H P1A0
POST PARTUM DENGAN KOMPLIKASI
REST PLASENTA DI RUANG MERANTI
RSUD JARAGA SASAMEH BUNTOK
SABTU 13 JUNI 2020
OLEH:
KELOMPOK 1
NAMA NIM
CHRISTY SILVIA V.V.R.M. 113063J120013
DIAN PASPONUWU 113063J120018
RESKA VERA PUSPITA 113063J120058
YOPI FERNANDO 113063J120071
LEMBAR PERSETUJUAN
1
Asuhan Keperawatan Ny. H P1A0 Post Partum Dengan Komplikasi Rest Plasenta Di Ruang
Meranti RSUD Jaraga Sasameh Buntok Sabtu 13 Juni 2020
Menyetujui,
KATA PENGANTAR
ii
2
Segala puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala kasih dan sayang-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah kasus seminar
kelompok yang bejudul Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan Ny. H P1A0 Post Partum
Dengan Komplikasi Rest Plasenta Di Ruang Meranti RSUD Jaraga Sasameh Buntok.
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami ingin
1. Bapak Warjiman, S.Kep.Ners.,MSN selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka
Insan Banjarmasin.
2. Ibu Chrisnawati, BSN,MSN selaku Puket I Bidang Kurikulum Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin serta selaku Koordinator Praktik Stase Maternitas
4. Ibu Elsa Susanti, S.Kep., Ners selaku Perceptor Akademik Praktik Stase Maternitas
yang telah memberikan arahan dan masukan dalam pembuatan makalah ini
5. Ibu Imiyati, S.Kep.Ners. selaku Perceptor Klinik yang telah banyak meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini.
6. Seluruh Dosen dan staff pengajar STIKES Suaka Insan Banjarmasin yang telah
7. Keluarga yang tidak pernah berhenti memberikan semangat, motivasi dan doa serta
8.
3
iii
Seluruh teman-teman STIKES Suaka Insan yang memberikan dukungan dan
semangat serta motivasi.Kami menyadari bahwa makalah kasus seminar ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami menerima kritik maupun saran yang membangun dari semua
pihak guna penyempurnaan makalah ini. Semoga hasil dari penulisan makalah ini dapat
membuahkan hasil yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan. Atas perhatiannya,
Penulis
4
DAFTAR ISI
iv
Hal
HALAMAN JUDUL i
.......................................................................................................
LEMBAR ii
PERSETUJUAN .............................................................................................
KATA iii
PENGANTAR ......................................................................................................
DAFTAR v
ISI .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
…………………………………………………………….
B. Manfaat …………………….. 3
…………………………………………….
C. Tujuan 5
……………………………………………………………………..
D. Metode 6
…………………………………………………………………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori …………… 8
………………………………………………..
B. Konsep Asuhan Keperawatan …………………………………………… 18
C. Diagnosa Keperawatan 20
……………………………………………………
BAB III RESUME KEPERAWATAN 26
………………………………………………..
BAB IV PEMBAHASAN 43
A. Pengkajian ………………………………... 41
………………………………
B. Diagnosa Keperawatan 43
……………………………………………………
C. Intervensi 47
Keperawatan……………………………………………………
D. Implementasi 49
……………………………………………………………...
E. Evaluasi 51
5
…………………………………………………………………...
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 53
………………………………………………………………..
B. Saran 54
………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
v
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang baik, diantaranya dari
segi ibu dan anak, adalah merupakan pertimbangan yang penting. Telah hampir satu abad
kita berupaya agar dapat menolong ibu melahirkan dengan baik dan mendapatkan anak
yang sehat. Kita dituntut untuk mampu dan dapat memberikan kontribusi dalam bidang
menurunkan angka kelahiran, kematian ibu dan kematian anak. Kesehatan wanita
merupakan hal yang sangat penting bagi bangsa, kenyataan menunjukan bahwa umur
kualitas kesehatan yang berarti termasuk pula wanita, khususnya untuk kesehatan
6
Masa Nifas merupakan fase yang cukup penting dalam kehidupan manusia,
beberapa wanita pasti mendambakan kehamilan dan kehadiran buah hati yang akan
menciptakan keharmonisan keluarga. Tetapi dalam masa nifas juga merupakan tahap
yang mencemaskan, karena mereka merasakan khawatir jika terjadi gangguan pada masa
nifas. Salah satu gangguan dalam masa nifas tersebut diantaranya adalah pendarahan post
partum. (Yetti Anggraini, 2016). Perdarahan dalam kehamilan dan persalinan terdiri dari
pendarahan ante, intra dan postpartum (pasca persalinan). Perdarahan pasca persalinan
terjadi setelah bayi lahir dengan angka kejadian berkisar antara 5% - 15% dari laporan-
laporan pada negara maju maupun negara berkembang, termasuk didalamnya adalah
Perdarahan karena Rest Plasenta, insidens Perdarahan Pasca Persalinan akibat Rest
Plasenta dilaporkan berkisar 23% - 24%. Penyebabnya antara lain umur ibu, jarak
kelahrian, paritas dan anemia. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60 % kematian
ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi
Organization (WHO) tahun 2012 di Indonesia angka kematian ibu adalah 359/100.000
menyentuh masyarakat. Kematian ibu diperkirakan sekitar 16.500 – 17.500 per tahun
(Manuaba, 2008) dan Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) pada tahun 2012, Indonesia yang masih merupakan negara berkembang dengan
AKI pada tahun 2007 yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2009 kembali
turun menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun tahun 2012 mengalami
peningkatan menunjukan AKI 359 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini menunjukan
Association South East Asian Nation (ASEAN) padahal salah satu target Indonesia untuk
7
AKI dalam Mellenium Development (MDG’s) pada tahun 2015 berkisar 102 per 100.000
kelahiran hidup.
