A031181324
Summary - SIM A
CHAPTER 13
BUILDING INFORMATION SYSTEMS
Membangun sistem informasi baru adalah salah satu jenis perubahan yang
direncanakan dalam organisasi. Ketika kita merancang sistem informasi baru, kita sedang
merancang ulang organisasi tersebut. Pembuat sistem harus mengerti bagaimana sebuah
sistem akan memengaruhi proses bisnis tertentu dan organisasinya secara keseluruhan.
Bentuk perubahan organisasional yang lebih kuat adalah rekayasa ulang proses bisnis
(business process reengineering), yang melaluinya, proses-proses bisnis dianalisis,
disederhanakan, dan dirancang ulang. Ini lebih ambisius daripada rasionalisasi prosedur, dan
membutuhkan pandangan baru tentang bagaimana proses-proses harus diorganisasikan.
Sistem Informasi yang baru pada akhirnya dapat memengaruhi rancangan seluruh
perusahaan dengan mengubah cara perusahaan melaksanakan bisnisnya atau bahkan sifat
alamiah dari bisnisnya. Perubahan bisnis yang lebih radikal ini disebut pergeseran paradigma
(paradigm shift). Pergeseran paradigma melibatkan pemikiran ulang sifat dari bisnis,
mendefinisikan model bisnis baru dan sering mengubah sifat perusahaan pada saat ini.
Pergeseran paradigma dan rekayasa ulang sering kali mengalami kegagalan karena perubahan
organisasional yang luas sangat susah dikendalikan. Namun perusahaan-perusahaan tetap
ingin melakukan perubahan radikal karena imbalannya sangat besar, misalnya perusahaan
memperoleh peningkatan ROI (atau produktivitas) yang sangat besar dan berkali-kali lipat.
Banyak perusahaan saat ini berfokus kepada pembuatan sistem informasi baru yang
akan meningkatkan proses bisnis mereka. Beberapa proyek sistem ini merepresentasikan
restrukturasi ulang yang radikal untuk proses-proses bisnis, sementara yang lainnya
melakukan perubahan secara bertahap.
Jika perusahaan memikirkan kembali dan merancang ulang proses bisnis sebelum
menciptakan sistem informasi, perusahaan dapat memperoleh hasil yang besar dari
investasinya dalam teknologi informasi. Lihat bagaimana industri hipotek rumah di Amerika
Serikat berhasil melakukannya.
Salah satu strategi pengambilan keputusan yang terpenting yang dapat dilakukan
oleh perusahaan bukanlah mengenai bagaimana menggunakan sistem informasi untuk
memperbaiki proses-proses bisnis, melainkan untuk memahami proses bisnis mana yang perlu
diperbaiki.
Anda perlu menentukan proses bisnis apa yang paling penting untuk difokuskan
ketika memakai teknologi informasi yang baru dan bagaimana memperbaiki proses-proses ini
akan membantu perusahaan melaksanakan strateginya. Keputusan ini dihasilkan dari dua
pertimbangan :
Setelah proses bisnis yang tepat dipilih, perusahaan akan melakukan aktivitas-aktivitas
berikut:
Ketika perusahaan dapat mengidentifikasi dan menjelaskan proses yang sudah ada,
langkah selanjutnya adalah memahami berapa yang dihabiskan untuk proses tersebut dan
berapa lama proses tersebut berjalan. Proses bisnis biasanya diukur dalam dimensi-dimensi
berikut :
Biaya proses : total biaya proses bisnis untuk transaksi yang “pada umumnya”
Kualitas proses : jumlah waktu dan biaya yang dihabiskan untuk mengerjakan kembali
bagian dan layanan yang cacat.
