Anda di halaman 1dari 10

EISSN : 2622-6774

Volume 7 No. 1 Maret 2020


http://ejournal.unp.ac.id/index.php/cived/index

POLA PENYEBARAN SIANIDA PADA AIR TANAH DANGKAL DI


LOKASI PERTAMBANGAN EMAS

RONALD LEONARDO SIREGAR1, YAUMAL ARBI2


Teknik Lingkungan Universitas Sumatera Utara
Email: ronaldsiregar@usu.ac.id

Abstrak : Kegiatan pertambangan berupa eksploitasi dan ekstraksi mineral akan menghasilkan hasil
samping berupa tailing. Salah satu potensi pencemar yang ada di tailing selain logam berat adalah sianida.
Salah satu bentuk penanganan tailing oleh industri pertambangan, khususnya tambang bawah tanah adalah
dengan backfilling yaitu kegiatan pengisian kembali rongga yang terbentuk akibat kegiatan
pertambangan dengan material tailing. Kegiatan backfilling memiliki potensi mencemari air tanah yaitu
ketika material backfilling terkena air kemudian melarutkan pencemar yang ada di tailing seperti
sianida sehingga sangat dimungkinkan terbawa ke lapisan air tanah. Sebaran pencemar di lapisan
air tanah sulit untuk dikendalikan karena tidak mudah metentukan arah dan batas-batas alirannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sianida dapat menyebar di dalam air tanah pada
lokasi pertambangan. Metode yang dilakukan adalah dengan pemodelan solusi analitis Domenico
berdasarkan persamaan adveksi, dispersi dan retardasi. Simulasi pemodelan dilakukan dengan
menggunakan software matlabs. Simulasi ini juga akan memprediksi persebaran sianida pada 50 tahun
mendatang. Hasil pengujian sampel tailing didapatkan konsentrasi sianida sebesar 0,430 mg/L. Nilai
konsentrasi ini dijadikan sebagai konsentrasi awal (C0) dan diasumsikan konstan. Dengan memasukkan
nilai parameter-parameter yang dibutuhkan pada model didapatkan bahwa kontaminan sianida sudah
tersebar di air tanah lokasi pertambangan.

Kata kunci : Pertambangan, tailing, sianida, air tanah

Abstract: Mining activities such as exploitation and extraction of minerals from mining will produce by
product as tailing. One potential contaminants in tailings instead of heavy metal is cyanide. General
treatment for tailings by mining industry (particularly underground mining) is backfilling. Backfilling is
refilling the empty room that formed by previous mining activities with tailing materials. In other word, the
tailing materials filled back to the cavity or empty room on the underground. Somehow tailings that used
for backfilling exposed by water and dissolve the contaminant that consist in it such as cyanide, very
possible it will be carried to the groundwater. Fate and transport contaminant in the groundwater and
aquifer is difficult to control because it is not easy to determine the flow and stream boundary. The aims of
this study is to determine how far fate and transport of cyanide in the groundwater at mining area. Method
of this study is by doing analytical model Dominico based on . The software that used in this simulation is
matlabs. Then, based on the simulations will perform prediction of how far fate and transport of cyanide
in the next 50 years. The first step before all of the study is take sampel of tailing as contaminant sources
that will be assumed as value of concentration C0. The laboratoium result of tailing sample show that the
concentration of cyanide is 0.430 mg/L. The results of this simulations shows that cyanide is detected in the
groundwater on the mining site.

Keywords : Mining, tailings, Cyanide, Groundwater

26
EISSN : 2622-6774
Volume 7 No. 1 Maret 2020
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/cived/index

PENDAHULUAN potensi untuk mencemari lingkungan.