(24,8%), infeksi (14,9%), eklamsia (12,9%), partus tidak maju/distosia (6,9%), abortus
yang tidak aman (12,9%), dan sebab-sebab langsung lainnya (7,9%). Perdarahan
obstetrik yang sampai menyebabkan kematian ibu terdiri atas solusio plasenta (19%),
koagulopati (14%), robekan jalan lahir termasuk ruptura uteri (16%), dan atonia uteri
(15%).
25% Kematian ibu di dunia dan paling banyak disebabkan oleh Perdarahan Pasca
2
Persalinan (PPP). AKI di Bali pada tahun 2011 meningkat drastis. Tahun 2010, AKI di
Bali sebesar 58,10 per 100.000 kelahiran hidup, jumlah itu meningkat drastis pada tahun
2011 menjadi 84, 24 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2011).
Pendarahan Pasca Persalinan (PPP) menurut Rukiyah (2010), adalah Atonia Uteri (50-
60%), Retensio Plasenta (16-17%), Rest Plasenta (23-24%) dan Laserasi Jalan Lahir (4-
semua perdarahan yang terjadi setelah kelahiran bayi, sebelum, selama dan sesudah
keluarnya plasenta serta hilangnya darah lebih dari 500 ml selama 24 jam pertama
Faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap kejadian rest plasenta antara lain
adalah pengeluaran plasenta tidak hati – hati, manajemen aktif kala III yang salah. Selain
itu faktor umur, paritas, dan anemia juga memegang peranan yang besar dalam proses
kehamilan dan persalinan seorang ibu yang member kontribusi terhadap terjadinya rest
8
plasenta. Komplikasi dari rest plasenta adalah syok haemorrage yang disebabkan karena
B. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan informasi bagi
2. Manfaat Praktis
Pasien dan keluarga dapat mengetahui penyebab, tanda gejala, pencegahan dan
Laporan asuhan keperawatan ini dapat digunakan sebagai salah satu contoh hasil
Manfaat bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai referensi bagi
9
e. Bagi Perawat Professional yang bertugas di PelayananKesehatan
hingga evaluasi dengan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya pada pasien
1. Dokter
2. Laboratory Technician
4
Mengetahui pemeriksaan laboratorium yang mendukung dengan teliti dan tepat,
agar hasil pemeriksaanya akurat dan terapi yang diberikan pada pasien tepat.
3. Dietition
Bagi diettion dapat mengatur diet yang sesuai dengan jumlah, jenis nutrisi dan
4. Pharmacist
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
10
Mahasiswa keperawatan mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan
2. Tujuan Khusus
pasca persalinan akibat rest plasenta di ruang Meranti Rumah Sakit Umum
persalinan akibat rest plasenta di ruang Meranti Rumah Sakit Umum Daerah
persalinan akibat rest plasenta di ruang Meranti Rumah Sakit umum Daerah
akibat rest plasenta di ruang Meranti Rumah Sakit Umum Daerah Jaraga Sasameh
Buntok
pasca persalinan akibat rest plasenta di ruang Meranti Rumah Sakit Umum
persalinan akibat rest plasenta di ruang Meranti Rumah Sakit Umum Daerah
D. Metode
Metode yang digunakan penulis dalam laporan asuhan keperawatan ini menggunakan
11
1. Anamnesa
pasien, tehnik anamnesa yang baik hendaknya disertai dengan empati. Empati
mendorong keinginan pasien agar sembuh karena rasa percaya terhadap dokter.
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan fisisk untuk menentukan respon pasien terhadap penyakit atau berfokus
pada respon yang ditimbulkan pasien akibat masalah kesehatan yang sudah di
4. Tinjauan Diagnostik
5. Studi Literatur
12
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal
2,5 cm, berat rata-rata 500 gram. Tali pusat berhubungan denganplasenta biasanya di
tengah (insersio sentralis). Bila hubungan agak pinggir (insersio lateralis). Dan bila
plasenta dan hubungan dengan plasenta melalui janin, jika demikian disebut (insersio
minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uterus, agak ke atas ke
tertekan ke arah korion, amnion hanya menempel saja.Pada umumnya di depan atau di
belakang dinding uterus agak ke atas kearah fundus uteri, plasenta sebenarnya berasal
13
dari sebagian dari janin, di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat
plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena untuk menampung darah
asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin dan pembuangan CO2.
Fungsi Plasenta :
c.
d. Sebagai alat yang memberi zat asam dan mengeluarkan CO2.Sebagai alat
8
pembentuk hormone.
