Anda di halaman 1dari 12

OBAT SEDASI

1. Definisi
Sedasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan agen-agen farmakologik untuk menghasilkan
depresi tingkatkesadaran secara cukup sehingga menimbulkan rasa mengantuk dan
menghilangkan kecemasan tanpa kehilangankomunikasi verbal.
Sedasi minimal
suatu keadaan dimana selama terinduksi obat, pasien berespon normal terhadap perintahverbal.
Walaupun fungsi kognitif dan koordinasi terganggu, tetapi fungsi kardiovaskuler dan ventilasi
tidakdipengaruhi.

Sedasi sedang
suatu keadaan depresi kesadaran setelah terinduksi obat di mana pasien dapat berespon terhadap
perintah verbal secara spontan atau setelah diikuti oleh rangsangan taktil cahaya.
Tidakdiperlukan intervensi untuk menjaga jalan napas paten dan ventilasi spontan masih
adekuat. Fungsikardiovaskuler biasanya dijaga.

Sedasi dalam
suatu keadaan di mana selama terjadi depresi kesadaran setelah terinduksi obat, pasien sulit
dibangunkan tapi akan berespon terhadap rangsangan berulang atau rangsangan sakit.
Kemampuan untuk mempertahankan fungsi ventilasi dapat terganggu dan pasien dapat
memerlukan bantuan untuk menjaga jalan napas paten.

2. Jenis obat sedative


1. Alprazolam
2. Chlordiazepoxide.
3. Clobazam.
4. Clonazepam.
5. Diazepam.
6. Estazolam.
7. Lorazepam.
8. Midazolam.

3. Gambar
1. Alprazolam
2. Chlordiazepoxide.

3. Clobazam.

4. Clonazepam.
5. Diazepam.

6. Estazolam.

7. Lorazepam.

8. Midazolam
4. Indikasi

1. Alprazolam
Obat alprazolam digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan dan serangan
panik. Alprazolam termasuk dalam kelas obat yang disebut benzodiazepin yang bekerja pada
otak dan saraf (sistem saraf pusat) untuk menghasilkan efek menenangkan.
2. Chlordiazepoxide
Chlordiazepoxide adalah obat dengan fungsi untuk mengobati gangguan kecemasan berlebih
(anxiety disorder) dan sindrom alcohol with drawal akut. Obat ini juga dapat digunakan untuk
mengurangi rasa khawatir dan cemas sebelum menjalani operasi medis.
3. Clobazam
Clobazam adalah obat golongan antikonvulsan yang digunakan untuk mengatasi epilepsi dan
kejang. Penggunaan obat ini biasanya dikombinasi dengan obat lain untuk penderita
epilepsi. Clobazam dapat mengontrol kejang dengan menyeimbangkan aliran listrik yang ada di
dalam otak.
4. Clonazepam
Clonazepam adalah obat yang berguna untuk mencegah dan mengontrol kejang-kejang. Obat ini
dikenal sebagai obat antikejang atau anti-epilepsi. Clonazepam adalah obat yang juga berguna
untuk mengobati serangan panik.

5. Diazepam
Diazepam untuk mengatasi kejang dan gangguan kecemasan, diazepam juga digunakan untuk
mengatasi gejala putus zat akibat alkohol, otot yang tegang, serta obat penenang sebelum
tindakan medis khusus, misalnya sebelum operasi.
6. Estazolam
Estazolam digunakan untuk mengobati masalah tidur (insomnia). Obat ini dapat membuat Anda
tidur lebih cepat, dan lebih lama. Estazolam termasuk golongan obat penenang-hipnotik. Obat ini
bekerja di otak dan membuat lebih tenang.
7. Lorazepam
Lorazepam adalah obat dengan fungsi untuk mengobati kecemasan. obat ini juga dapat
digunakan untuk mengurangi gejala sakaw alkohol, untuk mencegah mual dan muntah akibat
kemoterapi, dan kesulitan tidur (insomnia).
8. Midazolam
Midazolam adalah obat golongan benzodiazepine yang diberikan sebelum operasi, untuk
mengatasi rasa cemas, membuat pikiran dan tubuh menjadi rileks, serta menimbulkan rasa
kantuk dan tidak sadarkan diri. Obat ini bekerja dengan cara memperlambat kerja otak dan
sistem saraf.

