertentu dalam jaringan
4. Patogenesisi
fase aktif. Setiap kali penderita ini batuk dapat mengeluarkan 3000 droplet
dan dapat tinggal di udara dalam waktu 9 jam lebih lama. Di bawah sinar
matahari langsung basil tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam ruang yang
gelap lembab dapat bertahan sampai beberapa jam. Dua faktor penentu
keberhasilan pemaparan TB paru pada individu baru yakni konsentrasi
droplet nuclei dalam udara dan di samping daya tahan tubuh yang
paru. bila kuman partikel TB paru terhisap orang dewasa maka ia akan
paru oleh karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh
kedaerah paremkin paru dari invasinya. Parah tidaknya penyakit TB paru ini
5. Diagnosa
sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Klinis
lebih dari 2 minggu, adanya darah dalam dahak, dahak semu hijau atau
kuning dengan nanah, nyeri dada disertai sesak pada saat bernapas,
b. Pemeriksaan Radiologis
di paru-paru.
c. Pemeriksaan sputum
6. Epidemologi
tinggal di Asia Tenggara (25%), Cina (22%) sedangkan di Eropa dan lima
mereka yang berusia dibawah 50 tahun namun masih tinggi pada golongan
orang yang lebih tua. Hal ini mencerminkan risiko infeksi masa lalu yang
7. Penatalaksanaan
terdiri dari beberapa obat-obat yang sering digunakan yaitu paduan obat
dengan anjuran dokter dan perawat. Diperlukan waktu 6-9 bulan untuk
dan sebagainya.
rokok dan alkohol agar daya tahan tubuh tetap baik sehingga akan
(Basri, 2006).
8. Pencegahan
tidur.
e. Menjemur kasur, bantal dan tempat tidur penderita terutama pada pagi
hari.
1. Perilaku
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.
Oleh karena itu perilaku ini terjadi melalui adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner
Orang yang memiliki perilaku yang positif terhadap kesehatan, maka besar
manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri,
sakit yang ada pada dirinya serta diluar dirinya maupun secara aktif
2. Pendidikan
perubahan kearah yang lebih dewasa dan lebih baik serta lebih matang pada
(Notoatmodjo, 2005).
yaitu bagaimana reaksi obat dan kepatuhan minum obat karena faktor angka
pertama. Juga karena pengobatan yang berlangsung lama, dan harus kontrol
secara rutin, membuat banyak penderita tuberculosis yang merasa bosan dan
seperti kecacatan dan kematian. Juga bagi anggota keluarga yang lain dan
orang yang berada di sekitar penderita tersebut memiliki risiko tinggi untuk
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmat (2005)
4. Motivasi
Motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri
a. Motivasi Primer
b. Motivasi Sekunder
Motivasi adalah semua hal, verbal, fisik atau psikologi yang membuat
dua:
a. Motif
b. Kebutuhan manusia
Motifasi tumbuh dari adanya sumber yang telah ada dalam diri manusia
motivasi.
a. Karakteristik biografikal.
1) Umur
2) Jenis kelamin,
3) Kepribadian
Bahwa apa yang ingin dilihat seseorang belum tentu sama dengan
c. Sikap
guru, dan teman. Sikap merupakan salah satu faktor yang turut
Hal ini jelas bahwa daerah yang fasilitas kesehatannya tidak memadai, baik
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
mendalam).
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
kata tertulis maupun lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati dan
(Syarifudin, 2009).
manusia yang bervariasi dan berusaha untuk memahami makna dari pengalaman.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian atau obyek yang
akan diteliti (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian ini populasi adalah semua
Makassar.
2. Partisipan
datang disebabkan waktu pengambilan obat belum sampai oleh karena itu
boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti
untuk tujuan tertentu (Hidayat, 2007). Teknik ini adalah penentuan partisipan
dengan menentukan terlebih dahulu kriteria yang akan dimasukkan dalam
berharga bagi penelitian dan sesuai dengan tujuan penelitian (Suryono &
Anggraeni, 2010).
tuli).