2. Definisi
yang dapat menimbulkan perdarahan post partum dini atau perdarahan post partum
14
lambat yang biasanya terjadi dalam 6 hari sampai 10 hari pasca persalinan,
(Prawirohardjo, 2014).
yang dapat menimbulkan perdarahan post partum dini atau perdarahan post partum
lambat yang biasanya terjadi dalam 6 hari sampai 10 hari pasca persalinan,
(Prawirohardjo, 2014).
3. Selaput yang mengandung pembuluh darah ada yang tertinggal, perdarahan segera.
Gejala yang kadang – kadang timbul uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus
tidak berkurang. Sisa plasenta yang masih tertinggal di dalam uterus dapat
dinding uterus mengakibatkan uterus tidak adekuat sehingga pembuluh darah yang
9
terbuka pada dinding uterus tidak dapat berkontraksi/ terjepit dengan sempurna
(Maritalia, 2017)Etiologi
adalah grande multipara, jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun, persalinan yang
oleh dukun, persalinan dengan tindakan paksa, pengeluaran plasenta tidak hati- hati
(Rukiyah dan Yulianti, 2010). Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomaly dari uterus
atau serviks kelemahan dan tidak efektifitas kontraksi uterus, Kelainan dari plasenta,
misalnya plasenta letak rendah atau plasenta previa, implantasi dari cornu dan adanya
plasenta akreta. Kesalahan manajemen kala tiga persalinan, seperti manipulasi dari
uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan dari plasenta menyebabkan
kontraksi yang tidak ritmik, pemberian uterotonik yang tidak tepat waktunya yang
15
juga dapat menyebabkan serviks kontraksi dan menahan plasenta, serta pemberian
4. Patofisiologi
Menurut (Saifudin, A.B, 2014) setelah bayi dilahirkan, uterus secara spontan
berkontraksi. Kontraksi dan retraksi otot - otot uterus menyelesaikan proses ini pada
menjadi lebih pendek dan lebih tebal. Dengan kontraksi yang berlangsung continue,
miometrium menebal secara progresif, dan kavum uteri mengecil sehingga ukuran
juga mengecil. Pengecilan mendadak uterus ini disertai mengecilnya daerah tempat
yang tidak dapat berkontraksi mulai terlepas dari dinding uterus. Tegangan yang
ditimbulkan menyebabkan lapis dan desidua spongiosa yang longgar memberi jalan,
dan pelepasan plasenta terjadi di tempat itu. Pembuluh darah yang terdapat di uterus
10
berada di antara serat - serat otot miometrium yang saling bersilang. Kontraksi serat -
serat otot ini menekan pembuluh darah dan retaksi otot ini mengakibatkan pembuluh
darah terjepit serta perdarahan berhenti. Pengamatan terhadap persalinan kala tiga
perspektif baru tentang mekanisme kala tiga persalinan. Kala tiga yang normal dapat
a. Fase laten, ditandai oleh menebalnya dinding uterus yang bebas tempat plasenta,
b. Fase kontraksi, ditandai oleh menebalnya dinding uterus tempat plasenta melekat
16
c. Fase pelepasan plasenta, fase dimana plasenta menyempurnakan pemisahannya
dari dinding uterus dan lepas. Tidak ada hematom yang terbentuk antara dinding
plasenta yang pasif dengan otot uterus yang aktif pada tempat melekatnya plasenta,
lapisan spongiosa.
turun, daerah pemisahan tetap tidak berubah dan sejumlah kecil darah terkumpul
e.
f. Lama kala tiga pada persalinan normal ditentukan oleh lamanya fase kontraksi.
Dengan mengguanakan ultrasonografi pada kala tiga, 89% plasenta lepas dalam
waktu satu menit dari tempat implantasinya. Tandatanda pelepasan plasenta adalah
sering ada pancaran darah yang mendadak, uterus menjadi globuler dan
11
konsistensinya menjadi semakin padat, uterus meninggi kearah abdomen karena
plasenta yang telah berjalan turun masuk ke vagina, serta tali pusat yang keluar
lebih panjang. Sesudah plasenta terpisah dari tempat melekatnya maka tekanan
yang diberikan oleh dinding rahim atau atas vagina. Kadang- kadang, plasenta
dapat keluar dari lokasi ini oleh adanya tekanan inter-abdominal. Namun, wanita
yang berbaring dalam posisi terlentang sering tidak dapat mengeluarkan plasenta
17
12
5. Pathway
18
6. Komplikasi Rest Plasenta
13
19
Komplikasi sisa plasenta adalah polip plasenta artinya plasenta masih tumbuh dan dapat
menjadi besar, perdarahan terjadi intermiten sehingga kurang mendapat perhatian, dan dapat
terjadi degenerasi ganas menuju korio karsinoma dengan manifestasi klinisnya. Menurut
b. Infeksi puerperium
a. Umur Usia ibu hamil terlalu muda (35 tahun) mempunyai resiko yang lebih besar
untuk melahirkan bayi kurang sehat. Hal ini dikarenakan pada umur 20 tahun, dari
segi biologis fungsi organ reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan
sempurna untuk menerima keadaan janin dan segi psikis belum matang dalam
menghadapi tuntutan beban moril, mental dan emosional, sedangkan pada umur
diatas 35 tahun dan sering melahirkan, fungsi reproduksi seorang wanita sudah
lebih besar. Perdarahan post partum yang mengakibatkan kematian maternal pada
wanita hamil yang melahirkan pada umur dibawah 20 tahun, dua sampai lima kali
lebih tinggi dari pada perdarahan post partum yang terjadi pada usia 20-29 tahun.