Ketika proses bisnis yang ada telah dipahami benar, langkah selanjutnya adalah memikirkan
cara memperbaikinya. Berikut beberapa prinsip yang umum digunakan oleh para perancang
proses bisnis :
2.1.3 Perbaikan Proses : Manajemen Proses Bisnis, Manajemen Kualitas Total dan
Six Sigma
Manajemen proses bisnis (business process management – BPM) adalah upaya untuk
membantu perusahaan mengelola perubahan proses yang dibutuhkan di banyak bidang dalam
bisnis tersebut. Tujuan dari BPM adalah membuat perusahaan mampu menciptakan perbaikan
secara kontinu dalam banyak proses bisnisnya dan menggunakan proses-proses sebagai bahan
dasar dalam membangun sistem informasi perusahaan.
BPM meliputi manajemen aliran kerja, notasi permodelan proses bisnis, pengukuran
dan manajemen kualitas, manajemen prubahan, dan perangkat untuk menata ulang proses-
proses bisnis perusahaan ke dalam bentuk yang terstandardisasi, yang dapat dimanipulasi
secara kontinu.
BPM juga meliputi pemantauan dan analisis proses. Perusahaan harus memastikan
bahwa kinerja bisnis telah meningkat dan mengukur dampak-dampak perubahan proses
terhadap berbagai indikator kinerja kuncinya.
Manajemen kualitas adalah bidang lain dari proses perbaikan yang kontinu. Selain
juga meningkatkan efisiensi, perusahaan harus melakukan penyesuaian pada proses bisnisnya
untuk meningkatkan kualitas produk, layanan dan operasionalnya. Banyak yang
menggunakan konsep manajemen kualitas total (total quality management-TQM) untuk
menjadikan kualitas sebagai tanggung jawab semua orang dan fungsi di dalam suatu
organisasi.
Six Sigma adalah ukuran kualitas yang spesifik, merepresentasikan 3,4 cacat persejuta
kesempatan. Semakin awal suatu masalah dalam siklus bisnis dihilangkan, semakin sedikit
kerugian yang ditimbulkannya bagi perusahaan. Dengan demikian, peningkatan kualitas tidak
hanya meningkatkan tingkat kualitas produk dan layanan, tetapi juga dapat menurunkan
biaya.
TQM dan six sigma dianggap lebih bertahap daripada rekayasa ualng proses bisnis.
TQM biasanya berfokus pada serangkaian peningkatan yang kontinu, alih-alih ledakan-
ledakan perubahan yang bersifat dramatis. Six sigma menggunakan perangkat analisis statistik
untuk mendeteksi cacat dalam melaksanakan proses yang ada dan membuat penyesuaian
kecil. Sistem informasi dapat membantu perusahaan-perusahaan mencapai sasaran kualitasnya
dengan membantu perusahaan menyederhanakan produk atau proses, meningkatkan kualitas
dan ketelitian rancangan dan produksi dan memenuhi standar benchmarking (penentuan tolok
ukur).
Analisis Sistem (system analisis) adalah analisis masalah yang dicoba diselesaikan
perusahaan dengan sistem informasi. Tahap ini terdiri atas pendefinisian masalah,
indentifikasi penyebab, pencarian solusi dan identifikasi kebutuhan informasi yang harus
dipenuhi oleh suatu solusi sistem.
1. Membuat peta proses (road map) dari perusahaan dan sistem yang sudah ada
2. Mengidentifikasi para pemilik dan pengguna data primer bersama dengan perangkat keras
dan lunak yang sudah ada.
3. Membuat perincian masalah dari sistem yang sudah ada. Identifikasi masalah dapat
dilakukan dengan mempelajari dokumen, lembar kerja dan prosedur, mengamati operasi
sistem dan mewawancarai para pengguna utama dari sistem.
Analis sistem akan meliputi studi kelayakan (feasibility study) untuk menentukan apakah
solusinya layak, atau dapat dicapai, dari sisi finansial, teknis dan organisasional. Studi
kelayakan akan menentukan apakah sistem tersedia dan dapat ditangani oleh spesialis sistem
informasi perusahaan, dan apakah perusahaan dapat menangani perubahan-perubahan yang
dibawa oleh sistem tersebut.