Sumber daya alam merupakan salah satu Apabila tailing yang dipakai untuk
modal penting dalam pembangunan backfilling ini terkena air dan melarutkan
nasional, yang harus dimanfaatkan sebaik- kandungan-kandungan pencemar yang ada di
baiknya secara berkelanjutan dengan tailing seperti sianida maka sangat
memperhatikan kelestarian lingkungan. dimungkinkan akan terbawa ke lapisan air
Salah satunya adalah sumber daya mineral tanah. Apabila air tanah digunakan sebagai
yang tersebar tidak merata di lapisan kulit sumber air minum maka masyarakat akan
bumi seperti emas, batubara, timah, nikel, beresiko teracuni (Troldborg, 2010) oleh
besi dan perak. Mineral emas merupakan sianida. Keracunan kronis dapat
salah satu komoditi tambang yang memiliki menimbulkan malaise dan iritasi (Soemirat,
nilai jual tinggi. Bertolak belakang dengan 2011).
berbagai manfaat ini, tidak sedikit kegiatan
pertambangan yang menjadi sorotan karena Sumber sianida yang paling umum yang
telah mengakibatkan pengrusakan ditemukan di tanah dan air tanah adalah
lingkungan maupun pencemaran yang berasal dari industri logam dan tailing pond
berdampak buruk bagi kesehatan (Zagury et al., 2004; Nsimba, 2009). Sianida
masyarakat (Ahyani, 2011). secara alami dihasilkan oleh berbagai bakteri,
alga, jamur dan berbagai spesies tanaman
Kegiatan pertambangan merupakan suatu seperti kacang, buah sayur dan akar (Coles,
kegiatan yang meliputi eksplorasi, 2006; Nsimba, 2009). Sianida juga dapat
eksploitasi, pengangkutan mineral/ bahan ditemukan dalam larutan sebagi senyawa
tambang dan pengolahan pemurnian. sianida bebas (HCN, CN-) atau membentuk
Pengolahan pemurnian bijih mineral daham senyawa kompleks dengan logam (Gagnon,
hal ini emas akan menghasilkan tailing. 2004). Namun, masukan senyawa sianida
Dilihat dari kandungan mineralnya, tailing anthropogenic jauh lebih besar daripada yang
mengandung berbagai mineral tergantung dihasilkan secara alami di lingkungan (Sartaj
jenis tailingnya. Untuk tailing tambang et al., 2004; Nsimba, 2009).
emas biasanya mengandung sejumlah
logam berat seperti As, Hg, Pb, Cd dan CN Sianida bebas bersifat tidak persisten di
yang berpotensi mencemari lingkungan lingkungan dan akan terdegradasi secara
(Herman, 2006). proses fisika, kimia dan biologis. Transport
sianida bebas di tanah dapat dipengaruhi oleh
Salah satu bentuk penanganan tailing proses surface adsorption, khususnya yang
khususnya tambang bawah tanah adalah memiliki kandungan organik yang tinggi dan
dengan backfilling, yaitu pengisian rongga melalui reaksi dengan logam dalam larutan
yang terbentuk akibat kegiatan pertambangan dapat mendorong reaksi tambahan dalam
dengan material tailing. Menurut Grice proses adsorpsi maupun presipitasi (Ghosh et
(1998) backfilling merupakan aktivitas al., 2004). Sebuah studi yang dilakukan di
pengelolaan material sisa hasil penambangan Wisconsin menunjukkan bagaimana pH dan
dimana material tersebut digunakan untuk redoks potential dapat mempengaruhi
mengisi rongga sisa penambangan bawah perpindahan sianida di unsaturated soil.
permukaan untuk tujuan pembuangan Terlihat bahwa plume sianida didominasi
(disposal) atau untuk kegunaan keteknikan oleh senyawa kompleks besi-sianida, dan
lainnya. Solusi ini tentu saja memiliki