(Wiknjosastro, 2014).
b. Paritas Uterus pada saat persalianan, setelah melahirkan plasenta sukar untuk
dinding uterus akan tetap tebuka. Hal inilah yang dapat menyebabkan
20
14
meningkatkan perdarahan post partum, (Winknjosastro, 2014). Jika kehamilan
“terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak dan terlalu dekat (4 terlalu” dapat
sering dan terlalu dekat menyebabkan intake (masukan) makanan atau gizi
menjadi lebih rendah. Ketika tuntunan dan beban fisik terlalu tinggi
dari tuntunan gizi, juga anak yang telah dilahirkan perlu mendapat perhatian yang
optimal dari kedua orang tuanya sehingga sangat perlu mengatur kapan sebaiknya
c. Status Anemia dalam kehamilan Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga atau kadar
hemoglobin dibawah 10,5 gr% pada trimester dua nilai batas tersebut dan
trimester dua, (Saifuddin, 2014). Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan
yang lazim disebut hidramia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel
pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut plasma 30%, sel
darah 18% dan hemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah
darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan
adanya kehamilan.
8. Manifestasi Klinis
21
Gejala klinis rest plasenta adalah terdapat subinvolusi uteri, terjadi perdarahan sedikit yang
berkepanjangan, dapat juga terjadi perdarahan banyak mendadak setelah berhenti beberapa
melihat adanya trombositopenia, serta jumlah leukosit, pada keadaan yang disertai
dengan infeksi
dan activated Partial Tromboplastin Time ( aPTT ) atau yang sederhana dengan
c. Pemeriksaan USG
Pada pemeriksaan USG akan terlihat adanya sisa plasenta (stoll cell)
10. Penatalaksanaan
dengan kuret besar. Jika ada demam ditunggu dulu sampai suhu turun dengan
perdarahan banyak, maka rahim segera dibersihkan walaupun ada demam (Saleha,
2014). Keluarkan sisa plasenta dengan cunam ovum atau kuret besar. Jaringan yang
melekat dengan kuat mungkin merupakan plasenta akreta. Usaha untuk melepas
plasenta terlalu kuat melekatnya dapat mengakibatkan perdarahan hebat atau perforasi
22
a. Pemasangan infus dan pemberian uterotonika untuk mempertahankan keadaan
b.
d. Antiobiotika ampisilin dosis awal 1 gr IV dilanjutkan dengan 3x1 gram per oral
3x500 mg.
dengan analgesik bila kram.. Mungkin perlu dirujuk ke rumah sakit untuk dilatasi
f. Observasi tanda – tanda vital dan perdarahan g. Bila kadar HB 8 gr%, berikan
sulfas ferosis 600mg/hari selama 10 hari Sisa plasenta bisa diduga kala uri
berlangsung tidak lancar atau setelah melakukan plasenta manual atau menemukan
adanya kotiledon yang tidak lengkap pada saat melakukan pemeriksaan plasenta
dan masih ada perdarahan dari ostium uteri eksternum pada saat kontraksi rahim
sudah baik dan robekan jalan lahir sudah terjahit. Untuk itu, harus dilakukan
eksplorasi kedalam rahim dengan cara manual/ digital atau kuret dan pemberian
uterotonika.
Pencegahan terjadi perdarahan post partum merupakan tindakan utama, sehingga dapat
menghemat tenaga, biaya dan mengurangi komplikasi upaya preventif dapat dilakukan
dengan :
23
b. Meningkatan usaha penerimaan KB.
12. Komplikasi
d. Degenerasi koroikarsinoma
1. Riwayat keperawatan
a. Data demografi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, alamat.
24
c. Riwayat penyakit dahulu : apakah klien dan keluarga pernah menderita penyakit
yang sama.
f.
g. Gaya hidup, penggunaan obat intravena atau pasangan yang menggunakan obat
2. Pemeriksaan Fisik
b. BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi cardy,
d. Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan puting
utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus,
konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus, nyeri, perabaan distensi
blas.
25
f. Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin,
jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr
alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus. Vital sign : febris, takikardi s/d
syok
g. Ku : sedang – jelek
i. Abdomen :
c) VT
26
(e) Kavum douglasi : massa, nyeri/tidak
kekuatan otot.
C. Diagnosa Keperawatan
Intervensi :
a. Tentukan karakteristik, tipe, lokasi, dan durasi nyeri. Kaji klien terhadap nyeri
perineal yang menetap, vagina, kontraksi uterus atau nyeri tekan abdomen.