Tugas analis sistem yang dapat dikatakan paling menantang adalah mendefinisikan
kebutuhan-kebutuhan informasi yang spesifik yang harus dipenuhi oleh solusi sistem yang
dipilih. Pada tingkatan paling dasar, kebutuhan informasi (information requirement) dari
sistem baru meliputi identifikasi siapa yang membutuhkan informasi apa, dimana, kapan, dan
bagaimana caranya.
Analisis sistem menggambarkan apa yang harus dilaksanakan oleh sistem untuk
memenuhi kebutuhan informasi, dan perancangan sistem (system design) memperlihatkan
bagaimana sistem tersebut akan memenuhi sasaran ini. Perancangan sistem informasi adalah
keseluruhan rencana atau model untuk sistem ini. Seperti cetak biru dari sebuah bangunan
atau rumah, ini terdiri atas semua spesifikasi yang memberikan bentuk dan struktur sistem
tersebut.
2.2.3.a Pemrograman
2.2.3.b Pengujian
Pengujian (testing) yang mendalam dan seksama harus dilakukan untuk mengetahui
apakah sistem memberikan hasil-hasil yang benar. Pengujian memakan waktu yang lama :
data untuk pengujian harus dipersiapkan dengan hati-hati, hasilnya harus ditinjau kembali,
dan koreksi harus dibuat ke dalam sistem.
Tujuan pengujian adalah menjamin bahwa pogram bebas dari kesalahan atau paling tidak
pengujian harus dipandang sebagai cara untuk mencari kesalahan dalam program,
berfokus dalam mencari segala cara untuk membuat program mengalami kegagalan.
Setelah masalah diketahui, masalah tersebut dapat diperbaiki.
Yaitu menguji fungsi sistem informasi secara keseluruhan. Beberapa hal yang diperiksa
adalah waktu kinerja, kapasitas untuk menyimpan file dan menangani beban yang berat,
kapabilitas pemulihan dan kembali ke kondisi semula, dan prosedur-prosedur manual.
3. Uji Penerima (acceptance testing)
Yaitu memberikan sertifikasi akhir bahwa sistem siap digunakan dalam situasi produksi.
Pengujian sistem dievaluasi oleh pengguna dan ditinjau ulang oleh pihak manajemen.
Ketika semua peserta puas karena sistem baru telah sesuai standar, sistemnya akan secara
resmi diterima untuk diimplementasikan.
2.2.3.c Konversi
Konversi (conversion) adalah proses perubahan dari sistem lama ke sistem baru.
Empat strategi konversi yang utama dapat dilakukan :
Sistem lama dan calon penggantinya dijalankan bersama selama beberapa waktu sampai
setiap orang merasa yakin bahwa fungsi yang baru telah berjalan dengan benar. Ktika
terjadi kesalahan atau gangguan pada proses baru, sistem yang lama masih dapat
digunakan sebagai cadangan.
Mengganti sistem lama seluruhnya dengan sistem baru pada hari yang telah ditentukan.
Ini adalah pendekatan yang sangat beresiko yang berpotensi menimbulkan kerugian yang
lebih besar daripada menjalankan dua sistem secara paralel jika ditemukan masalah yang
serius dalam sistem barunya.
Menjalankan sistem yang baru hanya dalam area yang terbatas seperti hanya satu
departemen atau satu unit kegiatan. Ketika versi percontohan ini sempurna dan bekerja
dengan lancar, barulah kemudian dipasang di seluruh perusahaan, secara simultan ataupun
bertahap.
Menjalankan sistem baru dalam setahap demi setahap, baik berdasarkan fungsi maupun
unit organisasional.
Perincian dokumentasi (documantation) yang memperlihatkan cara kerja sistem baik dari
sudut pandang teknis maupun dari sudut pandang pengguna akhir diselesaikan selama waktu
konversi, untuk digunakan dalam pelatihan dan kegiatan setiap harinya. Tidak adanya
pelatihan dan dokumentasi yang sepantasnya akan menimbulkan kegagalan sistem.
