Anda di halaman 1dari 64

ASUHAN KEPERAWATAN Ny.

H P1A0
POST PARTUM DENGAN KOMPLIKASI
REST PLASENTA DI RUANG MERANTI
RSUD JARAGA SASAMEH BUNTOK
SABTU 13 JUNI 2020

OLEH:
KELOMPOK 1

NAMA NIM
CHRISTY SILVIA V.V.R.M. 113063J120013
DIAN PASPONUWU 113063J120018
RESKA VERA PUSPITA 113063J120058
YOPI FERNANDO 113063J120071

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2020

LEMBAR PERSETUJUAN

1
Asuhan Keperawatan Ny. H P1A0 Post Partum Dengan Komplikasi Rest Plasenta Di Ruang
Meranti RSUD Jaraga Sasameh Buntok Sabtu 13 Juni 2020

Menyetujui,

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

ELSA SUSANTI, S.Kep.,Ners IMIYATI, S.Kep.,Ners

KATA PENGANTAR
ii

2
Segala puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

segala kasih dan sayang-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah kasus seminar

kelompok yang bejudul Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan Ny. H P1A0 Post Partum

Dengan Komplikasi Rest Plasenta Di Ruang Meranti RSUD Jaraga Sasameh Buntok.

Penyusunan makalah kasus seminar kelompok ini terselesaikan berkat bimbingan,

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Warjiman, S.Kep.Ners.,MSN selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka

Insan Banjarmasin.

2. Ibu Chrisnawati, BSN,MSN selaku Puket I Bidang Kurikulum Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin.

3. Sr.Margaretha,SPC,BSN,MSN selaku Kaprodi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin serta selaku Koordinator Praktik Stase Maternitas

yang memberikan arahan dan semangat dalam praktik ini

4. Ibu Elsa Susanti, S.Kep., Ners selaku Perceptor Akademik Praktik Stase Maternitas

yang telah memberikan arahan dan masukan dalam pembuatan makalah ini

5. Ibu Imiyati, S.Kep.Ners. selaku Perceptor Klinik yang telah banyak meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini.

6. Seluruh Dosen dan staff pengajar STIKES Suaka Insan Banjarmasin yang telah

meluangkan waktu membantu memberikan masukan dan arahan.

7. Keluarga yang tidak pernah berhenti memberikan semangat, motivasi dan doa serta

materi yang tak terhingga sampai makalah/praktik ini terselesaikan.

8.
3

iii
Seluruh teman-teman STIKES Suaka Insan yang memberikan dukungan dan

semangat serta motivasi.Kami menyadari bahwa makalah kasus seminar ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kami menerima kritik maupun saran yang membangun dari semua

pihak guna penyempurnaan makalah ini. Semoga hasil dari penulisan makalah ini dapat

membuahkan hasil yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan. Atas perhatiannya,

diucapkan terima kasih.

Buntok, … Juni 2020

Penulis

4
DAFTAR ISI
iv
Hal
HALAMAN JUDUL i
.......................................................................................................
LEMBAR ii
PERSETUJUAN .............................................................................................
KATA iii
PENGANTAR ......................................................................................................
DAFTAR v
ISI .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
…………………………………………………………….
B. Manfaat …………………….. 3
…………………………………………….
C. Tujuan 5
……………………………………………………………………..
D. Metode 6
…………………………………………………………………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori …………… 8
………………………………………………..
B. Konsep Asuhan Keperawatan …………………………………………… 18
C. Diagnosa Keperawatan 20
……………………………………………………
BAB III RESUME KEPERAWATAN 26
………………………………………………..
BAB IV PEMBAHASAN 43
A. Pengkajian ………………………………... 41
………………………………
B. Diagnosa Keperawatan 43
……………………………………………………
C. Intervensi 47
Keperawatan……………………………………………………
D. Implementasi 49
……………………………………………………………...
E. Evaluasi 51

5
…………………………………………………………………...
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 53
………………………………………………………………..
B. Saran 54
………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
v
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang baik, diantaranya dari

segi ibu dan anak, adalah merupakan pertimbangan yang penting. Telah hampir satu abad

kita berupaya agar dapat menolong ibu melahirkan dengan baik dan mendapatkan anak

yang sehat. Kita dituntut untuk mampu dan dapat memberikan kontribusi dalam bidang

obstetri dan ginekologi, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta

menurunkan angka kelahiran, kematian ibu dan kematian anak. Kesehatan wanita

merupakan hal yang sangat penting bagi bangsa, kenyataan menunjukan bahwa umur

harapan hidup bangsa Indonesia semakin meningkat sejalan dengan peningkatannya

kualitas kesehatan yang berarti termasuk pula wanita, khususnya untuk kesehatan

reproduksi kesehatan wanita memegang peranan yang sangat penting dalam

pembentukan generasi yang berkualitas dalam segi fisiknya, (Sari,2016).

6
Masa Nifas merupakan fase yang cukup penting dalam kehidupan manusia,

beberapa wanita pasti mendambakan kehamilan dan kehadiran buah hati yang akan

menciptakan keharmonisan keluarga. Tetapi dalam masa nifas juga merupakan tahap

yang mencemaskan, karena mereka merasakan khawatir jika terjadi gangguan pada masa

nifas. Salah satu gangguan dalam masa nifas tersebut diantaranya adalah pendarahan post

partum. (Yetti Anggraini, 2016). Perdarahan dalam kehamilan dan persalinan terdiri dari

pendarahan ante, intra dan postpartum (pasca persalinan). Perdarahan pasca persalinan

terjadi setelah bayi lahir dengan angka kejadian berkisar antara 5% - 15% dari laporan-

laporan pada negara maju maupun negara berkembang, termasuk didalamnya adalah

Perdarahan karena Rest Plasenta, insidens Perdarahan Pasca Persalinan akibat Rest

Plasenta dilaporkan berkisar 23% - 24%. Penyebabnya antara lain umur ibu, jarak

kelahrian, paritas dan anemia. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena

merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60 % kematian

ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi

dalam 24 jam pertama. (Sarwono, 2014). Berdasarkan penelitian World Health

Organization (WHO) tahun 2012 di Indonesia angka kematian ibu adalah 359/100.000

kelahiran hidup. Ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan obstetrik belum

menyentuh masyarakat. Kematian ibu diperkirakan sekitar 16.500 – 17.500 per tahun

(Manuaba, 2008) dan Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) pada tahun 2012, Indonesia yang masih merupakan negara berkembang dengan

AKI pada tahun 2007 yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2009 kembali

turun menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun tahun 2012 mengalami

peningkatan menunjukan AKI 359 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini menunjukan

Indonesia masih memiliki angka kematian tertinggi dikawasan negara – negara

Association South East Asian Nation (ASEAN) padahal salah satu target Indonesia untuk

7
AKI dalam Mellenium Development (MDG’s) pada tahun 2015 berkisar 102 per 100.000

kelahiran hidup.

Menurut Sarwono (2014), penyebab kematian ibu adalah perdarahan obstetrik

(24,8%), infeksi (14,9%), eklamsia (12,9%), partus tidak maju/distosia (6,9%), abortus

yang tidak aman (12,9%), dan sebab-sebab langsung lainnya (7,9%). Perdarahan

obstetrik yang sampai menyebabkan kematian ibu terdiri atas solusio plasenta (19%),

koagulopati (14%), robekan jalan lahir termasuk ruptura uteri (16%), dan atonia uteri

(15%).

Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (2010), perdarahan menyebabkan

25% Kematian ibu di dunia dan paling banyak disebabkan oleh Perdarahan Pasca
2
Persalinan (PPP). AKI di Bali pada tahun 2011 meningkat drastis. Tahun 2010, AKI di

Bali sebesar 58,10 per 100.000 kelahiran hidup, jumlah itu meningkat drastis pada tahun

2011 menjadi 84, 24 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2011).

Pendarahan Pasca Persalinan (PPP) menurut Rukiyah (2010), adalah Atonia Uteri (50-

60%), Retensio Plasenta (16-17%), Rest Plasenta (23-24%) dan Laserasi Jalan Lahir (4-

5%). Perdarahan pasca persalinan / postpartum / Hemoragi Postpartum (HPP) merupakan

semua perdarahan yang terjadi setelah kelahiran bayi, sebelum, selama dan sesudah

keluarnya plasenta serta hilangnya darah lebih dari 500 ml selama 24 jam pertama

(Oxom dan Forte, 2015).

Faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap kejadian rest plasenta antara lain

adalah pengeluaran plasenta tidak hati – hati, manajemen aktif kala III yang salah. Selain

itu faktor umur, paritas, dan anemia juga memegang peranan yang besar dalam proses

kehamilan dan persalinan seorang ibu yang member kontribusi terhadap terjadinya rest

8
plasenta. Komplikasi dari rest plasenta adalah syok haemorrage yang disebabkan karena

adanya perdarahan pasca persalinan (Wiknjosastro, 2014).

B. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan informasi bagi

petugas kesehatan khususnya perawat dan mahasiswa keperawatan dalam memberikan

pelayanan atau asuhan keperawatan kepada pasien.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pasien dan keluarga

Pasien dan keluarga dapat mengetahui penyebab, tanda gejala, pencegahan dan

perawatan serta cara pertolongan pertama yang dilakukan jika mengalami

komplikasi perdarahan pasca persalinan akibat rest plasenta.

b. Bagi mahasiswa keperawatan


3
Mahasiswa mendapatkan pengalaman dan ilmu pengetahuan tentang penyakit,

penatalaksanaan asuhan keperawatan Rest Plasenta sehingga mahasiswa mampu

mengimplementasi kantegori dan asuhan keperawatan secara komperhensif yang

sesuai dengan kenyataan di lapangan.

c. Bagi Rumah Sakit

Laporan asuhan keperawatan ini dapat digunakan sebagai salah satu contoh hasil

dalam melakukan tindakan keperawatan bagi pasien khususnya dengan komplikasi

perdarahan pasca persalinan akibat rest plasenta.

d. Bagi Institusi Pendidikan STIKES SuakaInsan Banjarmasin

Manfaat bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai referensi bagi

institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang asuhan keperawatan

dengan kompliasi perdarahan pasca persalinan akibat rest plasenta

9
e. Bagi Perawat Professional yang bertugas di PelayananKesehatan

Perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat meliputi pengkajian,

analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi atau perencanaan, implementasi

hingga evaluasi dengan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya pada pasien

dengan komplikasi perdarahan pasca persalinan akibat rest plasenta.

f. Bagi Profesi-Profesi Terkait

1. Dokter

Diharapkan agar mampu mengoptimalkan program terapi pengobatan dalam

melaksanakan tindakan kolaborasi dengan profesilainnya yang terkait seperti

tenaga bidan atau perawat.

2. Laboratory Technician
4
Mengetahui pemeriksaan laboratorium yang mendukung dengan teliti dan tepat,

agar hasil pemeriksaanya akurat dan terapi yang diberikan pada pasien tepat.

Diharapkan pula dapat mengetahui adanya penyimpangan nilai normal yang

dapat memberi ketingkat keparahan penyakit.

3. Dietition

Bagi diettion dapat mengatur diet yang sesuai dengan jumlah, jenis nutrisi dan

jadwal pemberian yang sesuai dengan pedoman diet pasien.

4. Pharmacist

Dapat membantu dalam penyediaan obat yang diperlukan dalam terafi

komplikasi perdarahan pasca persalinan akibat rest plasenta.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

10
Mahasiswa keperawatan mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan

perdarahan pasca persalinan akibat rest plasenta dalam praktek keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa keperawatan mampu :

a) Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan komplikasi perdarahan

pasca persalinan akibat rest plasenta di ruang Meranti Rumah Sakit Umum

Daerah Jaraga Sasameh Buntok

b) Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan perdarahan pasca

persalinan akibat rest plasenta di ruang Meranti Rumah Sakit Umum Daerah

Jaraga Sasameh Buntok

c) Melakukan perencanaan asuhan keperawatan pada pasien perdarahan pasca

persalinan akibat rest plasenta di ruang Meranti Rumah Sakit umum Daerah

Jaraga Sasameh Buntok


5
d) Melaksanakan intervensi keperawatan pada pasien perdarahan pasca persalinan

akibat rest plasenta di ruang Meranti Rumah Sakit Umum Daerah Jaraga Sasameh

Buntok

e) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada perdarahan

pasca persalinan akibat rest plasenta di ruang Meranti Rumah Sakit Umum

Daerah Jaraga Sasameh Buntok

f) Melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien dengan perdarahan pasca

persalinan akibat rest plasenta di ruang Meranti Rumah Sakit Umum Daerah

Jaraga Sasameh Buntok

D. Metode

Metode yang digunakan penulis dalam laporan asuhan keperawatan ini menggunakan

metode anamnesa, pemeriksaan fisik, tinjauan diagnostik, dan studi literatur.

11
1. Anamnesa

Anamnesa merupakan istilah yang dapat diartikan sebagai wawancara terhadap

pasien, tehnik anamnesa yang baik hendaknya disertai dengan empati. Empati

mendorong keinginan pasien agar sembuh karena rasa percaya terhadap dokter.

Anamnesis dapat langsung dilakukan (auto-anamnesis) atau terhadap keluarganya

(allo-anamnesis) bila keadaan pasien tidak memungkinkan.

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan fisisk untuk menentukan respon pasien terhadap penyakit atau berfokus

pada respon yang ditimbulkan pasien akibat masalah kesehatan yang sudah di

diagnosa oleh dokter.Observasi


6
Dilakukan untuk mendapatkan data subjektif dan objektif

4. Tinjauan Diagnostik

Dilakukan untuk menegakkan diagnosa

5. Studi Literatur

Mengumpulkan bahan-bahan dari buku-buku, diktat, dan internet.

12
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori

1. Anatomi & Fisiologi

Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal

2,5 cm, berat rata-rata 500 gram. Tali pusat berhubungan denganplasenta biasanya di

tengah (insersio sentralis). Bila hubungan agak pinggir (insersio lateralis). Dan bila

di pinggir plasenta (insersio marginalis), kadang-kadang tali pusat berada di luar

plasenta dan hubungan dengan plasenta melalui janin, jika demikian disebut (insersio

velmentosa). Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan lebih kurang 10

minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uterus, agak ke atas ke

arah fundus uteri. Meskipun ruang amnion membesar sehingga amnion

tertekan ke arah korion, amnion hanya menempel saja.Pada umumnya di depan atau di

belakang dinding uterus agak ke atas kearah fundus uteri, plasenta sebenarnya berasal

13
dari sebagian dari janin, di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat

vena-vena yang lebar (sinus)untuk menampung darah kembali pada pinggir

plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena untuk menampung darah

yang berasal ruang intervillerdi atas (marginalis). Fungsi plasenta ialah

mengusahakan janin tumbuh dengan baik untukpertumbuhan adanya zat penyalur,

asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin dan pembuangan CO2.

Fungsi Plasenta :

a. Sebagai alat yang memberi makanan pada janin.

b. Sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme.

c.

d. Sebagai alat yang memberi zat asam dan mengeluarkan CO2.Sebagai alat
8
pembentuk hormone.

e. Sebagai alat penyalur perbagai antibody ke janin.

f. Mungkin hal-hal yang belum ketahui.(Wiknjosostro, 2014)

2. Definisi

Rest plasenta merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam rongga rahim

yang dapat menimbulkan perdarahan post partum dini atau perdarahan post partum

14
lambat yang biasanya terjadi dalam 6 hari sampai 10 hari pasca persalinan,

(Prawirohardjo, 2014).

Rest plasenta merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam rongga rahim

yang dapat menimbulkan perdarahan post partum dini atau perdarahan post partum

lambat yang biasanya terjadi dalam 6 hari sampai 10 hari pasca persalinan,

(Prawirohardjo, 2014).

3. Selaput yang mengandung pembuluh darah ada yang tertinggal, perdarahan segera.

Gejala yang kadang – kadang timbul uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus

tidak berkurang. Sisa plasenta yang masih tertinggal di dalam uterus dapat

menyebabkan terjadinya perdarahan. Bagian plasenta yang masih menempel pada

dinding uterus mengakibatkan uterus tidak adekuat sehingga pembuluh darah yang
9
terbuka pada dinding uterus tidak dapat berkontraksi/ terjepit dengan sempurna

(Maritalia, 2017)Etiologi

Faktor penyebab utama perdarahan baik secara primer maupun sekunder

adalah grande multipara, jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun, persalinan yang

dilakukan tindakan, pertolongan kala uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan

oleh dukun, persalinan dengan tindakan paksa, pengeluaran plasenta tidak hati- hati

(Rukiyah dan Yulianti, 2010). Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomaly dari uterus

atau serviks kelemahan dan tidak efektifitas kontraksi uterus, Kelainan dari plasenta,

misalnya plasenta letak rendah atau plasenta previa, implantasi dari cornu dan adanya

plasenta akreta. Kesalahan manajemen kala tiga persalinan, seperti manipulasi dari

uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan dari plasenta menyebabkan

kontraksi yang tidak ritmik, pemberian uterotonik yang tidak tepat waktunya yang
15
juga dapat menyebabkan serviks kontraksi dan menahan plasenta, serta pemberian

anastesi terutama yang melemahkan kontraksi uterus, (Prawirohardjo, 2014).

4. Patofisiologi

Menurut (Saifudin, A.B, 2014) setelah bayi dilahirkan, uterus secara spontan

berkontraksi. Kontraksi dan retraksi otot - otot uterus menyelesaikan proses ini pada

akhir persalinan. Sesudah berkontraksi, sel miometrium tidak relaksasi, melainkan

menjadi lebih pendek dan lebih tebal. Dengan kontraksi yang berlangsung continue,

miometrium menebal secara progresif, dan kavum uteri mengecil sehingga ukuran

juga mengecil. Pengecilan mendadak uterus ini disertai mengecilnya daerah tempat

perlekatan plasenta. Ketika jaringan penyokong plasenta berkontraksi maka plasenta

yang tidak dapat berkontraksi mulai terlepas dari dinding uterus. Tegangan yang

ditimbulkan menyebabkan lapis dan desidua spongiosa yang longgar memberi jalan,

dan pelepasan plasenta terjadi di tempat itu. Pembuluh darah yang terdapat di uterus
10
berada di antara serat - serat otot miometrium yang saling bersilang. Kontraksi serat -

serat otot ini menekan pembuluh darah dan retaksi otot ini mengakibatkan pembuluh

darah terjepit serta perdarahan berhenti. Pengamatan terhadap persalinan kala tiga

dengan menggunakan pencitraan ultrasonografi secara dinamis telah membuka

perspektif baru tentang mekanisme kala tiga persalinan. Kala tiga yang normal dapat

dibagi dalam empat fase yaitu :

a. Fase laten, ditandai oleh menebalnya dinding uterus yang bebas tempat plasenta,

namun dinding uterus tempat plasenta melekat masih tipis.

b. Fase kontraksi, ditandai oleh menebalnya dinding uterus tempat plasenta melekat

(dari ketebalan kurang dari 1 cm menjadi kurang 2 cm).