Nyeri tekan abdominal mungkin sebagai akibat dari atonia uterus atau
tertahannya bagian-bagian placenta. Nyeri berat, baik pada uterus dan abdomen,
20
berat, baik pada uterus dan dapat terjadi dengan inversio uterus.
Rasional : Situasi darurat dapat mencetuskan rasa takut dan ansietas yang
27
Rasional : Kompres dingin meminimalkan edema, dan menurunkan hematoma
serta hematoma.
Intervensi :
a. Demonstrasikan mencuci tangan yang tepat dan teknik perawatan diri. Tinjau ulang
cara yang tepat untuk menangani dan membuang material yang terkontaminasi
Rasional : Peningkatan suhu dari 100,4 ºF (38ºC) pada dua hari beturut-turut
c. Perhatikan gejala malaise, mengigil, anoreksia, nyeri tekan uterus atau nyeri
d. Selidiki sumber potensial lain dari infeksi, seperti pernapasan (perubahan pada
21
bunyi napas, batuk produktif, sputum purulent), mastitis (bengkak, eritema, nyeri),
atau infeksi saluran kemih (urine keruh, bau busuk, dorongan, frekuensi, nyeri).
28
Rasional : Diagnosa banding penting untuk pengobatan yang efektif.
e. Kaji keadaan Hb atau Ht. Berikan suplemen zat besi sesuai indikasi.
Faktor resiko:
a) Hipotensi
b) Hipovolemia
c) Hipoksemia
d) Hipoksia
e) Infeksi
f) Sepsis
g) Systemic
29
- Output urine dbn
a. Awasi masuk dan haluaran, ukur volume darah yang keluar melalui perdarahan
b. Hindari trauma dan pemberian tekanan berlebihan pada daerah yang mengalami
perdarahan
c. Pantau TTV
d. Evaluasi nadi perifer, dan pengisian kapiler, kaji turgor kulit dan kelembaban
tanda dehidrasi
30
e. Kolaborasi berikan transfusi darah (Hb, Hct) dan trombosit sesuai indikasi
NOC :
a. Circulation Status
NIC :
31
c. Elevasi anggota badan 20 x atau lebih
h. Kaji TTV
32
25BAB III
RESUME KEPERAWATAN
Riwayat keluhan saat pengkajian yang : Pasien nyeri pada perut, keluar darah
lalu bercampur lendir
Riwayat kesehatan keluarga : Pasien mengatakan tidak memiliki
33
penyakit menular dan lainnya
Riwayat Persalinan : Jenis : Normal
Persalinan
Jenis : Laki-laki
kelamin
bayi
BB/PB : 2900 gram/45 cm
Perdarahan : ada
Masalah : Tidak ada masalah,
dalam persalinan di bantu Dukun
persalinan Kampung
34
Pasien beragama Islam. Pasien selalu berdoa kepada Tuhan agar di beri kesehatan baik untuk
gangguan penciuman
Mulut : Mukosa bibir lembab, bibir tidak sianosis
Telinga : Fungsi pendengaran pasien tidak mengalami gangguan, aurikel kiri dan
27
kanan simetris, telinga klien tampak bersih
Leher : pasien tidak mengalami kaku kuduk, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada
Jantung : iktus cordis terlihat, saat diperkusi pekak, bunyi jantung S1/S2
suara tamabhan
Payudara : payudara pasien tampak kencang, warna payudara pasien sama dengan
warna kulit.
Putting susu : Puting susu menonjol, terjadi hiperpigmentasi pada puting susu pasien
Pengeluaran ASI : Baik
Abdomen
35
Fungsi pencernaan
Nutrisi dan Cairan : Makan dan minum seperti biasa. Menghabiskan 1 porsi
jam 22.00 – 05.00 WIB dan pada siang hari tidur jam 13.00
ASI.
Frekuensi : 2 kali sehari
Pola tidur saat ini : Terkaji
Keluhan : Tidak ada
ketidaknyamanan
5555 5555
5555 5555
Ket :
0 : parilasis total
1 : tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi
2 : gerakan otot penuh,menentang gravitasi dengan sokongan
3 : gerakan normal menentang gravitasi
4 : gerakan normal penuh, menentang gravitasi dengan sedikit tahanan
5 : gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan tahanan penuh
29
Ekstrimitasital
36
Varieses : Tidak Lokasi : -
Edema : Tidak Lokasi : -
Tanda : -
Hormon
Kebersihan
Lokhea : Berwarna merah muda, keluar sedikit-sedikit beserta lendir
Eliminasi
Urin : Kebiasaan BAK dirumah : pasien biasanya BAK 3-4 kali sehari
: BAK saat ini : Belum ada BAK
: Nyeri : Tidak
BAB : Kebiasaan BAB dirumah 30 : Kebiasaan BAB dirumah : Biasanya
klien BAB 2 kali sehari
: BAK saat ini : Klien belum ada BAB.
: Konstipasi : Tidak
Pemeriksaan Penunjang
Hari/tanggal : 13-06-2020
USG: Setelah di USG oleh dokter nampak sisa plasenta pada uterus.
