Anda di halaman 1dari 4

Obat Pelumpuh Otot

 Pengertian obat pelumpuh otot adalah obat yang menghambat sistem kerja syaraf ke
otot-otot dalam tubuh dan dapat digunakan selama intubasi dan pembedahan untuk
memudahkan pelaksanaan anastesi.
 Jenis obat pelumpuh otot dibagi menjadi 2 yaitu: pelumpuh otot depolarisasi (non
kompetitif, leptokurare) dsan nondepolarisasi (kompetitif, takikurare).

Jenis : Depolarisasi

Nama dan gambar obat : 1. Suksinil-kolin

Indikasi obat : 1. Untuk intubasi vepat


2. Pengelolaan spasme larisng
3. Kejang listrik
4. bronkoskopi
Kontraindikasi : 1. Hiperkalemia > 5,5 mEq/L, misal pada gagal ginjal
2. Kelainan otot, malignat hipertermia, myastenia gravis,
uscular dystropy
3. Trauma otot massive
4. Luka bakar, 7-60 hari
5. Luka tusuk orbita, karena dapat menyebabkan peningkatan tekanan
intraokuler
6. gangguan neurologi, parapelgia, neurodegenerative desease
Efek samping obat : 1. Nyeri otot pasca pemberian
2. peningkatan tekanan intra ocular
3. peningkatan tekanan intracaranial
4. peningkatan intragastrik
5. peningkatan kadar kalium plasma
6. aritmia jantung
7. lama kerja yang memanjang

Dosis obat : Suksinilkolin 0,5-1mg/kgBB IV


Onset kerja cepat (30-60 detik)
Durasi kerja singkat (3-5 menit) memfasilitasi intubasi trake
 Jenis NonDepolarisasi
1. Tubokurarin
a. Indikasi : relaksasi otot
b. Kontraindikasi : asma bronkial, renal disfungsi, myastenia gravis, diabetes
melitus, hipotensi
c. Efek samping : hipotensi dan brakikardi, pada dosis yang sangat besar bersifat
inotropik negative
d. Dosis obat : paralisis otot intraabdominal : 10-15mg, intubasi trakea : 10-20mg

2. Doksakarium
a. Indikasi : obat penyekat neuromuskuler nondepolarisasi aksi lama. Bersifat
mengantagonis aksi asetikolin.
b. Efek samping : kardiovaskuler (hipotensi, kemerah-merahan, infark miokard),
dermatologik ( ruam, urtikaria), anuria, pulmoner( hipoventilasi, apneu,
bronkoskape)
c. Dosis obat : dosis intubasi 0,05-0,08 mg/kg/I.V

3. Pipekuronium
a. Indikasi : obat penyekat neuromuskular nondepoplarisasi beraksi panjang,
merupaka turunan piperzium
b. Kontraindikasi :
c. Efek samping : hipotensi, hipertensi, brakikardi, infark miokard, hipoventilasi,
apneu, anuria, ruam, urtiakaria
d. Dosis obat : dosis intubasi 0,07-0,085 mg/kg/I.V

4. Pankuronium bromida (pavulon)


a. Indikasi : pelemas otot nondepolarisasi dengan lama kerja menengah
b. Kontraindikasi : hipertensi, kelainan otot ( malignant hy[ertermia), miastenia
gravis, muscular distropy
c. Efek samping : takikardia, hipertensi, hipoventilasi, kemerahan, bronkoskape
d. Dosis obat : relaksasi otot 0,08mg/kg BB/ IV dewasa
Rumatan ½ dosis awal
Intubasi trakea 0,15mg/kg BB/IV

5. Galamin (flaxedil)
a. Indikasi : relaksan otot, menstabilkan kontraksi otot selama prosedur pembedahan
b. Kontaindikasi : insufisiensi jantung, takikardia
c. Efek samping : tekikardia, hipertensi, aritmia, hipoventilasi
d. Dosis obat : 80-100mg IV

6. Alkuronium klorida (alloferine)


a. Indikasi : relaksan otot rangka
b. Kontraindikasi : gangguan jantung
c. Efek samping : hipotensi, apneu, bronkokonstriksi, penurunan motilitas usus
d. Dosis obat : dosis relaksasi pembedahan (0,15mg/kgBB/IV dewas
0,125-0,2mg/kgBB/IV anak
Dosis intibasi trakea 0,3mg/kgBB/IV

7. Atrakurium Besilat (tracrium)


a. Indikasi : tambahan terhadap anastesi umum pada prosedur intubasi, merelaksasi
otot rangka dan mengendalikan ventilasi
b. Kontraindikasi : hipersensitivitas
c. Efek samping : rasa panas dan kemerahan pada kulit, hipotensi ringan akibat
pelepasan histamin, bronkoskape
d. Dosis obat : dewasa (03-0,6mg/kgBB/IV)
Intubasi 0,5-0,6mg/kgBB, Pemeliharaan 0,1-0,2mg/kgBB
8. Rukoronium
a. Indikasi : tambahan terhadap anastesi umum
b. Kontraindikasi : hipersensitiv bromida
c. Efek samping
d. Dosis obat : intubasi 0,6mg/kgBB
Pemeliharaan 0,15mg/kgBB

Anda mungkin juga menyukai