16
c. Fase pelepasan plasenta, fase dimana plasenta menyempurnakan pemisahannya

dari dinding uterus dan lepas. Tidak ada hematom yang terbentuk antara dinding

uterus dengan plasenta. Terpisahnya plasenta disebabkan oleh kekuatan antara

plasenta yang pasif dengan otot uterus yang aktif pada tempat melekatnya plasenta,

yang mengurangi permukaan tempat melekatnya plasenta. Akibatnya sobek di

lapisan spongiosa.

d. Fase pengeluaran, dimana plasenta bergerak meluncur. Saat plasenta bergerak

turun, daerah pemisahan tetap tidak berubah dan sejumlah kecil darah terkumpul

didalam rongga rahim. Ini menunjukkan bahwa perdarahan selama pemisahan

plasenta lebih merupakan akibat, bukan sebab.

e.

f. Lama kala tiga pada persalinan normal ditentukan oleh lamanya fase kontraksi.

Dengan mengguanakan ultrasonografi pada kala tiga, 89% plasenta lepas dalam

waktu satu menit dari tempat implantasinya. Tandatanda pelepasan plasenta adalah

sering ada pancaran darah yang mendadak, uterus menjadi globuler dan
11
konsistensinya menjadi semakin padat, uterus meninggi kearah abdomen karena

plasenta yang telah berjalan turun masuk ke vagina, serta tali pusat yang keluar

lebih panjang. Sesudah plasenta terpisah dari tempat melekatnya maka tekanan

yang diberikan oleh dinding rahim atau atas vagina. Kadang- kadang, plasenta

dapat keluar dari lokasi ini oleh adanya tekanan inter-abdominal. Namun, wanita

yang berbaring dalam posisi terlentang sering tidak dapat mengeluarkan plasenta

secara spontan. Umumnya, dibutuhkan tindakan artifisal untuk menyempurnakan

persalinan kala tiga.

17
12
5. Pathway

18
6. Komplikasi Rest Plasenta
13
19
Komplikasi sisa plasenta adalah polip plasenta artinya plasenta masih tumbuh dan dapat

menjadi besar, perdarahan terjadi intermiten sehingga kurang mendapat perhatian, dan dapat

terjadi degenerasi ganas menuju korio karsinoma dengan manifestasi klinisnya. Menurut

Manuaba 2015, memudahkan terjadinya :

a. Anemia yang berkelanjutan

b. Infeksi puerperium

c. Kematian akibat perdarahan.

7. Faktor yang berhubungan dengan Rest Plasenta

a. Umur Usia ibu hamil terlalu muda (35 tahun) mempunyai resiko yang lebih besar

untuk melahirkan bayi kurang sehat. Hal ini dikarenakan pada umur 20 tahun, dari

segi biologis fungsi organ reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan

sempurna untuk menerima keadaan janin dan segi psikis belum matang dalam

menghadapi tuntutan beban moril, mental dan emosional, sedangkan pada umur

diatas 35 tahun dan sering melahirkan, fungsi reproduksi seorang wanita sudah

mengalami kemunduran atau degenerasi dibandingkan fungsi normal sehingga

kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan

lebih besar. Perdarahan post partum yang mengakibatkan kematian maternal pada

wanita hamil yang melahirkan pada umur dibawah 20 tahun, dua sampai lima kali

lebih tinggi dari pada perdarahan post partum yang terjadi pada usia 20-29 tahun.

Perdarahan post partum meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun,

(Wiknjosastro, 2014).

b. Paritas Uterus pada saat persalianan, setelah melahirkan plasenta sukar untuk

berkontraksi dan berektraksi kembali sehingga pembuluh darah maternal pada

dinding uterus akan tetap tebuka. Hal inilah yang dapat menyebabkan

20
14
meningkatkan perdarahan post partum, (Winknjosastro, 2014). Jika kehamilan

“terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak dan terlalu dekat (4 terlalu” dapat

meningkatkan resiko berbahaya pada proses reprodusi karena kehamilan terlalu

sering dan terlalu dekat menyebabkan intake (masukan) makanan atau gizi

menjadi lebih rendah. Ketika tuntunan dan beban fisik terlalu tinggi

mengakibatkan wanita tidak punya waktu untuk mengembalikan kekuatan diri

dari tuntunan gizi, juga anak yang telah dilahirkan perlu mendapat perhatian yang

optimal dari kedua orang tuanya sehingga sangat perlu mengatur kapan sebaiknya

waktu yang tepat untuk hamil.(Saifuddin, 2014).

c. Status Anemia dalam kehamilan Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu

dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga atau kadar

hemoglobin dibawah 10,5 gr% pada trimester dua nilai batas tersebut dan

perbedaannya dengan wanita tidak hamil terjadi hemodilusi, terutama pada

trimester dua, (Saifuddin, 2014). Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan

yang lazim disebut hidramia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel

darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi

pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut plasma 30%, sel

darah 18% dan hemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah

mulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu, (Wiknjosastro, 2014). Secara fisiologis, pengenceran

darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan

adanya kehamilan.

8. Manifestasi Klinis

21
Gejala klinis rest plasenta adalah terdapat subinvolusi uteri, terjadi perdarahan sedikit yang

berkepanjangan, dapat juga terjadi perdarahan banyak mendadak setelah berhenti beberapa

waktu, perasaan tidak nyaman di perut bagian bawah (Manuaba, 2015)


15
9. Pemeriksaan Diagnostik

a. Hitung darah lengkap Untuk melihat nilai hemoglobin ( Hb ) dan hematokrit ( Ht ),

melihat adanya trombositopenia, serta jumlah leukosit, pada keadaan yang disertai

dengan infeksi

b. Menentukan adanya gangguan koagulasi Dengan hitung protombrin time ( PT )

dan activated Partial Tromboplastin Time ( aPTT ) atau yang sederhana dengan

Clotting Time ( CT ) atau Bleeding Time ( BT ). Ini penting untuk menyingkirkan

garis spons desidua.

c. Pemeriksaan USG

Pada pemeriksaan USG akan terlihat adanya sisa plasenta (stoll cell)

10. Penatalaksanaan

Dengan perlindungan antibiotik sisa plasenta dikeluarkan secara digital atau

dengan kuret besar. Jika ada demam ditunggu dulu sampai suhu turun dengan

pemberian antibiotik dan 3 – 4 hari kemudian rahim dibersihkan, namun jika

perdarahan banyak, maka rahim segera dibersihkan walaupun ada demam (Saleha,

2014). Keluarkan sisa plasenta dengan cunam ovum atau kuret besar. Jaringan yang

melekat dengan kuat mungkin merupakan plasenta akreta. Usaha untuk melepas

plasenta terlalu kuat melekatnya dapat mengakibatkan perdarahan hebat atau perforasi

uterus yang biasanya membutuhkan tindakan hisrektomi (Prawirohardjo, 2014).

Menurut Morgan & Hamilton (2009) terapi yang biasa digunakan :

22
a. Pemasangan infus dan pemberian uterotonika untuk mempertahankan keadaan

umum ibu dan merangsang kontraksi uterus.

b.

c. Kosongkan kandung kemih Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi


16

d. Antiobiotika ampisilin dosis awal 1 gr IV dilanjutkan dengan 3x1 gram per oral

dikombinasikan dengan metrodinazol 1 gram suppositoria dilanjutkan dengan

3x500 mg.

e. Oksitosin , Methergin 0,2 mg peroral setiap 4 jam sebanyak 6 dosis. Dukung

dengan analgesik bila kram.. Mungkin perlu dirujuk ke rumah sakit untuk dilatasi

dan kuretase bila terdapat perdarahan.

f. Observasi tanda – tanda vital dan perdarahan g. Bila kadar HB 8 gr%, berikan

sulfas ferosis 600mg/hari selama 10 hari Sisa plasenta bisa diduga kala uri

berlangsung tidak lancar atau setelah melakukan plasenta manual atau menemukan

adanya kotiledon yang tidak lengkap pada saat melakukan pemeriksaan plasenta

dan masih ada perdarahan dari ostium uteri eksternum pada saat kontraksi rahim

sudah baik dan robekan jalan lahir sudah terjahit. Untuk itu, harus dilakukan

eksplorasi kedalam rahim dengan cara manual/ digital atau kuret dan pemberian

uterotonika.

11. Pencegahan Rest Plasenta

Pencegahan terjadi perdarahan post partum merupakan tindakan utama, sehingga dapat

menghemat tenaga, biaya dan mengurangi komplikasi upaya preventif dapat dilakukan

dengan :

a. Meningkatkan kesehatan ibu, sehingga tidak terjadi anemia dalam kehamilan.

23
b. Meningkatan usaha penerimaan KB.

c. Melakukan pertolongan persalinan di rumah sakit bagi ibu yang mengalami

perdarahan post partum.

d. Memberikan uteronika segera setelah persalinan bayi, kelahiran plasenta

dipercepat, (Manuaba, I.B.G, 2015).


17
Menurut Manuaba (2015) untuk menghindari terjadinya sisa plasenta dapat

dilakukan dengan membersihkan kavum uteri dengan membungkus tangan dengan

sarung tangan sehingga kasar, mengupasnya sehingga mungkin sisa membran

dapat sekaligus dibersihkan, segera setelah plasenta lahir dilakukan kuretase

menggunakan kuret post partum yang besar

12. Komplikasi

a. Sumber infeksi dan perdarahan potensial

b. Memudahkan terjadinya anemia yang berkelanjutan

c. Terjadinya plasenta polip

d. Degenerasi koroikarsinoma

e. Menimbulkan gangguan pembekuan darah

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Riwayat keperawatan

a. Data demografi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, alamat.

b. Keluhan utama : adanya nyeri perubahan fungsi seksual, luka.