5. Kontraindikasi
1. Alprazolam
Obat ini bekerja dengan menekan sistem saraf pusat sehingga memperlambat kerja sistem
saraf. Obat ini dapat mengatasi gejala cemas karena obat ini juga memiliki efek antidepresan.
2. Chlordiazepoxide
Obat ini adalah kombinasi obat yang digunakan untuk mengobati sakit maag dan kram perut
akibat gangguan saluran pencernaan. Obat ini bekerja dengan dara menyeimbangkan
senyawa kimia tertentu didalam otak. Ketidakseimbangan senyawa tersebut akan
menyebabkan kecemasan.
3. Clobazam
Obat ini bekerja dengan cara mengembalikan keseimbangan senyawa kimia pada otak yang
dapat menyebabkan kecemasan. Bahaya nya mengkonsumsi obat clobazam ini antara lain,
perubahan pola berbicara, sulit beristirahat, tidak jelas saat berbicara, kesulitran berbicara
dan kesulitan saat duduk. Dalam menentukan pemakaian obat resiko dan ketergantungannya
harus di pertimbangkan keuntungananya dengan matang. Berhenti menggunakan obat
Clobazam secara tiba-tiba dapat meningkatkan resiko kejang atau gejala ketergantungan
obat.
4. Clonazepam
Obat ini bekerja dengan cara menyeimbangkan senyawa kimia tertentu pada otak. Perubahan
setelah mengkonsumsi obat Clonazepam ini antara lain, menjadi pelupa, nyeri pada kandung
kemih, urin keruh, perubahan cara berbicara, diare, nyeri sendi, dan hilang nafsu makan.
5. Diazepam
Obat ini bekerja dengan cara mempengaruhi zat kimia di otak sehingga memberikan efek
menenangkan selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari setelah dikonsumsi. Karena
obat ini juga biasanya digunakan sebagai obat penenang untuk mengatasi kejang dan
gangguan kecemasan. Dan obat ini tidak untuk jangka panjang.
6. Estazolam
Obat ini bekerja dengan cara memperlambat kinerja sistem saraf. Dengan begini, obat ini
akan membuat penderita insomnia merasa tenang, sehingga dapat tidur lebih cepat dan tiodur
dengan pulas. Obat ini digunakan untuk jangka pendek.
7. Lorazepam
Obat ini tergolong obat antikonvulsan jenis benzoadiazepine yang bekerja dengan cara
meningkatkan efek unsur kimia tertentu didalam otak, yaitu asam gamma-aminobutirat
(GABA). Dengan meningkatnya aktivitas GABA maka kerja otak akan melambat dan
menghasilkan efek memenangkan.
8. Midazolam
Obat ini bekerja dengan cara mempengaruhi rangsangan sistem saraf dan menenangkan otak.
Obat ini bekerja dengan cara memperlambat kerja otak dan sistem saraf.

6. Efek samping
1. Alprazolam

Efek samping :

 Sulit berkonsentrasi, merasa pusing, mengantuk, atau sakit kepala.


 Perubahan suasana hati, seperti menjadi mudah marah.
 Mudah lupa.
 Produksi air liur meningkat.
 Perubahan gairah seksual.
 Gangguan pencernaan, seperti mual, sembelit, dan perubahan nafsu makan.
 Gangguan koordinasi, seperti kesulitan berjalan atau berbicara.
 Sulit buang air kecil.
 Nyeri sendi.

2. Chlordiazepoxide
Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan chlordiazepoxide-clidinium
adalah:

 Tubuh terasa lemah dan lelah


 Mulut kering
 Sembelit
 Mual
 Sulit buang air kecil
 Gairah seksual menurun
 Perubahan siklus menstruasi
 Emosi tidak stabil

3. Clobazam

Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin dapat muncul setelah mengonsumsi
clobazam:

 Mengantuk.
 Demam.
 Infeksi saluran pernapasan bagian atas.
 Drooling
 Gelisah.
 Muntah
 Insomnia.
 Gangguan keseimbangan.
 Konstipasi.
 Kelelahan
 Batuk

4. Clonazepam
Efek samping clonazepam meliputi:

 Penurunan kesadaran
 Depresi
 Pusing
 Gangguan koordinasi gerakan (ataxia)
 Kelelahan (fatigue)
 Gangguan ingatan
 Rhinitis
 Kebingungan
 Infeksi saluran pernapasan bagian atas.

5. Diazepam
 Beberapa efek samping yang umum terjadi akibat penggunaan diazepam adalah:

 Mengantuk atau pusing


 Lemas
 Penglihatan kabur
 Gangguan keseimbangan
 Kelemahan otot
 Gemetar (tremor)
 Mudah lupa dan merasa bingung
 Gelisah

6. Estazolam
Sejumlah efek samping yang berpotensi terjadi setelah mengonsumsi obat ini meliputi:

 Pusing
 Kebingungan
 Mengantuk
 Gangguan koordinasi tubuh
 Mual dan muntah
 Sakit kepala
 Konstipasi
 Mulut kering
 Kelelahan
 Perubahan suasana hati.