Setelah sistem yang baru dipasang dan konversinya selesai dilakukan, sistem tersebut
dikatakan beada dalam kondisi produksi (production). Selama tahap ini, sistem akan ditinjau
ulang oleh para pengguna dan spesialis teknis untuk menentukan seberapa baik sistem ini
mencapai sasarn awalnya, dan memutuskan apakah sistem tersebut perlu direvisi atau
dimodifikasi.
Setelah sistem dikonfigurasi dengan baik, sistem harus dipelihara ketika berada dalam
kondisi produksi untuk memperbaiki kesalahan, memenuhi kebutuhan atau meningkatkan
efisiensi pemrosesan. Perubahan perangkat keras, peranti lunak, dokumentasi atau prosedur
dalam sistem produksi untuk memperbaiki kesalahan, memenuhi kebutuhan baru atau
meningkatkan efisiensi pemrosesan disebut pemeliharaan (maintenance).
Perangkat analisis terstruktur yang lain adalah kamus data, yang menyimpan informasi
tentang bagian-bagian data dan pengelompokan data dalam sebuah sistem. Kamus data
mendefinisikan isi dari aliran data dan penyimpanan data sehingga pembuat sistem
memahami benar potongan data mana yang dikandungnya. Spesifikasi proses (process
specification) menjelaskan transformasi yang terjadi di tingkat terendah dari diagram aliran
data. Spesifikasi proses menyatakan logika untuk setiap proses.
Perangkat CASE menyediakan fasilitas grafik otomatis untuk membuat grafik dan
diagram, layar dan pembuatan laporan, kamus data, fasilitas pelaporan yang ekstensif,
perangkat analisis dan pemeriksaan, pembuat kode, dan pembuat dokumentasi.
d. Mengotomatisasi bagian analisis dan perancangan yang rentan kesalahan dan melelahkan
Siklus hidup sistem (system life cycle adalah metode pengembangan system informasi
yang paling tua.Metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk membangun
system, membagi pengembangan system menjadi tahapan-tahapan yang formal.Para spesialis
pengembangan system mempunyai penpendapat berbeda tentang bagaimana membagi
tahapan pengembangan sitem, tetapi mereka secara umum bersesuaian dengan tahapan-
tahapan pengembangan system yang baru saja dijelaskan.
Siklus hidup system masih digunakan untuk pengembangan system yang besar dan
rumit yang membutuhkan keperluan analisis yang tepat dan formal, spesifikasi yang telah
ditentukan sebelumnya, dan kendali yang ketat atas proses-prosesnya,. Tetapi, pendekatan
siklus hidup system membutuhkan biaya besar, memakan banyak waktu dan tidak fleksibel.
Pembuatan prototype (prototyping) meliputi meliputi pengembangan system uji coba yang
cepat dan murah untuk dievaluasi oleh pengguna akhir.Prototipe (prototype) adalah versi
system informasi atau bagian dari system yang sudah dapat berfungsi, tetapi dimaksudkan
hanya sebagai model awal saja. Setelah beroperasi prototype akan lebih jauh diperhalus
hingga cocok sekali dengan kebutuhan penggunanya. Ketika rancangannya telah difinalisasi,
prototype dapat dikonversi menjadi system produksi yang jauh lebih baik.Proses pembuatan
rancangan awal, mencobanya, memperhalusnya, dan mencobanya kembali disebut proses
pengembangan system yang iterative karena langkah-langkah yang dibutuhkan untuk
membuat system dapat diulangi beberapa kali.