24
c. Riwayat penyakit dahulu : apakah klien dan keluarga pernah menderita penyakit

yang sama.

d. Riwayat penyakit sekarang : klien mengalami infeksi alat kelamin

e. Riwayat seksual, termasuk riwayat PMS sebelumnya, jumlah pasangan seksual

pada saat ini, frekuensi aktifitas seksual secara umum.

f.

g. Gaya hidup, penggunaan obat intravena atau pasangan yang menggunakan obat

intravena; merokok, alcohol, gizi buruk, tingkat stress yang tinggi.Pemeriksaan


18
fisik bagian luar

2. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.

b. BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi cardy,

suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)

c. Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi pengecapan;

pendengaran, dan leher.

d. Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan puting

susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri,

produksi laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak.

e. Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus abdominal

utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus,

konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus, nyeri, perabaan distensi

blas.

25
f. Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin,

kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka

episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna,

jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr

alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus. Vital sign : febris, takikardi s/d

syok

g. Ku : sedang – jelek

h. Mata konjungtiva anemis

i. Abdomen :

Inspeksi : perut tampak sedikit membuncitPalpasi : fundus uteri teraba, terdapat

sub involusi uterus,kontraksi lemahan, nyeri tekan (+/-)


19
j. Genetalia :

Inspeksi : V/U tenang ,PPV(+) Inspekulo :

a) Vagina : fleksus, tanda tanda trauma, tumor, tanda infeksi

b) Porsio : bentuk, ukuran, tanda trauma,massa, Porsio : bentuk, ukuran, tanda

trauma,massa, lesi,tanda infeksi, fluksus, dilatasi OUE

c) VT

(a) Vagina : massa

(b) Porsio : ukuran ,massa, konsistensi, dilatasi serviks

(c) Korpus uteri : arah, ukuran, konsistensi, nyeri/tidak

(d) Adneksa parametrium : massa, nyeri/tidak

26
(e) Kavum douglasi : massa, nyeri/tidak

k. Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,

kekuatan otot.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Diagnosa 1. Nyeri berhubungan dengan  Nyeri berhubungan dengan trauma atau

distensi jaringan. trauma atau distensi jaringan.

Intervensi :

a. Tentukan karakteristik, tipe, lokasi, dan durasi nyeri. Kaji klien terhadap nyeri

perineal   yang menetap, vagina, kontraksi uterus atau nyeri tekan abdomen.

Rasional : Membantu dalam diagnosa banding dan pemilihan metode tindakan.

Nyeri tekan abdominal mungkin tersembunyi kevagina atau jaringan perineal.

Nyeri tekan abdominal mungkin sebagai akibat dari atonia uterus atau

tertahannya bagian-bagian placenta. Nyeri  berat, baik pada uterus dan abdomen,
20
berat, baik pada uterus dan dapat terjadi dengan inversio uterus.

b. Kaji kemungkinan penyebab psikologis dari ketidaknyamana.

Rasional : Situasi darurat dapat mencetuskan rasa takut dan ansietas yang

memperberat persepsi ketidaknyamanan.

c. Berikan tindakan kenyamanan seperti pemberian kompres es pada perineum atau

lampu pemanas pada penyembungan episiotomy

27
Rasional : Kompres dingin meminimalkan edema, dan menurunkan hematoma

serta sensasi nyeri, panas meningkatkan vasodilatasi yang memudahkan resorbsi

serta hematoma.

d. Berikan analgesik, narkotik, atau sedativa sesuai

Rasional : Menurunkan nyeri dan ancietas, meningkatkan relaksasi.

2. Diagnosa 2. Resiko tinggi terjadi Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.

Intervensi :

a. Demonstrasikan mencuci tangan yang tepat dan teknik perawatan diri. Tinjau ulang

cara yang tepat untuk menangani dan membuang material yang terkontaminasi

misalnya pembalut, tissue, dan balutan.

Rasional : Mencegah kontaminasi silang/penyebaran organinisme infeksius

b. Perhatikan perubahan pada tanda vital atau jumlah

Rasional : Peningkatan suhu dari 100,4 ºF (38ºC) pada dua hari beturut-turut

(tidak menghitung 24 jam pertama pasca partum), tachikardia, atau leukositosis

dengan perpindahan kekiri menandakan infeksi.

c. Perhatikan gejala malaise, mengigil, anoreksia, nyeri tekan uterus atau nyeri

pelvis. Rasional : Gejala-gejala ini menandakan keterlibatan sistemik,

kemungkinan menimbulkan bakterimia, shock, dan kematian bila tidak teratasi.

d. Selidiki sumber potensial lain dari infeksi, seperti pernapasan (perubahan pada
21
bunyi napas, batuk produktif, sputum purulent), mastitis (bengkak, eritema, nyeri),

atau infeksi saluran kemih (urine keruh, bau busuk, dorongan, frekuensi, nyeri).

28
Rasional : Diagnosa banding penting untuk pengobatan yang efektif.

e. Kaji keadaan Hb atau Ht. Berikan suplemen zat besi sesuai indikasi.

Rasional : Anemia sering menyertai infeksi, memperlambat pemulihan dan

merusak sistem imun.

3. Diagnosa 3. Resiko Shock b/d Renjatan Hipovolemik

Faktor resiko:

a) Hipotensi

b) Hipovolemia

c) Hipoksemia

d) Hipoksia

e) Infeksi

f) Sepsis

g) Systemic

Inflammatory syndrome Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...........

diharapkan shock tidak terjadi atau dapat di control.

Dengan kriteria hasil:

NOC: cardiopulmonary status

- Tekanan darah sistolik dbn

- Tekanan darah diastolic dbn

- Nadi perifer teraba dan dbn

- Irama jantung normal

- Frekuensi nafas dbnIrama pernafasan normal


22

29
- Output urine dbn

- Saturasi oksigen dalam batas normal (>90%)

- Tidak terjadi pucat

- Tidak terjadi distensi vena leher

- Tidak ada pursed lips breathing

- Tidak ada sesak nafas pada saat istirhat

- Tidak terjadi restlessness (gelisah)

- Tidak terjadi diaphoresis

- Tidak terjadi somnolen

NIC: shock management

a. Awasi masuk dan haluaran, ukur volume darah yang keluar melalui perdarahan

Rasional : Untuk membantu perkiraan keseimbangan cairan pasien

b. Hindari trauma dan pemberian tekanan berlebihan pada daerah yang mengalami

perdarahan

Rasional: untuk menghindari perdarahan yang berlebihan

c. Pantau TTV

Rasional : memantau Hemodinamik pasien

d. Evaluasi nadi perifer, dan pengisian kapiler, kaji turgor kulit dan kelembaban

membran mukosa perhatikan keluhan haus pada pasien

Rasional : agar dapat mengindikasikan devisit volume cairan untuk mengetahui

tanda dehidrasi

30
e. Kolaborasi berikan transfusi darah (Hb, Hct) dan trombosit sesuai indikasi

Rasional : untuk mengembalikan kehilangan darah

4. Diagnosa 4. Gangguan perfusi jaringan perifer b/d hipoksia jaringan


23

NOC :

a. Circulation Status

b. Tissue perfusion: perifer

Setelah dilaksanakan asuhan keperawatan selama ....diharapkan ketidakseimbangan perfusi

jaringan perifer teratasi dengan kriteria hasil :

a. TTV dalam batas normal

b. Warna kulit normal

c. Suhu kulit hangat

d. Kekuatan fungsi otot

e. Nilai laboratorium dalam batas normal

NIC :

a. Kaji secara komprehensif sirkulasi perifer

Rasional : Sirkulasi perifer dapat menunjukan tingkat keparahan penyakit

b. Evaluasi nadi perifer dan edema

Rasional : Pulsasi yang lemah menimbulkan penurunan kardiak output

31
c. Elevasi anggota badan 20 x atau lebih

Rasional : Untuk meningkatkan venous return

d. Ubah posisi pasien setiap 2 jam

Rasional : Mencegah komplikasi dekubitus

e. Dorong latihan ROM sebelum bedrest

Rasional: Menggerakanotot dansendi agartidak kaku

f. Monitor laboratorium (Hb, ht)

Rasional : Nilai laboratorium dapat menunjukan komposisi darah

g. Kolaborasi pemberian anti platelet atau anti perdarahan


24

Rasional : Meminimalkan adanya bekuan dalam darah

h. Kaji TTV

Rasional : Mengetahui status kardio respirasi pasien

32
25BAB III

RESUME KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. H


Umur/Tanggal Lahir : 39 tahun
Alamat : Ds. Kalahien
Agama : Islam
Suku : Dayak
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Diagnosa Medis : P1A0 post partum dengan komplikasi Rest Plasenta
Tanggal Pengkajian : 13-06-2020
No RM : 02.20.xx

Riwayat keluhan saat pengkajian yang : Pasien nyeri pada perut, keluar darah
lalu bercampur lendir
Riwayat kesehatan keluarga : Pasien mengatakan tidak memiliki

33
penyakit menular dan lainnya
Riwayat Persalinan : Jenis : Normal
Persalinan
Jenis : Laki-laki
kelamin
bayi
BB/PB : 2900 gram/45 cm
Perdarahan : ada
Masalah : Tidak ada masalah,
dalam persalinan di bantu Dukun

persalinan Kampung

Pemeriksaan Fisik dan pengkajian Gordon


Tanda-tanda vital
Kesadaran : Compos mentis
TD : 176/94 MmHg
Suhu : 36 C
26
Nadi : 84 x/menit
RR : 22 x/menit

Persepsi terhadap penyakit dan manajemen kesehatan :


Pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya, Pasien melahirkan hanya di bantu dukun
kampong. Pasien mengatakan keluarganya sudah biasa dibantu dukun kampung saat
melahirkan

Persepsi diri dan konsep diri


Pasien mengatakan melahirkan pertama kali

Peran dan hubungan


Peran dan hubungan pasien dengan keluarga baik, pasien datang ditemani suami, pasien
mengatakan akan berobat sampai sembuh.

Seksualitas dan reproduksi


Pasien mengatakan seksualitasnya tidak ada gangguan

Nilai dan kepercayaan terhadap penyakit

34
Pasien beragama Islam. Pasien selalu berdoa kepada Tuhan agar di beri kesehatan baik untuk

dirinya dan keluarga.