7. Lorazepam

 Kebingungan, perasaan depresi, pikiran bunuh diri atau menyakiti diri sendiri;
 Hiperaktif, agitasi, permusuhan;
 Halusinasi; atau
 Perasaan pusing, pingsan

Efek samping yang tidak begitu serius mungkin termasuk:

 Mengantuk, pusing, kelelahan;


 Penglihatan kabur;
 Masalah tidur (insomnia);
 Kelemahan otot, kurangnya keseimbangan atau koordinasi;
 Amnesia atau lupa, sulit berkonsentrasi;
 Mual, muntah, sembelit;
 Perubahan nafsu makan; atau
 Ruam kulit
8. Midazolam

Sejumlah efek samping yang dapat terjadi saat menggunakan obat ini adalah:

 Linglung
 Angioedema
 Pusing
 Reaksi alergi obat.
 Hipotensi
 Mual
 Muntah
 Gangguan koordinasi tubuh.
 Mulut kering.
 Konstipasi.

7. Dosis
1. Alprazolam

Dosis alprazolam disesuaikan dengan kondisi kesehatan, usia, dan respons pasien terhadap obat.
Dosis akan dimulai dari tingkat rendah, kemudian bila perlu akan dinaikkan secara bertahap
hingga sesuai dengan kebutuhan pasien.
Berikut adalah dosis penggunaan alprazolam:
Tujuan: mengatasi kecemasan
Dewasa (18-64 tahun)
0,25-0,5 mg sebanyak 3 kali sehari. Dosis ditingkatkan setiap 3-4 hari sekali. Dosis maksimum 4
mg per hari bila dibutuhkan.
Lansia
0,25 mg sebanyak 2-3 kali per hari. Dosis dapat ditingkatkan jika dibutuhkan.
Tujuan: mengatasi gangguan panik
Penggunaan alprazolam tidak boleh langsung dihentikan. Dosis perlu diturunkan secara perlahan
dengan jumlah pengurangan tidak lebih dari 0,5 mg setiap 3 hari. Lama durasi penggunaan obat
ini sejak awal hingga berhenti umumnya tidak lebih dari 8-12 minggu.
2. Chlordiazepoxide
Tiap tablet mengandung 5 mg chlordiazepoxide dan 2,5 mg clidinium. Berikut adalah dosis
chlordiazepoxide-clidinium untuk mengatasi keluhan tukak lambung, irritable bowel syndrome,
dan enterocolitis:
Dewasa: 1-2 tablet, 3-4 kali.
Lansia: 2 kapsul atau tablet per hari, atau sesuai dengan petunjuk dokter.
3. Clobazam
Dosis clobazam berbeda-beda tiap pasien, tergantung dari keparahan penyakit dan respons tubuh
pasien terhadap obat. Berikut ini adalah dosis umum penggunaan clobazam:
Kondisi: Epilepsi
Anak-anak > 6 tahun
Dosis: 5 mg, satu kali sehari. Dosis pemeliharaan adalah 0.3-1 mg per hari. Dosis maksimal 60
mg per hari
Dewasa
Dosis: 20-30 mg per hari, satu kali sehari, sebagai dosis awal. Kenaikan dosis disesuaikan
dengan kondisi pasien. Dosis maksimal 60 mg per hari.
Lansia
Dosis: Dimulai dari dosis rendah, yaitu 5 mg, satu kali sehari. Peningkatan dosis dilakukan
bertahap disertai pengawasan.
4. Clonazepam
Berikut adalah takaran dosis yang sering diberikan sesuai dengan kondisi:
Mengatasi epilepsi
Dewasa: Dosis awal adalah 1 mg per hari, diberikan saat malam hari, selama 4 hari.Dosis ini
kemudian bisa ditingkatkan secara bertahap hingga 4-8 mg per hari berdasarkan respons tubuh
pasien. Sementara dosis maksimalnya yaitu 20 mg per hari. 
Anak-anak di atas 10 tahun: 1,5 mg/hari, dibagi dalam 3 jadwal konsumsi. Dapat ditingkatkan
sebesar 0,5-1 mg tiap 3 hari hingga kejang dapat dikontrol.Dosis pemeliharaan: 2-8
mg/hari.Dosis maksimal: 20 mg/hari.
Lansia: Dosis awal adalah 0,5 mg, diberikan tiap malam, selama 4 hari.
Gangguan panik
Dosis awal adalah 0,25 mg, dua kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 1 mg per hari
setelah 3 hari pengobatan.Dosis maksimal adalah 4 mg per hari
5. Diazepam
Dosis dewasa
 Gangguan kecemasan
2-10 mg, dikonsumsi 2-4 kali.
 Kejang
2-10 mg, dikonsumsi 2-4 kali.
 Gejala putus zat akibat alkohol
5-10 mg setiap 6-8 jam.
Dosis lansia atau pasien dengan kondisi khusus
 Dimulai dari 2-2,5 mg, dikonsumsi 1-2 kali. Dosis dapat dinaikan secara perlahan jika
dibutuhkan.
Dosis anak-anak
 1-2,5 mg, dikonsumsi 3-4 kali/hari. Dosis dapat dinaikan secara perlahan jika dibutuhkan.
 Untuk diazepam dalam bentuk suntik atau supositoria, dokter akan menyesuaikannya
dengan kondisi pasien di rumah sakit.

