Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nabilla Navasya

NIM : 1907101030110
Resume Gerakan Involunter Pada Mata

A. Nistagmus
Nistagmus merupakan kondisi medis dimana gerakan mata terjadi secara
repetitif dan tidak dapat dikontrol. Gerakan mata ini juga menyebabkan menurunnya
tajam penglihatan dan persepsi, serta mempengaruhi keseimbangan dan koordinasi.
Gerakan involunter pada mata ini dapat terjadi secara vertikal, horizontal, ataupun
dengan pola sirkuler. Akibatnya kedua mata tidak dapat secara konstan melihat objek
benda. Penderitanya kemudian akan menahan posisi kepala yang abnormal untuk
mengkompensasinya. Secara umum nistagmus merupakan gejala pada penyakit mata
tertentu atau kondisi medis lain.(1)

B. Akomodasi

Akomodasi merupakan perubahan dinamis dari kekuatan dioptri optik mata


yang memungkinkan titik fokus mata berpindah dari objek yang jauh ke objek yang
dekat. Titik terdekat dimana benda-benda kecil dapat dilihat dengan jelas disebut
punctum proximum dan titik terjauh disebut punctum remotum. Proses akomodasi
didukung oleh kontraksi otot siliaris, relaksasi otot zonular di ekuator lensa,
penurunan diameter lensa serta penebalan lensa kristalin melalui gaya yang diberikan
pada lensa oleh kapsul lensa.(2)
Mata yang tidak terakomodasi membuat otot siliaris berelaksasi. Serabut
zonula anterior menegang dan menginsersi di area ekuator lensa dan menciptakan
tegangan ke arah luar sehingga lensa mendatar. Mata yang fokus pada jarak dekat
membuat otot siliaris berkontraksi sehingga puncak badan siliaris bergerak maju
menuju sumbu mata. Pergerakan tersebut meregangkan perlekatan posterior otot
siliaris dan merelaksasikan serabut zonular di area ekuator lensa. Kapsul lensa
kemudian memberikan gaya yang menyebabkan lensa terakomodasi.(3)
Referensi

1. American Academy of Ophthalmology. 2017. Nystagmus


2. Benjamin W, Amos J, Bailey I, Borish I, Campbell C, Chang F, et al. Borish’s
Clinical Refraction. Edisi ke-2. Penyunting : Benjamin W. 2006. Hlm 103-108.
3. Alm A, David C, Belmonte C, Berson D, Boddu S, Boyd J, et al. Adler ’ S
Physiology of the Eye. Edisi ke-11. Penyunting : Levin LA, Nilsson SFE, Hoeve
VJ, Wu SM. 2011. Hlm 53-68.

Anda mungkin juga menyukai