Kepala dan Leher


Kepala : Inspeksi : Bentuk kepala pasien mesochepal, tidak terdapat luka

Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan lesi.


Rambut : Tampak bersih, distribusi rambut merata, kulit kepala tampak bersih,

rambut pasien tergerai.


Mata : Konjungtiva tampak anemis, sclera tidak ikterik
Hidung : Tidak ada keluar cairan dari hidung pasien, pasien tidak mengalami

gangguan penciuman
Mulut : Mukosa bibir lembab, bibir tidak sianosis
Telinga : Fungsi pendengaran pasien tidak mengalami gangguan, aurikel kiri dan
27
kanan simetris, telinga klien tampak bersih
Leher : pasien tidak mengalami kaku kuduk, tidak ada pembesaran vena jugularis.

Dada
Jantung : iktus cordis terlihat, saat diperkusi pekak, bunyi jantung S1/S2

Tunggal (Lup/Dup), irama jantung reguler , tidak ada suara bunyi

jantung tambahan, tidak ada pembesaran jantung (kardiomegali),


Paru-paru : Pengembangan dinding dada kiri dan kanan simetris, tidak ada nyeri

tekan, tampak adanya pembesaran, saat diperkusi sonor, tidak ada

suara tamabhan
Payudara : payudara pasien tampak kencang, warna payudara pasien sama dengan

warna kulit.
Putting susu : Puting susu menonjol, terjadi hiperpigmentasi pada puting susu pasien
Pengeluaran ASI : Baik

Abdomen

Involusi uterus : Pertengahan pusat dan simfisis


Kontraksi : Ya
Kandung kemih : kosong (tidak terpasang kateter)
Pigmentasi linea nigrae : Ya
Striae : Ya

35
Fungsi pencernaan

Nutrisi dan Cairan : Makan dan minum seperti biasa. Menghabiskan 1 porsi

makan. Lauk: Ikan, tahu, tempe, telur. Tidak ada pantangan


Nafsu makan : Baik 28
Antropometri : BB 46 kg
: TB 144 CM
Asupan cairan : Sehari ± 3-5 gelas / hari

Istirahat dan Kenyamanan


Pola tidur : Saat di rumah pasien tidur pada malam hari kira-kira pada

jam 22.00 – 05.00 WIB dan pada siang hari tidur jam 13.00

WIB. Bisa berubah-rubah karena pasien sambil memberi

ASI.
Frekuensi : 2 kali sehari
Pola tidur saat ini : Terkaji
Keluhan : Tidak ada

ketidaknyamanan

Mobilisasi dan Latihan


Tingkat Mobilisasi : Pasien setiap hari hanya menjadi ibu rumah tangga
Skala Otot

5555 5555

5555 5555
Ket :
0 : parilasis total
1 : tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi
2 : gerakan otot penuh,menentang gravitasi dengan sokongan
3 : gerakan normal menentang gravitasi
4 : gerakan normal penuh, menentang gravitasi dengan sedikit tahanan
5 : gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan tahanan penuh
29

Ekstrimitasital

36
Varieses : Tidak Lokasi : -
Edema : Tidak Lokasi : -
Tanda : -
Hormon

Perineum dan Genital


Vagina :Integritas kulit : Baik
Edema : Tidak ada
Memar : Tidak ada
Hematom : Tidak ada
Perineum : Utuh
Tanda-tanda REEDA
R (Kemerahan) : Tidak
E (Bengkak) : Tidak
E (Echimosis) : Tidak
D (Dischaege) : Tidak
A (Approximate) : Tidak

Kebersihan
Lokhea : Berwarna merah muda, keluar sedikit-sedikit beserta lendir

Eliminasi
Urin : Kebiasaan BAK dirumah : pasien biasanya BAK 3-4 kali sehari
: BAK saat ini : Belum ada BAK
: Nyeri : Tidak
BAB : Kebiasaan BAB dirumah 30 : Kebiasaan BAB dirumah : Biasanya
klien BAB 2 kali sehari
: BAK saat ini : Klien belum ada BAB.
: Konstipasi : Tidak

Pemeriksaan Penunjang
Hari/tanggal : 13-06-2020
USG: Setelah di USG oleh dokter nampak sisa plasenta pada uterus.
Parameter Hasil Rentang Normal Interpretasi

Terapi
Obat Dosis Rasional

37
Data Fokus

1. Data Subjektif :

Pasien mengatakan nyeri perut

Data Objektif :

P: Nyeri bertambah bila beraktivitas

Q: Kram-kram

R: Perut bawah quadran 3&4

S: 5 (0-10)

T: Menetap

Td: 176/94mmHg

N: 84x/mt

RR: 22x/mt

S: 36 C

2. Data Subjektif: 31

Pasien mengatakan waktu melahirkan di bantu oleh dukun kampung

Data Objektif:

Pasien mengatakan keluarganya sudah biasa dibantu dukun kampung saat melahirkan

Diagnosa Keperawatan:

1. Nyeri Persalinan b/d kerusakan jaringan intrauteri

2. Resiko perdarahan b/d factor resiko: komplikasi pasca partum dukun, persalinan dengan

tindakan paksa, pengeluaran plasenta tidak hati- hati

3. Resiko Infeksi b/d Faktor risiko:

- laserasi jalan lahir

- bantuan pertolongan persalinan


38
4. Defisiensi pengetahuan b/d kuangnya informasi

DATA PROBLEM ETIOLOGI


32
DS : Nyeri persalinan kerusakan jaringan
Pasien mengatakan nyeri perut intrauteri

DO :
P: Nyeri bertambah bila beraktivitas
Q: Kram-kram
R: Perut bawah quadran 3&4
S: 5 (0-10)
T: Menetap
Td: 176/94mmHg
N: 84x/mt
RR: 22x/mt
S: 36 C

Resiko Perdarahan factor resiko: komplikasi


pasca partum

Resiko Infeksi Faktor Resiko:

39
- laserasi jalan lahir

- bantuan pertolongan
persalinan

DS: Defisiensi Kurangnya Informasi


Pasien mengatakan waktu Pengetahuan

melahirkan di bantu oleh dukun


kampung
DO:
Pasien mengatakan keluarganya
sudah biasa dibantu dukun kampung
saat melahirkan

33

40
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Persalinan b/d kerusakan jaringan intrauteri

NOC NIC RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI


Diagnosa : Nyeri Persalinan Pain management Pk.10.10wib Pk. 10.40wib
b/d kerusakan jaringan 1. Kaji secara 1. Mengindikasikan terjadinya 1. Mengkaji Nyeri pasien S : Pasien
intrauteri komprehensif tentang komplikasi. 2. Mengkaji skala nyeri mengatakan nyri
Tujuan : nyeri meliputi: lokasi, 2. Dapat membandingkan sebelumnya dan area perut tidak
Setelah dilakukan asuhan karakteristik, dan nyeri yang ada dari nyeri sekarang berkurang
keperawatan selama 1x 30 jam onset, durasi, sebelumnya 3. Mengobservasi cara O : pasien tampak
diharapkan nyeri berkurang frekuensi, kualitas, 3. Penggunaan persepsi diri/ pasien mengelola nyeri meringis menahan
dengan kriteria hasil: intensitas/beratnya perilaku untuk 4. Memberikan informasi sakit
Pain control nyeri, dan faktor- menghilangkan nyeri dapat tentang penyebab nyeri Skala nyeri 5
- Mengenali faktor penyebab faktor presipitasi membantu pasien dan cara mengurangi Pasien tampak
nyeri 2. Kaji pengalaman mengatasinya lebih efektif nyeri menarik nafas
- Menggunakan metode individu terhadap 4. Informasi tentang nyeri 5. Berkolaborasi dengan dalam berulang-
pencegahan non analgetik nyeri, keluarga, dapat membantu dalam Dokter dalam ulang
untuk mengurangi nyeri dengan nyeri kronis menurunkan persepsi nyeri pemberian analgetik bila A : Nyeri persalinan
- Menggunakan analgetik 3. Evaluasi tentang 5. Analgetik diberikan untuk diperlukan belum teratasi.
sesuai kebutuhan keefektifitan dari nyeri ringan yang tidak P : lanjutkan
- Melaporkan gejala pada tindakan mengontrol hilang dengan tindakan intervensi 1, 2, 3, 4

tenaga kesehatan nyeri yang telah kenyamanan. & 5 di ruang rawat

41
34
- Mengenali gejala-gejala digunakan inap.
nyeri 4. Berikan informasi
- Mencatat pengalaman tentang nyeri seperti
tentang nyeri sebelumnya penyebab, berapa
- Melaporkan nyeri yang lama terjadi, dan
sudah terkontrol tindakan pencegahan
Keterangan penilaian NOC: 5. Berikan analgetik
1. Tidak dilakukan sama sesuai anjuran
sekali
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan

42
35
Diagnosa Keperawatan
2. Resiko perdarahan b/d factor resiko: komplikasi pasca partum