Krteria eksklusi:
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi secara mendalam dari informan dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dan informan dengan
pedoman umum, peneliti mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan
mengenai aspek yang harus dibahas dan peneliti menggunakan alat bantu berupa
tape record untuk merekam informasi dari partisipan. Sebelum melakukan wawancara
partisipan.
wawancara peneliti hanya menggunakan waktu 30-45 menit satu partisipan hal ini
dimaksudkan agar informan tidak terlalu lelah sehingga tidak mempengaruhi kondisi
dan jawaban atas pertanyaan penelitian dan mereka dapat juga merencanakan
kegiatannya pada hari itu tanpa terganggu oleh wawancara. Suasana saat wawancara
seperti tatanan lingkungan diatur sedemikian rupa agar informan tidak merasa bosan
meminta persetujuan menjadi partisipan, dan peneliti mulai wawancara. Jika dalam
waktu yang maksimal tersebut data belum semua diperoleh, wawancara dapat
dilakukan sekali lagi atau lebih. Beberapa kali wawancara singkat akan lebih efektif
dibanding hanya satu kali dengan waktu yang panjang (Holloway & Wheeler, 1996
E. Analisa Data
fenomenologi yang dikembangkan oleh Colaizzi (1978). Menurut Coalizzi, analisis data
dilakukan dengan cara editing dimana pneliti membaca seluruh hasil wawancara
sampai habis serta mencari segmen-segmen penuh arti dalam unit-unit. Setelah
pengelopokan dan mengkode sesuai yang digunakan untuk memilih jenis dan
2. Membaca secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang
memiliki nilai yang sama, selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik
dan pernyataan yang bersifat repetive atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga
tersisa hanya horizons artinya tekstural dan unsur atau penyusunan dari fenomena
wawancara yang didapat dari informan tentang pengalaman selama putus obat.
tersebut.
Presentasi proposal
Analisa data
Penyajian Hasil
beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam
tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan
dari berbagai jenis penelitian kreteria tidak sama, penelitian kualitatif bukan uji
1. Credibility
nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Untuk mencapai
atau ingin mengubah atau menambah data yang telah diberikan. Hal ini
2. Transferability
Transferability merupakan kriteria yang digunakan untuk memenuhi
tertentu dapat ditransfer ke subjek lain yang memiliki tipologi yang sama
penelitian ini dapat digunakan pada populasi lain dengan situasi yang sama
3. Dependability
waktu ke waktu dengan menggunakan inquiry audit (Polit & Hungler, 1999
kunci, kategori, tema, dan sub tema (Nurlaela, 2008). Teknik terbaik yang
Anggraeni, 2010).
4. Comfirmability
secara objektif dan netral, dimana ada beberapa orang independen yang
menilai data yang telah dikumpulkan oleh peneliti (Streubert & Carpenter,
dan confirmability data. Pada penelitian ini, prinsip ini tercapai melalui
kesamaan pandangan antara peneliti dengan pembimbing. Kesamaan
setiap partisipan.
H. Etika Penelitian
1. Autonomy
menghormati hak-haknya.
2. Beneficence
4. Justice
adil dan terbuka serta mempunyai hak yang sama. Kerahasiaan informasi
partisipan dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Jumlah informan dalam penelitian ini ada lima orang. Dari lima informan
ada tiga informan laki-laki dan satu informan perempuan. Dari lima
dan satu janda. Bagian ini terdiri dari uraian karakteristik informan dan
PARTISIPAN
KARAKTERISTIK
1 2 3 4 5
UMUR 31 31 73 36 62
JENIS
P L L L L
KELAMIN
SARJANA
PENDIDIKAN SD SMP SMA SMA
MUDA
2. Analisis Tema
menurut Cratee dan Miller 1992, dalam Saryono & Anggreni (2010).
