DAN
Dosen pembimbing :
Hj.Ns.Sri Supami,S.Kep.,M.Kes
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang
“Laporan Pendahuluan Halusinasi” tepat pada waktunya. Makalah ini kelompok kami buat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Kelompok kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini tak luput dari kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca untuk penyempurnaan penyusunan makalah kami ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I............................................................................................................................
PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. Masalah Utama................................................................................................
B. Proses Terjadinya Masalah.............................................................................
C. Pohon Masalah.................................................................................................
BAB II...........................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................
BAB III..........................................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama
Halusinasi
1. Pengertian
Halusinasi adalah pengalaman sensorik tanpa rangsangan eksternal terjadi pada keadaan
kesadaran penuh yang menggambarkan hilangnya kemampuan menilai realitas.(Sunaryo, 2004)
Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak sesuai dengan
kenyataan (Sheila L Vidheak, 2001 : 298).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya
tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar (Maramis, 1998).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi tanpa ada rangsangan dari
luar ekternal.
Tanda dan Gejala:
10. Ketakutan.
11. Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti pakaian, berhias yang
rapi.
2. Penyebab
Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi antara lain klien menarik
diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya keterampilan berhubungan
sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan. Dampak selanjutnya klien akan lebih
terfokus pada dirinya. Stimulus internal menjadi lebih dominan dibandingkan stimulus
eksternal. Klien lama kelamaan kehilangan kemampuan membedakan stimulus internal
dengan stumulus eksternal. Kondisi ini memicu terjadinya halusinasi.
ü Aspek fisik :
· Keberanian kurang
ü Aspek emosi :
ü Aspek sosial
· Duduk menyendiri
· Selalu tunduk
· Tampak melamun
ü Aspek intelektual
· Putus asa
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga bisa membahayakan
diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi sudah sampai fase ke IV, di mana klien mengalami
panik dan perilakunya dikendalikan oleh isi halusinasinya. Klien benar-benar kehilangan
kemampuan penilaian realitas terhadap lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat melakukan
bunuh diri, membunuh orang lain bahkan merusak lingkungan.
- Muka merah
- pandangan tajam
- Otot tegang
- Berdebat
C. Pohon Masalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Masalah keperawatan
Data Subyektif :
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
Data Objektif :
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang
lain.
Data Subjektif :
- Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
Data Objektif :
- Disorientasi
Data Subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri,
mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai
diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun,
Posisi janin pada saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan
E. Diagnosa Keperawatan
F. Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran hubungan interaksi
seanjutnya
Tindakan :
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan
cara :
Tindakan :
3) Katakan perawat percaya klien mendengar suara itu , namun perawat sendiri tidak
mendengarnya.
e. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah, takut, sedih,
senang) beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya
Tindakan :
a. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur,
marah, menyibukkan diri dll)
Tindakan :
2) Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
3) Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah, diberi kegiatan, jangan biarkan
sendiri, makan bersama, bepergian bersama
4) Beri informasi waktu follow up atau kenapa perlu mendapat bantuan : halusinasi tidak
terkontrol, dan resiko mencederai diri atau orang lain
Tindakan :
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat minum
obat
b. Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
c. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping minum obat
yang dirasakan
Tujuan khusus :
Tindakan :
a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas tentang
topik, tempat dan waktu.
Tindakan :
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau
mau bergaul
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang
muncul
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
a. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain
b. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
2) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
Tindakan :
b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
- K – P
- K – P – P lain
- K – Kel/Klp/Masy
e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
Tindakan :
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain
Tindakan :
- Jelaskan tujuan
- Buat kontrak
d. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu
kali seminggu
e. Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
G. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI SP 1
SP 1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
Ds :
- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara seperti suara pacarnya memanggilnya
- Klien mengatakan malas mengobrol dengan teman sekamarnya
Do :
- Klien tampak senyum-senyum sendiri
- Pandangan mata melihat suatu sudut ruangan
- Klien tampak kontak mata mudah beralih
- Klien lebih senang duduk sendiri, melamun, atau berjalan mondar-mandir tanpa arah
2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus : BHSP dengan pasien, membantu pasien mengenali
halusianasi, dan mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasi
4. Tindakan keperawatan :
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
8. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
Waktu : “Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu maunya berapa menit?
Bagaimana kalau 10 menit? Bisa?”
Tempat : “Di mana kita akan bincang-bincang ??? baiklah disini saja.”
“Apakah Ibu melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau makhluk?”
“Kapan paling sering Ibu melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan agar tidak
muncul?”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
1) Saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu bilang dalam hati, “Pergi Saya tidak mau dengar …
Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar
lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu…bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa.”
2) Saat melihat bayangan itu muncul, langsung Ibu bilang, pergi Saya tidak mau lihat Saya tidak
mau lihat. Kamu palsu. Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba Ibu
peragakan! Nah begitu bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa.”
Terminasi
Evaluasi perawat (objektif setelah reinforcement) : “Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar,
sekarang coba Ibu simpulkan pembicaraan kita tadi.”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan itu agar tidak muncul lagi.”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan
yang telah dilakukan) :
“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silakan Ibu coba cara tersebut! Bagaimana
kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?”
(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien, Jika ibu
melakukanya secara mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau
diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu
tulis T. apakah ibu mengerti?).
Waktu : “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 WIB, bisa?”
Tempat : “Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai jumpa
besok. Wassalamualaikum,……………”
Implementasi dan Evaluasi
- Pasien
mampu mengenal
isi, jenis, waktu, dan
frekwensi halusinasi.
- Pasien
mengetahui cara
mengontrol
halusinasi
A: Masalah
halusinasi belum
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan
1. Evaluasi cara
menghardik
2. Lanjutkan SP
2
- Evaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien
- Melatih
mengontrol
halusinasi dengan
bercakap-cakap
- Menganjurka
n memasukkan
jadwal kegiatan
harian
- Pasien tidak
banyak melamun
A: Masalah teratasi
P: Intervensi
dihentikan
- Evaluasi
kegiatan harian
yang sudah
dimasukkan jadwal
- Melatih
mengontrol
halusinasi dengan
cara melakukan
kegiatan
- Memasukkan
jadwal
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada
tidak ada. Pada pasien dengan halusinasi pendengaran, pasien merasa ada
berdiam diri di kamar, terlihat sedih jika ditanya tentang keluarga dan
pekerjaannya.
halusinasi pendengaran.
B. Saran
terlihat menyendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
Keliat BA. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI. 1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000