NOC NIC RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI


Diagnosa : 1. Monitor ketat tanda- 1. Mengetahui keadaan Pk. 10.10 wib
Pk. 10. 455 wib
Resiko Perdarahan tanda perdarahan umum pasien 1. Mengobservasi
S : Pasien
Tujuan : 2. Monitor TTV 2. Untuk mengetahui tanda- conjungtiva, CRT
mengatakan tidak ada
Setelah dilakukan asuhan 3. Monitor lokhea tanda shock 2. Mengobsevasi Tensi,
keluhan selain nyeri
keperawatan selama 1 x 30 4. Instruksikan pasien 3. Mengontrol perdarahan nadi, respirasi
perut
menit diharapkan resiko untuk membatasi ( Warna, Bau, Jumlah) 3. Mengobservasi
O : Ku cukup baik
perdarahan tidak terjadi aktivitas yang berat 4. Aktivitas pasien yang penegluaran lokhea
TD: 166/87mmHg
dengan kriteria hasil: 5. Kolaboratif dalam tidak terkontrol dapat 4. Menganjurkan pasien
N : 86x/mt
. pemberian terapi menyebabkan perdarahan untuk membatasi
S : 36,4℃
Faktor Risiko: 5. Berkolaborasi tindakan aktivitas
- Lokhea tampak
Kurang Pengetahuan tentang /penanganan selanjutnya 5. Berkolaborasi dengan
berwarna merah
kewaspadaan perdarahan SpOg untuk penangan
muda, keluar
selanjutnya
sedikit-sedikit
Kondisi Tekait:
beserta lender
- Komplikasi pascapartum
- Pasien rencana
- Komplikasi kehamilan
curate dan rawat
- Trauma
inap
A : Perdarahan belum
43
36
NOC
terjadi
1. Blood lose severity
P : lanjutkan
2. Blood koagulation
intervensi 1, 2, 3, 4, 5
Kriteria hasil :
dan 6 di ruang rawat
1. Pasien mengetahui
inap
penyebab dan gejala dari
perdarahan
2. Pasien tidak mengatakan
merasakan gejala
timbulnya perdarahan
3. Tidak ada hematuria dan
hematemesis
4. Tekanan darah dalam batas
normal systole dan diastole
(TD= 100-140/<85 mmHg
pervaginam dalam batas
normal (<500
ml)

44
37
Diagnosa Keperawatan
3. Resiko Infeksi b/d Faktor risiko: laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan

NOC NIC RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI


Diagnosa : Proteksi terhadap Pk. 10.05 wib Pk. 10. 35 wib
Resiko infeksi infeksi S : Pasien
Tujuan : 1. Monitor tanda dan 1. Mengetahui keadaan 1. Mengobservasi keadaan mengatakan tidakada
Setelah dilakukan asuhan gejala infeksi umum pasien umum dan vital sign keluhan selain nyeri
keperawatan selama 1 x sistemik dan lokal. 2. Peningkatan di atas pasien perut
30menit diharapkan resiko 2. Monitor hitung normal dapat 2. Memeriksakan lab darah O : Ku cukup baik
infeksi tidak terjadi dengan granulosit dan menunjukkan adanya lengkap pasien TD: 166/87mmHg
kriteria hasil: WBC. infeksi 3. Mencuci tangan N : 86x/mt
3. Pertahankan teknik 3. Mencegah masuknya sebelum dan sesudah S : 36,4C
Faktor Risiko: aseptik untuk setiap mikroorganisme tindakan Pasien rencana curate
- gangguan peristalsis tindakan. 4. Mengetahui tanda-tanda 4. Mengobservasi suhu dan rawat inap
- gangguan integritas kulit 4. Inspeksi kulit dan bila terjadinya infeksi tubuh pasien A : Infeksi belum
- vaksinasi tidak adekuat membran mukosa 5. Menjaga kondisi tubuh 5. Menganjurkan pasien terjadi
- kurang pengetahuan untuk terhadap kemerahan, pasien untuk beristirahat P : lanjutkan
menghindari pemajanan panas. 6. Menyesuaikan obat bila 6. Berkolaborasi dengan intervensi 1, 2, 3, 4, 5
pathogen 5. Dorong istirahat terjadinya infeksi dokter dalam pemberian dan 6 di ruang rawat
- malnutrisi yang cukup. antibiotik inap
- obesitas 6. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
- merokok
antibiotik
- statis cairan tubuh

45
38
Diagnosa Keperawatan
4. Defisiensi Pengetahuan b/d kurangnya informasi

NOC NIC RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI


Diagnosa : Defisiensi NIC : Pk. 10.30wib Pk. 11.00wib
Pengetahuan b/d kurangnya Teaching: Disease S:Pasien mengatakan
informasi Proses, health education tidak akan melahirkan
NOC label: 1. Kaji tingkat 1. Untuk memberikan 1. Mengkaji tingkat tanpa di damping
Knowledge: disease process pengetahuan klien informasi pada pengetahuan klien yang bidan kesehatan
Setelah dilakukan tindakan yang berhubungan pasien/keluarga, perawat berhubungan dengan
keperawatan selama 1x30 dengan perlu mengetahui sejauh perkembangan penyakit, O : Pasien dan
menit diharapkan klien perkembangan mana informasi atau proses penyakitnya. keluarga tampak
menunjukkan pengetahuan penyakit, proses pengetahuan yang diketahui 2. Mengkaji latar mengerti dan
tentang proses penyakitnya penyakitnya. klien/keluarga untuk belakang pendidikan memahami
dengan kriteria hasil : menyesuaikan pendidikan pasien. pentingnya persalinan
 Klien dan keluarga 2. Kaji latar belakang kesehatan yang akan 3. Menjelaskan tentang yang di bantu nakes.
menyatakan pemahaman pendidikan pasien. diberikan proses penyakit, diet, Pasien dan keluarga
tentang proses penyakit, 2. Agar perawat dapat perawatan dan mampu menyebutkan
penyebab penyakit, tanda 3. Jelaskan tentang memberikan penjelasan pengobatan pada klien manfaat persalian bila
dan gejala, komplikasi proses penyakit, tanda dengan menggunakan kata- dan keluarga dengan di bantu nakes
penyakit, diet, perawatan gejala, diet, perawatan kata dan kalimat yang dapat bahasa dan kata-kata A: Masalah teratasi
dan pencegahan penyakit. dan pengobatan pada dimengerti klien sesuai yang mudah dimengerti. P: Pasien di rawat
 Klien dan keluarga klien dan keluarga dengan tingkat pendidikan 4. Memberikan edukasi inap dan rencana
mampu menjelaskan dengan bahasa dan klien. dan informasi kurate
kembali apa yang kata-kata yang mudah 3. Agar informasi yang pentingnya persalinan
dijelaskan perawat dimengerti. disampaikan perawat dapat yang di bantu oleh
involunter diterima dan mudah nakes
dimengerti sehingga tidak 5. Menganjurkan
46
39
menimbulkan konsumsi makanan
4. Berikan edukasi pada kesalahpahaman sehat dengan gizi
pasien dan keluarga 4. Agar pasien dan keluarga seimbang
pentingnya mengetahui pentingnya 6. Menganjurkan pasien
melahirkan di bantu peran nakes professional memodifikasi gaya
oleh tenaga kesehatan dan mencegah terjadinya hidup
komplikasi pre, ante dan
5. Anjurkan konsumsi post persalinan
makanan sehat 5. Makanan sehat dengan gizi
dengan gizi seimbang seimbang meningkatkan
daya tahan tubuh
6. Anjurkan pasien dan 6. Agar dikemudian hari
keluarga pasien dan keluarga tidak
memodifikasi gaya mengalami kondisi seperti
hidup saat ini

47
40
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang

sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan

mengidentifikasi status kesehatan pasien menurut Lyer et al (1996, dalam Setiadi, 2017).

Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya

(Manurung, 2016). Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan

pasien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan menurut Effendy (1995, dalam

Dermawan, 2017).

Tujuan pengkajian menurut Dermawan (2017) adalah sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien.

b. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien.

c. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.

d. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah

berikutnya.

Tipe data Tipe data menurut Setiadi (2017) adalah sebagai berikut:

a.

b. Data subjektif Data subjektif adalah deskripsi verbal pasien mengenai masalah

kesehatannya. Data subjektif diperoleh dari riwayat keperawatan termasuk persepsi

pasien, perasaan dan ide tentang status kesehatannya. Sumber data lain dapat

48
41
diperoleh dari keluarga, konsultan dan tenaga kesehatan lainnya. Data objektif Data

objektif adalah hasil observasi atau pengukuran dari status kesehatan pasien.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengkajian Hal-hal yang harus diperhatikan

dalam pengkajian menurut Dermawan (2017) adalah sebagai berikut:

a. Data yang dikumpulkan harus menyeluruh meliputi aspek bio-psiko-sosial dan

spiritual.

b. Menggunakan berbagai sumber yang ada relevansinya dengan masalah pasien dan

menggunakan cara-cara pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

c. Dilakukan secara sistematis dan terus menerus.

d. Dicatat dalam catatan keperawatan secara sistematis dan terus menerus.

e. Dikelompokkan menurut kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual.

f. Dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relevan

Secara teori pengkajian yang didapat dari pasien atau ibu hamil dengan diagnosa

rest plasenta yaitu uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini

menyebabkan perdarahan namun ada beberapa ibu hamil yang tidak mengalami

perdarahan, uteri berkontraksi tetapi tinggi fundus uteri tidak berkurang, keadaan umum

lemah, peningkatan denyut nadi, tekanan darah menurun, pernapasan cepat pasien pusing

dan gelisah, tampak sisa plasenta belum kelua, nyeri pada area perut.

Pengkajian yang di dapat pada Ny. H umur 39 tahun dengan diagnosa medis

P1A0 post partum dengan komplikasi rest plasenta. Keluhan pasien saat datang

pasien mengatakan nyeri pada perut, dan keluar darah bercampur lendir setelah

melahirkan hari ke-4. Sebelumnya pasien melahirkan bayi laki-laki dengan berat

badan 2.900 gr mengalami perdarahan dimana persalinan di tolong oleh dukun

kampung, TD: 176/94 mmHg, Nadi: 84x/menit, Suhu: 36℃, RR: 22 x/menit, involusi

49
42
uterus pertengahan pusat dan simpisis, ada lochea wana merah muda keluar sedikit-

sedikit beserta lendir.