27
EISSN : 2622-6774
Volume 7 No. 1 Maret 2020
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/cived/index

masih ditemukan bahkan setelah enam tahun kontaminan dengan media tanah yang
kemudian. memberikan efek seolah-olah gerakan
kontaminan menjadi terhambat (Bedient et
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa al, 1999; Notodarmojo, 2005; Bear et al.,
spesies sianida yang paling dominan 2010).
ditemukan dalam air tanah adalah senyawa
kompleks besi-sianida dan bersifat stabil METODE PENELITIAN
pada pH netral hingga pH tinggi. Spesies Lokasi penelitian ini adalah daerah
sianida ini berpindah sebagai larutan non- pertambangan emas yang secara
reaktif pada material akifer sand-gravel. Pada administratif terletak di daerah konsesi
beberapa kasus, dekomposisi kimia spesies UBPE Pongkor . Secara geografis, berada
kompleks besi-sianida ini masih dapat terjadi pada 0670000 - 0673000 MT dan
namun kinetikanya sangat lambat (Dzombak 9260000- 9264000 MU (koordinat UTM
et al., 1996; Ghosh et al. 1999; Theis et al., zona 67). Parameter yang dianalisis pada
1994 dalam Gagnon et al., 2004) penelitian ini adalah sianida yang berasal dari
tailing. Analisa kandungan sianida pada
Penyebaran kontaminan pada air tanah di sampel air dari tailing mengacu pada SNI
sekitar kawasan tambang akan 6989.76: 2011. Sesuai dengan tata cara
digambarkan dalam bentuk model dengan pengambilan sampel untuk uji sianida,
menggunakan solusi analitik Domenico. sampel berupa tailing ditempatkan dalam
Parameter kontaminan yang menjadi fokus wadah botol plastikm kemudian ditambahkan
dalam penelitian ini adalah yang paling larutan NaOH 1 N sampai pH lebih besar 12.
dominan dalam tailing sebagai backfilling Botol yang sudah berisi sampel kemudian
yaitu sianida. Kontaminan di dalam tanah dimasukkan kedalam coolbox.
selalu dalam kondisi dinamis, berinteraksi
dengan partikel tanah atau mengalami Sampel air tanah dilakukan pada 2 sumur
transformasi sampai terjadi keseimbangan pantau yang mengacu pada SNI
(Notordarmojo, 2005; Salami, 2013). Dalam 6989.58:2008. Sampel ini akan diuji nilai
proses perpindahannya, interaksi dengan konsentrasi sianidanya untuk dibandingkan
komponen-komponen lain yang ada di dengan hasil simulasi model nantinya.
lingkungan adalah salah satu hal penting Bersamaan juga dilakukan pengumpulan data
yang perlu dicermati disamping mengetahui primer mengenai tinggi muka air tanah untuk
kecepatan proses transport kontaminan kemudian dijadikan data menentukan arah
tersebut. (Schnoor, 1996; Konig, 2009). Pada kecepatan air tanah. Pengukuran kecepatan
lingkungan tanah dan air tanah, proses air tanah dilakukan sesuai dengan hukum
transport yang utama adalah adveksi, difusi, Darcy yang dikembangkan oleh Pinder.
dispersi, adsorbsi, (Bedient et al., 1999) dan (Pinder, 1981; Notodarmodjo, 2005).
retardasi (Notodarmojo, 2005). Adveksi
merupakan perpindahan kontaminan yang Setelah arah dan kecepatan air tanah
mengikuti aliran dan kecepatan air tanah di didapatkan dari perhitungan, kemudian
media berpori. Dispersi adalah proses dilakukan perhitungan nilai faktor retardasi.
pencampuran yang diakibatkan oleh Nilai faktor retardasi berpengaruh pada
perbedaaan kecepatan di media berpori dan perpindahan kontaminan dalam air tanah
hasil dari dilusi larutan. Sedangkan retardasi dimana faktor retardasi memberikan efek
adalah proses transport akibat reaksi antara memperlambat kontaminan. Faktor retardasi

28
EISSN : 2622-6774
Volume 7 No. 1 Maret 2020
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/cived/index

pada air tanah dangkal (unsaturated zone) di


ditentukan dengan menggunakan
Persamaan 1, dimana yang mempengaruhi
faktor retardasi adalah kadar air (water
content) (Troldborg et al., 2009).