Parameter Hasil Rentang Normal Interpretasi
Terapi
Obat Dosis Rasional
37
Data Fokus
1. Data Subjektif :
Data Objektif :
Q: Kram-kram
S: 5 (0-10)
T: Menetap
Td: 176/94mmHg
N: 84x/mt
RR: 22x/mt
S: 36 C
2. Data Subjektif: 31
Data Objektif:
Pasien mengatakan keluarganya sudah biasa dibantu dukun kampung saat melahirkan
Diagnosa Keperawatan:
2. Resiko perdarahan b/d factor resiko: komplikasi pasca partum dukun, persalinan dengan
DO :
P: Nyeri bertambah bila beraktivitas
Q: Kram-kram
R: Perut bawah quadran 3&4
S: 5 (0-10)
T: Menetap
Td: 176/94mmHg
N: 84x/mt
RR: 22x/mt
S: 36 C
39
- laserasi jalan lahir
- bantuan pertolongan
persalinan
33
40
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Persalinan b/d kerusakan jaringan intrauteri
41
34
- Mengenali gejala-gejala digunakan inap.
nyeri 4. Berikan informasi
- Mencatat pengalaman tentang nyeri seperti
tentang nyeri sebelumnya penyebab, berapa
- Melaporkan nyeri yang lama terjadi, dan
sudah terkontrol tindakan pencegahan
Keterangan penilaian NOC: 5. Berikan analgetik
1. Tidak dilakukan sama sesuai anjuran
sekali
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
42
35
Diagnosa Keperawatan
2. Resiko perdarahan b/d factor resiko: komplikasi pasca partum
44
37
Diagnosa Keperawatan
3. Resiko Infeksi b/d Faktor risiko: laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan
45
38
Diagnosa Keperawatan
4. Defisiensi Pengetahuan b/d kurangnya informasi
47
40
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien menurut Lyer et al (1996, dalam Setiadi, 2017).
(Manurung, 2016). Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat
pasien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan menurut Effendy (1995, dalam
Dermawan, 2017).
berikutnya.
Tipe data Tipe data menurut Setiadi (2017) adalah sebagai berikut:
a.
b. Data subjektif Data subjektif adalah deskripsi verbal pasien mengenai masalah
pasien, perasaan dan ide tentang status kesehatannya. Sumber data lain dapat
48
41
diperoleh dari keluarga, konsultan dan tenaga kesehatan lainnya. Data objektif Data
objektif adalah hasil observasi atau pengukuran dari status kesehatan pasien.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengkajian Hal-hal yang harus diperhatikan
spiritual.
b. Menggunakan berbagai sumber yang ada relevansinya dengan masalah pasien dan
Secara teori pengkajian yang didapat dari pasien atau ibu hamil dengan diagnosa
rest plasenta yaitu uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini
menyebabkan perdarahan namun ada beberapa ibu hamil yang tidak mengalami
perdarahan, uteri berkontraksi tetapi tinggi fundus uteri tidak berkurang, keadaan umum
lemah, peningkatan denyut nadi, tekanan darah menurun, pernapasan cepat pasien pusing
dan gelisah, tampak sisa plasenta belum kelua, nyeri pada area perut.
Pengkajian yang di dapat pada Ny. H umur 39 tahun dengan diagnosa medis
P1A0 post partum dengan komplikasi rest plasenta. Keluhan pasien saat datang
pasien mengatakan nyeri pada perut, dan keluar darah bercampur lendir setelah
melahirkan hari ke-4. Sebelumnya pasien melahirkan bayi laki-laki dengan berat
kampung, TD: 176/94 mmHg, Nadi: 84x/menit, Suhu: 36℃, RR: 22 x/menit, involusi
49
42
uterus pertengahan pusat dan simpisis, ada lochea wana merah muda keluar sedikit-
Menurut analisa penulis ada kesamaan secara teori dan pengkajian yang
dilakukan pada Ny. H dimana pasien mengeluh nyeri perut dan keluar darah bercampur
lendir setelah melahirkan hari ke-4, ada perdarahan setelah plasenta lahir pada saat di
tolong bidan kampung, involusi uterus pertengahan pusat dan simpisis, ada lochea wana
B. Diagnosa Keperawatan
tersebut dari seorang individu, keluarga, kelompok atau komunitas (NANDA I- 2018).
Setiap diagnosis keperawatan memiliki label dan definisi yang jelas. Hal ini
penting untuk menyatakan bahwa apakah label atau daftar label yang ada tidak
mencukupi. Sangat pentig bahwa perawat mengetahui definisi diagnosis yang paling
sering digunakan. Selain itu perlu mengetahui indikator diagnostik data yang digunakan
untuk mendiagnostik dan untuk membedakan satu diagnosis dari yang lain. Indikator
diagnostik meliputi batasan karakteristik dan faktor yang berhubungan atau faktor resiko.
dikelompokkan sebagai manifestasi dari diagnosis misalnya tanda dan gejala. Pengkajian
keadaan, fakta atau pengaruh yang memiliki beberapa jenis hubungan dengan diagnosis
keperawatan.
50
1. Secara teori diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien atau ibu hami
rest plasenta yaitu sebagai berikut:Nyeri berhubungan dengan trauma atau distensi
43
jaringan
kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan sebagai kerusakan
awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat dengan
berakhirnya dapat diantisipasi atau diprediksi dan dengan durasi kurangd ari 3 bulan.