Menurut analisa penulis ada kesamaan secara teori dan pengkajian yang

dilakukan pada Ny. H dimana pasien mengeluh nyeri perut dan keluar darah bercampur

lendir setelah melahirkan hari ke-4, ada perdarahan setelah plasenta lahir pada saat di

tolong bidan kampung, involusi uterus pertengahan pusat dan simpisis, ada lochea wana

merah muda keluar sedikit-sedikit beserta lendir.

B. Diagnosa Keperawatan

Suatu diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia

terhadap gangguan kesehatan/ proses kehidupan atau kerentanan terhadap respon

tersebut dari seorang individu, keluarga, kelompok atau komunitas (NANDA I- 2018).

Setiap diagnosis keperawatan memiliki label dan definisi yang jelas. Hal ini

penting untuk menyatakan bahwa apakah label atau daftar label yang ada tidak

mencukupi. Sangat pentig bahwa perawat mengetahui definisi diagnosis yang paling

sering digunakan. Selain itu perlu mengetahui indikator diagnostik data yang digunakan

untuk mendiagnostik dan untuk membedakan satu diagnosis dari yang lain. Indikator

diagnostik meliputi batasan karakteristik dan faktor yang berhubungan atau faktor resiko.

Batasan karakteristik adalah tanda/kesimpulan yang dapat diamati yang

dikelompokkan sebagai manifestasi dari diagnosis misalnya tanda dan gejala. Pengkajian

yang mengidentifikasi adanya sejumlah karakteristik memberikan dukungan terhadap

ketepatan diagnosis keperawatan.

Faktor yang berhubungan merupakan komponen integral dari semua diagnosis

keperawatan yang berfokus masalah. Faktor yang berhubungan dengan penyebab,

keadaan, fakta atau pengaruh yang memiliki beberapa jenis hubungan dengan diagnosis

keperawatan.

50
1. Secara teori diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien atau ibu hami

rest plasenta yaitu sebagai berikut:Nyeri berhubungan dengan trauma atau distensi
43
jaringan

Definisi: pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan sebagai kerusakan

awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat dengan

berakhirnya dapat diantisipasi atau diprediksi dan dengan durasi kurangd ari 3 bulan.

Batasan Karakteristik

1) Perubahan selera makan

2) Perubahan pada parameter fisiologis

3) Diaforesis

4) Perilaku distraksi

5) Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang

tidak dapat mengungkapkannya

6) Perilaku ekspresif

7) Ekspresi wajah nyeri

8) Sikap tubuh melindungi

9) Putus asa

10) Fokus menyempit

11) Sikap melindungi area nyeri

12) Perilaku protektif

13) Laporan tentang perilaku nyeri/perubaha aktivitas

14) Dilatasi pupil

15) Fokus pada diri sendiri

51
16) Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri

17) Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar skala nyeri

Faktor yang berhubungan:

1) Agens cidera biologis 44

2) Agens cedera kirmiawi

3) Agens cedera fisik

2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan

Definisi: rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik yang dapat

menganggu kesehatan

Faktor resiko:

1) Gangguan peristaltis

2) Gangguan integritas kulit

3) Vaksinasi tidak adekuat

4) Kurang pengetahuan untuk menghindari peajanan patogen

5) Malnutrisi

6) Obesitas

7) Merokok

8) Stasis cairan tubuh

3. Resiko syok berhubungan dengan renjatan hipovolemik

Definisi rentan mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh yang dapat

mengakibatkan difungsi seluler yang mengancam jiwa yang dapat menganggu

kesehatan

Faktor resiko: akan dikembangan

Kondisi terkait:

52
1) Hipotensi

2) Hipovolemia

3)

4) HipoksemiaHipoksia
45
5) Infeksi

6) Sepsis

7) Sindrom renspons inflamasi sistemik

4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipoksia jaringan

Definisi: penurunan sirkulasi darah ke periper yang dapat menganggu kesehatan.

Batasan karakteristik

1) Tidak ada nadi perifer

2) Perubahan fungsi motorik

3) Perubahan karakteristik kulit

4) Indeks ankle-brakhial <0.90

5) Waktu pengisian kapiler >3 detik

6) Warna tidak kembali ketungki 1 menit setelah tungkai di turunkan

7) Perubahan tekanan darah di ekstremitas

8) Pemendekan jarak bebas nyeri yang di tempuh dalam uji berjalan 6 menit

9) Penurunan nadi perifer

10) Kelambatan penyembuhan luka periper

11) Pemendekan jarak total yang ditempuh dalm uji berjalan 6 menit

12) Edema

13) Nyeri ekstremitas

14) Bruit femoral

15) Klaudikasi intermiten

53
16) Parestesia

17) Warna kulit pucat saat elevasi

Faktor yang berhubungan:


46
1) Asupan garam tinggi

2) Kurang pengetahuan tentang proses penyakit

3) Urang pengetahuan tentang faktor yang dapat diubah

4) Gaya hidup kurang gerak

5) Merokok

Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. H yaitu sebagai berikut:

1) Nyeri persalinan berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri

2) Resiko perdarahan Faktor resiko: komplikasi pasca partum

3) Resiko infeksi faktor resiko: laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan

4) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

Menurut analisa penulis ada kesamaan diagnosa antara teori dengan yang ditemukan

pada ny. H yaitu nyeri akut dan resiko infeksi namun ada 2 diagnosa yang muncul yang

tidak sesuai dengan teori yaitu resiko perdarahan dengan defisiensi pengetahuan.

C. Intervensi Keperawatan

Menurut UU perawat No. 38 th. 2014. Perencanaan merupakan semua rencana

tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang diberikan kepada

pasien. Intervensi keperawatan di definisikan sebagai berbagai perawatan, berdasarkan

penilaian klinis dan pengetahuan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk

meningkatkan hasil pasien. Nursing Intervension Classification (NIC) adalah sebuah

taksonomi tindakan komprehensif berbasis bukti yang perawat lakukan di berbagai

54
tatanan perawatan. Dengan menggunakan pengetahuan keperawatan, perawat melakukan

dua intervensi yaitu mandiri/independen dan kolaborasi/interdisipliner.

Intervensi yang ingin diberikan pada Ny. H untuk diagnosa keperawatan nyeri

persalinan b/d kerusakan jaringan intrauteri yaitu Tujuan : Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 1x 30 menit diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil: Pain
47
control Mengenali faktor penyebab nyeri. Menggunakan metode pencegahan non

analgetik untuk mengurangi nyeri. Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan.

Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan. Mengenali gejala-gejala nyeri. Mencatat

pengalaman tentang nyeri sebelumnya. Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol

intervensu Pain management: Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi: lokasi,

karakteristik, dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-

faktor presipitasi. Kaji pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga, dengan nyeri

kronis.Evaluasi tentang keefektifitan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah

digunakan.Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab, berapa lama terjadi, dan

tindakan pencegahan. Berikan analgetik sesuai anjuran.

Intervensi yang ingin diberikan kepada ny. H dengan diagnosa keperawatan

resiko Perdarahan yaitu Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 30

menit diharapkan resiko perdarahan tidak terjadi dengan kriteria hasil: Faktor Risiko:

Kurang Pengetahuan tentang kewaspadaan perdarahan Kondisi Tekait: Komplikasi

pascapartum. Komplikasi kehamilan. Trauma NOC:Blood lose severity, Blood

koagulation, Kriteria hasil: Pasien mengetahui penyebab dan gejala dari perdarahan.

Monitor ketat tanda-tanda perdarahan. Monitor TTV. Monitor lokhea. Instruksikan

pasien untuk membatasi aktivitas yang berat. Kolaboratif dalam pemberian terapi.

Intervensi yang ingin diberikan kepada ny. H dengan diagnosa keperawatan

Resiko infeksi Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 30 menit

55

48
diharapkan resiko infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil: Faktor Risiko: gangguan

peristalsis. gangguan integritas kulit. vaksinasi tidak adekuat. kurang pengetahuan untuk

menghindari pemajanan pathogen. Malnutrisi. Obesitas. Merokok. statis cairan tubuh.

Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal. Monitor hitung granulosit dan WBC.

Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan. Inspeksi kulit dan membran mukosa

terhadap kemerahan, panas. Dorong istirahat yang cukup. Kolaborasi dengan dokter

pemberian antibiotik.

Intervensi yang ingin diberikan kepada ny. H dengan diagnosa keperawatan

Pengetahuan b/d kurangnya informasi NOC label: Knowledge: disease process Setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit diharapkan klien menunjukkan

pengetahuan tentang proses penyakitnya dengan kriteria hasil : Klien dan keluarga

menyatakan pemahaman tentang proses penyakit, penyebab penyakit, tanda dan gejala,

komplikasi penyakit, diet, perawatan dan pencegahan penyakit. Klien dan keluarga

mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat involunter. NIC : Teaching:

Disease Proses, health education. Kaji tingkat pengetahuan klien yang berhubungan

dengan perkembangan penyakit, proses penyakitnya. Kaji latar belakang pendidikan

pasien. Jelaskan tentang proses penyakit, tanda gejala, diet, perawatan dan pengobatan

pada klien dan keluarga dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti. Berikan

edukasi pada pasien dan keluarga pentingnya melahirkan di bantu oleh tenaga kesehatan.

Berdasarkan intervensi tersebut penulis juga melakukan intervensi yang tidak

jauh berbeda dengan tinjauan teori.