𝑅 =1+
𝜌𝑏
𝐾𝑑 ………………………………(1)
𝜃𝑤

Menurut Schnoor (1996) fenomena yang


berpengaruh dalam proses transpor Gambar 1. Situasi wilayah studi
kontaminan tersebut adalah adveksi, dispersi,
adsorpsi, dan reaksi dengan senyawa lain.
Rancangan model analitik menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
solusi analitis Domenico Robbins (1987), Gambaran umum wilayah studi
model ini dikembangkan untuk senyawa non-
konservatif berdasarkan persamaan adveksi, Penelitian ini dilakukan di kawasan
dispersi dan retardasi sebagai berikut: pertambangan emas Pongkor yang secara
administratif terletak di dalam wilayah
kecamatan Nanggung, Leuwiliang dan
Cigudeg, kabupaten Bogor, provinsi Jawa
Barat. Dari posisi geografi, terletak pada
........ (2) koordinat 106°30' 01,0" - 106°35' 38,0"
Lintang Selatan dan 6º 36' 37,2" - 6º 48' 11,0"
Bujur Timur. Lokasi penelitian merupakan
Dimana C adalah konsentrasi kontaminan
bagian dari satuan wilayah yang mempunyai
pada titik x dan waktu t; C0
daerah topografi berupa daerah pegunungan
merupakankonsentrasi kontaminan pada titik
dengan ketinggian berkisar antara 300
sumber yang di dapat kan dari pengukuran di
sampai dengan 900 m diatas muka air laut,
lapangan; Rf faktor retardasi; V adalah
dengan puncak bukit masih tajam dan agak
kecepatan air tanah / kecepatan kontaminan
membulat, dimana sudut lereng berkisar
yang sudah dikoreksi dengan faktor retardasi;
antara 200 - 600. Ada dua sungai utama yang
λ koefisien transformasi laju orde satu (1/T =
mengalir pada daerah ini yaitu sungai
(ln2)/ (t1/2), waktu (t); Y lebar sumber
Cikaniki dengan arah memanjang relatif
pencemar; Z kedalaman sumber pencemar;
selatan-utara dan sungai Ciguha yang terletak
αx dispersivitas longitudinal; αy dispersivitas
di sebelah timur dan utara lokasi
traverse; αz dispersivitas vertical; x jarak
penambangan..
horizontal dari sumber dalam arah aliran air
tanah; y jarak dari titik tengah sumber
Karakteristik tanah dan air tanah
pencemar tegak lurus arah aliran; z jarak
Karakteristik tanah dan air tanah merupakan
vertical dari top akuifer.
parameter penting dalam melakukan studi
persebaran kontaminan di air tanah. Dalam
penelitian ini, untuk memdapatkan

29
EISSN : 2622-6774
Volume 7 No. 1 Maret 2020
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/cived/index

parameter-parameter yang dibutuhkan dalam konsentrasi ini dijadikan sebagai konsentrasi


mengetahui karakteristik tanah tidak awal (C0) dalam simulasi model.
dilakukan sampling karena kondisi lokasi
yang sangat berbatu sehingga sangat sulit Tabel 2. Sifat fisik dan permeabilitas tanah
dilakukan penggalian untuk melakukan
sampling tanah. Nilai-nilai parameter tanah Head
Elevasi
dan air tanah yang dibutuhkan diperoleh dari Titik X Y hidrolis
(mdpl)
Laporan Hidrogeologi perusahaan pengelola (meter)
pertambangan dan dari laporan penelitian- GTR1 9845 7767 501 496,5 m
penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya GTR5 9907 7593 495 493,5 m
di lokasi tersebut. GTR6 9897 7536 498 494,0 m

