Dosen pembimbing :
Saiful Bahri, M.Si.
Disusun Oleh :
SEFIA YUNITA SARI 19330079
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA 2021
BAB 1
PENDAHULUA
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRATIKUM
Berdasarkan tabel hasil pengamatan, pada kali ini akan dibahas mengenai
percobaan tentang Uji Aktivitas Anti mikroba. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
menguji aktivitas antimikroba dari bahan-bahan yang diujikan dengan metode difusi.
Prinsip dari percobaan ini adalah penghambatan terhadap pertumbuhan
mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar
daerah yang mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan
bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya
dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk bakteri
tersebut semakin sensitif.
Antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat aktivitas
mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas
beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan
penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan
peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptic, sterilizer, sanitizer dan
sebagainya.
Percobaan Uji Aktivitas Antimikroba ini menggunakan media PCA (Plate
Count Agar). Plate Count Agar, juga disebut Metode Standar Agar, adalah media
pertumbuhan mikrobiologis yang biasa digunakan untuk menilai atau memantau
pertumbuhan bakteri "total" atau yang layak dari sampel. PCA bukan media selektif.
Komposisi agar jumlah plat dapat bervariasi, tetapi biasanya mengandung: 0,5%
pepton.
Pada Tabel 1, percobaan dengan menggunakan antimikroba desinfektan semua
sampel antimikroba membentuk zona hambat kecuali akuadest sebagai kontrol
negatif. Didapatkan hasil Diameter daya hambat desinfektan menggunakan bakteri
E.coli dan S. Aureus. Pada kelompok 1 sampai 4 dengan dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata daya hambat disinfektan terhadap bakteri E.coli, Fenol mempunayai nilai
rata-rata daya hambat tertinggi dengan rata-rata 30,377 setelah itu portex dengan nilai
rata-rata 24,985 dan Wipol mempunyai nilai daya hambat terkecil yaitu 21,622. Dari
nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa Fenol mempunyai daya hambat terbaik
terhadap bakteri E.coli, dibandingkan dengan Wipol dan Portex.
Hal ini dikarenakan fenol merupakan golongan alkohol memiliki mekanisme
kerja dengan mendenaturasi dan mengkoagulasi protein yang akan merusak enzim
sehingga mikroba tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan akhirnya aktivitas
disekitar desinfektan terhenti.Efektivitas disinfektan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya lama paparan, suhu, konsentrasi disinfektan, pH, dan ada tidaknya bahan
pengganggu
Pada Tabel 2. percobaan dengan menggunakan antimikroba desinfektan semua
sampel antimikroba membentuk zona hambat kecuali akuadest sebagai kontrol
negatif. Didapatkan hasil pada percobaan menggunakan sampel desinfektan wipol
bakteri E.coli didapatkan hasil rata rata diameter zona hambat yaitu 11,73mm dan
pada bakteri S.aureus yaitu 15,35mm. Menggunakan porstex pada bakteri E.coli
didapatkan hasil rata rata diameter zona hambat yaitu 15,33mm dan pada bakteri
S.aureus yaitu 20,38mm, Desinfektan dengan yang memiliki mekanisme aksi
antimikroba tertinggi adalah fenol dimana pada bakteri E.coli didapatkan hasil rata
rata diameter zona hambat yaitu 18,8mm dan pada bakteri S.aureus yaitu 24,43.Hal
ini dikarenakan fenol merupakan golongan alkohol memiliki mekanisme kerja dengan
mendenaturasi dan mengkoagulasi protein yang akan merusak enzim sehingga
mikroba tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan akhirnya aktivitas disekitar
desinfektan terhenti.Efektivitas disinfektan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya lama paparan, suhu, konsentrasi disinfektan, pH, dan ada tidaknya bahan
pengganggu.
Selanjutnya pada uji aktifitas mikroba menggunakan sampel antiseptik
lifebouy pada bakteri E.coli didapatkan hasil rata rata diameter zona hambat yaitu
17,10 mm dan pada bakteri S.aureus yaitu 15,34 mm. Menggunakan antis pada
bakteri E.coli didapatkan hasil rata rata diameter zona hambat yaitu 18,14 mm dan
pada bakteri S.aureus yaitu 16,19 mm, selanjutnya menggunakan dettol pada bakteri
E.coli didapatkan hasil rata rata diameter zona hambat yaitu 22,39 mm dan pada
bakteri S.aureus yaitu 20,44 mm. Dettol memilikimekanismeaksiantimikrobatertinggi,
dikarenakan dettol memiliki efektivitas tinggi dalam menghambat pertumbuhan
mikroba. Mekanisme kerja antiseptik antara lain merusak lemak pada membran sel
bakteri atau dengan cara menghambat salah satu kerja enzim pada bakteri yang
berperan dalam biosintesis asam lemak.
Kemudian Tabel 3 pada uji aktifitas mikroba menggunakan sampel antibiotik
ciprofloksasin pada bakteri E.coli didapatkan hasil rata rata diameter zona hambat
yaitu 20,40 mm maka termasuk kategori intermediat dan pada bakteri S.aureus yaitu
19,24mm maka termasuk kategori intermediat. Mekanisme kerja pada antibiotik
ciprofloksasin yaitu dengan menghambat sintesis asam nukleat dimana antibiotik
golongan ini dapat masuk ke dalam sel dengan cara difusi pasif melalui kanal protein
terisi air (porins) pada membran luar bakteri secara intra seluler, secara unik obat-
obat ini menghambat replikasi DNA bakteri dengan cara mengganggu kerja DNA
girase (topoisomerase II) selama pertumbuhan dan reproduksi bakteri.
Hasil uji percobaan menggunakan penicillin-G pada bakteri E.coli didapatkan
hasil rata rata diameter zona hambat yaitu 22,28 mm maka termasuk kategori resisten
dan pada bakteri S.aureus yaitu 18,25 mm maka termasuk kategori resisten,
Mekanisme kerja penisilin adalah dengan mengganggu sintesis dinding sel,
khususnyaketika proses transpeptidasi pada sintesis peptidoglikan dinding sel. Pada
proses ini, penisilin memiliki struktur yang sama dengan struktur D-alanil-D-alanin
terminal pada peptidoglikan, sehingga enzim transpeptidase bereaksi dengan
penisilin. Hal ini membuat struktur peptidoglikan yang dibentuk menjadi tidak
sempurna dan melemahkan kekuatan dinding sel pada bakteri.
Selanjutnya uji percobaan menggunakan tetracycline pada bakteri E.coli
didapatkan hasil rata rata diameter zona hambat yaitu 23,34 mm maka termasuk
kategori resistensi dan pada bakteri S.aureus yaitu 20,27 mm maka termasuk kategori
intermediat. Mekanisme kerjanya adalah menghambat atau menginhibisi sintesis
protein pada bakteri dengan cara mengganggu fungsi subunit 30S ribosom.Pada
percobaan antimikroba antibiotik yang paling tinggimekanismeaksiantimikroba
dengan rata-rata zona hambat yang terbentuk padabakteri E.coli yaitudengan
penisilin-G, karenadapatmengganggu senyawa penyusun dinding sel.Sedangkan yang
paling tinggimekanismeaksiantimikroba dengan rata-rata zona hambat yang
terbentuk padabakteri S.aureusyaitudengan Ciprofloxacin dikarenakankandungan
sediaan antibiotik dapatmenghambat produksi protein pada bakteri sehingga bakteri
tidakdapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan akhirnya aktivitas disekitar menjadi
terhenti.
BAB V
KESIMPULAN