D. Implementasi

Implementasi merupakan suatu perwujudan dari perencanaan yang sudah disusun

pada tahap perencanaan sebelumnya (NANDA 2018). Berdasarkan hal tersebut penulis

56
dalam mengelola pasien dalam implementasi dengan masing-masing diagnosa sebagai

berikut.

a. Nyeri persalinan b/d kerusakan jaringan intrauteri pada diagnosa ini penulis

melakukan implementasi keperawatan selama 1x 30 menit karena dilakukan di ruang

Poli Kandungan RSUD Jaraga Sasameh pada hari, Sabtu 13 Juni 2020 pk 10.10

WIB. Mengkaji Nyeri pasien. Mengkaji skala nyeri sebelumnya dan sekarang. 3.
49
Mengobservasi cara pasien mengelola nyeri. Memberikan informasi tentang

penyebab nyeri dan cara mengurangi nyeri. Berkolaborasi dengan Dokter dalam

pemberian analgetik bila diperlukan

b. Resiko perdarahan b/d factor resiko: komplikasi pasca partum penulis melakukan

implementasi keperawatan selama 1x 30 menit karena dilakukan di ruang Poli

Kandungan RSUD Jaraga Sasameh pada hari, Sabtu 13 Juni 2020 pk 10.10 WIB.

Mengobservasi conjungtiva, CRT. Mengobsevasi Tensi, nadi, respirasi.

Mengobservasi pengeluarann lokhea. Menganjurkan pasien untuk membatasi

aktivitas. Berkolaborasi dengan SpOg untuk penangan selanjutnya.

c. Resiko Infeksi b/d Faktor risiko: laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan

penulis melakukan implementasi keperawatan selama 1x 30 menit karena dilakukan

di ruang Poli Kandungan RSUD Jaraga Sasameh pada hari, Sabtu 13 Juni 2020 pk

10.05 WIB. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign pasien. Memeriksakan lab

darah lengkap pasien. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.

Mengobservasi suhu tubuh pasien. Menganjurkan pasien untuk beristirahat.

Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotic

d. Defisiensi Pengetahuan b/d kurangnya informasi penulis melakukan implementasi

keperawatan selama 1x 30 menit karena dilakukan di ruang Poli Kandungan RSUD

Jaraga Sasameh pada hari, Sabtu 13 Juni 2020 pk 10. 30 WIB. Mengkaji tingkat

57

50
pengetahuan klien yang berhubungan dengan perkembangan penyakit, proses

penyakitnya. Mengkaji latar belakang pendidikan pasien.Menjelaskan tentang

proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada klien dan keluarga dengan

bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.Memberikan edukasi dan informasi

pentingnya persalinan yang di bantu oleh nakes. Menganjurkan konsumsi makanan

sehat dengan gizi seimbang. Menganjurkan pasien memodifikasi gaya hidup.

E. Evaluasi

Menurut Mareel 2016. Evaluasi keperawatan merupakah tahap akhir dari tahap-

tahap proses keperawatan untuk mengetahui apakah masalah-masalah keperawatan yang

muncul pada asuhan keperawatan teratasi atau tidak dan untuk membandingkan antara

yang sistematik dengan terencana denganyang terencana berkaitan dengan fasilitas yang

tersedia.

Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. H

dengan diagnosa medis P1A0 dengan komplikasi rest plasenta di Poli Kandungan RSUD

Jaraga Sasameh Buntok antara lain sebagai berikut:

a. Nyeri persalinan b/d kerusakan jaringan intrauteri. Pada diagnosa ini penulis sudah

melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan tinjauan teori yang ada dan

dilakukan semaksimal mungkin. Pada proses keprawatan sebelumnya yaitu

implementasi keperawatan sudah dijabarkan bagaimana penulis melakukan asuhan

keperawatan dan evaluasi keperawatan pada hari sabtu 13 Juni 2020 pukul. 14. 40

WIB yang di peroleh penulis dari asuhan keperawatan yang dilakukan selama 1x 30

menit yaitu S : Pasien mengatakan nyri area perut tidak berkurang O : pasien tampak

meringis menahan sakit Skala nyeri 5, Pasien tampak menarik nafas dalam berulang-

ulang A : Nyeri persalinan belum teratasi. P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 & 5 di

ruang rawat inap.

58
b. Resiko perdarahan b/d factor resiko: komplikasi pasca partum. Pada diagnosa ini

penulis sudah melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan tinjauan teori yang ada

dan dilakukan semaksimal mungkin. Pada proses keperawatan sebelumnya yaitu

implementasi keperawatan sudah dijabarkan bagaimana penulis melakukan asuhan

keperawatan dan evaluasi keperawatan pada hari sabtu 13 Juni 2020 pukul. 14.45
51
WIB yang di peroleh penulis dari asuhan keperawatan yang dilakukan selama 1x 30

menit yaitu S : Pasien mengatakan tidak ada keluhan selain nyeri perut. O : Ku cukup

baik, TD: 166/87mmHg, N : 86x/mt, S : 36,4℃, Lokhea tampak berwarna merah

muda, keluar sedikit-sedikit beserta lendir, Pasien rencana curate dan rawat inap. A :

Perdarahan belum terjadi. P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 di ruang rawat

inap.

c. Resiko Infeksi b/d Faktor risiko: laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan.

Pada diagnosa ini penulis sudah melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan

tinjauan teori yang ada dan dilakukan semaksimal mungkin. Pada proses

keperawatan sebelumnya yaitu implementasi keperawatan sudah dijabarkan

bagaimana penulis melakukan asuhan keperawatan dan evaluasi keperawatan pada

hari sabtu 13 Juni 2020 pukul. 10.35 WIB yang di peroleh penulis dari asuhan

keperawatan yang dilakukan selama 1x 30 menit yaitu S : Pasien mengatakan

tidakada keluhan selain nyeri perut. O: Ku cukup baik, TD: 166/87mmHg, N :

86x/mt, S : 36,4 C, Pasien rencana curate dan rawat inap. A : Infeksi belum terjadi.

P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 di ruang rawat inap.

d. Defisiensi Pengetahuan b/d kurangnya informasi. Pada diagnosa ini penulis sudah

melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan tinjauan teori yang ada dan

dilakukan semaksimal mungkin. Pada proses keperawatan sebelumnya yaitu

implementasi keperawatan sudah dijabarkan bagaimana penulis melakukan asuhan

59

51
keperawatan dan evaluasi keperawatan pada hari sabtu 13 Juni 2020 pukul. 11.00

WIB yang di peroleh penulis dari asuhan keperawatan yang dilakukan selama 1x 30

menit yaitu S:Pasien mengatakan tidak akan melahirkan tanpa di damping bidan

kesehatan. O : Pasien dan keluarga tampak mengerti dan memahami pentingnya

persalinan yang di bantu nakes, Pasien dan keluarga mampu menyebutkan manfaat

persalian bila di bantu nakes. A: Masalah teratasi. P: Pasien di rawat inap dan

rencana kurate.

60
BAB V
52
PENUTUP

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. H dengan P1A0 dengan komplikasi rest

plasenta, dilakukan dengan pengamatan dan pengkajian langsung pada klien yang masuk ke

Poli Kandungan RSUD Jaraga Sasameh pada tanggal 13 Juni 2020. Maka dalam bab ini

penulis akan menyimpulkan hal-hal yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,

disamping itu dalam bab ini penulis juga memberikan saran yang diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan bagi pemberian asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien.

A. Kesimpulan

Hasil pengkajian yang penulis peroleh dapat terselesaikan karena adanya kerja

sama antara pasien dan perawat yang mengkaji. Pasien sendiri yang aktif berperan serta

dalam melakukan tindakan keperawatan. Dalam hal proses pengkajian ini penulis tidak

menemui kesulitan.

Rest plasenta merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam rongga rahim yang

dapat menimbulkan perdarahan post partum lambat yang terjadi biasanya dalam 6 hari-

10 hari pasca persalinan. Pada kasus Ny. H rest plasenta yang di alaminya disebabkan

oleh persalinan yang ditolong oleh dukun kampung. Setelah dilakukan pengkajian fisik

dan diagnostik USG penulis mampu mengangkat diagnosa keperawatan antara lain.

Nyeri persalinan berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri, resiko perdarahan

berhubungan dengan faktor resiko: komplikasi pasca partum, resiko infeksi berhubungan

61
dengan faktor resiko: laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan, defisiensi

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

B. Saran
53
1. Pada pasien dengan rest plasenta yang ditolong oleh dukun kampung di harapkan

untuk persalinan berikutnya agar di tolong oleh petugas kesehatan seperti bidan,

perawat atau dokter. Karena mengingat rentannya komplikasi apabila tidak di lakukan

perawatan dengan benar seperti perdarahan.

2. Sangat perlu peran serta keluarga dalam pendampingan pada pasien selama masa

kehamilan

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari

bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan, karenanya saran dan

kritik yang membangun diharapkan untuk memperbaiki makalah ini.

62
DAFTAR PUSTAKA
54

Azwar, Saifuddin. 2014. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dermawan. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman Melaksanakan dan


Menerapkan Hasil Penelitian). (Jusirman & A. Maftuhin, Eds.) (Revisi tah). Jakarta:
CV. Trans Info Media.

Forte R. William & Harry Oxom, 2015. Ilmu Kebidanan Patologi 7 Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica Jakarta:Trans Info Media

Manuaba I.B.G. 2016. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk Pendidikan
Bidan.Ed. 2.Jakarta : EGC

Maritalia, D. (2017). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. (S. Riyadi, Ed.). Yogyakarta:
Gosyen Publishing.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2015. Pengantar Kuliah Obtetri. EGC. Jakarta.

Morgan, Geri dan Hamilton Carole. 2009. Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC

NANDA. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2018-2020.


(T. H. Herdman & S. Kamitsuru, Eds.) (11th ed.). Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina
Pustaka

Saleha S. Asuhan Kebidanan 3. Yogyakarta: Rhineka Cipta; 2014. Sarwono Prawirohardjo

Sari, Erlin Ika Wulan, 2016. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas P1A0 Ny. A Dengan Anemia
Sedang Di RB Marga Wahaya Surakarta, Surakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kusuma Husada

Sarwono, 20014. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Setiadi.(2017). Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan.Yogyakarta : Graha


Ilmu

63
Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2014

Yetti Anggraini, 2016. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama

64

Anda mungkin juga menyukai