Dari studi geologi ditemukan bahwa secara Penentuan arah dan kecepatan air tanah
umum litologinya tersusun atas tuff breksi dengan memasukkan data-data sumur pantau
dan tuff andesit yang memiliki nilai porositas air tanah berupa koordinat x dan y,
(n) 0,41 (Bedient et al., 1999; Delleur, 2007) ketinggian (elevasi) dan ketinggian muka air
dan bulk density sebesar 2,36 gr/cm3 tanah. Pengukuran kecepatan air tanah ini
(Aswinda, 2011). dilakukan berdasarkan prinsip hukum Darcy
yang dikembangkan lebih lanjut oleh Pinder
Tabel 1. Sifat fisik dan permeabilitas tanah (1991), dengan asumsi tanah dalam kondisi
homogen, isotrop, tidak ada aliran yang
No Parameter tanah Satuan Nilai menyebar, dan terdapat pengaliran air yang
1 Wet Density gr/cm3 0.41 terus menerus (Kamil, 2012). Bedasarkan
2 Specific Gravity gr/cm3 2,36 asumsi tersebut makan nilai konduktivitas
3 Dry Density gr/cm3 2,09
hidrolik pada setiap arah adalah Sama (Kx =
4 Porositas - 0,41
5 Permeabilitas Cm/detik 2,164 x 10-5
Ky= Kz). Parameter yang dibutuhkan adalah
koordinat, elevasi, tinggi muka air tanah dan
Diperoleh juga nilai permeabilitas tanah yang kedalaman sumur. Dari perhitungan ini
berkisar kurang lebih 0,18 meter/hari. Angka didapatkan kecepatan air tanah adalah 0,093
permeabilitas merupakan salah satu m/hari.
komponen yang mempengaruhi kecepatan air
tanah, dimana semakin kecil nilai Model persebaran sianida di air tanah
permeabilitas tanah maka kecepatan air tanah Solusi analitik yang digunakan dalam
akan semakin lambat sesuai dengan aturan penelitian ini adalah solusi analitik yang
pada hukum Darcy (Evangelides et al., dikembangkan oleh Ogata-Banks dan solusi
2010). analitik yang dikembangkan oleh Dominico-
Robbins (1987). Komponen-komponen yang
Konsentrasi kontaminan serta kecepatan digunakan dalam menyelesaikan model
air tanah penyebaran kontaminan pada air tanah
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai diperoleh berdasarkan data lapangan dan data
sumber kontaminan sianida adalah tailing. asumsi yang diperoleh dari studi literatur.
Secara visual tailing berupa lumpur dengan
banyak air (sangat encer). Dari hasil
pengujian sampel tailing diperoleh nilai
konsentrasi sianida sebesar 0,430 mg/L. nilai

30
EISSN : 2622-6774
Volume 7 No. 1 Maret 2020
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/cived/index

Tabel 3. Parameter yang diperlukan dalam model parameter siania adalah berkisar 0,0014 L/kg
analitik Domenico (Allison et al., 2005). Untuk akifer
unsaturated, nilai K sangat dipengaruhi oleh
No Parameter Unit Nilai Sumber
water content θ (Nimmo, 2009; Sitarenios et
1 Waktu (t) Tahun 20 Asumsi
al., 2012).
Panjang
2 Meter 343 Data sekunder
sumber
Adveksi
3 Lebar sumber Meter 200 Data sekunder
Simulasi adveksi dijalankan hanya dengan
4 Kedalaman Meter 5 Data sekunder
mengganti-ganti nilai kecepatan air tanah
5 Porositas (n) - 0,41 Data sekunder sementara nilai parameter lain tetap. Simulasi
Water content ini dijalankan hanya dengan mengganti-ganti
6 % 17 Aswinda, 2011
(θw)
Air content
nilai kecepatan air tanah sementara nilai
7 % 83 Aswinda, 2011 parameter lain tetap. Data kecepatan air tanah
(θa)
Bulk density adalah 33,94 m/tahun atau 0,093 m/hari.
8 gr/cmᵌ 2,36 Aswinda, 2011
(ρ) Variasi kecepatan air tanah yang dilakukan
Laporan adalah 0,01 m/hari dan 0,15 m/hari.
Permeabilitas
9 m/hari 0,18 Hidrogeologi
(K)
PT. Antam
Koefisien
10 distribusi
(Kd)
Studi Literatur
- Sianida L/Kg 0,0014
(USEPA, 1996)
Dispersivitas
Studi Literatur
11 longitudinal Meter 0,1*x
(USEPA, 1996)
(ax)
Dispersivitas
Studi Literatur
12 transversal Meter 0,33*ax
(USEPA, 1996)
(ay)
Dispersivitas Studi Literatur
13 Meter 0,056*ax
vertikal (az) (USEPA, 1996)
Konsentrasi Analisa
14 mg/L 0,430
sianida laboratorium
Laporan
Konduktivitas
15 m/hari 0,18 Hidrogeologi
hidrolis
PT. Antam
Kecepatan air
16 m/tahun 33.94 Data Lapangan
tanah