“Posoka”
“Baikmi
perasaanku”
Respon
“Perasaanku pasien
loyo” Perilaku yang
sebelum
“Tidak ada menjalani
perubahan” pengobatan
kembali
“Kayak
allergika”
“Batuk latto-
lattoka”
Psikologis
“Tidak
sembuh”
“Tidak bisa
telat minum
obat”
“Tuhan yang
tauki”
Respon
“Serahkan ke pasien yang
Tuhan” Spritual menjalani
pengobatan
“Allah Maha kembali
segalanya”
“Adikku suruh
ambil obat”
“Orang tua
yang
mengingatkan”
“Datang
sendiri”
“Istri yang
ambil obat”
Tema ini tersusun atas dua sub tema yaitu faktor internal dan
teratur dari keluarga, tidak ada informasi dari petugas kesehatan tentang
efek samping bila obat telat diminum satu hari dan biaya. Sub tema
faktor internal pertama adalah perilaku yaitu tidak patuh. Dari kelima
ini:
Kategori kedua dari sub tema faktor internal adalah psikologis yang
terdiri dari malu dan terbebani. Sub kategori malu, tiga dari lima
Sub kategori biaya dari lima informan tiga mengatakan akan berhenti
minum obat kalau harus dibeli dan dua informan mengatakan akan
berikut:
“Biasa-biasaji”
Dengan lingkungan
“Biasa temanku sekitar
bertanya obat
apami kau
minum”
“Nahindarika”
“Tidak adaji
perubahan” Dengan Keluarga
teman kerja, keluarga, dan terdiri dari tiga Sub kategori tidak berubah dan
“Biasa-biasaj”(I2)
“Biasa temanku bilang “obat apami itu kau minum”(I4)
“Janganmi terlalu repot”(I3)
“Nahindarika”(I1)
“Tidak adaji perubahan”(I5)
c. Persepsi pasien yang menjalani pengobatan kembali
“Baik-baikmi kurasa”
Tema ini tersusun menjadi dua kategori yaitu sebelum minum obat
kembali dan setelah minum obat kembali, yang dikemukakan oleh lima
“Baik-baikmi kurasa”(I1)
“Ada perubahan, sudah teratur berobat 3 bulan, enakmi saya rasa”(I2)
“Sempatka ragu karena lendirku warna coklatki lagi”(I3)
“Sekarang bisamaka baring”(I4)
“Ada perbaikan napsu makan”(I5)
B. Pembahasan
Interpretasi Data
alasan seperti sakit, tidak ada informasi tentang efek samping obat dari
petugas kesehatan. Oleh karena itu pengobatan yang tidak teratur dan
mengulang kembali pengobatan OAT dari awal dengan biaya yang lebih
mahal yang hasilnya belum tentu memuaskan, karena kondisi pasien saat
dari luar. perilaku ini terjadi melalui adanya stimulus terhadap organisme,
dapat saja menjadi pemicu terjadinya kesedihan, namun itupun belum pasti
karena faktor budaya mempengaruhi nilai yang dimiliki oleh individu dan
(Hawari, 2006).
pengobatannya karena sudah merasa lebih baik pada pengobatan dua bulan
pertama. Juga karena pengobatan yang berlangsung lama, dan harus kontrol
secara rutin, membuat banyak penderita tuberculosis yang merasa bosan dan
pendidikan, satu informan hanya sampai kelas tiga sekolah dasar, tiga
informan tamat sekolah menengah atas, dan satu informan diploma III,
akan patuh dalam hal ini kepetuhan dan keteraturan minum bagi pasien
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan di
dahului tanggapan terhadap adanya tujuan tertentu terutama bila kebutuhan
(Notoatmodjo, 2005).
bahwa tidak ada dukungan dari petugas kesehatan, pada analisa data
mengenai efek samping minum obat anti tuberculosis seperti warna urine
dilaksanakan oleh pemerintah sejak Pelita I tahun 1969, bahkan sejak tahun
kesulitan jika suatu waktu nilai yang diyakininya ternyata salah, oleh
Dari hasil analisa data di atas bahwa persepsi pasien sebelum minum
parah.
obyek/stimulus perhatian tadi dibawa ke otak dari otak terjadi adanya kesan
kembali berupa tanggapan atau persepsi atau hasil kerja indra berupa
Pengertian perhatian itu sendiri adalah suatu konsep yang diberikan pada
dalam suatu pengalaman yang kita sadari/kenal dalam suatu waktu tertentu
(Rachmat, 2005).