Mengembangkan prototipe
yang fungsional Langkah 2:
Menggunakan Prototipe
Langkah 3:
Pengguna
Puas
Beberapa jenis sistem informasi dapat dikembangkan oleh pengguna akhir dengan
sedikit bantuan formal dari spesialis teknis, atau bahkan tidak sama sekali. Fenomena ini
disebut pengembangan oleh pengguna akhir (end-user development). Rangkaian peranti lunak
yang dikategorikan sebagai bahasa generasi keempat membuat hal ini mungkin dilakukan
bahasa generasi keempat (fourth-generation language) adalah piranti lunak yang membuat
laporan atau mengembangkan aplikasi peranti lunak dengan sedikit bantuan teknis atau tidak
sama sekali. Secara keseluruhan, sistem pengembangan oleh pengguna akhir dapat
diselesaikanlebih cepat dari pada yang dikembangkan dengan siklus hidup sistem yang
konvensional .dengan memberikan kemampuan kepada para pengguna untuk menentukan
kebutuhan bisnis mereka sendiri, pengumpulan kebutuhan menjadi lebih baik dan tingkat
keterlibatan pengguna menjadi lebih tinggi, dan mereka jadi lebih puas dengan sistemnya.
Peranti lunak untuk sebagian besar sistem dewasa ini tidak dikembangkan sendiri ,
melainkan dibeli dari sumber eksternal. Perusahaan dapat menyewa peranti lunak dari
penyedia layanan aplikasi, membeli peranti lunak dari vendor komersial, atau mendapatkan
aplikasi berdasar permintaan yang dikembangakan oleh perusahaan luar secara alih
kontrak(outsourcing).Tidak semua perusahaan diuntungkan dengan adanya alih kontrak,
kerugian dari alih kontrak dapat membawa masalah serius bagi perusahaan jika alih kontrak
tidak dipahami dengan baik.Ketika perusahaan mengalokasikan tanggung jawab untuk
mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasinya kepada perusahaan luar,
perusahaan itu dapat kehilangan kontrol atas fungsi sistem informasinya.Jika prusahaan tidak
memiliki keahlian untuk bernegosiasi dengan kontrak yang kuat, ketergantungan perusahaan
terhadap vendor dapat memakan biaya yang sangat tinggi atau bahkan perusahaan dapat
kehilangan kontrol atas arah teknologinya. Perusahaan kemungkinan besar akan diuntungkan
dari alih kontrak jika benar-benar memahami kebutuhannya sendiri, mengerti benar
bagaimana vendor alih kontrak akan memberikan nilai bagi perusahaan, dan
mengidentifikasikan ASP yang kapabilitasnya dan sasarannya paling cocok dengan kebutuhan
spesifik perusahaan.
Untuk pembuatan peranti lunak yang lebih cepat, kelompok-kelompok objek telah
dirakit untuk menyediakan kompenen peranti lunak untuk fungsi-fungsi yang umum,
seperti antarmuka grafis bagi pengguna atau fungsi pemesanan online yang dapat
dikombinasikan untuk membuat aplikasi bisnis berskala besar. Pendekatan terhadap
pengembangan peranti lunak ini disebut pengembangan berbasis komponen (component-
based development), yang membuat sistem dapat dibuat dengan merakit dan
mengintegrasikan komponen-komponen peranti lunak yang tersedia .
Selain untuk mendukung integrasi internal dan eksternal dari sistem informasi
layanan Web dapat digunakan sebagai perangkat pembuatan aplikasi sistem informasi
baru atau perbaikan sistem yang ada. Layanan web dapat membuat komponen-komponen
peranti lunak yang dapat diimplementasikan melalui internet dan menyediakan fungsi-
fungsi baru untuk sistem perusahaan yang sudah ada, atau membuat sistem baru yang
menhubungkan sistem suatu perusahaan dengan sistem lainnya. Layanan Web dapat
melakukan fungsi tertentu sendiridan juga dapat menghubungi layanan Web lainnya
untuk melengkapi transksi- transaksi yang lebih rumit, seperti memeriksa kredit,
pengadaan atau memesan barang. Dengan membuat komponen-komponen peranti lunak
yang dapat berkomunikasi dan berbagi data lintas sistem operasi bahasa pemrograman,
atau perangkat klien, layanan Web menawarkan penghematan biaya yang signifikan
dalam pengembangan sistem sekaligus membuka kesempatan baru untuk berkolaborasi
dengan perusahaan lainnya.