Nilai waktu (t) = 20 tahun diasumsikan


sebagai umur operasi pertambangan.
Kedalaman adalah kedalaman tailing pond
yaitu 5 meter. Konsentrasi awal C0 adalah
0,430 mg/l yaitu konsentrasi sianida dari
sampel tailing yang diambil dari tailing pond.
Nilai Kd pada tanah tergantung pada karakter (a) 0,01 m/hari (b)
geokimia pada tanah dan pada air yang 0,15 m/hari
mengalir pada pori tanah berdasarkan studi
literatur dimana koefisien distribusi untuk Gambar 2. Hasil simulasi adveksi

31
EISSN : 2622-6774
Volume 7 No. 1 Maret 2020
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/cived/index

persebaran sianida pada air tanah. Nilai


Dispersi faktor retardasi yang dipakai adalah R1 = 1
Simulasi model menggunakan nilai dan R2 = 5. Hasil simulasi faktor retardasi
dispersivitas menurut Tong et al (2013) αx = terhadap persebaran sianida dapat dilihat
0,1x, αy = 0,33 αx, αz = 0,056 αx dan pada gambar 4.
dispersivitas menurut USEPA tahun 1996
dengan αx = ˂ 100 m, αy = 0,13αx, αz =
0,006 αx. Hasil simulasi dengan
menggunakan dispersivitas USEPA
menunjukkan bahwa persebaran kontaminan
melebihi jarak 400 meter.

(a) R = 1
(b) R = 5
Gambar 4. Hasil simulasi retardasi

Hasil simulasi dengan R = 1 menunjukkan


Gambar 3. Hasil simulasi dispersivitas berdasarkan bahwa sianida masih terdeteksi pada jarak
Tong et al dan USEPA mendekati 600 meter, sedangkan pada R = 5
menunjukkan bahwa sianida terdeteksi hanya
Retardasi pada jarak + 150 meter. Hasil simulasi ini
Faktor retardasi cenderung memperlambat menunjukkan bahwa semakin besar nilai
atau mereduksi laju perpindahan kontaminan faktor retardasi yang diterapkan pada model
karena terjadinya proses sorbsi. Tujuan makan semakin kecil persebaran kontaminan
simulasi model adalah untuk mengetahui di air tanah.
pengaruh faktor retardasi terhadap pola

32
EISSN : 2622-6774
Volume 7 No. 1 Maret 2020
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/cived/index

Setelah melakukan simulasi adveksi, dispersi


dan retardasi kemudian dilakukan simulasi
penyebaran sianida dengan menggunakan
solusi analitik yang dikembangkan oleh
Domenico seperti pada Persamaan 4, baik
pada 1 dimensi maupun pada 2 dimensi.
Hasil simulasi persebaran sianida 1 dimensi
ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 6. Prediksi persebaran sianida