Batasan Karakteristik
3) Diaforesis
4) Perilaku distraksi
5) Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang
6) Perilaku ekspresif
9) Putus asa
51
16) Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri
17) Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar skala nyeri
Definisi: rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik yang dapat
menganggu kesehatan
Faktor resiko:
1) Gangguan peristaltis
5) Malnutrisi
6) Obesitas
7) Merokok
Definisi rentan mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh yang dapat
kesehatan
Kondisi terkait:
52
1) Hipotensi
2) Hipovolemia
3)
4) HipoksemiaHipoksia
45
5) Infeksi
6) Sepsis
Batasan karakteristik
8) Pemendekan jarak bebas nyeri yang di tempuh dalam uji berjalan 6 menit
11) Pemendekan jarak total yang ditempuh dalm uji berjalan 6 menit
12) Edema
53
16) Parestesia
5) Merokok
3) Resiko infeksi faktor resiko: laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan
Menurut analisa penulis ada kesamaan diagnosa antara teori dengan yang ditemukan
pada ny. H yaitu nyeri akut dan resiko infeksi namun ada 2 diagnosa yang muncul yang
tidak sesuai dengan teori yaitu resiko perdarahan dengan defisiensi pengetahuan.
C. Intervensi Keperawatan
tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang diberikan kepada
penilaian klinis dan pengetahuan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk
54
tatanan perawatan. Dengan menggunakan pengetahuan keperawatan, perawat melakukan
Intervensi yang ingin diberikan pada Ny. H untuk diagnosa keperawatan nyeri
persalinan b/d kerusakan jaringan intrauteri yaitu Tujuan : Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1x 30 menit diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil: Pain
47
control Mengenali faktor penyebab nyeri. Menggunakan metode pencegahan non
intervensu Pain management: Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi: lokasi,
karakteristik, dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-
faktor presipitasi. Kaji pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga, dengan nyeri
digunakan.Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab, berapa lama terjadi, dan
menit diharapkan resiko perdarahan tidak terjadi dengan kriteria hasil: Faktor Risiko:
koagulation, Kriteria hasil: Pasien mengetahui penyebab dan gejala dari perdarahan.
pasien untuk membatasi aktivitas yang berat. Kolaboratif dalam pemberian terapi.
55
48
diharapkan resiko infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil: Faktor Risiko: gangguan
peristalsis. gangguan integritas kulit. vaksinasi tidak adekuat. kurang pengetahuan untuk
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal. Monitor hitung granulosit dan WBC.
Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan. Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas. Dorong istirahat yang cukup. Kolaborasi dengan dokter
pemberian antibiotik.
Pengetahuan b/d kurangnya informasi NOC label: Knowledge: disease process Setelah
pengetahuan tentang proses penyakitnya dengan kriteria hasil : Klien dan keluarga
menyatakan pemahaman tentang proses penyakit, penyebab penyakit, tanda dan gejala,
komplikasi penyakit, diet, perawatan dan pencegahan penyakit. Klien dan keluarga
mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat involunter. NIC : Teaching:
Disease Proses, health education. Kaji tingkat pengetahuan klien yang berhubungan
pasien. Jelaskan tentang proses penyakit, tanda gejala, diet, perawatan dan pengobatan
pada klien dan keluarga dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti. Berikan
edukasi pada pasien dan keluarga pentingnya melahirkan di bantu oleh tenaga kesehatan.
D. Implementasi
pada tahap perencanaan sebelumnya (NANDA 2018). Berdasarkan hal tersebut penulis
56
dalam mengelola pasien dalam implementasi dengan masing-masing diagnosa sebagai
berikut.
a. Nyeri persalinan b/d kerusakan jaringan intrauteri pada diagnosa ini penulis
Poli Kandungan RSUD Jaraga Sasameh pada hari, Sabtu 13 Juni 2020 pk 10.10
WIB. Mengkaji Nyeri pasien. Mengkaji skala nyeri sebelumnya dan sekarang. 3.
49
Mengobservasi cara pasien mengelola nyeri. Memberikan informasi tentang
penyebab nyeri dan cara mengurangi nyeri. Berkolaborasi dengan Dokter dalam
b. Resiko perdarahan b/d factor resiko: komplikasi pasca partum penulis melakukan
Kandungan RSUD Jaraga Sasameh pada hari, Sabtu 13 Juni 2020 pk 10.10 WIB.
c. Resiko Infeksi b/d Faktor risiko: laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan
di ruang Poli Kandungan RSUD Jaraga Sasameh pada hari, Sabtu 13 Juni 2020 pk
10.05 WIB. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign pasien. Memeriksakan lab
Jaraga Sasameh pada hari, Sabtu 13 Juni 2020 pk 10. 30 WIB. Mengkaji tingkat
57
50
pengetahuan klien yang berhubungan dengan perkembangan penyakit, proses
proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada klien dan keluarga dengan
E. Evaluasi
Menurut Mareel 2016. Evaluasi keperawatan merupakah tahap akhir dari tahap-
muncul pada asuhan keperawatan teratasi atau tidak dan untuk membandingkan antara
yang sistematik dengan terencana denganyang terencana berkaitan dengan fasilitas yang
tersedia.