6. Estazolam

Dosis Estazolam meliputi:
Obat ini hanya boleh digunakan untuk jangka pendek, yaitu tidak lebih dari dua minggu. Dosis
estazolam untuk orang dewasa adalah sebanyak 1-2 miligram per hari. Sedangkan, dosis obat
untuk orang lanjut usia ialah sebanyak 0,5-1 miligram per hari.
7. Lorazepam
Dosis dewasa :
Dosis awal: 1-4 mg IV setiap 10 sampai 20 menit untuk mengendalikan agitasi akut.
Dosis pemeliharaan: 1-4 mg IV setiap 2-6 jam sesuai yang diperlukan untuk mempertahankan
tingkat bius yang diinginkan.
Dosis anak :
Beberapa dosis: Beberapa penggunaan utama 0,02-0,05 mg / kg / dosis (dosis maksimum: 2 mg)
setiap 6 jam sesuai kebutuhan
Dosis Anak-anak Biasa untuk Kecemasan: Bayi dan Anak-anak: Biasa: 0,05 mg / kg / dosis
(dosis maksimum: 2 mg / dosis) setiap 4-8 jam; Kisaran: 0,02-0,1 mg / kg
Dosis Anak-anak Biasa untuk Bius: Bius(preprosedur): Bayi dan Anak-anak:
Oral, IM, IV: Biasa: 0,05 mg / kg; Kisaran: 0,02-0,09 mg / kg
IV: Dapat menggunakan dosis yang lebih kecil (misalnya, 0,01-0,03 mg / kg) dan ulangi setiap
20 menit, yang diperlukan sesuai titrasi untuk berfungsi
Dosis Anak-anak Biasa untuk Status Epileptikus: Bayi dan Anak: 0,05-0,1 mg / kg (maksimum:
4 mg / dosis) IV lambat selama lebih dari 2 sampai 5 menit (kecepatan maksimum: 2 mg /
menit); dapat mengulang setiap 10 sampai 15 menit jika diperlukan.
Remaja: 0,07 mg / kg (maksimum: 4 mg / dosis) IV lambat selama lebih dari 2 sampai 5 menit
(kecepatan maksimum: 2 mg / menit); mungkin dapat diulangi dalam 10 sampai 15 menit jika
diperlukan; dosis total maksimum biasa: 8 mg.
8. Midazolam.
Dewasa: Dosis awal adalah 0,03-0,3 mg/kgBB. Dosis pemeliharaan adalah 0,02-0,2 mg/kgBB
per jam.
Bayi usia <32 minggu: Dosis 60 mcg/kgBB per jam melalui infus berkelanjutan. Dosis
diturunkan menjadi 30 mcg/kgBB per jam setelah 24 jam. Waktu maksimal pengobatan adalah
empat hari.
Bayi usia 32 minggu hingga 6 bulan: Dosis 60 mcg/kgBB per jam. Maksimal pengobatan adalah
empat hari.
Bayi usia 6 bulan hingga anak usia 12 tahun: Dosis awal adalah 50-200 mcg/kgBB. Dosis
pemeliharaan adalah 30-120 mcg/kgBB per jam yang diberikan melalui infus berkelanjutan.
Lansia: Diskusikan dosis yang tepat bersama dokter
Kondisi: Obat bius
Midazolam intravena
Dewasa: Dosis total adalah 150-350 mcg/kgBB.
Anak usia >7 tahun: Dosis: 150 mcg/kgBB
Lansia: Dosis 50-300 mcg/kgBB.

Anda mungkin juga menyukai