KESIMPULAN
Pengujian laboratorium terhadap sampel air
tanah yang diambil dari sumur pantau yang
berjarak 91 meter dan 126 meter dari sumber
sudah ditemukan kontaminan sianida dengan
konsentrasi sebesar 0,088 mg/L dan 0,067
mg/L.
Gambar 5. Hasil simulasi model
Dari hasil simulasi didapatkan bahwa
kontaminan sianida sudah menyebar sejauh
Dari gambar 5 menunjukkan bahwa simulasi
lebih dari 600 meter dari sumber. Dari hasil
persebaran sianida pada waktu t = 20 tahun
simulasi prediksi persebaran sianida pada
menunjukkan hasil yaitu sianida terdeteksi
kurun waktu 20 tahun, 40 tahun, 60 tahun dan
pada jarak + 600 meter.
80 tahun yang akan dating didapatkan bahwa
sianida akan terdeteksi pada jarak 900 meter,
Prediksi Model
1600 meter, 2200 meter, dan 3000 meter.
Prediksi model dilakukan guna melihat
persebaran kontaminan pada air tanah untuk
waktu yang medatang. Prediksi model
DAFTAR PUSTAKA
dilakukan pada 20 tahun, 40 tahun, 60 tahun
[1] Ahyani. Mochammad, (2011) :
dan 50 tahun. gambar 6. Menunjukkan hasil
Pengaruh Kegiatan Penambangan
simulasi model dalam memprediksi
Emas Terhadap Kondisi Kerusakan
persebaran kontamian pada air tanah pada
Tanah Pada Wilayah Pertambangan
kurun waktu tertentu. Perpotongan pada jarak
Rakyat di Bombana Sulawesi
91 meter dan nilai konsentrasi 0,08 mg/L
Tenggara, Program Magister Ilmu
adalah kondisi hasil pengujian laboratoriun
Lingkungan, Universitas Diponegoro:
terhadap konsentrasi sianida dari air tanah
Semarang
sumur pantau yang berjarak 91 meter dari
tailing pond.

33
EISSN : 2622-6774
Volume 7 No. 1 Maret 2020
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/cived/index

[2] Allison, Jerry .D.. Allison, Terry L.


(2005) : Partition Coefficients for [9] Gagnon. I, Zagury. G.J, Deschenes. L.
Metals in Surface Water, Soil, and (2004) : Natural Attenuation Pootential
Waste. USEPA: Washington of Cyanide in Groundwater Near a SPL
Landfill. Department of Chemical
[3] Aswinda, Yashinta. (2011) : Geologi, Engineering, Montreal, Quebec:
Mineralisasi, dan Perhitungan Vein Canada
Timur Tengah Ciurug, Daerah Ciurug
dan Sekitarnya, Kecamatan Nanggung, [10] Ghosh, R S., Meeussen, Johannes.,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dzombak, A David., Nakles, V David.
UPN-Veteran Yogyakarta (2004) : Fate and Transport of
Anthropogenic Cyanide in Soil and
[4] Bear, Jacob., Cheng, Alexander -H D. Groundwater. Environmental Eng.
(2010) : Modeling Groundwater Flow Science pp 191-208
and Contamination Transport.
Springer Science. New York [11] Grice, T. (1998) : Underground Mining
with Backfill. The Second Annual
[5] Bedient, Philip B., Rifai, Hanadi S., Summit - Mine Tailings Disposal
Newell, Charles J. (1999) : Ground Systems, Brisbane
Water Contamination: Transport And
Remediation : 2nd Edition. Prentice Hall [12] Herman, D.Z. (2006) : Tinjauan
PTR: Upper Saddle River, USA Terhadap Tailing Mengandung Unsur
Pencemar Arsen (As), Merkuri (Hg),
[6] Coles. Cyntia A. (2006) : Mercury Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari
Cyanide Contamination Of Sisa Pengolahan Bijih Logam., Jurnal
Groundwater From Gold Mining And Geologi Indonesia., Vol. 1 No. 1 Maret
Prospects For Removal, Memorial 2006., Page 31-36
University of Newfoundland, St John’s,
Newfoundland and Labrador, Canada [13] Kamil, I.M. (2012) : Diktat Kuliah
Pencemaran Tanah dan Air tanah.
[7] Dzombak, David A., Ghosh, Rajat S., Progam Magister Teknik Lingkungan
Wong-Chong, M. (2006) : Cyanide in Institut Teknologi Bandung
Water and Soil. Chemistry, Risk and
Management. CRC Taylor & Francis. [14] Notodarmojo, Suprihanto. (2005) :
New York Pencemaran Tanah dan Air tanah.
Penerbit ITB. Bandung.
[8] Evangelides, Chris., Arampatzis,
George., Tzimopoulos, Christos. [15] Nimmo, J. R. (2009) : Vadose Water.
(2010) : Estimation of Soil Moisture Encyclopedia of Inland Water. Volume
Profile and Diffusivity Using Simple 1, Pp 766-777. Oxford: Elsevier.
Laboratory Procedures. Soil Science
2010:175 : 118 - 127. National [16] Nsimba. Elysee Bakatula. (2009) :
Agricultural Research Foundation, Cyanide And Cyanide Complexes In
Land Reclamation Institute, Sindos. The Gold Mine Polluted Land In The
Greece East And Central Rand Goldfields,

