Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA


LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOBO
KECAMATAN BANYUWANGI
TAHUN 2020

Oleh :
Nama : Illona Cindy
NIM : 2017.02.019

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2020

i
2

PROPOSAL

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA


LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOBO
KECAMATAN BANYUWANGI
TAHUN 2020

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan ( S.Kep )


Program Study Ilmu Keperawatan STIKES Banyuwangi

Oleh :
Nama : Illona Cindy
NIM : 2017.02.019

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2020
3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berkelanjutan) secara alamiah

yang dimulai sejak manusia lahir sampai udzur atau tua (Upriani & Priyantari, 2018).

Lanjut usia (lansia) merupakan kelompok masyarakat yang memiliki karateristik yang

berbeda dengan kelompok usia lain. Karena lansia umumnya ditandai dengan penurunan

fungsi fisik, sosial, dan psikologis. Kemunduran struktur dan fungsi organ juga terjadi

pada sistem kardiovaskular, salah satunya adalah dinding arteri telah menebal dan kaku

karena arteriosklerosis sehingga darah dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit

daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan darah atau hipertensi. Hipertensi

adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit

dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013). Menurut (Sudjaswandi,

2012) Hipertensi sering diberi gelar sebagai The Sillent Killer karena sering tidak di

sadari oleh manusia Tekanan darah dewasa normal adalah 120 mmHg untuk sistolik dan

tekanan darah diastolik 80 mmHg, ketika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan

darah ≥ 90 mmHg maka tekanan darah dianggap naik. menderita hipertensi cenderung

menyebutkan bahwa dirinya memilikistatus kesehatan yang buruk dan membutuhkan

dukungan keluarga (Kemenkes RI, 2014). Dukungan keluarga menurut Friedman (2010)

adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa

dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan

emosional.

Menurut survey yang dilakukan oleh Word Health Organization (WHO) pada tahun

2010, jumlah penduduk dunia yang menderita hipertensi untuk pria sekitar 26,6% dan
4

wanita sekitar 26,1% dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan meningkat

menjadi 29,2% (Apriany, 2012). Sesuai dengan data Riskesdas 2013, hipertensi di

Indonesia merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi yaitu sebesar

25,8%. Hipertensi merupakan silent killer, dimana gejala dapat bervariasi pada masing-

masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu

adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, pusing (vertigo), jantung berdebar-debar,

mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan (Kemenkes

RI, 2014).

Hiperertensi, adalah keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara

abnormal dengan nilai lebih dari 140/90 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak

pemeriksaan minimal 10 menit (Siti, 2014). Hipertensi berdasarkan penyebabnya ada 2

jenis Hipertensi primer atau esensial yaitu Hipertensi yang tidak/belum diketahui

penyebabnya kurang lebih 90% dari seluruh hipertensi , hipertensi sekunder yaitu

hipertensi yang disebabkan sebagian dari penyakit lain, seperti penyakit ginjal,kelainan

hormonal, pemakaian obat tertentu dll (Kusuma dan Nurarif, 2012). Penelitaan juga

menunjukan bahwa hipertensi dapat mengecilkan volume otak sehingga mengakibatkan

penurunan kemampuan fungsi kognitif dan intelaktual, dan efek jangka panjang yang

berupa kematiaan mendadak (Viethahealth, 2013). Faktor – faktor yang berperan dalam

terjadinya perubahan tekanan darah menjadi hipertensi yaitu faktor resiko yang

mempunyai riwayat gangguan jantung, terdapat arterosklerosis, obesitas, kurang olah

raga, merokok, menderita diabetes militus, mengonsumsi garam berlebihan, minum

alcohol, stres emosional (Amirudin, 2012). Peningkatan pada hipertensi dengan

penanganan medis sehingga keluarga ikut berperan dalam memberikan dorongan serta

motifasi dan sangat berperan penting meningkatkan kondisi baik fisik maupun psikologis,

sosial, dan spiritual.


5

Oleh karena sangat dibutuhan penanganan untuk meningkatkan kualitas hidup pada

lansia membutuhkan dukungan dari keluarga, yang mengalami tekanan darah tinggi,

dimana pada usia tua para lansia sangat membutuhkan perhatian, baik dalam hal

kesehatan atau dalam kehidupan sehari-hari mereka, seperti perawatan dan penghargaan

untuk lansia. Memberikan dukungan merupakan salah satu contoh wujud nyata dari

hubungan saling ketergantungan dari suatu kelompok itu sendiri yang disebut sebagai

keluarga. Sehingga masalah – masalah pada penderita dapat diatasi dan membuat mereka

mencapai derajat kesehatan yang seoptimal mungkin. Akan tetapi seiring dengan

meningkatnya jumlah penyakit hipertensi serta keterbatasan tenaga keperawatan dalam

melakukan penelitian, maka hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian

tentang “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Hipertensi pada lansia Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sobo Kecamatan Banyuwangi Tahun 2020” (Lanyawati, E,2011).

1.1 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini adakah Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Hipertensi pada lansia di Puskesmas Sobo Kecamatan Banyuwangi 2020 ?
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan umum
Mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Hipertensi pada lansia di
Wilayah kerja Puskesmas Sobo Kecamatan Banyuwangi Tahun 2020.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengindentifikasi Dukungan Keluarga pada lansia di wilayah kerja Sobo
Kecamatan Banyuwangi 2020
2. Mengindentifikasi Hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sobo
Kecamatan Banyuwangi
3. Menganalisa Hubungan Dukungan Keluarga dengan Hipertensi pada lansia di
wilayah kerja Puskesmas Sobo Kecamatan Banyuwangi 2020
1.3 Manfaat Peneliti
1.3.1 Manfaat Teoritis
Memberikan tambahan pengetahuan khususnya untuk ilmu keperawatan dengan
adanya data-data yang menunjukkan Hubungan Dukungan Keluarga dengan
6

Hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sobo Kecamatan Banyuwangi


2020.
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Profesi Keperawatan
Dengan di adakan penelitian ini dapat memberikan informasi untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan terhadap penderita dukungan keluarga lansia dengan lansia.
2. Bagi Penelitian
Sebagai lahan referensi penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian
selanjutnya terkait Hubungan Dukungan Keluarga dengan Hipertensi pada lansia.
3. Bagi Puskesmas
Sebagai masukan kepada para petugas puskesmas untuk dijadikan sumber
informasi dalam melakukan asuhan keprawatan pada penderita dukungan keluarga
dengan hipertensi pada lansia.
4. Bagi Responden
Sebagai masukan kepada penderita dukungan keluarga dengan hipertensi untuk
menyadari pentingnya menjaga kesehatan dengan teratur agar stabil.

Anda mungkin juga menyukai