Kondisi informan dengan kategori yang kedua persepsi pasien
dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan, terutama, jika obat pasien
karena itu persepsi seseorang tidak timbul begitu saja tetapi dapat
C. Keterbatasan penelitian
2. Penelitian ini hanya dilakukan satu tempat saja sehingga sulit untuk
putus obat.
A. Kesimpulan
internal dan ekternal yang meliputi respon psikologis, spiritual dan perilaku
dalam hal kepatuhan berobat. Dari lima informan semuanya tidak patuh
keluarga, lingkungan sekitar, dan teman kerja sangat baik dan tidak ada
Abraham, C. & Shanley, E. (2005). Psikologi sosial untuk perawat, alih bahasa
Leoni Sally M. Jakarta : EGC.
Basri. (2006). Apakah DOTS merupakan Cara Terbaik mengatasi TB?, Kumpulan
Makalah Simposium Peran Dokter Swasta dalam Penerapan Strategi DOST
pada Pemberantasan TB di Indonesia.
Crofton & Fred Miller. (2005). Tuberkulosis Klinis, Jakarta: Widya Medika.
Hasibuan & Winardi. (2005). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.
PENJELASAN PENELITIAN
Kepada Yth.
Saudara Partisipan
Di-
Tempat
Dengan hormat
Nama : Dg Jikanang
Nim : C121 09 575
Alamat :
Sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul:
” Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyebab putus obat pasien
tubeculosis di wilayah kerja puskesmas Jongaya Makassar”
Sehubungan dengan hal diatas saya mohon kesediaan saudara kiranya dapat
berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menjadi partisipan. Penelitian ini
mengunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Berikut ini saya
akan menjelaskan beberapa hal terkait dengan penelitian yang akan saya lakukan :
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor
penyebab putus obat pada pasien tuberculosis.
2. Manfaat penelitian ini secara garis besar adalah meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan khususnya dibidang perawatan pasien tuberculosis yang
putus obat, khususnya peran serta petugas, keluarga dalam memberikan
informasi dan dukungan/motivasi kepada pasien tuberculosis.
3. Partisiapan dalam penelitian ini adalah pasien tuberculosis yang putus obat.
4. Pengambilan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan wawancara
secara mendalam dengan partisipan yang berlangsung selama 30-45 menit untuk
setiap partisipan.
Atas partisipasi dan kebijakannya yang baik saya mengucapkan banyak
terima kasih.
Hormat saya Peneliti
Dg Jikanang
Lampiran
(INFORMED CONCENT)
pernyataan ini dengan suka rela tanpa paksaan dari pihak manapun semoga dapat
dipergunakan seperlunya.
Responden
.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
PEDOMAN WAWANCARA
A. Krakteristik responden
1. Inisial responden :
2. Umur :
3. Agama :
4. Jenis kelamin :
5. Alamat :
6. Pendidkan terakhir :
7. Status perkawinan :
8. Pekerjaan :
9. Tinggal bersama :
B. Pedoman wawancara
obat?
disambut dan dilayani dengan baik oleh petugas yang memberikan saudara
pengobatan?
dan tuntas?
TRANSKIP HASIL WAWANCARA INFORMAN I1
pertemuan Puskesmas Jongaya Makassar, suasana ruangan bersih, dan tertata rapi, s
informan ramah dan kooperatif pada saat wawancara berlangsung. Informan atas
nama Ny. R, umur 31 tahun, agama islam, jenis kelamin perempuan, status
perkawinan pisah, tinggal bersama kakak dan adiknya di rumah orang tuanya,
kedua orang tuanya sudah meninggal, pekerjaan buruh harian seperti membantu
obat?