34
EISSN : 2622-6774
Volume 7 No. 1 Maret 2020
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/cived/index

South Africa. University of the [23] Troldborg, Mads., Binning, Philip J.,
Witwatersrand, Johannesburg. Nielsen, Signe., Kjeldsen, Peter.,
Christensen, Anders G. (2009) :
[17] Pinder, George. F., Celia, Michael. Unsaturated Zone Leaching Models
Gray, William G. (1981) : Velocity For Assessing Risk To Groundwater Of
Calculation from Randomly Located Contaminated Sites. Journal of
Hydraulic Heads. Journal of contaminant Hydrology vol 105. Pg.
Groundwater vol. 19 p 262-264 28-37 : Elsevier

[18] Salami, L., Olafadehan, A. O., [24] Troldborg, Mads. (2010) : Risk
Babagana, G., Susu, A.A. (2013) : Assessment Models and Uncertainty
Prediction of Contaminants in Estimation of Grounwater
Groundwater Polluted By Leachates Contaminant from Point Sources.
from a Landfill Site. International Technical University of Denmark
Journal of Research and Reviews in
Applied Sciences. Vol. 15 Issue 3 [25] Tong, W., Y. Rong. (2013) : Dominico
Spreadsheet Analytical Manual.
[19] Sartaj, Majid., Asghari, Keyvan., California Regional Water Quality
Mohajeri, Arash. (2004) : Laboratory Control Board: Los Angles
Investigation of Migration of Cyanide
Discharged by Steel Industries into [26] Zagury, G J., Oudjehani, K. and
Groundwater. Civil Eng. Dept. Isfahan Deschenes, L. (2004) :
University of Technology. Characterization and Availability of
Cyanide in Solid Mine Tailing from
[20] Shih, T., Y, Rong. (2001) : Manual for Gold Extzaraction Plants. Science of
Domenico NonSteady State the Total Environment 320, page 211-
Spreadsheet Analytical Model. . 224.
http://www.waterboards.ca.gov/rwqcb
4/water_issues/programs/ust/publicatio [27] Y. Arbi, R. leonardo Siregar, and Tri
ns. Diakses pada 28 Februari 2014 Padmi Damanhuri, “KAJIAN
PENCEMARAN AIR TANAH OLEH
[21] Sitarenios, Panagiotis., Bardanis, LINDI DI SEKITAR AIR DINGIN
Michael., Kavvadas, Michael. (2012) : KOTA PADANG,” Sains dan Teknol.
Evaluation of Various Soil-Water J. Keilmuan dan Apl. Teknol. Ind., vol.
Characteristic Curve Model for Soil 18, no. 1, pp. 46–52, 2018.
From Greece. Proceedingsof the
Second European Conference on [28] Y. Arbi and E. R. Aidha,
Unsaturated Soils, Volume 2. E- “SIMULATION OF MERCURY
UNSAT 2012 TRANSPORT FROM GOLD MINING
ACTIVITIES IN PELAWAN RIVER ,
[22] Soemirat. Juli. (2011) : Kesehatan SAROLANGUN,” in 4th International
Lingkungan Edisi Revisi. Gadjah Mada Conference on Technical and Vocation
University Press: Yogyakarta. Education and Training, 2017, vol. 4,
pp. 567–571.

35

Anda mungkin juga menyukai