dengan diagnosa medis P1A0 dengan komplikasi rest plasenta di Poli Kandungan RSUD
a. Nyeri persalinan b/d kerusakan jaringan intrauteri. Pada diagnosa ini penulis sudah
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan tinjauan teori yang ada dan
keperawatan dan evaluasi keperawatan pada hari sabtu 13 Juni 2020 pukul. 14. 40
WIB yang di peroleh penulis dari asuhan keperawatan yang dilakukan selama 1x 30
menit yaitu S : Pasien mengatakan nyri area perut tidak berkurang O : pasien tampak
meringis menahan sakit Skala nyeri 5, Pasien tampak menarik nafas dalam berulang-
58
b. Resiko perdarahan b/d factor resiko: komplikasi pasca partum. Pada diagnosa ini
penulis sudah melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan tinjauan teori yang ada
keperawatan dan evaluasi keperawatan pada hari sabtu 13 Juni 2020 pukul. 14.45
51
WIB yang di peroleh penulis dari asuhan keperawatan yang dilakukan selama 1x 30
menit yaitu S : Pasien mengatakan tidak ada keluhan selain nyeri perut. O : Ku cukup
muda, keluar sedikit-sedikit beserta lendir, Pasien rencana curate dan rawat inap. A :
inap.
c. Resiko Infeksi b/d Faktor risiko: laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan.
Pada diagnosa ini penulis sudah melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
tinjauan teori yang ada dan dilakukan semaksimal mungkin. Pada proses
hari sabtu 13 Juni 2020 pukul. 10.35 WIB yang di peroleh penulis dari asuhan
86x/mt, S : 36,4 C, Pasien rencana curate dan rawat inap. A : Infeksi belum terjadi.
d. Defisiensi Pengetahuan b/d kurangnya informasi. Pada diagnosa ini penulis sudah
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan tinjauan teori yang ada dan
59
51
keperawatan dan evaluasi keperawatan pada hari sabtu 13 Juni 2020 pukul. 11.00
WIB yang di peroleh penulis dari asuhan keperawatan yang dilakukan selama 1x 30
menit yaitu S:Pasien mengatakan tidak akan melahirkan tanpa di damping bidan
persalinan yang di bantu nakes, Pasien dan keluarga mampu menyebutkan manfaat
persalian bila di bantu nakes. A: Masalah teratasi. P: Pasien di rawat inap dan
rencana kurate.
60
BAB V
52
PENUTUP
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. H dengan P1A0 dengan komplikasi rest
plasenta, dilakukan dengan pengamatan dan pengkajian langsung pada klien yang masuk ke
Poli Kandungan RSUD Jaraga Sasameh pada tanggal 13 Juni 2020. Maka dalam bab ini
penulis akan menyimpulkan hal-hal yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,
disamping itu dalam bab ini penulis juga memberikan saran yang diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan bagi pemberian asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien.
A. Kesimpulan
Hasil pengkajian yang penulis peroleh dapat terselesaikan karena adanya kerja
sama antara pasien dan perawat yang mengkaji. Pasien sendiri yang aktif berperan serta
dalam melakukan tindakan keperawatan. Dalam hal proses pengkajian ini penulis tidak
menemui kesulitan.
Rest plasenta merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam rongga rahim yang
dapat menimbulkan perdarahan post partum lambat yang terjadi biasanya dalam 6 hari-
10 hari pasca persalinan. Pada kasus Ny. H rest plasenta yang di alaminya disebabkan
oleh persalinan yang ditolong oleh dukun kampung. Setelah dilakukan pengkajian fisik
dan diagnostik USG penulis mampu mengangkat diagnosa keperawatan antara lain.
berhubungan dengan faktor resiko: komplikasi pasca partum, resiko infeksi berhubungan
61
dengan faktor resiko: laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan, defisiensi
B. Saran
53
1. Pada pasien dengan rest plasenta yang ditolong oleh dukun kampung di harapkan
untuk persalinan berikutnya agar di tolong oleh petugas kesehatan seperti bidan,
perawat atau dokter. Karena mengingat rentannya komplikasi apabila tidak di lakukan
2. Sangat perlu peran serta keluarga dalam pendampingan pada pasien selama masa
kehamilan
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan, karenanya saran dan
62
DAFTAR PUSTAKA
54
Forte R. William & Harry Oxom, 2015. Ilmu Kebidanan Patologi 7 Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica Jakarta:Trans Info Media
Manuaba I.B.G. 2016. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk Pendidikan
Bidan.Ed. 2.Jakarta : EGC
Maritalia, D. (2017). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. (S. Riyadi, Ed.). Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2015. Pengantar Kuliah Obtetri. EGC. Jakarta.
Morgan, Geri dan Hamilton Carole. 2009. Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina
Pustaka
Sari, Erlin Ika Wulan, 2016. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas P1A0 Ny. A Dengan Anemia
Sedang Di RB Marga Wahaya Surakarta, Surakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kusuma Husada
63
Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2014
Yetti Anggraini, 2016. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama
64