Inf : Dulu itu bu, tidak kuminumki obatku karena posoka kurasa, nabawa
Inf : Tidak pernaka, pindah berobat, tapi waktunya petugasnya belum diganti
Inf : Sebelumnya bu, tidak ada perubahan kurasakan bahkan tambah posoka,
sekarang kalau malamki tidak banyakmi keringatku.
Inf : Kalau tidak adami gratis dari puskesmas, berhentima makan obat, karena
cuci pakaiannya.
Inf : Sering saya terlambat minum obat, apalagi kalau pergika bantu-bantu
orang mencuci, baru saya sendiriji yang minum obatku tidak ada orang
saudara pengobatan?
Inf : Sekarang petugasnya baikbaik semua, ituji dulu iya, takut-takutki pergi
ambil obat.
Inf : Waktuku pertama berobat tidak pernah dating petugas ke rumah, tapi
penyakit ini, untug adaji adikku yang mengingatkan minum obat, karena
tinggalmaka sama-sama.
SUB SUB
NO TEMA KATEGORI KATA KUNCI I1 I2 I3 I4 I5
TEMA KATEGORI
1 Respon Faktor Perilaku Tidak patuh “Tidak kuminumki x
pasien Internal obatku karena
yang posoka kurasa”
menjalani x
pengobatan ”Tidak teratukar
kembali minum obat
na’baik-baikmi x
kurasa
perasaanku.
x
“Perasaanku loyo,
itu kuberhenti
minum obat” x
“Tidak kuminum
obatku, karena
Psikologis Malu tidak ada x
perubahan”
x
“Minum
ripamfisin, mukaku
merah, kayak x
allergi”
Terbebani “Na’tinggalkanma, x
suamiku”
Spritual Berserah diri x
“Maluka, batu-
batuka latto- x x x
lattoka”
“Sudah berobat di x
RS.”X”dan dr.”X”
Faktor Dukungan Keluarga naitidak sembuh- x
ekternal sembuh”
x
“Tidak bisaki telat
minum obat”
x
“Tuhan yang tauki
”
x
“Semuanya saya
serahkan ke Tuhan x
”
“Adikku selalu x
suruhka pergi
ambilki obatku”
“Orang tuaku
sering x
mengingatkan
untuk datang ambil
obat” x
“Datang sendiri x
Biaya ambil obat”
“Tidak pernah x
petugas datang di
rumah”
x
“Tidak ada
penyampaian, obat
tidak boleh telat x
diminum satu
hari”
2 Dengan x
Hubungan lingkungan Berubah/tidak
sosial sekitar berubah “Na’bilang dokter
“X”sudah
Dengan sembuhmaki” x
teman kerja
Dengan “Bukan saya yang x
keluarga lalai minum”
“Tidak ada x
informasi
mengenai efek x
samping obat”
3 Setelah x
Persepsi minum obat “Kalau tidak
pasien kembali adami gratis dari x
yang pemerintah,
menjalani berhentima makan
pengobatan obat”
kembali x
“Diusahakan
mami yang penting
sembuh” x
“Adami x
na’siapkan
pemerintah gratis
“mubazir”
“Tidak usami
berobat kalau beli
obat”
“Tidak jadi
masalah, adaji
sedikit gaji
pensiunku pakai
beli obat
“Nahindarika”
“Biasa-biasaji”
“Biasa temanku
bilang “obat
apami itu kau
minum”
“Janganmi terlalu
repot”
“Tidak adaji
perubahan”
“Baik-baikmi
kurasa”
“Ada perubahan,
sudah teratur
berobat 3 bulan,
enakmi saya rasa”
“Sempatka ragu
karena lendirku
warna coklatki
lagi”
“Sekarang
bisamaka baring”
“Ada perbaikan
napsu makan”